Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!

Keluarga Perdana Menteri menanggung malu yang tidak main-main. Setelah perjamuan, kereta kuda yang roboh sudah membuat mereka dibicarakan seluruh penduduk ibukota.

Ada yang bergosip bahwa kejadian itu adalah karma yang diterima oleh mereka karena sudah menganiaya Nona Ketiga, namun ada pula yang bicara bahwa semuanya sudah direncanakan.

Satu hal yang jelas, orang yang paling mendendam atas kejadian ini adalah Zhao Lin dan Cao Wenyu. Tidak disangka bahwa kehadiran Nona Ketiga begitu berpengaruh terhadap reputasi mereka. Di kediamannya, Zhao Lin mencak-mencak sembari memukuli pelayannya untuk melampiaskan amarah, sementara ibunya memijat pelipisnya berkali-kali.

“Ibu, aku yakin penggoda kecil itu sedang menertawakan kita sekarang! Bagaimana bisa keretanya rubuh tanpa sebab? Pasti ****** kecil itu yang melakukannya! Ibu, kita dianiaya!”

Cao Wenyu bukannya tidak marah, tapi rasanya terlalu lelah memikirkan kejadian memalukan yang menimpa mereka hari ini. Mau ditaruh di mana mukanya saat dia menghadiri perjamuan di lain hari?

Para Nyonya yang biasa berteman dengannya pasti akan membicarakannya lagi dan lagi. Cao Wenyu susah payah membangun relasi dan membentuk hubungan dengan mereka selama bertahun-tahun sampai mereka mengesampingkan statusnya yang hanya seorang selir. Kalau itu terjadi, bukankah usaha kerasnya sia-sia?

Sumber masalahnya sudah jelas adalah Zhao Yue! Gadis sialan itu, mengapa perubahannya sangat besar?

Cao Wenyu tadinya mengira setelah Kaisar Yangle meninggal, dia bisa memohon pada Perdana Menteri agar membuat Zhao Lin menggantikan Zhao Yue menikah dengan Marquis Yongping.

Nama Marquis Yongping ini adalah nama paling ditakuti dan terbilang mashur di ibukota. Dia tahu bahwa mendiang Kaisar Yangle sengaja membuat dekret pernikahan untuk menekan kekuatan Marquis Yongping. Marquis Yongping dari Keluarga Gong itu adalah orang yang sangat hebat di mata orang-orang.

Meskipun dua puluh tahun lalu Keluarga Gong ditimpa bencana yang mengakibatkan kakek Marquis tewas, namun cucunya – Gong Zichen berhasil membangkitkan keluarganya dan mendapat gelar sebagai Marquis Yongping dan mengamankan perbatasan selama bertahun-tahun. Kalau Zhao Lin bisa menikah dengannya dan punya anak laki-laki, maka gelar bangsawan itu juga akan jatuh ke tangannya.

Tadinya jika Zhao Yue mati, dia bisa mendapat alasan mengapa Zhao Lin pergi menikah ke perbatasan menggantikannya. Siapa sangka Zhao Yue tidak hanya masih hidup, bahkan Marquis Yongping juga pulang ke ibukota dan secara pribadi melindunginya!

“Ibu, Marquis Yongping adalah milikku! Dia tidak pantas bersanding dengannya!”

“Yah, benar. Dia memang tidak pantas!”

Dilihat dari segi manapun, Cao Wenyu selalu optimis putrinya lebih baik dan lebih unggul dari Nona Ketiga. Sekarang Nona Ketiga adalah batu besar yang menjadi sandungan di kaki dan menghalangi jalan putrinya. Dia harus disingkirkan, tapi Cao Wenyu perlu perencanaan matang untuk menggulingkannya.

“Ibu, bagaimana kalau kita buat rencana untuk menjatuhkannya? Misalnya, membuatnya malu seumur hidup dan namanya kotor. Orang seperti Marquis Yongping pasti menyukai kehormatan, dia tidak akan menikahi wanita yang reputasinya tercoreng, bukan?”

