Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!

Lu Zheng, yang hari ini baru naik takhta sebagai Kaisar Chongle datang dari arah samping bersama kasim dan pelayannya. Lu Zheng mengenakan jubah sutera berwarna merah tua dan kepalanya dipakaikan sebuah mahkota.

Sosoknya tampak agung dan tampan ketika berjalan. Semua orang serentak membungkuk dan memberi salam hormat.

“Salam kepada Yang Mulia Kaisar.”

“Bangunlah. Aku dengar kalian sedang membicarakan soal keadilan. Tidak tahu keadilan apa yang kalian maksud?”

Janda Selir tersenyum pada putranya dan setelah putranya duduk, dia berkata, “Marquis Yongping sedang membicarakan keadilan untuk Nona Ketiga dari kediaman Perdana Menteri.”

Lu Yuan masih berdiri di tempatnya. Tubuhnya menengang, ada emosi yang bergejolak dan kebencian yang sangat besar sedang membakar hatinya.

Matanya menatap intens pada sosok Lu Zheng yang berjubah dan duduk di atas kursi paling depan, yang kepalanya dipakaikan mahkota Kaisar.

Gejolak emosi itu membuat jantungnya berdebar karena marah, membuat segala ingatan akan hari kematiannya terulang dan berputar di otaknya tanpa henti.

Tangan Lu Yuan terkepal erat sampai kuku jarinya memutih dan kuku tajam itu hampir merobek kulit telapak tangannya. Dia masih memandangi Lu Zheng dengan tajam, seakan jika dia mengalihkan tatapannya, pria itu akan kembali membunuhnya.

Ingatan akan betapa dingin dan sakitnya tusukan pedang di jantung, serta betapa kejamnya perkataan adiknya itu memberikan emosi yang mengguncang jiwanya tanpa henti.

Pemberontak dan pembunuh itu, benar-benar duduk di takhta dan menjadi Kaisar. Tanpa segel emas, kedudukannya tetap dianggap sah karena dia adalah Putra Mahkota sebelumnya.

Meski tidak begitu pun, para menteri sialan itu akan tetap mengangkatnya sebagai Kaisar apapun yang terjadi.

“Nona Ketiga? Yang mana Nona Ketiga dari Kediaman Perdana Menteri?” tanya Lu Zheng.

Gong Zichen berbalik, dia terkejut melihat ekspresi di wajah Lu Yuan. Dia merasakan aura kesuraman dan kebencian menguar dari matanya. Seberapa besar kebencian yang dipendam wanita ini?

Bahkan prajurit perbatasan yang tanahnya direbut pun tidak memiliki pandangan seperti itu. Gong Zichen menilai situasi, dia kemudian meraih tangan Lu Yuan dan menggenggamnya lembut.

“Jangan dikepalkan lagi, nanti tanganmu bisa berdarah,” ucapnya. “Kaisar sedang memanggilmu.”

Sentuhan Gong Zichen mengejutkan Lu Yuan dan menyadarkannya. Lu Yuan memejamkan matanya sesaat, menahan sesak di dada dan menetralkan perasaannya. Dia berusaha mengendalikan emosi agar terlihat setenang mungkin.

Bagaimanapun, dia tidak bisa menyerang Lu Zheng secara langsung di hadapan banyak orang. Sebelum menggapainya, dia mungkin sudah mati lebih dulu.

“Saya, Zhao Yue, memberi hormat kepada Yang Mulia Kaisar.”

Melihat seseorang yang membunuhnya duduk tenang di atas takhta dan dia harus memanggilnya dengan hormat membuat lidah Lu Yuan seperti dibakar dengan api neraka. Rasanya sangat menjijikan sampai-sampai hatinya juga ikut menertawakan.

Tapi, apa boleh buat. Pembalasan dendamnya masih harus melewati jalan yang panjang. Lu Yuan harus menahan dirinya sebentar.

