Chapter 8: Separuh Menteri Mati

Lu Yuan menatap lekat Gong Zichen. Ia pikir, tidak jadi masalah besar jika dia bertanya, barangkali Gong Zichen punya jawaban yang dia inginkan.

Pandangannya menyapu ke sekeliling, kemudian kembali pada Gong Zichen. Gong Zichen menunggunya penuh minat.

“Ceritakan padaku situasi setelah Kaisar Yangle meninggal.”

“Mengapa Nona Ketiga sangat tertarik? Tidak bisakah kau menanyakannya langsung pada Perdana Menteri?”

Tentu saja Lu Yuan tidak menjawabnya. Sebaliknya, tatapannya semakin tajam dan mengintimidasi. Gong Zichen tidak terpengaruh, hatinya hanya sedikit tercubit.

Wanita ini, yang dicap lemah dan tidak berguna, nyatanya memiliki tatapan yang lebih tajam daripada seekor elang. Matanya yang indah itu berkilat.

“Tapi, Nona, informasi ini tidak gratis,” tambahnya.

Lu Yuan sangat tahu. Orang misterius seperti Gong Zichen yang kadang serius dan kadang menyebalkan tidak mungkin memberikan segala sesuatu secara cuma-cuma.

Jika tidak, mana mungkin dia bisa mendapatkan gelar Marquis Yongping dan menyelamatkan Keluarga Gong dari kejatuhan.

“Apa yang kau inginkan?”

“Pernikahan. Menikahlah denganku,” Gong Zichen menjawabnya dengan cepat.

“Selain pernikahan, aku bisa memberikan apapun.”

“Tidak. Aku hanya ingin sebuah pernikahan.”

“Kenapa kau begitu bersikeras ingin menikah denganku?”

“Karena aku menyukaimu.”

Lu Yuan mendecih. “Konyol. Tidak bisakah meminta yang lain?”

“Tidak. Selain pernikahan, tidak ada syarat yang sepadan.”

Lu Yuan berpikir sejenak. Saat ini, tidak ada yang bisa dipercaya. Kediaman Perdana Menteri begitu buruk dan penuh kebusukan.

Zhao Yun sangat membenci Zhao Yue, dia tidak akan memberitahu soal situasi pengadilan. Gong Zichen juga tidak bisa dipercaya, tapi selain dia, tidak ada orang lain yang bisa Lu Yuan pikirkan.

“Baiklah. Aku akan mempertimbangkannya,” ucap Lu Yuan setelah berpikir.

Senyum di wajah Gong Zichen mengembang.

“Sepakat. Yunfei, kau adalah saksinya. Jika Nona Ketiga melanggar janji, maka Marquis Yongping akan mendatangi kediaman Perdana Menteri dan meminta pertanggungjawaban.”

Mo Yunfei hanya mengangguk tak berdaya. Sepanjang hidupnya, dia baru tahu kalau Marquis Yongping bisa mengubah sikapnya dengan cepat di depan Nona Ketiga.

Terkadang seperti orang bodoh dan mesum, lalu berubah serius dalam beberapa detik. Dia akui, majikannya benar-benar hebat.

“Jadi, bisakah kau memberitahuku sekarang?”

Gong Zichen menyesap tehnya terlebih dahulu. Karena pembicaraan mulai serius, maka sikapnya pun berubah menjadi serius. Seperti yang ia duga, Lu Yuan pasti akan datang mencarinya.

Pertemuan pertama itu, rasanya telah memicu sebuah kesan yang membuat keduanya merasa akan terus bertemu.

“Setelah kebakaran itu, selain Kaisar Yangle dan Kasim Li Jing, hampir separuh menteri istana mati.”

Seperti petir, kata-kata Gong Zichen menyambar gendang telinga Lu Yuan. Hampir separuh menteri istana mati. Selain dirinya dan Li Jing, ternyata masih ada separuh menteri yang mati.

Itu jelas-jelas akan mengguncang fondasi negara. Tapi, mengapa kekacauan sepertinya tidak separah itu?

“Separuh yang mati itu, siapa saja mereka?”