“Lin’er, kau punya ide?”

Zhao Lin menyeringai penuh keyakinan dan berbisik di telinganya, “Ibu, mari kita buat Marquis Yongping membencinya seumur hidup!”

Cara yang disebutkan Zhao Lin ini sangat ekstrim dan berisiko besar. Tapi, kegelapan di dalam hati Cao Wenyu membuatnya mengabaikan hal-hal di luar tujuannya. Selama bisa membuat Marquis membenci Zhao Yue, bagaimanapun caranya dan berapa pun bayarannya, Cao Wenyu masih akan melakukannya.

“Kalau begitu, utus seseorang ke kediamannya dan kita buat orang-orang tahu kalau Nona Ketiga adalah gadis yang sangat kotor,” ucap Cao Wenyu. Zhao Lin menyetujuinya dengan senang hati. Dia berpikir hari ketika Zhao Yue dibuang dan dihina semua orang segera tiba dan pada saat itu, dia akan sangat bahagia.

“Ibu, aku akan mengaturnya. Cari tahu informasi mengenai kapan kemungkinan Marquis datang ke kediaman kita agar aku bisa menangkap basah perbuatan kotor Zhao Yue!”

Zhao Lin tersenyum penuh keyakinan. Kali ini dia pasti memukul mundur Zhao Yue dan mendepaknya dari sisi Marquis.

Perihal dekret itu, dia bisa meminta ayahnya untuk memohon pada Kaisar agar diubah menjadi namanya. Dengan begitu, titah pernikahan tetap ada dan dia bisa menjadi penggantinya.

“Tapi sebelum itu, aku ingin membuatnya kehilangan kepercayaan orang-orang.”

“Lin’er, apa rencanamu?”

Zhao Lin kembali membisikkan sesuatu di telinga Cao Wenyu seperti sebelumnya. Cao Wenyu diam-diam tertawa senang atas rencana matang putrinya. Dengan begitu, meski tidak berhasil membuat Marquis membenci Nona Ketiga, setidaknya dia tidak akan punya tempat dan muka untuk ditunjukkan di kediaman ini!

Keesokan harinya, Zhao Lin menangis kepada Zhao Yun ketika dia hendak berangkat ke pengadilan. Zhao Yun yang mulai tidak puas pada Cao Wenyu dan Zhao Lin seketika memijat kepalanya karena muak. Rasa malu yang didapat kemarin sejak perjamuan hingga pulang telah membuat tekanan darahnya naik dua kali lipat.

“Kali ini apa?” tanya Zhao Yun. “Jika kau tidak bisa mengatasinya sendiri, kau mungkin harus merevisi kembali studimu.”

Zhao Lin meneteskan air mata buaya yang pura-pura.

“Ayah! Berikan putri keduamu ini keadilan!”

Zhao Lin menyusut air matanya. Dengan lututnya dia berjalan menghampiri ayahnya dan langsung menangis lagi. “Ayah, aku kehilangan sebuah barang. Itu adalah jepit rambut emas yang diberikan oleh Nyonya Wu padaku sebagai hadiah di perjamuan musim gugur tahun lalu. Jika itu benda biasa, tidak akan terjadi apa-apa. Tapi, hari ini Nyonya Wu memberikan undangan agar aku datang mengunjunginya dan dia menyuruhku memakai jepit rambut yang diberikan olehnya.”

“Lalu?” dahi Zhao Yun mengernyit.

“Lalu aku menyadari bahwa jepit rambut itu sudah tidak ada di tempatnya ketika aku membuka kotaknya pagi ini. Setelah memikirkannya, aku melihat jepit rambut itu sepertinya tersampir di kepala Adik Ketiga kemarin. Aku tidak menyadarinya saat perjamuan tapi setelah memikirkannya pagi ini, aku jadi tersadar. Ayah, mohon tegakkan keadilan untukku! Tolong adili Adik Ketiga dan minta dia mengembalikannya padaku!”

