Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!

“Itu suara Nona Kedua. Cepat, kita harus sembunyi! Dia mungkin akan memukulimu lagi!”

Sebelum sempat melarikan diri, pintu kamar tiba-tiba ditendang hingga terbuka lebar. Seorang wanita yang parasnya lumayan cantik berdiri dengan angkuh di ambang pintu, menatap sengit pada Lu Yuan.

Pakaiannya sangat indah dan berwarna, tidak seperti yang ia kenakan sekarang. Dari sini saja sudah jelas jika nasib dua putri Perdana Menteri sangat berbanding terbalik dan sangat kontras.

“Jalang kecil, kau benar-benar masih hidup rupanya!”

Lu Yuan semula menunduk, lalu ia mendongak lagi menatap datar Zhao Lin. Rumor mengatakan jika Zhao Lin adalah putri kesayangan Perdana Menteri.

Dia mendapatkan segala hal yang seharusnya menjadi hak Zhao Yue. Itu karena Zhao Lin begitu lihai mendekati Perdana Menteri dan dia mendapat bantuan dari keluarga ibunya. Jika tidak salah, ibu dari Zhao Lin ini hanya seorang selir.

“Kau pikir masih bisa menghadapi Marquis Yongping dengan kondisimu ini? Heh, setelah Kaisar Yangle meninggal dan dekret pernikahanmu tidak diselesaikan, kau seharusnya malu untuk hidup.”

Marquis Yongping? Ah, Gong Zichen dari Keluarga Gong. Lu Yuan ingat bahwa ia memang sempat berniat menikahkan putri Perdana Menteri dengan Marquis Yongping.

Lu Yuan tidak begitu mengenal Gong Zichen, karena sejak ia naik takhta, pria itu selalu berada di perbatasan sepanjang tahun.

Rumor yang sampai ke telinganya adalah bahwa Gong Zichen telah mengembangkan kekuatan yang sewaktu-waktu dapat melawan istana kekaisaran. Karena itulah ia berencana menikahkannya dengan putri Perdana Menteri untuk menyeimbangkan kekuatan.

Tapi, ia tidak menduga jika putri sah Perdana Menteri ternyata memiliki kehidupan yang begitu sengsara. Zhao Lin mungkin tidak terima karena pernikahan itu tidak datang padanya. Itu sebabnya ia menganiaya Zhao Yue dan tidak sadar jika Zhao Yue telah mati dan tubuhnya diambil alih Lu Yuan.

“Zhao Yue, kau tidak layak!”

Kepala Lu Yuan berdengung setiap kali mendengar kata yang merujuk pada hak hidup seseorang. Zhao Lin hanya seorang wanita manja hidup di bawah limpahan kasih sayang Perdana Menteri.

Dia tidak pernah mengalami kesulitan bertahan hidup seperti di medan perang. Dia hanya tahu bahwa semua orang yang lebih lemah darinya pantas ditindas.

Tapi, apa haknya menghakimi hidup Zhao Yue? Gadis ini tidak bersalah, dan karena Zhao Yue bersedia menyerahkan raganya untuk Lu Yuan, maka tidak ada seorang pun yang berhak mengatur hidupnya!

Terbiasa dengan sifat seorang penguasa yang berpikiran tajam dan pandai mengintimidasi, Lu Yuan membalas perkataan Zhao Lin dengan tatapannya yang tajam.

“Lantas, apakah kau juga layak?”

Zhao Lin seketika terkejut. ****** kecil ini, sejak kapan dia punya keberanian membalas kata-katanya?

Sebelumnya ketika dia datang untuk menindas dan menganiayanya, Zhao Yue hanya dapat bereaksi dengan menangis dan diam seribu bahasa. Bahkan ketika dirinya dicambuk dan dipukuli olehnya, Zhao Yue tidak mengeluh dan tetap diam menyembuhkan diri sendiri.

Zhao Lin marah. Zhao Yue meskipun adiknya sendiri, tetapi keberadaannya membuat Zhao Lin membencinya.

