Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik

Lu Yuan tiba-tiba membuka pintu kamarnya lagi. Angin dan badai salju menerbangkan butiran-butiran halus putih yang dingin, sedingin ekspresinya saat ini.

Satu tangannya memilin ujung pakaian yang sudah lusuh dan tidak mampu menghalau suhu dingin merasuk ke dalam kulitnya. Sebelah tangannya lagi memegang sebuah sumpit yang sudah berjamur.

Wanita itu melemparkan sumpit tersebut ke batang pohon, membuatnya menancap tak terlalu dalam dan menembus kulit pohon willow yang keras.

Salju-sajlu yang menutupi daunnya jatuh berguguran akibat getaran. Kekuatan dan tenaga dalam di lengannya lemah, Lu Yuan mengandalkan ingatan untuk mengecek kemampuan beladirinya lewat sebuah teknik rahasia.

Sebenarnya, jika tubuh Zhao Yue sehat, sumpit itu bisa saja menembus batang pohon, melubanginya dan menimbulkan efek lebih parah dari sekadar getaran.

Dua orang misterius yang mengintip di balik tembok samping kediaman terdiam. Salah seorang di antaranya bereaksi lebih dulu, tersenyum dalam diam.

“Apakah kau sudah cukup menguping?” ucap Lu Yuan tiba-tiba. Ia tahu, ada orang lain yang menyaksikan pertunjukkan drama barusan.

Gong Zichen mengulum senyum samarnya, mengubahnya menjadi sebuah ekspresi yang sama dingin dengan salju di halaman. Pria itu lantas keluar dari tempat persembunyiannya dengan menyembunyikan semu yang mengarahkan rasa terkejutnya atas refleks Lu Yuan yang sangat bagus.

Wanita ini… memiliki kepekaan yang sangat tinggi seolah-olah ia telah terlatih di suatu medan perang bertahun-tahun.

“Aku mendengar bahwa tubuh Nona Ketiga dari kediaman Perdana Menteri memiliki tubuh lemah dan sering sakit. Aku tidak mengharapkan diriku menyaksikan Nona Ketiga yang dirumorkan ini memiliki refleks dan kepekaan yang kuat terhadap keberadaan seseorang,” ucap pria itu.

Mo Yunfei, bawahan Gong Zichen, agak bergetar begitu melihat sosok Lu Yuan lebih dekat. Dia melihat mata wanita itu berkilat tajam seperti mata elang, ekspresinya luar biasa dingin.

Sejauh ini, hanya Lu Yuan yang menduduki peringkat kedua pemilik wajah dingin terbaik setelah atasannya, Gong Zichen.

Bawahan itu melihat sumpit yang tertancap di pohon. Dia bisa melihat kecepatannya saat itu, itu hampir mengalahkan kecepatan sebuah anak panah yang dilesatkan dari busur. Lu Yuan melemparkannya dengan mudah dan ringan, seolah-olah sumpit tersebut adalah jarum yang kecil.

Dengan tenaga sebesar ini, mustahil dia bisa disebut lemah. Mo Yunfei jadi membayangkan betapa sakit rasanya ketika telapak tangan yang mulus tiba-tiba ditusuk oleh jepit rambut tajam, seperti yang dialami Zhao Lin beberapa saat yang lalu.

Wanita ini, sepertinya sangat berbeda dengan yang dirumorkan.

“Kau, seorang pria, diam-diam menyusup ke kediaman putri Perdana Menteri dan menguping pembicaraan di belakang tembok. Penjahat mesum pun mesti berpikir dua kali jika ingin melakukannya.”

Gong Zichen mengulum senyumnya ke dalam hatinya.

“Aku datang mengunjungi calon istriku sendiri. Bagaimana Nona bisa menyebutnya sebagai menyusup dan menguping kemudian menyebutnya kejahatan orang mesum?”

“Calon istri?” Lu Yuan mengernyit. “Kau Marquis Yongping?”

“Nona sangat cerdas.”