Pada akhir kalimatnya, dia bicara seperti berteriak seolah ingin semua pelayan yang ada di kediaman ini tahu. Sebelum menghancurkannya di hadapan Marquis, Zhao Lin ingin menghancurkannya di hadapan ayahnya dan di hadapan para pelayan. Dengan begitu, Zhao Yue akan semakin sengsara dan dia akan sangat bahagia!

Dahi Zhao Yun kembali mengernyit. Dia sedang terburu-buru, tapi putri keduanya ini tidak akan membiarkannya pergi sebelum urusannya selesai. Dia menghela napas, “Panggilkan Nona Ketiga kemari.”

Lu Yuan tiba di aula setelah beberapa menit berlalu. Pembawaannya begitu tenang dan wajahnya santai. Dia menebarkan pandangan ke sekeliling selama beberapa detik sembari berjalan, kemudian matanya mengarah ke tempat Zhao Yun berada. Di lantai di depan pria tua itu, Zhao Lin menangis tersedu-sedu.

Lu Yuan berdiri di depan Zhao Yun, tidak memberi hormat ataupun memberikan salam padanya. Zhao Yun kaget, selama ini, putri ketiganya biasanya sangat sopan dalam hal tatakrama meski sering tidak dianggap. Hari ini pertama kalinya dia melihat putri ketiganya begitu tenang menghadap padanya.

Mata itu, lagi-lagi mengingatkannya pada seseorang…

“Nona Ketiga, apakah kau yang mencuri perhiasan kakak keduamu?” tanya Zhao Yun langsung pada intinya.

“Mencuri?”

Oh, jadi inilah sarapan yang dia terima pagi ini. Pagi-pagi begini, Zhao Lin sudah memberikan pertunjukkan bagus yang sayang untuk dilewatkan. Lu Yuan tidak tahu apa isi otak Zhao Lin, yang bisa dengan cepat memikirkan cara paling rendahan untuk menjebak dan menjatuhkannya.

Jika itu Zhao Yue, mungkin pertunjukkan drama ini akan dimenangkan oleh Zhao Lin dan sesuai situasi yang diinginkannya. Tapi, wanita itu sudah salah mencari masalah dengan orang yang tidak tepat. Dia malah memprovokasi seekor iblis naga betina ganas yang pernah mati satu kali dan saat ini di dalam hatinya, tidak banyak tersisa tentang kebaikan.

Lu Yuan mengangkat sebelah bibirnya dan berkata, “Apa yang bisa aku curi darinya?”

“Adik Ketiga, kau jangan pura-pura! Aku bisa membiarkanmu memilikinya jika kau mau. Tapi, mengapa kau harus mencurinya dariku?”

“Aku tidak punya minat untuk memiliki barang-barang menjijikan milikmu.”

“Ayah! Kau dengarkan kata-kata Adik Ketiga barusan! Jika dia tidak mencurinya, lalu mengapa jepit rambutnya ada di kepalanya?”

Lu Yuan tanpa sadar bergumam, “Jepit rambut?”

Dia lantas meraba jepit rambut yang dia pakai di kepalanya. Sedetik kemudian senyum jahatnya muncul tanpa disadari. “Sejak kapan jepit rambut ini menjadi milikmu? Apakah Janda Permaisuri terlalu miskin hingga mencurinya darimu?”

Zhao Lin terkejut setengah mati. Dia bagaikan disambar petir sampai jantungnya melompat dari rongga dadanya. “Ja…Janda Permaisuri?”

Sial, dia tidak memperhitungkannya sebelumnya! Salahkan dia karena tidak mencari tahu asal-usul jepit rambut itu terlebih dahulu.

Sekarang sangat bagus! Zhao Yue bisa membidiknya dan membalikkan situasi! Wajah Zhao Lin tiba-tiba memucat dan tubuhnya bergetar ketakutan. Janda Permaisuri….

Itu adalah seseorang yang paling tabu di kediaman ini. Masa lalu antara mendiang Nyonya Shu dan ayahnya merupakan sebuah belenggu di dalam hati Janda Permaisuri. Sementara itu, kehadiran ibunya sebagai orang ketiga adalah sebuah duri yang menancap di hati Janda Permaisuri selama bertahun-tahun.

