Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!

Mansion Marquis Yongping tampak sepi di tengah malam. Gong Zichen sedang membaca sebuah dokumen militer saat Mo Yunfei masuk untuk melaporkan sesuatu.

Gong Zichen berniat mengusirnya jika Mo Yunfei tidak memberinya informasi yang bagus dan berguna. Tapi, sepertinya dia harus menunda niatnya untuk saat ini.

“Menarik,” ucapnya saat Mo Yunfei selesai mengatakan informasi yang ia dapat malam ini.

Mo Yunfei sebenarnya tidak pernah pergi dari kediaman Perdana Menteri. Gong Zichen telah memerintahkan dia untuk tetap di sana dan terus mengintai. Baginya, Nona Ketiga sangat mencurigakan.

Rumor memang tidak bisa dipercaya, tapi sebagian rumor bahkan adalah sebuah kebenaran. Gong Zichen ingin memastikan apakah Nona Ketiga Perdana Menteri benar-benar tidak berguna atau hanya pura-pura.

“Lalu apa kata Perdana Menteri?”

“Perdana Menteri seperti burung yang dilempar batu saat terbang. Nona Ketiga memukulnya tepat di kepala hanya dengan kata-katanya.”

Gong Zichen menyeringai.

“Burung kecil itu tampaknya sudah belajar menjadi elang.”

“Lalu, apakah Tuan ingin tetap menikahinya?”

“Tentu saja! Untuk apa aku membatalkannya?”

Mo Yunfei tidak mengerti. Sejak dulu, Marquis Yongping menjauhkan diri dari kesenangan dunia, termasuk wanita.

Saat dia mendengar kabar Kaisar Yangle ingin menikahkannya dengan putri Perdana Menteri, tuannya bahkan tidak bereaksi selain berkata, ‘oh’ dan pergi begitu saja.

Mengapa tiba-tiba dia sangat tertarik sekarang?

Kematian Kaisar Yangle yang mencurigakan dan pengangkatan kaisar baru sudah memberikan masalah dan menimbulkan kekacauan besar. Pengadilan sedang kacau dan beberapa menteri berselisih.

Pada situasi saat ini, Marquis Yongping seharusnya fokus pada tujuan utama dan tidak memikirkan pernikahan. Apalagi, orang yang ingin menikahkannya sudah meninggal dan tidak mungkin kembali.

Tapi sedalam apapun Mo Yunfei berpikir, dia tetap tidak mengerti isi hati Gong Zichen. Terlahir dengan bakat luar biasa dan cakap dalam militer sudah merupakan berkah terbesar.

Keluarga Gong mengalami krisis atas terbunuhnya kakek Gong Zichen dua puluh tahun lalu dan hampir hancur. Gong Zichen sudah berjuang sangat keras dan berhasil mempertahankan kejayaan Keluarga Gong.

Meski hidup di perbatasan, semua kabar dari ibukota juga sampai ke telinga Gong Zichen. Kaisar Yangle memerintah selama tujuh tahun, dan pada tahun ketujuh dia tiba-tiba meninggal karena kebakaran istana.

Ia pikir ini sangat aneh. idak mungkin istana terbakar tanpa sebab.

Selain memastikan rumor putri ketiga Perdana Menteri, Gong Zichen juga tertarik akan kematian Kaisar Yangle yang mencurigakan. Di samping itu, dia juga berniat mencari tahu kebenaran dua puluh tahun lalu.

Tapi, situasinya sepertinya berubah sekarang. Mana yang harus diutamakan terlebih dahulu?

“Apakah ada hal lain?” tanya Gong Zichen.

“Ada. Perdana Menteri sepertinya tidak ingin masalah Nona Ketiga menusuk tangan Nona Kedua tersebar keluar.”

Gong Zichen terkekeh dan senyumnya menjadi dingin.

“Perdana Menteri benar-benar ayah yang buruk. Yinfei, lakukan sesuatu untukku.”

Karena Perdana Menteri begitu tidak ingin masalah keluarganya tersebar, maka Gong Zichen akan membantunya.

Dia membisikkan sesuatu pada Mo Yunfei, lalu setelah itu seringaian jahatnya muncul kembali. Entah mengapa, malam menjadi semakin dingin dan terasa lebih mencekam.

...***...

Entah penggosip mana yang begitu berani menyebarkan berita, tapi kabar mengenai Nona Ketiga Perdana Menteri yang menusuk telapak tangan Nona Kedua dengan jepit rambut telah tersebar luas di ibukota.

Sekarang, Nona Ketiga Perdana Menteri – Zhao Yue, telah menjadi perbincangan hangat para gadis bangsawan dan para pemuda.

Semua orang tahu Nona Ketiga sangat lemah dan tidak disayangi. Mereka tidak berani percaya pada kabar itu.

Bagaimana bisa seorang putri yang lemah, yang bahkan tidak mampu berdiri dengan benar bisa menusuk tangan seorang Nona Kedua yang kuat dan bertalenta?

Ketika Lu Yuan mendengarkan Xiao Tao menyampaikan kabar ini, dia sangat kesal dan refleks menggebrak meja. Itu bukan soal bagaimana dia bisa menusuk Zhao Lin, tapi soal perkataan ‘lemah’ yang disematkan padanya.

Lu Yuan benci menjadi lemah! Dia mengutuk semua orang yang mengatainya lemah!