Seperti takdir langit, ini bukanlah suatu kebetulan yang disengaja. Lu Yuan tidak pernah berpikir jika pria yang berdiri di hadapannya adalah Marquis Yongping, Gong Zichen, yang hendak ia nikahkan kepada Zhao Yue sebagai bentuk aliansi sekaligus pengawasan. Yang lebuh tidak ia sangka adalah pria ini diam-diam menyusup dan menguping, kemudian melontarkan alasan tidak masuk akal.

Lu Yuan memindai wajah dan penampilannya sekilas. Rambut pria ini hitam legam dan lurus, tampak lembut di permukaan. Fitur wajahnya tegas dan memiliki rahang yang kokoh, dengan bibir berwarna merah muda alami seperti wanita.

Alis di atas cengkok matanya hitam dan melengkung tegas, bulu matanya lentik dengan bola mata jernih seperti kristal. Mata itu memiliki banyak arti yang tidak dapat dideskripsikan dan dibaca, seperti telah menyimpan banyak rahasia.

Marquis Yongping telah berada di perbatasan selama bertahun-tahun, tidak pernah menginjakkan kakinya di ibukota sejak Lu Yuan naik takhta. Lu Yuan tidak tahu persis wajahnya, karena ia hanya pernah bertemu dengannya sekali sepuluh tahun lalu saat perjamuan.

Dia tidak berharap Marquis Yongping memiliki  penampilan rupawan seperti sarjana ibukota, tidak seperti seorang jenderal pemimpin pasukan yang menyerahkan hidupnya di medan perang dan menjaga perbatasan.

“Aku tidak mau menikah denganmu.”

“Nona ingin melanggar titah?” Gong Zichen berkata dengan sedikit seringaian.

“Seperti yang kau dengar, Tuan Marquis. Kaisar Yangle belum menyelesaikan titah tersebut. Titahnya tidak berlaku tanpa segel emas Kaisar.”

Gong Zichen pura-pura terkejut. Lu Yuan, benar-benar berbeda dari rumor yang dia dengar.

Mereka bilang, Nona Ketiga dari Kediaman Perdana Menteri adalah gadis lemah dan sering ditindas saudara. Kaisar Yangle berniat memberinya pernikahan untuk mengikatnya, tentu saja dia akan memastikan terlebih dahulu seperti apa calon istrinya.

Pria itu tidak berniat melarikan diri, karena baginya, menikah atau tidak, hasilnya sama saja. Gong Zichen tidak akan terpengaruh oleh wanita demi tujuan besarnya. Meskipun Kaisar Yangle mengirim lebih banyak wanita pun, seberapa cantik pun mereka, tak akan membuatnya menjadi Marquis Yongping yang tidak berguna.

Sebaliknya, mungkin saja kehadiran mereka bisa menjadi pajangan tambahan di rumahnya. Kebetulan, hiasan-hiasan di dalam rumahnya sudah agak usang belakangan ini dan dia menginginkan pajangan baru. Hanya saja, Gong Zichen tidak menyangka sang Kaisar tiba-tiba saja meninggal sebulan lalu dan istana kekaisaran terbakar.

“Titah dari mendiang Kaisar, karena sudah dilisankan, tidak penting apakah ditulis atau tidak,” ucap Gong Zichen.

Lu Yuan memberinya sebuah tatapan dingin yang mengintimidasi. Tapi, itu tidak akan berguna pada orang seperti Gong Zichen.

Dia adalah marquis yang memimpin pasukan di perbatasan, tidak bisa digertak oleh seorang wanita sepertinya. Apalagi, identitas Lu Yuan sudah jauh berbeda.

Menikah bukan tujuan hidupnya saat ini.

“Terserah. Bagaimanapun, aku tidak akan menikah dengan Tuan. Jika Tuan ingin menikah, kau bisa meminta kepada Perdana Menteri untuk memasukkan Zhao Lin ke dalam kediamanmu menggantikanku.”

“Oh? Haruskah aku memintanya? Kedengarannya sangat menarik. Tapi, seperti yang kau katakan, dia tidak layak.”

