Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!

Xiao Lv mengantar Lu Yuan sampai pintu gerbang Istana Cinning. Setelah berbincang dan membujuk Janda Permaisuri untuk menolak tawarannya secara halus, Lu Yuan sedikit kelelahan.

Dia bisa saja menerima tawaran itu dan tinggal di istana, lalu menyusun rencana secara perlahan. Tapi, istana adalah tempat yang tidak sederhana. Ada terlalu banyak pasang mata yang mengawasi dan membuat gerakannya tidak leluasa.

Terlebih lagi, jika tiba-tiba Nona Ketiga Perdana Menteri tinggal di istana, meskipun alasannya adalah menemani Janda Permaisuri, orang-orang tidak akan menerimanya.

“Janda Permaisuri akan sangat senang jika Nona mau tinggal. Tapi, meskipun Nona tidak mau, Istana Cinning akan selalu menyambut kedatanganmu. Nona Ketiga, hati-hati di jalan,” Xiao Lv berucap dengan hormat. Lu Yuan membalasnya dengan anggukan kepala dan berbalik pergi.

Di tempatnya, Xiao Lv terkejut. Mengapa anggukan kepalanya tampak familier?

Sayangnya, Lu Yuan tidak menyadari keterkejutan Xiao Lv dan terus berjalan. Tanpa sengaja, dia melewati kediaman Janda Selir Chu sekaligus tempat diadakannya perjamuan.

Lu Yuan segera memutar arah, namun sebuah suara kemudian membuatnya harus berhenti.

“Istri! Kau di sini?”

Mengapa ada Gong Zichen di mana-mana? Lu Yuan mengepalkan tangannya dan memejamkan mata saat beberapa pelayan istana memandanginya.

Dia ingin menyumpal mulut Gong Zichen dengan saputangan kotor dan membuat lidahnya lumpuh. Tidak bisakah pria itu berhenti memanggilnya istri?

“Tuan Marquis, kau juga di sini,” Lu Yuan terpaksa berbalik dan pura-pura lembut. Gong Zichen terkekeh. Dia tahu Nona Ketiga sedang bersandiwara.

“Oh, aku baru saja kembali dari pengadilan. Kudengar Janda Selir mengadakan perjamuan, jadi aku datang untuk melihat-lihat. Nona Ketiga, apakah kamu juga datang untuk melihat keramaian?”

“Aku datang untuk menjenguk Janda Permaisuri. Jika Tuan ingin melihat keramaian, maka aku tidak akan mengganggu.

Ketika Lu Yuan berbalik lagi, Gong Zichen tiba-tiba menarik tangannya, “Karena sudah di sini, maka kau harus masuk.”

“Gong Zichen, lepaskan aku!”

“Aiya, istri, ini pertama kalinya kau memanggil namaku!”

“Lepaskan tanganku,” Lu Yuan mendesis. Tapi, cekalan tangan Gong Zichen cukup kuat.

“Panggil aku sekali lagi dan aku akan melepaskanmu.”

“Kau!”

Seringaian jahat dan tengil tersungging di bibirnya. Lu Yuan terpancing emosi, lalu mati-matian menahannya. Dia mengembuskan napas kasar.

Sudahlah, karena sudah kepalang tanggung, lebih baik dihadapi saja. Toh hanya sebuah perjamuan. Paling-paling Lu Yuan harus memikirkan cara untuk menghindari orang-orang.

Di taman istana kediaman Janda Selir Chu, orang-orang sudah berkumpul. Beberapa gadis muda tampak berbincang di beberapa sudut, sementara orang tua mereka bergosip dengan asyik.

Beberapa menteri yang hadir hanya berbincang santai sembari sesekali bersulang dengan rekannya. Seseorang mengenali Marquis Yongping dan langsung menyambutnya dengan suara yang keras.

“Suatu kehormatan dapat melihat kembali Marquis Yongping setelah bertahun-tahun. Tuan, saya tidak menyangka kau akan datang ke perjamuan seperti ini.”

Lu Yuan mengenal suaranya. Itu adalah suara Luo Gui, Menteri Pendapatan yang masuk ke dalam daftar hitam menteri korup.

Suaranya masih sama, dengan kata-kata kurang ajar yang biasa didengar. Jika itu sebulan yang lalu, Lu Yuan pasti sudah menjebloskannya ke dalam penjara dan menyita semua asetnya.

“Janda Selir mengundang bangsawan dan pejabat. Jadi, tidak ada alasan bagiku tidak datang,” Gong Zichen menanggapi ringan. Tapi, Luo Gui yang mudah tersinggung itu langsung mengubah ekspresinya dan tidak bicara lagi.

Marquis Yongping di mata para menteri adalah duri. Sikapnya agak kurang ajar saat penobatan di aula tadi. Marquis Yongping memang menghormati Kaisar, tapi ekspresinya jelek dan tengil seolah-olah dia meremehkan pengadilan.

Mereka sulit mengkritiknya karena Marquis Yongping adalah perwira militer, posisinya sama tinggi dan jasanya besar hingga Kaisar pun tidak berani sembarangan mengkritik.