Status Zhao Yue sebagai putri sah Perdana Menteri tidak hanya membuatnya iri, tapi membuatnya benci sampai ke sumsum tulang. Memangnya kenapa jika Zhao Yue adalah putri sah? Tanpa dukungan dan trik, dia tidak akan dilirik sama sekali!

“Kau! Beraninya kau membalas perkataanku!”

Zhao Lin maju, menghampiri Zhao Yue dengan marah dan bersiap menamparnya. Dia menyesal tidak mencambuknya lebih keras hari itu. Seharusnya Zhao Lin menggunakan seluruh tenaganya.

Walau Zhao Yue mati pun, Perdana Menteri tidak akan berkomentar apapun. Sebaliknya, ayahnya pasti senang karena Zhao Lin membantunya menyingkirkan satu orang tidak berguna yang menjadi beban kediaman Perdana Menteri.

Lu Yuan beringsut menghindari tamparan Zhao Lin hingga tangan wanita itu hanya menampar angin. Sudut mata Zhao Lin berkedut, ia sangat terkejut karena ****** kecil ini mampu menghindari tamparannya dengan cepat. Dia menampar lagi, tapi lagi-lagi Lu Yuan berhasil menghindarinya.

Lu Yuan lalu menendang Zhao Lin sampai tersungkur di lantai yang dingin. Walau tenaganya tidak seberapa, itu cukup untuk membuatnya sakit selama beberapa hari. Tubuh Zhao Yue lemah, Lu Yuan hanya bisa melawan dengan menyerang titik vital Zhao Lin agar ia jera.

Xiao Tao yang melihat nonanya menendang Zhao Lin sampai jatuh menganga. Matanya tidak lagi membelalak, melainkan hampir melompat keluar dari mangkuknya. Astaga, sejak kapan nonanya punya keberanian itu?

Zhao Lin sangat kejam dan berkuasa, dia mendapat perlindungan semua orang di kediaman ini. Melawannya hanya akan membuat nonanya lebih tersiksa!

“Jalang sialan, kau menendangku?”

Sebelum Zhao Lin menghajar Lu Yuan, Xiao Tao terlebih dahulu berlutut di depan Zhao Lin dengan wajah memelas. Tidak baik jika perkelahian ini diteruskan.

Ia pikir lebih baik meminta maaf terlebih dahulu dan mengaku bersalah daripada harus berakhir dengan kekerasan lagi. Xiao Tao tidak peduli apapun, jika dia harus menanggung siksaan agar bisa menggantikan nonanya, ia menerimanya dengan senang hati.

“Nona Kedua, tolong maafkan Nona Ketiga. Dia masih setengah sadar. Mohon Nona Kedua berbelas kasihan, jangan memukulnya lagi. Xiao Tao bersedia menggantikannya menerima hukuman,” ucap Xiao Tao, dahinya menyentuh lantai dan kepalanya diantuk-antuk beberapa kali.

“Yo, kau punya pelayan yang setia juga. Pelayan kecil, sejak kapan orang rendahan sepertimu berhak menyela majikan?”

Zhao Lin menendang Xiao Tao sampai bergeser beberapa sentimeter. Xiao Tao meringis menahan sakit, tapi dia kembali merangkak untuk memohon.

Mengetahui seorang pelayan kecil rendahan menghalanginya, Zhao Lin kembali menendangnya lagi. Kali ini, tendangan itu berhasil membuat Xiao Tao kesulitan bangun.

Lu Yuan mendecih. Dia menatap lurus dan tajam ke arah Zhao Lin. Wanita ini cukup kejam dan keras kepala juga, pikirnya.

Melihat bahwa pelayan tidak berdosa bernama Xiao Tao menjadi korban dan dianiaya, ia akhirnya tidak tahan lagi. Di istana, dia paling tidak suka melihat seorang pelayan ditindas pelayan lainnya demi membela majikan.

Melawan dengan fisik tidak begitu menguntungkan. Lu Yuan lebih baik menggunakan kecerdasannya untuk membuat Zhao Lin segera menyingkir dari kamar ini.