Semakin lama Lu Yuan semakin muak bicara dengan Gong Zichen. Suhu dingin menembus kulitnya yang hanya tertutup pakaian tipis, hidungnya seketika memerah.

Dia menatap lekat-lekat Gong Zichen dan menghembuskan napas kasar. Marquis Yongping ini, sungguh orang yang mengesalkan!

“Dia menyukaimu, seharusnya kau senang seseorang menyukaimu sampai harus menyingkirkan pesaingnya, termasuk saudarinya sendiri. Orang seperti itu, lebih cocok menjadi pasangan Tuan Marquis.”

“Ah, sepertinya cukup sulit untuk meyakinkan Nona Ketiga. Baiklah, harinya sudah larut. Nona Ketiga, mari pikirkan baik-baik, kita masih punya banyak waktu untuk berdiskusi dan bertemu satu sama lain.”

Entah bagaimana caranya, kedua pria itu lalu menghilang dengan kecepatan yang sangat cepat. Lu Yuan mendesah pelan, kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya.

Xiao Tao yang sejak tadi berada di balik pintu langsung menghampirinya dengan penasaran. Dia mendengar semua percakapannya, tapi tidak berani keluar ketika dia mendengar kata ‘Marquis Yongping’ dari mulut majikannya.

“Nona, apakah pria yang tadi adalah Marquis Yongping?”

“Ya.”

“Mengapa Nona mengatakan tidak ingin menikah dengannya? Meskipun titah Kaisar tidak ditulis, tapi semua orang sudah tahu perihal pernikahan tersebut. Nona tetap menjadi tunangannya meskipun tanpa titah tertulis dari mendiang Kaisar.”

“Aku tidak ingin menikah. Itu saja. Kapan Perdana Menteri akan kembali?”

“Mungkin malam ini.”

Lu Yuan tahu Gong Zichen sudah pergi. Pertemuannya dengan Gong Zichen sudah menjadi kejutan besar dalam kehidupan keduanya.

Gong Zichen, pria itu, tidak memiliki kesan di dalam hatinya. Ia hanya tahu jika Gong Zichen adalah seorang perwira militer yang gagah dan patut diwaspadai. Tapi, penampilannya hari ini sungguh telah mematahkan semua asumsi yang membentuk bayangan Gong Zichen dalam benaknya.

Xiao Tao sepertinya belum puas. Hidup Nona Ketiga sudah sangat menderita sejak ibunya meninggal dan Perdana Menteri tidak menyayanginya.

Jika titah mendiang Kaisar Yangle benar-benar diberlakukan, sedingin dan sekejam apapun Marquis Yongping, pasti tidak akan membunuh istri yang dianugerahkan Kaisar Yangle kepadanya. Setidaknya, nonanya masih punya harapan.

“Marquis Yongping bukan orang yang menarik,” ucap Lu Yuan seakan tahu isi pemikiran Xiao Tao. Gadis pelayan itu menunduk, tahu jika nonanya benar-benar tidak ingin menikah.

Alih-alih, Lu Yuan menyuruh Xiao Tao menceritakan beberapa detail kehidupan Zhao Yue yang sekiranya diperlukan. Lu Yuan tidak mewarisi ingatan Zhao Yue, dia hanya menempati tubuhnya.

Butuh beberapa informasi penting agar Lu Yuan ingin bertahan hidup di kediaman ini dan menyusun rencana pembalasan dendamnya.

Salju di luar turun lagi. Hawa dingin menusuk, Lu Yuan sedikit mengeratkan baju jeleknya. Xiao Tao seperti ingin menangis.

Tidak ada arang di ruangan ini. Kediaman utara sudah lama ditinggalkan dan para pelayan sudah berani kurang ajar. Mereka bahkan tidak memberikan arang padahal jelas tahu di sini adalah kediaman Nona Ketiga, putri sah dari Perdana Menteri.

“Jangan menangis. Aku tidak akan mati karena kedinginan.”

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusberkarya

2024-01-20

0

Derajat

Derajat

Lanjutkan

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!