Kesialan bertambah

Ting!

Satu notifikasi masuk ke hp Tia, itu membuat lamunan Tia buyar. Ia mengeluarkan hpnya lalu mengecek notifikasi apa itu. Betapa terkejutnya ia begitu mengetahui notifikasi tersebut berasal dari akun kartu kerditnya.

"Apa?! Papa tidak sungguh-sungguh melakukan ini, 'kan?!!" teriak Tia sangking kaget nya. "Huhu... Nasifku sial sekali. Apa yang papa pikirkan? Tidak mengapa papa mengusirku tapi tidak perlu sampai memblokir akun kartu kredit ku juga. Padahal aku berencana mau menginap di hotel malam ini, namun sekarang aku sudah tidak punya uang. Huaaaah..... Dari nona muda terhormat malah berakhir jadi gelandangan. Hah... Sepertinya aku hanya bisa meminta bantuan Carol."

Tia mencoba menghubungi sahabatnya, Carol. Ia berharap sahabatnya itu dapat membantunya malam ini. Iya setidaknya seperti memberikan tumpangan untuk menginap. Baru hendak menelpon Carol, tiba-tiba datang tiga orang pria menghampiri Tia.

"Hallo cantik. Apa yang membuatmu ada di taman malam-malam begini?" sapa salah satu dari ketiga pria itu. Dia sepertinya bos dari kedua pria yang lain.

"Pergilah! Aku sedang sedih. Jangan menggaguku," usir Tia tanpa melirik ketiga pria itu sama sekali.

"Aduuh... Galak sekali," ujar salah satu dari mereka dengan nada mengejek.

"Jadi wanita itu jangan suka galak-galak, nanti cepat tua," sambung yang lain, lalu mereka berdua tertawa.

"Kalau bilang tadi sedang sedih. Bagaimana kalau kau ikut kami? Aku jamin kami akan membuatmu bahagia malam ini," kata bos preman tersebut.

"Oh, benarkah?" kali ini Tia menoleh pada para preman itu sambil tersenyum. Lalu Tia mengulurkan tangannya pada mereka sambil menggoda. "Tarik aku kalau begitu."

Melihat ekspresi Tia yang begitu menggoda tentu sangat disayangkan jika ditolak begitu saja. Bos preman tersebut segera mengapai tangan Tia yang lembut. Namun saat tangan mereka bersentuhan, Tia tiba-tiba menarik tangan pria tersebut dengan tangan yang lain bersiap meluncurkan satu pukulan. Tidak menduga kalau Tia akan memukul dengan tangan kiri membuat bos preman tersebut tidak dapat menghindari serangan itu. Tia berhasil menonjol wajah bos preman itu sampai terguling di tanah. Siapa menduga kalau gadis manis dihadapan mereka ini memiliki tenaga yang cukup kuat, melebih gadis pada umumnya. Bahkan kedua bawahan preman itu dibuat terkejut sampai mematung dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Aw..." bos preman itu berusaha bangkit sambil menyekat darah di sudut bibirnya. "Kurang ajar! Kenapa kalian berdua diam saja? Tangkap gadis sialan itu!" perintah bos mereka.

"Majulah. Mumpung aku sedang kesal malam ini. Jangan salahkan aku melampiaskannya pada kalian," Tia mengeretakan kesepuluh jarinya sambil menyeringai.

Kedua bawahan bos preman itu lekas maju menyerang Tia. Pertarungan sengit terjadi diantara mereka. Berkat keahlian bela diri yang Tia kuasai, melawan para preman ini bukan masalah besar baginya. Para preman itu sama sekali tidak memiliki keahlian bela diri. Mereka cuman mengandalkan kekuatan saja. Setiap serangan yang mereka lakukan punya banyak celah yang membuat Tia semakin mudah melawan ketiganya. Tidak sampai satu jam ketiga pria tersebut telah tergeletak di tanah. Tubuh mereka dipenuhi rasa sakit akibat dihajar seorang wanita yang sempat mereka remehkan. Yang paling parah dari ketiganya adalah bos preman itu. Ia sampai muntah darah.

"Ayok bangun. Kita main lagi. Aku belum puas menghajar kalian bertiga," kata Tia dengan senyum jahat di wajahnya.

"Tidak. Aku mohon ampunilah kami."