Zhao Yue… bagaimana… bagaimana bisa dia melakukannya?

“Perlukah aku menyuruh seseorang mengonfirmasinya untukmu? Tentu saja, jika kau masih tidak yakin, aku bisa membawamu ke istana dan bertanya langsung kepada Janda Permaisuri apakah dia mencuri jepit rambutnya darimu atau tidak.”

Saat Zhao Lin dibungkam dengan pernyataan langsung Lu Yuan, dia seperti kehilangan nyawanya. Jika sampai Janda Permaisuri mendengarnya, maka habis sudah riwayatnya.

Zhao Lin secara langsung telah menuduh orang terhormat itu sebagai pencuri barang miliknya. Konsekuensinya… sungguh tidak dapat dibayangkan.

Zhao Yun, sejak mendengar Nona Ketiga menyebutkan Janda Permaisuri, sudah kehilangan kata-katanya. Kemudian dia sadar bahwa pada perjamuan kemarin, putri ketiganya ini bukan semata-mata datang bersama Marquis Yongping.

Putri ketiganya datang ke perjamuan karena dia telah mengunjungi Janda Permaisuri – bibinya dan ditarik masuk ke halaman Janda Selir Chu oleh Marquis Yongping. Putri ketiganya…. Benar-benar berubah seperti orang lain.

“Perdana Menteri, bagaimana menurutmu?” tanya Lu Yuan.

Zhao Yun paling menghindari berurusan dengan Janda Permaisuri. Bukan hanya karena masa lalunya dengan Shu Yi’an yang menyedihkan, tapi juga karena keberadaan Zhao Yue yang sudah dia abaikan selama belasan tahun. Dia menatap Zhao Lin dengan marah, emosinya tampak dari sorot matanya yang memerah.

“Kau! Kau ingin mencelakaiku sampai mati, hah?”

Zhao Lin menggelengkan kepalanya cepat sambil menangis, “Tidak, ayah, bukan begitu!”

“Kembali ke kediamanmu dan renungkan kesalahanmu baik-baik!”

Setelah mengibaskan lengan jubahnya, Zhao Yun pergi begitu saja. Sandiwara ini berakhir tanpa penyelesaian pasti.

Lu Yuan menatap Zhao Lin yang masih berlutut di tanah, senyum jahatnya muncul lagi. Wanita buaya ini, tidak seru jika dia tidak membiarkannya sedikit lebih menderita.

“Zhao Lin, bukankah sebelumnya aku sudah berkata bahwa kau tidak akan bisa melampauiku?” tanya Lu Yuan dingin.

“Jepit rambut ini, apakah kau masih menginginkannya?”

Zhao Lin tiba-tiba waspada. Dia langsung menyembunyikan kedua tangannya ke belakang punggung dan menatap Lu Yuan dengan penuh kebencian. Jebakannya gagal dan berbalik menyerangnya. Lu Yuan tidak hanya selamat, dia bahkan membuatnya tidak bisa berkutik dan membuatnya mendapat kemarahan ayahnya yang jarang dia terima seumur hidupnya.

“Lain kali jika kau ingin menjebakku lagi, cari tahu baik-baik senjata apa yang kau gunakan itu.”

Lu Yuan sama sekali tidak berniat menusuk telapak tangan Zhao Lin dengan jepit rambutnya. Menurutnya, melihat wajahnya yang pucat karena kalah saja sudah membuatnya puas. Performa Zhao Lin tidak bagus di matanya hari ini, tapi Lu Yuan setidaknya tahu bahwa wanita ini tidak akan menyerah untuk menjatuhkannya.

Huh, berada lama-lama di keluarga ini bisa membuatnya menjadi orang tidak berperasaan yang sesungguhnya.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-01-21

0

Jumaeda

Jumaeda

Keren Thor

2023-12-20

1

mia0211

mia0211

lanjut tor

2023-11-02

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!