Sampai di dapur Tia lihat ada beberapa pelayan yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi. Ia belum perna masuk ke dapur sebelumnya, ini pertama kalinya ia melihat kesibukan orang-orang di dapur. Ia sedikit bingung, apa yang harus ia lakukan? Namun ada satu hal lagi yang membuat Tia bertanya-tanya. Kenapa sarapan yang disiapkan sebanyak itu? Bukankan majikan mereka cuman satu orang di rumah ini? Tidak mau ambil pusing Tia menghampiri salah satu pelayan yang sedang memasak.
"Hei, aku Tia. Ada yang bisa aku bantu?" sapa Tia.
"Em... Sepertinya tidak ada. Semuanya sudah hampir siap," ujar pelayan tersebut dengan ramah.
"Kalian sangat hebat dapat mengerjakan semuanya dengan cepat dan rapi. Aku sungguh terkesan. Tapi ngomong-ngomong, masakannya banyak sekali, padahal hanya untuk satu orang," tanya Tia sedikit penasaran.
"Tidak. Ini bukan untuk tuan muda tapi untuk kita semua. Sarapan untuk tuan muda sudah disiapkan langsung oleh koki."
"Oh, ternyata begitu. Aku pikir pelayan juga makan masakan koki."
"Koki tidak akan sudi memasak makanan untuk pelayan seperti kita. Mereka cuman mau memasak untuk orang-orang kaya."
"Kenapa tidak mau? Mereka digaji untuk memasak makan untuk semua orang, 'kan?"
"Sepertinya kau sama sekali tidak tahu. Koki yang berkerja di rumah ini bukanlah koki biasa. Mereka disewa khusus dan merupakan koki-koki terkenal. Perna waktu itu tuan muda menyewa koki yang bahkan sering berkerja di dapur kerajaan."
"Iya, aku memang tidak tahu hal itu. Aku cuman berpikir begitu."
"Em... Tia. Bagaimana kalau kau membantu mengantarkan makanan ini ke meja makanan?" pelayan tersebut memberikan nampan dengan piring di atasnya.
"Baiklah."
Tia menerima nampan tersebut dan dengan hati-hati membawanya menuju ruang makan. Baru dua langka berjalan tiba-tiba ia dikagetkan dengan pengurus Zack yang memanggil namanya.
"Tia!" panggil pengurus Zack sedikit membentak.
Kaget karna hal itu hampir saja Tia menjatuhkan nampan berisi makanan tersebut. "Fiuuh... Itu tadi hampir saja," Tia menghembuskan nafas lega lalu menatap kesal pada pengurus Zack. "Apa?!! Kau tidak lihat aku sedang membawa ini? Kalau jatuh tadi, bagaimana?!"
"Apa yang kau lakukan disini? Sudah aku bilang untuk menyiapkan pakaian tuan muda. Kenapa kau malah meminta orang lain yang melakukannya?"
"Aku tidak memintanya. Dia sendiri yang bersikeras mau," kata Tia membela diri.
"Kau itu adalah pelayan pribadi tuan muda.
"Sekarang kau ikut aku! Tuan muda memanggilku."
Pengurus Zack merebut paksa nampan yang Tia pegang dan memberikannya pada pelayan lain. Lalu ia menarik tangan Tia pergi dari dapur tersebut. Pengurus Zack membawa Tia menghadap Axton yang telah menunggunya di kamar. Sampai disana, terlihat Fei telah duduk bertekuk lutut di depan Axton. Apa yang terjadi? Tia dibuat kebingungan dengan pemandangan tersebut. Namun dari semua itu, sorot mata tajam Axton lah yang membuat Tia sedikit memalingkan mukanya.
"Apa yang terjadi? Aura Rubah ini penuh tekanan," pikir Tia.
"Kenapa kali ini Kelinci memalingkan mukanya? Apa aku membuatnya takut?" kata Axton dalam hati.
Axton berkedip beberapa kali. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Axton mencoba menenangkan dirinya agar suasana disekitar mereka berubah.
"Darimana saja kau? Bukankah aku sudah meminta pengurus Zack menerangkan semua tugas-tugas mu, termasuk menyiapkan pakaian untukku. Kenapa pelayan ini yang malah datang?" tanya Axton minta penjelasan dari Tia. Axton terpaksa harus bersikap tegas pada Tia walau sebenarnya ia tak ingin.
