Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga

Sensasi gatal di tenggorokan, disertai rasa sakit di seluruh tubuh memaksa Lu Yuan untuk membuka matanya. Saat sinar membuat segalanya menjadi jelas, ia mengerutkan dahinya.

Untaian kain penutup dan derit ranjang yang bobrok pertama kali menyapanya. Ruangan ini, mengapa begitu asing?

“Nona, akhirnya kau sadar!”

Dia menangkap suara itu dan menoleh seketika. Seorang gadis, berpakaian pelayan berlutut di sisi ranjangnya.

Wajahnya yang kecil tampak lusuh, ada dua lingkaran hitam di sekitar matanya yang sipit. Lu Yuan meraba seluruh tubuhnya, menyasar bagian dadanya.

Ini…. Bukankah dia telah ditusuk oleh pedang yang sangat tajam?

Mengapa tubuhnya baik-baik saja? Ia bahkan tidak melihat darah sama sekali. Seharusnya ia sudah mati karena tusukan pedang dan ledakan di dalam aula.

Tapi, mengapa ia justru baik-baik saja? Selain itu, siapa gadis pelayan di sisinya ini? Apa pula alasannya memanggilnya dengan sebutan nona?

“Kau?”

Gadis pelayan itu langsung menangis keras.

“Nona, aku layak dihukum. Aku tidak bisa menjaga Nona dengan baik sampai membiarkan Nona Kedua menganiayamu lagi. Nona, tolong hukum aku!”

Bagaimana bisa Lu Yuan menghukumnya di saat ia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya? Lu Yuan merenung sesaat.

Berdasarkan logika, nyawanya sudah melayang bersama seluruh kebenciannya hari itu. Ia tidak hanya tidak mati, tetapi memiliki seorang pelayan kecil.

Apakah Raja Neraka tidak tega menerimanya dan membiarkannya hidup lagi?

“Nona Kedua?”

“Nona Kedua, Zhao Lin. Dia selalu menindas kita hanya karena Nona memiliki tubuh lemah dan sering jatuh sakit. Saat Nyonya masih ada, mereka bahkan tidak berani menginjakkan kakinya di sini selangkah pun. Tuan Besar benar-benar sudah melupakan putri sahnya sendiri!”

Marga Zhao. Lu Yuan mengingat jika Klan Zhao di kekaisaran cukup berpengaruh karena keberadaan dan prestasi Perdana Menteri Zhao Yun.

Perdana Menteri Zhao memiliki seorang putri yang sakit-sakitan dari istri sahnya yang meninggal sepuluh tahun lalu. Perdana Menteri adalah orang kepercayaan Lu Yuan, tetapi ia jadi meragukannya ketika insiden tragis itu terjadi.

“Katakan, siapa namaku?”

Gadis pelayan Bernama Xiao Tao terlalu merasa bersalah dan seketika menangis lagi. Kenapa bisa begini? Apakah Nona Kedua terlalu parah menganiayanya sehingga majikannya ini mengalami masalah otak? Mengapa ia justru menanyakan namanya sendiri pada Xiao Tao?

“Jangan menangis. Jawab dulu pertanyaanku!”

“Nona, kau adalah Zhao Yue. Putri sah Perdana Menteri, putri Nyonya Shu.”

Walau tidak masuk akal, tetapi langit sepertinya masih menyayanginya. Lu Yuan dihidupkan kembali di tubuh Zhao Yue, yang rumornya adalah putri tidak berguna dan kerap dicap sebagai sampah pembawa sial karena sakit-sakitan.

Sudah ia duga, ia tidak akan mati semudah itu. Langit tidak begitu buta hingga membiarkan sekelompok sampah pengkhianat itu hidup damai setelah kepergiannya!

Walau sedikit kecewa karena ia dibangkitkan di tubuh wanita yang tidak berguna, setidaknya Lu Yuan tidak benar-benar musnah. Hal penting yang harus ia ketahui sekarang adalah kabar pengadilan istana. Ia ingin memastikan apakah ia berada di masa yang sama atau melintas ke beberapa tahun silam.

“Tahun berapa sekarang?”

Pandangan sayu Xiao Tao semakin meredup. Ada gurat kesedihan mendalam dalam sorot matanya. “Sekarang tahun ketujuh Yangle. Yang Mulia Kaisar Yangle meninggal dan istana masih berduka.”