Gong Zichen kemudian menyerahkan sebuah catatan kepada Lu Yuan. Isinya adalah daftar nama-nama menteri yang mati dalam kebakaran. Hati Lu Yuan terasa dibakar api amarah dan matanya menjadi panas.

Nama-nama ini… adalah nama-nama para menteri bersih dan jujur yang setia kepadanya. Tidak disangka mereka ikut mati bersamanya!

“Sedangkan yang ini, adalah mereka yang selamat dari bencana.”

Gong Zichen menyerahkan sebuah catatan lagi untuk dilihat. Nama-nama yang ada di catatan kedua, sudah jelas merupakan nama para menteri korup yang kejahatannya telah terbukti dan Lu Yuan sangat mengingat mereka dengan jelas. Setelahnya, dia sadar jika kejadian pembunuhannya benar-benar direncanakan dengan matang.

Lu Zheng, adiknya yang baik itu sepertinya sudah sangat terampil. Dia memegang kunci kelemahan para menteri korup. Jika dia memanfaatkan itu, maka menteri korup akan membantunya demi menyelamatkan diri.

Sementara itu, mereka yang jujur dan bersih, tidak akan bisa diajak kerjasama. Jika dibiarkan hidup, maka kejadian yang sebenarnya terjadi di aula pengadilan saat itu pasti akan tersebar dan rencana mereka akan gagal total.

Karena pada saat itu, hanya sedikit orang dan menteri penting yang tahu identitasnya sebagai wanita. Saat Lu Yuan mati di atas takhtanya dengan identitas wanita, hanya mereka yang berada di aula yang tahu. Meski para pelayan dan pengawal tahu, mereka masih bisa dibungkam.

Dalam hal ini, Lu Yuan sungguh memuji kecerdikan Lu Zheng. Setelah membunuh kakak sendiri dan merebut takhta, dia sengaja tidak mengumumkan identitas asli Lu Yuan agar integritas istana terjaga.

Selain itu, dia membungkam banyak orang. Adiknya benar-benar bijaksana!

“Kudengar Putra Mahkota saat itu juga ada di sana. Apakah dia selamat?” tanya Lu Yuan.

“Tentu saja. Dia mendapat luka bakar, tapi tidak serius karena para pengawal istana segera menyelamatkannya.”

Saat sekelompok sampah itu berusaha menyelamatkan diri, adakah yang peduli pada tubuhnya yang sudah mati? Dalam kobaran api dan ledakan mesiu dari mekanisme yang meledak itu, tubuh asli Lu Yuan yang berlumuran darah pasti terbakar.

Panas dari api disertai rasa sakit karena tusukan pedang, juga kemarahan dan kebencian, rasanya menjalar kembali dalam hatinya. Panas dan sakit itu, seperti membakar hatinya saat ini.

“Apakah tubuh Kaisar… juga hancur?” suara Lu Yuan agak berat.

Membayangkan tubuhnya sendiri hangus, ia sedikit tidak terima. Gong Zichen merenung sejenak. Tampaknya, ia juga agak enggan mengatakannya.

“Tubuh Kaisar… memang terbakar. Meskipun tidak menjadi abu, tapi masih dapat dikenali. Kasim Li Jing melindunginya dan mencegah tubuhnya terbakar semakin parah.”

Lu Yuan seketika membuang muka ke samping, menghindari tatapan Gong Zichen dan mencegah air matanya jatuh. Sejak ayahnya mengubah identitasnya menjadi laki-laki, Lu Yuan pantang menangis.

Tapi saat ini, dia hampir kehilangan kontrol dirinya. Li Jing… bahkan masih melindunginya meskipun dia sudah mati.

Seandainya hari itu Lu Yuan tidak membiarkan Li Jing menemaninya ke pengadilan, kasim itu pasti akan selamat. Li Jing sudang lama melindunginya.

Mengetahui dia mati bersamanya dan masih melindunginya, kebencian di hati Lu Yuan semakin membuncah dan tekadnya membalas dendam semakin bulat.

Lu Yuan menata hati dan pikirannya kembali. Menangis tidak ada gunanya, tidak akan mengembalikan nyawa separuh menteri tidak bersalah yang tidak diselamatkan Lu Zheng.