Lu Zheng memperhatikan Lu Yuan sekilas, kemudian berkata, “Ah, jadi kamu. Ketidakadilan apa yang kamu terima dari Perdana Menteri? Aku akan menggantinya untukmu.”

“Bukan apa-apa, Yang Mulia. Urusan kecil keluarga kami tidak perlu merepotkan Yang Mulia.”

“Oh? Kau begitu pengertian dan rendah hati. Kalau begitu, mengapa kau harus mencari Marquis Yongping untuk membawamu? Zhen berpikir kau bisa pergi sendiri bahkan jika Perdana Menteri meninggalkanmu.”

Pernyataannya sudah jelas ingin menghina Lu Yuan. Lu Zheng tidak menyukai anak-anak Perdana Menteri, terutama Nona Ketiga.

Lu Zheng hanya membutuhkan Perdana Menteri karena kemampuannya, bukan keluarganya. Dia memang belum pernah bertemu dengannya, namun dengan kabarnya saja sudah membuat Lu Zheng jijik bukan main. Nona yang tidak berguna, seharusnya tahu diri dan tidak bicara soal keadilan di hadapan umum.

Lu Yuan tersenyum dingin. Sudah satu bulan dan sudah jadi Kaisar pun, adik baiknya masih saja tidak berubah. Dia masih Lu Zheng yang pemarah dan suka meremehkan orang lain.

Lu Yuan jelas tahu kalau Lu Zheng hanya ingin memanfaatkan Zhao Yun sebagai Perdana Menteri, tanpa ingin terlibat atau terikat pada keluarganya. Tatapan tidak suka di matanya sangat jelas terlihat.

Tangan Zhao Yun mengepal dan dia menahan emosinya. Kaisar Chongle ini sungguh tidak tahu cara menghormati orang.

Beberapa waktu lalu dia masih bersikap hormat padanya dan membujuknya agar setuju atas kenaikan takhtanya. Sekarang setelah menjadi Kaisar, dia ingin menyingkirkan diri dari kemungkinan ikatan keluarga. Orang seperti ini jelas bukan orang baik.

“Ah, Marquis Yongping hanya bercanda. Dia merasa kasihan melihatku ditinggalkan, karena itulah dia membawaku datang bersamanya. Kami baru saja bertemu di halaman istana beberapa saat yang lalu.”

Lu Yuan ingin melepaskan diri dari Gong Zichen, tapi Gong Zichen sayangnya terlalu peka dan terlalu cerdas hingga menyadari gelagatnya. Diam-diam dia tersenyum dan terus menggenggam tangan Lu Yuan. Gong Zichen menatap Kaisar dengan kesungkanan yang dibuat-buat.

“Marquis Yongping, apakah yang dikatakan Nona Ketiga benar?”

“Yang Mulia, separuh perkataannya benar mengenai pertemuan kami di halaman istana dan memutuskan datang bersama. Sebenarnya, alasan mengapa saya mengungkit ketidakadilan yang diterimanya adalah karena dia adalah calon istri saya. Saya tidak mungkin membiarkan calon istri marquis masa depan mengalami ketidakadilan dari keluarganya sendiri.”

Ekspresi Lu Zheng seketika membeku.

“Calon istri? Sejak kapan Kediaman Perdana Menteri memiliki pertunangan dengan Kediaman Marquis?”

“Yang Mulia mungkin tidak tahu. Mendiang Kaisar Yangle pernah menjanjikan pernikahan untuk kami. Walau mendiang Kaisar Yangle sudah meninggal, Nona Ketiga tetap menjadi calon istriku. Karena itulah, Yang Mulia, saya ingin meminta kemurahan hati dan belas kasih Yang Mulia. Yang Mulia, mohon selesaikan titah pernikahannya untuk kami.”

Mata Lu Yuan seketika memelototi Gong Zichen. Mulut pria ini benar-benar sangat pandai berucap dan lidahnya sangat mahir mengolah kata.

Dia membuat kekacauan dengan menyebut Kaisar Yangle di hadapan Lu Zheng. Bagi Lu Zheng, ini adalah semacam belenggu dan penyakit hati yang mengakar sangat dalam.