Senjata paling ampuh untuk melawan wanita semacam ini adalah dengan bertarung secara verbal. Bertahun-tahun berada di atas takhta kaisar dengan menyembunyikan identitas, dia telah mendebat para menterinya dan membuat mereka diam seribu bahasa. Ia bahkan masih mendebat dan melawan mereka sampai ia mati terakhir kali.

“Apa kau sudah selesai?” ucap Lu Yuan.

Zhao Lin seketika terbelalak. Lu Yuan bukan hanya tidak menangis, dia bahkan begitu tenang dan emosinya tidak dikenali.

“Dia pelayanku, aku adalah majikannya. Kau perlu izin dariku jika ingin menendangnya.”

“Hubungan pelayan-majikan kalian ternyata begitu erat. Cih, dasar tidak berguna! Pelayan rendahan tetaplah pelayan rendahan! Kau pikir kau bisa melindunginya dengan baik? Kau bahkan tidak bisa melindungi diri sendiri! Zhao Yue, mengapa kau tidak mati saja?”

Tangan Lu Yuan terkepal erat. Topik ini menjadi sesuatu yang sensitif baginya sekarang. Benar, ia bahkan tidak bisa melindungi diri sendiri ketika bencana itu terjadi.

Adik yang ia sayangi bahkan mengkhianatinya, menusuknya dengan pedang dan mengatakan jika dia harus mati. Lu Yuan gagal melindungi dirinya sendiri, gagal melindungi istana, dan ia gagal menjaga amanat ayahnya. Ia adalah orang yang gagal.

Tapi, siapapun tidak berhak mengomentarinya!

“Zhao Lin, kau yakin ingin melawanku?” tanya Lu Yuan tanpa disertai ekspresi yang sesuai dengan situasi. Ia sangat tenang, walau amarah di dadanya menggelora. Jika bisa, ia sangat ingin membunuh Zhao Lin sekarang.

“Heh, aku bahkan bisa membuatmu merasa mati lebih baik daripada hidup!” ucap Zhao Lin.

“Oh? Kalau begitu cobalah. Aku ingin melihat seberapa besar nyali putri selir melawan seorang putri sah!”

Karena Lu Yuan menyinggung soal status, Zhao Lin tertegun dan ia kehilangan kata-kata. Sekali lagi ia sangat marah dan tersinggung atas ini.

****** sialan ini, beraninya dia mengungkit soal status putri sah dan tidak sah di depannya! Zhao Lin benar-benar harus memberinya pelajaran lagi hari ini!

“Heh, kau pikir aku takut? Di kediaman ini, kau tidak lebih dari sekadar sampah! Jika bukan karena menghargai ibumu yang telah mati itu, ayah sudah lama menyingkirkanmu!”

Ini justru lebih menarik bagi Lu Yuan. Perdana Menteri yang ia percayai dan selalu tampil berwibawa setiap kali menghadiri pengadilan istana dan berbicara padanya dengan penuh rasa hormat itu, sebenarnya orang seperti apa dia?

Berdasarkan perkataan Zhao Lin, seharusnya abdinya itu memiliki suatu ketidakadilan di dalam hatinya, bukan?

Sebuah seringaian kecil terukir di mulutnya. Dia mendecih dan dengan nada meremehkan berkata pada Zhao Lin, “Meskipun begitu, Perdana Menteri tidak akan membiarkan putri seorang selir menikah dengan Marquis Yongping terlepas ada atau tidaknya titah Kaisar Yangle.”

Lalu, Lu Yuan dengan cepat meraih jepit rambut perak di kepala Zhao Lin. Dia menusukkannya di telapak tangan Zhao Lin tanpa ragu.

Zhao Lin terpekik dan berteriak kesakitan. Darah segar keluar dari telapak tangannya yang mulus.

Lu Yuan kemudian mendekat ke sisinya dan berbisik, “Zhao Lin, ingatlah bahwa aku adalah putri sah kediaman Perdana Menteri. Sejauh apapun dirimu terbang, kau tidak akan pernah bisa melampauiku!”

Terpopuler

Comments

Li siok Lie

Li siok Lie

keren habis👍

2024-05-08

1

Ulla Hullasoh

Ulla Hullasoh

kerennnn..... lawan terus.....

2024-03-15

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehst

2024-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!