"Aku memang mau menyiapkan pakaianmu, namun pelayan ini bersikeras mau melakukannya. Iya, aku terima-terima saja. Aku tidak sudi mempeributkan masalah kecil seperti ini," jelas Tia.
"Semua yang ia katakan merupakan kebohongan, tuan muda. Dialah yang memintaku menyiapkan pakaian untuk anda kenakan hari ini," kata Fei mencoba membalikkan fakta agar ia tidak mendapat hukuman.
"Apa? Kau menuduhku sebagai pembohong padahal kau sendiri yang berbohong! Berani sekali kau, dasar pelayan rendahan!" bentak Tia tidak terima dituduh seperti itu.
"Anda lihat sendiri 'kan tuan muda? Dia saja berani membentak saya dihadapan anda," Fei menambahkan raut wajah sedih penuh belas kasihan dalam aktingnya. "Saya sama sekali tidak keberatan dibentak seperti itu. Tapi dia sungguh tidak menghormati anda sebagai majikan. Huhu... Kenapa kau begitu membenciku?"
"Iiih... Kau membuatku jijik. Hapus saja air mata palsumu itu. Semakin kau menangis semakin menampakkan kaulah yang berbohong dalam hal ini."
"Saya tidak berbohong, justru kau lah yang berbohong. Saya mohon tuan muda, wanita ini sudah memfitnah saya," bukannya berhenti, Fei semakin berlerai air mata.
Tia melipat kedua tangannya di dada. "Aku tak habis pikir. Bagaimana bisa kau memutar balikkan fakta semudah itu? Kau ini benar-benar pelayan yang licik."
"Sudah cukup! Aku tidak akan tahu siapa yang benar atau salah jika kalian ribut dihadapanku!" lerai Axton dengan nada tinggi. "Hah... Begini saja. Tunjukan saja buktinya jika kalian tidak berbohong padaku."
"Bukti seperti apa?" tanya Fei sedikit kebingungan.
"Bukti seperti pakaian apa yang harus aku siapkan hari ini. Pengurus Zack mengatakan padaku untuk menyiapkan setelan jas putih. Lalu, kenapa kau malah menyiapkan setelan jas seperti biasa?"
"He-hetikan kebohongan mu Tia. Kau sendiri yang bilang padaku untuk menyiapkan setelan jas seperti biasa. Kau pasti sengaja memintaku melakukan ini agar kau bebas dari tuduhan dan..."
"Aha... Itulah buktinya. Pengurus Zack sama sekali tidak memberitahu ku harus menyiapkan pakaian apa. Bagaimana bisa kau mengatakan kalau aku menyuruhmu menyiapkan setelan jas biasa?" potong Tia seketika membuat Fei tersentak.
"Apa?! Ka-kau menjebakku. Tuan muda, dia berkata berbelit-belit untuk membingungkan anda. Aku mohon percaya padaku."
"Tidak. Jika kau mengatakan yang sebenarnya dari awal, kau pasti tahu aku berkata jujur atau tidak. Tapi sebaliknya. Jika kau mengucapkan kebohongan, secara naluri kau akan berpikir aku mengatakan yang sebenarnya untuk membela diri. Sebab itu kau tidak tahu aku membohongimu dan kau malah menyakal perkataanku yang sejak awal memang tidak ada."
"Tuan muda, apa yang Tia katakan benar. Saya tidak meminta untuk menyiapkan pakaian apa yang akan anda pakai hari ini," kata pengurus Zack membenarkan Tia.
"He, tidak aku sangka kesalahanmu malah menguntungkan Kelinci ini," lirik Axton pada pengurus Zack dengan raut wajah datar.
"Eh... Tuan muda..."
Axton mengangkat tangannya memberi isyarat diam. "Jadi Fei, mengingat kau telah berkerja untukku selama bertahun-tahun dan minim melakukan kesalahan. Aku akan menghukum ku membereskan gudang belakang sendirian."
"Tapi, aku..."
"Cepat lakukan! Atau kau ingin berhenti dari perkerjaanmu? Kau tinggal memilihnya," tegas Axton.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Retno Palupi
aura nona muda emang beda
2024-04-10
1
Rosmaliza Malik
kan dah kantoi (ketahuan)...
bunga2 perang udah bermula...hehe
2024-02-05
0