"Kami mengaku salah."

"Maafkan kami."

"Kami janji tidak akan berani lagi mengganggu nona."

"Iya. Mulai sekarang nona adalah bos kami."

"Tolong jangan hajar kami lagi."

Ketiga preman itu terus memohon saling bergantian sambil bersudut di depan Tia. Baru kali ini mereka dihajar sampai babak belur oleh seorang wanita. Mereka benar-benar kapok dan mungkin tidak berani lagi mengganggu sembarang wanita. Mana tahu nanti mereka malah bertemu dengan wanita seperti Tia lagi.

"Pergilah. Aku malas berurusan dengan kalian lagi."

"Terima kasih. Terima kasih banyak," kata mereka bersamaan.

"Tapi ingat, jangan sampai aku melihat kalian bertiga lagi. Kalau tidak... Aku bisa pastikan kalian tidak akan aku ampuni," dengan jahilnya Tia malah mengambil kesempatan ini untuk menakut-nakuti mereka.

"Kami janji. Ayok kita pergi dari sini."

Bos preman itu lekas buru-buru mengajak bawahannya pergi dari taman tersebut. Dengan jalan terseok-seok mereka bergegas menjauh meninggalkan Tia sendirian.

"Dasar para preman payah!"

Sementara itu disisi lain taman ada seorang pria dengan setelan jas hitam lengkap sedang berjalan tertatih-tatih. Pria itu bernama Axton Bastian Robinson, seorang CEO muda dari kota tetangga. Maksud kedatangannya ke kota ini tak lain dan tak bukan hanya untuk urusan perkejaan. Axton baru saja kembali dari pesta perjamuan kerjasama antara dua perusahaan. Kenapa dia bisa ada di taman tersebut? Karna taman itu bersebrangan dengan gedung tempat dimana pesta berlangsung. Ia pergi kesana cuman sekedar mencari kesunyian semata dan menghirup udara segar. Kepalanya sedikit pusing disebabkan seteguk minuman beralkohol. Ia dilarang minum alkohol demi kesehatannya sendiri. Serasa rasa pusingnya sedikit membaik, ia mengeluarkan hpnya lalu mengirim pesan pada seseorang. setelah mendapat balasan balik, Axton menyimpan hpnya di saku jasnya. Saat itulah ia melihat Tia yang masih dilanda kekesalan.

"Em... Apa yang dilakukan gadis itu sendirian di taman pada malam hari seperti ini?" pikir Axton. Ia mencoba menghampiri Tia. "Nona..." sapa Axton sambil menepuk pundak Tia.

"Sudah aku bilang jangan mengganguku lagi! Apa kalian tidak kapok!" bentak Tia. Tanpa peringatan Tia refleks mencengkram tangan Axtol lalu membatingnya ke tanah.

"Argh!" pikik Axton menahan sakit di punggungnya.

"Hah?!" Tia menutup mulutnya mengangah sangking kaget nya kalau ternyata orang yang ia banting bukanlah para preman sebelumnya. "Maaf, maafkan aku. Aku pikir kau para preman itu. Aku sungguh tidak sengaja membantingmu."

Niat hati Tia mau membantu Axton berdiri namun apesnya Tia malah menyenggol kopernya sendiri yang membuat koper tersebut terbalik menghantam kaki kiri Axton dan sekalian Tia jatuh menimpah tubuhnya. Axton dibuat hampir kehilangan kesadaran akibat kejadian itu.

"Wanita kasar ini... Seharusnya aku tidak menyapanya tadi," batin Axton.

"Aduuh... Kepalaku sakit," rintih Tia sambil mengangkat tubuhnya tapi tidak lekas berdiri. "Apa kau tidak apa-apa?" tanyanya pada Axton

"Bisa, kau bangun dari tubuhku?"

"Ah?! Maafkan saya."

Tia segera bangun dari tubuh Axton. Melihat kopernya menimpa kaki Axton, ia bermaksud mengangkat koper tersebut. Tapi malangnya tangan Tia terlalu licin yang membuat koper tersebut terlepas dari genggamannya. Tak ayal kopernya kembali menimpa kaki kiri Axton yang membuat Axton berteriak kesakitan. Lalu tak lama Axton malah berakhir pingsan. Tia seketika panik bukan main.