Apakah orang ini sedang cari mati?

Semua orang juga sama terkejutnya. Perjamuan kali ini benar-benar dipenuhi kejutan tidak terduga. Nona Ketiga yang tidak pernah keluar rumah tiba-tiba datang ke perjamuan bersama Marquis Yongping, dan Marquis Yongping sangat mempedulikannya.

Dia bahkan meminta Kaisar menyempurnakan titah sebelumnya dengan berani. Bahkan Perdana Menteri pun kesulitan bicara, semua orang hanya berharap Kaisar tidak marah dan mereka tidak akan terkena imbas.

Lu Zheng menahan emosi dalam hatinya. Dia benar-benar benci seseorang mengungkit Kaisar Yangle dan segala sesuatu tentangnya! Lu Yuan kakaknya itu sudah mati, mengapa masih menghantuinya juga?

“Marquis Yongping, pernikahan itu diberikan oleh kakakku. Tidak sopan bagiku melanjutkan atau menyelesaikannya.”

Lu Yuan hampir menarik napas lega, tapi tiba-tiba dia dikejutkan lagi oleh pernyataan Gong Zichen.

“Sebagai gantinya, saya bisa menyerahkan Pasukan Shenwu kepada Yang Mulia.”

Gong Zichen berkata sangat yakin dan mantap. Perkataannya sama saja seperti sebuah transaksi. Mereka menganggap Pasukan Shenwu yang hebat sebagai alat ganti untuk menukar sebuah pernikahan.

Marquis Yongping ini benar-benar gila, dia sangat berani menggunakan Pasukan Shenwu demi sebuah titah pernikahan utuh bersama Nona Ketiga!

Apa bagusnya Nona Ketiga? Semua orang sudah tahu dia adalah orang bodoh, lemah, dan tidak berguna. Walau wajahnya cantik, tapi jika otaknya tidak berfungsi dengan baik, untuk apa?

Pasukan Shenwu adalah pasukan elit kekaisaran yang menjaga perbatasan, mana bisa dipermainkan dan digunakan sebagai alat transaksi!

Senyum dingin Lu Zheng terukir dan mereka yang melihatnya langsung bergetar ketakutan. Senyum itu terlihat menyeramkan seakan memiliki kekuatan penghancuran yang dahsyat.

Lu Zheng hampir saja terjebak dan menyetujuinya. Jika dia menerima pelat Pasukan Shenwu sebagai alat ganti tukar titah pernikahan, maka citranya sebagai Kaisar akan ternoda dan dia akan dijuluki Kaisar Tamak. Selain itu, fondasinya juga akan runtuh.

Marquis Yongping adalah orang yang tidak sederhana dan sulit dihadapi.

“Marquis Yongping bercanda. Hanya sebuah titah saja tidak perlu sampai melibatkan Pasukan Shenwu. Meskipun mendiang kakak belum menyempurnakannya, kontrak pernikahan kalian tetap berlaku dan siapapun yang menentangnya akan dihukum sesuai ketentuan.”

Sekarang bagus! Setelah Lu Zheng mengubah pernyataannya dan mengatakan titah tetap berlaku, secara resmi status Nona Ketiga adalah tunangan dan calon istri Marquis Yongping.

Siapapun tidak akan berani menentangnya, termasuk keluarga Perdana Menteri sendiri. Menentangnya sama dengan cari mati.

“Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia,” Gong Zichen menunduk berterima kasih sambil tersenyum.

Di sini, Lu Yuan yang paling dirugikan! Takdir macam apa ini?

Terpopuler

Comments

Nur Hayati

Nur Hayati

bisa tidak ... karena lu Yuan sudah masuk ke raga zhou you, nama panggilannya Zhou saja jangan lu Yuan lagi jadi rada belibet

2024-01-28

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teusceria

2024-01-21

0

Derajat

Derajat

Li Yuan... Terima saja agar nanti bisa balas dendam dg mudah

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!