Chapter 15: Apakah Kamu Puas?

Perjamuan membosankan yang membuat Lu Yuan muak berakhir saat sore hari. Tidak ada yang membuatnya kembali memiliki suasana hati yang baik lagi sejak Lu Zheng mengatakan bahwa dekret pernikahan Zhao Yue dan Marquis Yongping tetap berlaku meski Kaisar Yangle alias dirinya sudah meninggal.

Gadis itu berjalan hingga ke gerbang istana. Kereta Keluarga Zhao masih terparkir di sana bersama beberapa kereta dari keluarga lainnya.

Seorang kusir yang tidak dikenal tampak sedang menunggu di bawah cahaya matahari yang mulai meredup. Ketika Lu Yuan menatapnya, kusir itu mengernyitkan dahi dan terkejut.

“No-Nona Ketiga?”

Giliran Lu Yuan yang mengernyit. “Kau mengenalku?”

Tentu saja kusir itu mengenalnya. Di kediaman, siapa yang tidak tahu tentang kisah hidup Nona Ketiga yang payah dan menyedihkan?

Seluruh ibukota saja sudah tahu. Tapi, kusir itu juga bergetar ketakutan saat otaknya mengingatkan dia tentang tindakan Nona Ketiga yang menusuk telapak tangan Nona Kedua sampai berdarah dan bagaimana dia melawan Perdana Menteri sendirian di tengah aula.

“Apakah ini adalah kereta kuda Perdana Menteri?”

Kusir itu hanya mengangguk. Sebenarnya Lu Yuan berhak atas keretanya, namun kusir itu memilih tetap setia pada Nyonya Cao dan tidak bisa mengizinkan Lu Yuan naik. Dia bahkan baru tahu kalau Nona Ketiga datang ke perjamuan istana.

Lu Yuan mengangkat sebelah alisnya dan menatap dingin kusir. Dia tahu dirinya tidak akan diizinkan naik, dan dia juga tidak berminat duduk satu kereta dengan keluarga Perdana Menteri yang munafik itu.

Lu Yuan memandangi keretanya sekilas, kemudian dia tiba-tiba menendang rodanya sekuat tenaga hingga kereta tersebut bergoyang. Si kusir membelalak dan dia semakin ketakutan.

“Huh, kereta busuk ini tidak akan muat untukku.”

Setelah itu, Lu Yuan pergi begitu saja. Si kusir menatapnya dari kejauhan dengan beragam pertanyaan yang tidak berani diungkapkan. Nona Ketiga ini… sungguh mengerikan dan tidak terduga.

Dulu dia pendiam, lemah, dan selalu menurut. Bahkan saat dia ditindas pun, dia tidak akan melawan dan hanya akan berlari mengurung diri di kamarnya.

Sekarang, yang dia lihat tidak seperti itu. Apa yang baru saja dilakukan oleh Nona Ketiga adalah sebuah fenomena yang mengonfirmasi rumor terkait dirinya yang menusuk Nona Kedua sampai berdarah.

Tidak disangka, gadis lemah tertindas yang dulu selalu menunduk dengan sedih dan takut ternyata memiliki mata tajam yang mengintimidasi. Bahkan hanya dengan tatapannya saja, sudah bisa membuat orang bergetar ketakutan.

Tidak jauh dari sana, kereta kuda dari kediaman Marquis Yongping juga terparkir. Dari jendela yang kecil, Gong Zichen mengintip ke tempat si kusir berada.

Seringainya terbit seperti bulan sabit. Mo Yunfei meliriknya, lalu melirik tempat si kusir berada dan bergidik ngeri.

“Nona Ketiga benar-benar mengerikan,” ucapnya. “Dia menendang keretanya tanpa memedulikan apapun. Tuan, kau yakin akan menikahinya sebagai istri?”

Gong Zichen mengangguk. “Tentu saja. Istriku tidak harus lembut dan anggun. Gadis seperti Nona Ketiga lebih cocok menjadi istriku.”

Mo Yunfei berpikir ada yang salah dengan selera tuannya. Orang lain mendambakan kecantikan dan bakat serta karakter berbudi luhur, tapi tuannya malah sebaliknya.

Nona Ketiga ini memang cantik sekali, tapi perilaku dan karakternya jauh dari kata ‘lembut’ dan ‘berbudi luhur’. Dia lebih cocok dipanggil sebagai wanita keras yang kasar.

“Segera berangkat. Istriku tidak boleh berjalan kaki.”

Mo Yunfei menurut dan memerintahkan kusir agar segera berangkat. Kereta kuda berjalan meninggalkan istana melalui Gerbang Barat, melewati lorong-lorong panjang dengan tembok tinggi dan tiang-tiang lampu setinggi pinggang orang dewasa. Ketika hampir mendekati Lu Yuan, kecepatannya melambat.

“Istri! Ayo naik! Aku akan mengantarmu pulang!”

Lu Yuan menoleh sebelum memalingkan wajahnya. Dia pikir dia sudah bebas, tapi pria ini seperti permen karet yang terus menempel padanya. Lu Yuan sudah cukup marah karena perbuatan Gong Zichen hari ini, tapi dia juga sudah lelah dan tidak ingin berdebat lagi.

“Bisakah kau menjauh sebentar dariku?” ucap Lu Yuan. Gong Zichen terkekeh.