.

.

.

.

.

.

ξκύαε

Terpopuler

Comments

Nonna Mel

Nonna Mel

thor bab pertama udh bagus plis jgn dilebay"in masalah koper
ya x kejatuhan koper bisa pingsan mana cwo lg yg pingsan

2024-02-21

1

kagome

kagome

seGEDE dan seBERAT apa ci kopernya kok ampe pingsan?????
jangan2 modus tu org ya thor

2023-11-25

1

Rupink Chiabella

Rupink Chiabella

ketiban koper ko sampe pingsan

2023-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Diusir dari rumah
2 Kesialan bertambah
3 Menjadi pelayan pribadi
4 Kembali ke kediaman
5 Kediaman tuan muda
6 Pelayan rumah
7 Sisi lain Tia
8 Kebohongan dibalas kebohongan
9 Pakaian pelayan
10 Kehadiran Ny. Robinson
11 Pengadu
12 Kericuhan di dapur
13 Alasan yang tepat
14 Perusahaan RBS
15 Selalu membuat kesal
16 Segelintir kerikil
17 Rencana
18 Drama pagi
19 Rancangan mobil baru
20 Kambuh
21 Tidak ada yang bisa kau sembunyikan
22 Kesehatanmu
23 Apakah akan berhasil?
24 Salah orang
25 Meremehkan
26 Tidak bisa tidur
27 Memohon
28 Piston
29 Para pembalap
30 Garis finish
31 Satu putaran saja
32 Teguran
33 Saatnya mandi, Gloria
34 Makan malam
35 Lalat pengganggu
36 Berbelanja
37 Masalah di perusahaan
38 Kehadiranmu
39 Batasan
40 Mau ikut, tidak?
41 Menerima taruhan
42 Tidak terima
43 Mulai akrab
44 Tak perlu repot
45 Tidak bisa berbohong
46 Hadiah untukmu
47 Rencananya
48 Sepakat
49 Siapa bilang?
50 Minta izin
51 Persiapan
52 Bukit Bintang
53 Balapan liar
54 Aku terima
55 Malam belum berakhir
56 Malam menegangkan
57 Mencurigai
58 Kesiangan
59 Hasil pemeriksaan
60 Tidak perlu mengelak lagi
61 Keputusan rapat
62 Masih ragu
63 Yang ditakutkan Gloria
64 Keusilan mereka
65 Kediaman utama
66 Siapa sebenarnya kau ini, Zack?
67 Telpon dari Ramos
68 Jangan ingat!
69 Semuanya teratasi
70 Permintaan
71 Tak berkedip
72 Teman lama
73 Gloria yang menentukan
74 Tamu tak diduga
75 Rencana lain
76 Berakting
77 Perjalanan pulang
78 Bianglala taman hiburan
79 Tergesa-gesa
80 Sembunyi
81 Rencana
82 Kejutan tak terduga
83 Tamu tak diundang
84 Makan malam
85 Memancing emosi
86 Hukuman atau mengambil kesempatan?
87 Cerita lama
88 Tidak bisa konsentrasi
89 Antusias
90 RBScat
91 Insiden yang tidak diinginkan
92 Mencoba menghibur
93 Musuh dalam selimut
94 Tujuan keluarga Torres
95 Tuduhan pada seseorang
96 Mencari solusi
97 RBS sportcar pertama
98 Kenangan masa lalu
99 Penyesalan selalu datang diakhir
100 Kendala yang sama
101 Perbandingan yang jauh
102 Ikut bermain
103 Mampir sebentar
104 Kesetaraan
105 Tanpa izin
106 Gara-gara biskuit Krisan
107 Berangkat ke kota Y
108 Membereskan masalah
109 Kedatangan
110 Disatu sisi
111 Obrolan
112 Kembali ke kota X
113 Taruhan
114 Siapa yang malu?
115 Adik kecil
116 Rahasia masih dijaga
117 Kecurigaan semakin besar
118 Terpojok
119 Kepercayaan
120 Pelaku yang sebenarnya
121 Masih salah juga
122 Curhat sedikit
123 Kedatangan Abraham
124 Ingin jujur
125 Turun tangan
126 Membujuk
127 Terima kasih
128 Dengan syarat...
129 Ujuk kebolehan
130 Lebih dari harapan
131 Mengganggu saja
132 Sponsor