Sebaliknya, dia harus tetap tegar karena kemarahan dan kebencian orang-orang yang telah mati itu sekarang mengalir di dalam darahnya.

Gong Zichen tidak pernah mendengar rumor Nona Ketiga dari keluarga Perdana Menteri memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Kaisar Yangle. Secara praktis, mereka memang memiliki garis keturunan yang sama dari Keluarga Shu di pihak ibu.

Karena dia lemah dan tidak disayangi, seharusnya dia tidak terlalu dekat dengan Kaisar Yangle. Mengapa dia tampak sangat sedih?

“Aku tidak tahu kalau hubungan Nona Ketiga dengan mendiang Kaisar Yangle begitu dekat,” ucap Gong Zichen.

Bicara soal kedekatan, tentuvsaja Lu Yuan ingin berteriak dengan keras bahwa kedekatan itu lebih dekat seperti detak jantung, tapi itu tidak mungkin.

Tidak ada gunanya juga bicara mengenai kedekatan. Lu Yuan selalu berhati-hati, bahkan setelah ini pun, dia masih belum mempercayai Gong Zichen.

“Mendiang Kaisar Yangle adalah sepupuku dan pilar negara. Kematiannya, tentu saja membuat semua orang merasa sedih,” Lu Yuan memberikan alasan.

Gong Zichen kemudian berkata, “Aku rasa, sebagian orang justru bersyukur atas kematian Kaisar Yangle.”

Lu Yuan tiba-tiba menatap tajam pada Gong Zichen. Mungkinkah Gong Zichen mencurigai sesuatu? Mungkinkah dia curiga jika kematian akibat kebakaran itu bukan suatu kebetulan?

“Tuan Marquis memiliki lidah yang tajam. Jika tidak digunakan dengan hati-hati, itu bisa memutus nadi dan memotong lehermu sendiri.”

Gong Zichen menanggapinya ringan. Dia meniup asap halus dari cangkir tehnya, kemudian meminumnya perlahan secara elegan.

“Bukan hanya aku. Heh, separuh menteri mati, rasanya tidak masuk akal.”

Lu Yuan merasa sudah cukup untuk informasi kali ini. Setidaknya, dia sudah tahu siapa penyebar rumor dan mengetahui situasi setelah kematiannya sebulan yang lalu.

Perihal yang lainnya, dia akan merencanakannya perlahan dan mengurusnya pelan-pelan. Saat ini, dia harus segera pergi menjauh dari orang tidak jelas ini.

“Aku sangat menghargai kesediaan Tuan Marquis atas situasinya. Hari sudah siang. Tuan, silakan lanjutkan kegiatanmu.”

“Tidak mengucapkan terima kasih?”

“Ini adalah kesepakatan, bukan bantuan, Tuan.”

Kemudian, Lu Yuan beranjak keluar dari restoran. Gong Zichen mengikutinya dengan tatapan dari belakang. Senyumnya tersungging lagi.

Mo Yunfei sampai lupa berapa kali Marquis Yongping tersenyum hari ini. Rasanya, sosok di depannya bukanlah Marquis Yongping, tapi siluman yang suka memikat orang dengan wujud manusianya.

“Istri, jangan lupakan janjimu! Kita pasti akan segera bertemu lagi!”

Saat Gong Zichen berteriak, Lu Yuan sudah keluar dari restoran. Marah karena panggilan itu, Lu Yuan melepas tali kekang seekor kuda tunggangan Gong Zichen di depan restoran. Dia menepuk kuda itu, dan seketika kudanya kabur karena terkejut.

Untung saja belum banyak orang berlalu lalang dan kota tidak terlalu padat. Semua orang  yang melihat kudanya kabur langsung menyingkir dan mengumpat.

“Heh, istriku benar-benar pemarah.”

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussukses

2024-01-20

0

Derajat

Derajat

Gong.... ternyata hatinya benar2 jatuh🤣🤣🤣

2024-01-08

0

sunflower01

sunflower01

hahaha...gong zichen....aku padamu 😀🤭☺️

2023-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!