Lu Yuan terkejut untuk ke sekian kalinya. Ia mengabaikan Xiao Tao, mengabaikan rasa sakit di tubuh akibat pukulan dan cambukan dan berlari menuju jendela usang yang sudah bobrok. Ketika jendelanya dibuka, hamparan salju putih yang tebal di depan matanya membuatnya terpana sesaat.

Ternyata benar, ini adalah tahun yang sama dengan tahun kematiannya. Ketika ia meledakkan aula pengadilan, musim dingin baru memasuki periode tengah.

Sekarang mungkin sudah mulai beranjak ke ujung. Lu Yuan bertanya-tanya, sudah berapa lama ia mati sejak waktu itu?

“Nona, lantainya dingin. Setidaknya pakailah kaus kakimu. Tuan Besar tidak akan peduli jika Nona jatuh sakit lagi.”

“Aku mungkin melupakan beberapa hal. Bisakah kau memberitahuku sesuatu ketika aku menginginkannya?”

“Tentu saja, Nona. Nona adalah Nona terbaik yang kumiliki. Nyonya Shu telah menyelamatkanku dan merawatku, sekarang giliranku yang menjaga dan merawat Nona. Nona tidak perlu bersedih. Beberapa hal mungkin lebih baik dilupakan dan jangan diingat lagi.”

Dengan mendengarkan kata-kata Xiao Tao, Lu Yuan langsung tahu jika kehidupan Zhao Yue sungguh tidak baik. Terlahir sebagai putri sah yang mulia, tetapi justru dianiaya karena lemah.

Bahkan ia menduga Perdana Menteri juga tidak peduli padanya. Padahal, Zhao Yue adalah putri sahnya, darah dagingnya sendiri.

Satu-satunya hal yang ingin ia ketahui sekarang adalah bagaimana kondisi istana setelah kejadian itu. Menurutnya tidak baik menunjukkan diri lebih awal.

Ia berpura-pura batuk, membuat Xiao Tao panik kembali dan terpaksa memapahnya ke ranjang. Tubuh ringkihnya begitu lemah, tenaganya bahkan sulit digunakan untuk menahan bobot tubuhnya sendiri.

“Di mana Perdana Menteri?” tanyanya dengan suara yang sengaja dilemahkan.

“Tuan Besar sedang ada di istana. Sepertinya sedang mendiskusikan pewarisan takhta.”

“Pewarisan takhta?”

“Yang Mulia Kaisar tiba-tiba meninggal satu bulan lalu karena kebakaran yang terjadi di aula pengadilan. Nona mungkin melupakannya, tetapi kejadian itu sungguh tragis dan sangat mengerikan.”

Tragis? Ya, itu memang tragis. Lu Yuan bahkan ingin menertawakan ketragisan itu dengan tawa yang membahana, yang mungkin berselang dengan kemarahan seperti api neraka yang terus menyala sepanjang masa. Lu Yuan meradang, ia mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memerah.

Baiklah. Karena ia sudah terlahir kembali, ia akan memulai aksi balas dendamnya. Biarkan ia membabat habis komplotan pengkhianat itu dan menghancurkan mereka sampai berkeping-keping. Ia akan menggunakan identitas Zhao Yue dalam perjalanan barunya.

Dan hal paling penting yang harus dilakukan sekarang adalah mencari pakaian yang layak dikenakan. Saat ini, tubuhnya hanya mengenakan baju dalam berwarna putih usang yang tipis, yang bisa robek ketika terkena tarikan.

“Ambilkan aku pakaian.”

Xiao Tao pergi dan kembali dengan satu set pakaian hangat yang agak pantas dikenakan. Warnanya lusuh, tapi setidaknya lebih hangat dan lebih nyaman dibanding baju dalam tadi.

Lu Yuan memandangi sekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan luka. Luka-luka itu kebanyakan sudah mengering, ada juga bekas luka lama yang membekas. Ini jelas bukan hal baik, terutama bagi seorang wanita.

Ia bisa membayangkan betapa parah penyiksaan yang Zhao Yue alami sejak dicap sebagai putri tidak berguna. Hatinya tiba-tiba ikut merasakan sakit, tapi Lu Yuan berhasil menyembunyikan semu di wajahnya dengan baik.

Baru saja ia akan menyisir rambutnya, suara ribut dari luar langsung mengusiknya.

“Jalang sialan! Hidupmu begitu beruntung ya? Kenapa kau tidak mati saja?”

Terpopuler

Comments

Minn

Minn

ayo jangan biarkan dirimu ditindas lagi

2024-03-10

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-01-20

0

Derajat

Derajat

Menarik sekali... semoga tdk putus ditengah jalan

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!