133 Sebuah saran
134 Pengalihan
135 Memojokkan
136 Mengingatkan
137 Awal permulaan
138 Tidak mengherankan
139 Persiapan
140 Kehadiran seseorang
141 Orang tua Tia
142 Rally race
143 Besar kemungkinan
144 Kemenangan
145 Rencana Sally
146 Kesalahpahaman
147 Rencana keluarga Torres yang sebenarnya
148 Perkelahian
149 Rumah sakit
150 Dia lebih peduli
151 Harapan
152 Vilda Robinson
153 Akan aku coba
154 Satu-persatu terbangun
155 Jawaban
156 Memberi pelajaran
157 Penderitaan kalian belum selesai
158 Memutus hubungan
159 Luka yang tak akan sembuh
160 Restu ibu
161 Kakak beradik
162 Kunjungan
163 Bersiap sedia
164 Dimulai
165 Kemenangan
166 Menarik perhatian
167 Peraturan keluarga
168 Memikirkan cara
169 Pesta di kediaman
170 Demi putri kami
171 Bujukan
172 Insinden itu terulang kembali
173 Kelakuan Kelincimu, Axton
174 Nasi sudah jadi bubur
175 Balasan untukmu, Dona
176 Saran pengobatan
177 Keberangkatan
178 Pekerjaan di RBS
179 Rasa rindu
180 Memori yang terlupakan
181 Keluh kesah
182 Hiburan
183 Jahil sedikit
184 Kejutan
185 Pertanyaan
186 Sekotak pita berwarna
187 Memori yang kembali
188 Kebohongan
189 Menjalani CT scan
190 Pengungkapan perasaan
191 Jatuh ke kolam
192 Bagaimana memberitahu dia?
193 Pengorbanan seorang kakak
194 Kenapa harus dirimu?
195 Yang mana yang lebih mengejutkan
196 Pengganggu kembali
197 Musuh lama
198 Serangan tak terduga
199 Mereka tiba lebih awal
200 Orang yang bisa diandalkan
201 Permasalahan selesai
202 Kenapa tidak memberitahu ku?
203 Dokter yang imut
204 Dua pasangan
205 Puding coklat strawberry
206 Musuh Four Shadows
207 Jangan buat Adelio marah
208 Semuanya sudah dibereskan
209 Dua kabar
210 Persiapan Zack
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Diusir dari rumah
2
Kesialan bertambah
3
Menjadi pelayan pribadi
4
Kembali ke kediaman
5
Kediaman tuan muda
6
Pelayan rumah
7
Sisi lain Tia
8
Kebohongan dibalas kebohongan
9
Pakaian pelayan
10
Kehadiran Ny. Robinson
11
Pengadu
12
Kericuhan di dapur
13
Alasan yang tepat
14
Perusahaan RBS
15
Selalu membuat kesal
16
Segelintir kerikil
17
Rencana
18
Drama pagi
19
Rancangan mobil baru
20
Kambuh
21
Tidak ada yang bisa kau sembunyikan
22
Kesehatanmu
23
Apakah akan berhasil?
24
Salah orang
25
Meremehkan
26
Tidak bisa tidur
27
Memohon
28
Piston
29
Para pembalap
30
Garis finish
31
Satu putaran saja
32
Teguran
33
Saatnya mandi, Gloria
34
Makan malam
35
Lalat pengganggu
36
Berbelanja
37
Masalah di perusahaan
38
Kehadiranmu
39
Batasan
40
Mau ikut, tidak?
41
Menerima taruhan
42
Tidak terima
43
Mulai akrab
44
Tak perlu repot
45
Tidak bisa berbohong
46
Hadiah untukmu
47
Rencananya
48
Sepakat
49
Siapa bilang?
50
Minta izin
51
Persiapan
52
Bukit Bintang
53
Balapan liar
54
Aku terima
55
Malam belum berakhir
56
Malam menegangkan
57
Mencurigai
58
Kesiangan
59
Hasil pemeriksaan
60
Tidak perlu mengelak lagi
61
Keputusan rapat
62
Masih ragu
63
Yang ditakutkan Gloria
64
Keusilan mereka
65
Kediaman utama
66
Siapa sebenarnya kau ini, Zack?
67
Telpon dari Ramos
68
Jangan ingat!