Lu Yuan diam-diam telah menyelinap keluar dari kediaman saat pintu gerbang tidak dijaga. Meski salju masih turun dan musim dingin belum berakhir, Lu Yuan dengan berani menantang dingin dan pergi sendirian ke pusat kota.

Ia ingin mencari tahu bedebah mana yang sudah menyematkan kata ‘lemah’ padanya saat menyebarkan rumor tersebut.

Zhao Yue tidak pernah keluar dari kediaman, sehingga saat Lu Yuan berkeliaran, orang-orang tidak mengenali jika dialah objek yang sedang diperbincangkan itu.

Itu membuatnya lebih leluasa dan bergerak semakin bebas. Aroma salju dan dinginnya udara seolah-olah menjadi napas baru untuknya.

Musim dingin adalah kematiannya, tapi musim dingin juga awal kehidupannya.  Saat dia ingin membencinya, dia tidak bisa melakukannya karena di musim dingin yang sama, kehidupan barunya dimulai. Jalan yang akan ia lalui masih sangat panjang terjal.

Jika rumor ‘si lemah dari kediaman perdana menteri’ tidak bisa dipatahkan, Lu Yuan berarti telah salah mengambil langkah.

Lu Yuan tiba di depan sebuah restoran, lalu melengang masuk. Aroma masakan yang lezat menyambangi hidungnya. Tapi, ini bukan saatnya memanjakan diri. Balas dendam berdarahnya pada orang-orang yang mengkhianatinya masih belum dimulai. Menikmati kesenangan dunia hanya akan membuatnya lengah.

“Istri! Astaga, kita bertemu lagi!”

Lu Yuan seketika berhenti melangkah. Dia berbalik hendak meninggalkan restoran, tapi suara Gong Zichen kembali mengejutkannya. “Istriku, kau mau ke mana?”

Memanggilnya dengan sebutan istri, tidakkah Gong Zichen merasa malu?

Meski orang-orang tidak begitu mempedulikan, tapi bagi Lu Yuan, dia sangat mengganggu. Cukup kemarin saja dia muak melihat Gong Zichen.

Tapi jika dia pergi, Gong Zichen akan memanggilnya lagi. Tidak menutup kemungkinan dia akan menyebut namanya.

Gong Zichen mengulum senyum misteriusnya saat Lu Yuan bergabung dengannya di satu meja. Dia  menuangkan teh hangat, lalu menyodorkannya pada Lu Yuan.

Mo Yunfei berdiri di belakangnya. Aura kesuraman yang dikeluarkan Lu Yuan membuatnya sedikit ketakutan.

“Aiya, rumor di ibukota menjadi semakin aneh akhir-akhir ini. Seorang Nona Ketiga mana mungkin menyakiti Nona Kedua. Bukankah begitu?”

Tiba-tiba Lu Yuan menyadari sesuatu. Dia merengut dan menatap tajam Gong Zichen. “Itu kau! Kau yang sengaja menyebarkan beritanya!”

Pantas saja orang-orang tahu. Saat Zhao Yun memerintahkan pelayan untuk tidak bicara soal itu, tanpa diduga kabarnya malah menyebar luas sampai seisi ibukota tahu.

Secara ajaib Nona Ketiga Perdana Menteri menjadi topik perbincangan nomor dua setelah kematian Kaisar Yangle dan kenaikan takhta Putra Mahkota Lu Zheng.

“Ups, apakah ketahuan?” Gong Zichen pura-pura terkejut.

“Kau!”

“Istri, kenapa kau marah? Biarkan saja reputasimu rusak. Aku tidak keberatan menikahi seorang Nona Ketiga yang lemah. Aku tidak terlalu suka dengan wanita yang pintar.”

“Berhenti memanggilku istri! Siapa yang mau jadi istrimu?”

“Istri, kau sangat kejam! Mendiang Kaisar pasti sangat sedih jika tahu kau menolakku seperti ini.”

Perut Lu Yuan mual. Sedih apanya! Dia sangat bahagia karena saat itu dia tidak menyelesaikan penulisan titah resmi pernikahan Marquis Yongping dengan putri Perdana Menteri.

Lu Yuan tidak bisa membayangkan saat dirinya menjadi istri Gong Zichen dengan identitas Zhao Yue seandainya titah itu benar-benar diselesaikan.

 “Marquis Yongping adalah orang terhormat. Bagaimana mungkin wanita sepertiku bisa menjadi istrimu? Lebih baik kau meminta Perdana Menteri menikahkan Zhao Lin padamu.”

“Dia tidak layak.”

“Lalu apakah aku layak?”

“Tentu saja kau layak. Istri, jangan berkecil hati, oke. Kediaman Marquis Yongping tidak kekurangan harta. Setelah menikah, kau tidak akan kelaparan.”

“Bisakah kau berhenti membicarakan pernikahan?”

“Kalau begitu, apa yang ingin kau bicarakan? Aku yakin Nona Ketiga datang dengan suatu alasan.”

Gong Zichen memancingnya untuk mengungkapkan niat. Pria ini sepertinya lebih sulit dihadapi.

Lu Yuan benar-benar tidak memahami Gong Zichen. Apakah dia benar-benar berwajah tengil dan tidak tahu malu atau kejam dan dingin seperti yang dirumorkan, Lu Yuan masih membutuhkan waktu untuk membuktikannya.

Gong Zichen menyeringai. Ikan yang ia incar sudah mengambil umpan!

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-01-20

0

Derajat

Derajat

Maaaantaaap 👍👍

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!