“Tidak bisa. Istri, aku akan terus menempel padamu sampai hari pernikahan kita tiba! Ayo naik! Aku yakin Perdana Menteri Zhao akan segera menemukanmu jika kau terus berjalan.”

Lu Yuan refleks menolehkan kepala ke belakang, tapi yang ia lihat hanyalah beberapa pengawal yang sedang berpatroli. Dia baru saja menendang kereta kuda Perdana Menteri dan efeknya mungkin akan segera diketahui.

Kalau dia tetap berjalan kaki, selain melelahkan dan pegal, rombongan Perdana Menteri pasti bisa menyusulnya. Itu tidak baik.

Lu Yuan tidak punya pilihan lain. Kakinya menaiki tangga kereta dan masuk ke dalam, kemudian duduk di dekat pintu masuk. Gong Zichen tersenyum, dia menatap calon istrinya dari atas hingga ke bawah. Lu Yuan risih.

“Apakah matamu bermasalah? Mengapa kau terus menatapku?”

“Istri, kau itu cantik. Mataku tidak bisa berhenti menatapmu.”

Astaga, Lu Yuan sangat ingin muntah. Setiap kali bertemu dengan Gong Zichen, selain merepotkan, dia selalu mendengar perkataan manis dari mulutnya. Orang akan merasakan Marquis Yongping sangat romantis dan mencintainya, namun bagi Lu Yuan, itu adalah sebuah masalah.

Kata-kata manis yang dilontarkan oleh mulut Gong Zichen membuat pria itu seperti tuan muda hidung belang yang mengincar wanita di rumah bordil, yang setiap hari mengatakan cinta kepada banyak wanita.

“Bisakah kau berhenti memanggilku istri?”

“Kenapa? Kaisar sudah mengatakan jika pernikahan kita akan tetap dilanjutkan. Jadi, kau adalah istriku di masa depan. Memanggilmu istri lebih awal tidak akan menjadi masalah untukku.”

“Gong Zichen, kita belum menikah!” seru Lu Yuan yang geram.

“Ah, jadi jika setelah menikah, kau tidak akan protes dengan panggilan istri? Astaga, istri, kalau begitu ayo kita menikah besok!”

“Dasar gila!”

Lu Yuan tidak mau memedulikannya lagi. Senyum di bibir Gong Zichen masih terukir sempurna dan matanya terus memandangnya tanpa henti.

Gadis ini, usianya dua tahun lebih muda darinya. Tapi, kedalaman pikiran dan tindakannya sama sekali sukar ditebak.

Masih banyak misteri lain yang belum dia jumpai dari gadis ini. Nona Ketiga Zhao, adalah tipe orang yang rumit pemikirannya. Gong Zichen belum pernah melihat wanita seperti ini sebelumnya.

“Berhenti menatapku! Apa kau belum puas menyudutkanku?”

“Istri, bicaramu sungguh kejam. Mana dari tindakan dan perkataanku yang menyudutkanmu?”

Jika dipikir-pikir, Gong Zichen memang tidak menyudutkannya tadi. Pria itu justru menyelamatkannya dan membantunya.

Dia dengan berani mempertanyakan keadilan Perdana Menteri kepada putri-putrinya, juga bicara lantang dan mempertaruhkan Pasukan Shenwu di hadapan Lu Zheng untuk membelanya.

Mengapa Lu Yuan marah? Ia rasa, kemarahannya timbul akibat rasa tidak terima. Lu Yuan tidak terima nasibnya dipermainkan dan ditentukan oleh tangan orang lain. Dia lebih suka mengatur dan menentang nasib dengan campur tangannya sendiri.

“Mengapa kau bersikeras ingin menikah denganku?”

“Sudah kubilang, aku menyukaimu. Istri, apa kau pikir perkataanku waktu itu adalah sebuah candaan?”

Tidak, Lu Yuan tidak percaya perkataan seorang pria. Ayahnya, Zhao Yun, dan juga Lu Zheng, semuanya adalah pria yang tidak bisa dipercaya. Gong Zichen juga sama.

Dia pria yang licik dan punya banyak akal bulus untuk menjeratnya. Sejak pertemuan pertama, dia sudah menilai kalau pria ini bukan orang baik.

“Istri, tenang saja. Kau tidak perlu takut, aku tidak akan mengambil selir di masa depan. Istriku hanya akan menjadi kamu,” ucap Gong Zichen meyakinkan.

“Berhenti bicara omong kosong!”

Lu Yuan benar-benar bosan meladeni ocehan Gong Zichen yang semakin lama semakin menyebalkan. Perjamuan tadi sudah cukup menguras kesabaran dan emosinya. Dia masih harus berpikir bagaimana caranya mengungkap kejahatan para menteri dan membalas sakit hatinya.

Jalannya masih panjang. Lu Yuan malah mendapat sandungan berupa jeratan pernikahan yang tidak bisa ditentang.

Dia menyesali keputusannya dahulu yang bodoh. Dia mana tahu Marquis Yongping alias Gong Zichen ini sangat sukar dihadapi! Ini namanya senjata makan tuan!

Terpopuler

Comments

Buke Chika

Buke Chika

😀😀😀😀kayaknya dia pria baik emang banyak tersembunyi

2024-04-25

0

Hamidh

Hamidh

😄 senjata makan tuan, kasihan lu yuan

2024-03-30

0

Leni Martina

Leni Martina

cerita sebagus ini kok reader nya sedikit ya,coba klo yg novel yg kyk ikan terbang pasti bnyk,

2024-03-15

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!