69
Semuanya teratasi
70
Permintaan
71
Tak berkedip
72
Teman lama
73
Gloria yang menentukan
74
Tamu tak diduga
75
Rencana lain
76
Berakting
77
Perjalanan pulang
78
Bianglala taman hiburan
79
Tergesa-gesa
80
Sembunyi
81
Rencana
82
Kejutan tak terduga
83
Tamu tak diundang
84
Makan malam
85
Memancing emosi
86
Hukuman atau mengambil kesempatan?
87
Cerita lama
88
Tidak bisa konsentrasi
89
Antusias
90
RBScat
91
Insiden yang tidak diinginkan
92
Mencoba menghibur
93
Musuh dalam selimut
94
Tujuan keluarga Torres
95
Tuduhan pada seseorang
96
Mencari solusi
97
RBS sportcar pertama
98
Kenangan masa lalu
99
Penyesalan selalu datang diakhir
100
Kendala yang sama
101
Perbandingan yang jauh
102
Ikut bermain
103
Mampir sebentar
104
Kesetaraan
105
Tanpa izin
106
Gara-gara biskuit Krisan
107
Berangkat ke kota Y
108
Membereskan masalah
109
Kedatangan
110
Disatu sisi
111
Obrolan
112
Kembali ke kota X
113
Taruhan
114
Siapa yang malu?
115
Adik kecil
116
Rahasia masih dijaga
117
Kecurigaan semakin besar
118
Terpojok
119
Kepercayaan
120
Pelaku yang sebenarnya
121
Masih salah juga
122
Curhat sedikit
123
Kedatangan Abraham
124
Ingin jujur
125
Turun tangan
126
Membujuk
127
Terima kasih
128
Dengan syarat...
129
Ujuk kebolehan
130
Lebih dari harapan
131
Mengganggu saja
132
Sponsor
133
Sebuah saran
134
Pengalihan
135
Memojokkan
136
Mengingatkan
137
Awal permulaan
138
Tidak mengherankan
139
Persiapan
140
Kehadiran seseorang
141
Orang tua Tia
142
Rally race
143
Besar kemungkinan
144
Kemenangan
145
Rencana Sally
146
Kesalahpahaman
147
Rencana keluarga Torres yang sebenarnya
148
Perkelahian
149
Rumah sakit
150
Dia lebih peduli
151
Harapan
152
Vilda Robinson
153
Akan aku coba
154
Satu-persatu terbangun
155
Jawaban
156
Memberi pelajaran
157
Penderitaan kalian belum selesai
158
Memutus hubungan
159
Luka yang tak akan sembuh
160
Restu ibu
161
Kakak beradik
162
Kunjungan
163
Bersiap sedia
164
Dimulai
165
Kemenangan
166
Menarik perhatian
167
Peraturan keluarga
168
Memikirkan cara
169
Pesta di kediaman
170
Demi putri kami
171
Bujukan
172
Insinden itu terulang kembali
173
Kelakuan Kelincimu, Axton
174
Nasi sudah jadi bubur
175
Balasan untukmu, Dona
176
Saran pengobatan
177
Keberangkatan
178
Pekerjaan di RBS
179
Rasa rindu
180
Memori yang terlupakan
181
Keluh kesah
182
Hiburan
183
Jahil sedikit
184
Kejutan
185
Pertanyaan
186
Sekotak pita berwarna
187
Memori yang kembali
188
Kebohongan
189
Menjalani CT scan
190
Pengungkapan perasaan
191
Jatuh ke kolam
192
Bagaimana memberitahu dia?
193
Pengorbanan seorang kakak
194
Kenapa harus dirimu?
195
Yang mana yang lebih mengejutkan
196
Pengganggu kembali
197
Musuh lama
198
Serangan tak terduga
199
Mereka tiba lebih awal
200
Orang yang bisa diandalkan
201
Permasalahan selesai
202
Kenapa tidak memberitahu ku?
203
Dokter yang imut
204
Dua pasangan
205
Puding coklat strawberry
206
Musuh Four Shadows
207
Jangan buat Adelio marah
208
Semuanya sudah dibereskan
209
Dua kabar
210
Persiapan Zack

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!