Karena Pasukan Shenwu ada di bawah pimpinannya, para menteri ini tidak berani menindak lebih jauh tanpa perencanaan yang matang. Jika salah melangkah, akibatnya bisa fatal.

Apalagi, Kaisar yang baru naik takhta sangat pemarah dan licik, bisa saja mereka didorong masuk ke lubang neraka jika gegabah. Jadi, para menteri sementara diam dan pura-pura patuh.

Siapa sangka perkataannya juga kurang ajar di sini. Padahal, Luo Gui hanya berusaha menyapanya baik-baik, tapi Gong Zichen mengubahnya menjadi sebuah pernyataan yang menunjuk bahwa dirinya tidak suka bersosialisasi dan orang perbatasan sepertinya tidak pantas menghadiri perjamuan mewah.

“Tentu saja tidak ada alasan. Tuan Marquis, silakan duduk.”

Dari arah depan, seorang wanita setengah baya yang dua tahun lebih muda dari Janda Permaisuri tersenyum penuh semangat. Dia – Janda Selir Chu adalah tuan rumah perjamuan dan tidak baik baginya jika membiarkan para tamu berselisih hanya karena tersinggung.

Putranya sudah memberitahu kalau Marquis Yongping yang kembali ke ibukota dua bulan lalu datang ke pengadilan. Janda Selir cukup terkejut orang itu hadir di perjamuan.

“Terima kasih, Janda Selir.”

Janda Selir menangkap satu sosok mungil berdiri di belakang tubuh Gong Zichen, seolah-olah sedang berlindung dan menghindari semua orang. Sosok itu berpakaian bagus, kemungkinan merupakan seorang gadis bangsawan. Tapi, gadis bangsawan di ibukota ini, Janda Selir mengetahuinya.

Mengapa baru kali ini dia melihat sosok itu? Apakah dia adalah orang yang dibawa Marquis Yongping dari perbatasan untuk menemaninya?

“Marquis Yongping sungguh romantis. Kau membawa kekasihmu menghadiri perjamuan. Aku merasa malu karena tidak tahu,” ucap Janda Selir.

Lu Yuan tersentak. Persembunyiannya sia-sia. Mata jeli Janda Selir Chu masih saja berhasil menangkapnya.

Dia menarik jubah Gong Zichen, meminta pria itu bicara untuknya. Gong Zichen tersenyum, senyumnya membuat para gadis yang melihat seketika terpana dan terkena panah asmara.

Marquis Yongping, yang dikenal dingin dan kejam, baru saja tersenyum!

“Ah, aku lupa, dia bukan kekasihku. Dia adalah calon istriku,” ucap Gong Zichen. Lu Yuan membelalak tidak percaya.

Janda Selir juga terkejut. Dia memperhatikan Lu Yuan lebih lama dan menilai penampilannya. Wajahnya cantik seperti giok. Jika tidak ada goresan di pipinya, kecantikannya paripurna.

Wajah ini sepertinya mirip dengan seseorang. Janda Selir menumpuk rasa penasarannya dalam hati.

“Calon istri?”

“Ya. Wanita ini adalah Nona Ketiga dari kediaman Perdana Menteri.”

Sontak saja semua orang terkejut dan membelalakkan matanya lebar-lebar. Nona Ketiga dari kediaman Perdana Menteri?

Maksudnya, Nona Ketiga yang lemah dan tidak berguna, yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di ibukota?

Para gadis dan menteri yang hadir mulai berbicara tentangnya, tapi mereka juga penasaran mengapa Marquuis Yongping menyebutnya sebagai calon istri.

Zhao Yun dan Cao Wenyu yang tadinya tidak memperhatikan ikut terkejut dan membalikkan tubuh mereka. Mata mereka sama membelalak, melihat Nona Ketiga ada di belakang Marquis Yongping.

Zhao Lin yang tadinya sedang berbincang dengan beberapa teman gadis bangsawan ikut teralihkan, menatap tidak suka pada Lu Yuan.

“Nona Ketiga, Zhao Yue?” tanya Janda Selir.

“Benar,” jawab Gong Zichen.

“Mengapa dia datang bersamamu?”

Gong Zichen diam-diam menampilkan senyum licik. Matanya melirik tempat keberadaan Zhao Yun dan Cao Wenyu. Cao Wenyu menyadari tanda bahaya dan firasatnya buruk.

Dia belum pernah bertemu Marquis Yongping sebelumnya, dan dia tidak tahu apapun tentangnya. Dia hanya tahu kalau Marquis Yongping yang dingin dan kejam dan sepanjang hidupnya menjaga perbatasan adalah orang yang tidak mudah disinggung.

“Ini seharusnya ditanyakan pada Perdana Menteri,” Gong Zichen mengarahkan langsung serangannya pada Zhao Yun.

“Tuan Perdana Menteri, mengapa kau hanya membawa Nona Kedua bersamamu dan meninggalkan Nona Ketiga? Seingatku, undangan Janda Selir menyatakan semua gadis keturunan bangsawan dan pejabat diperbolehkan datang.”

Wajah Zhao Yun perlahan memucat. Dia lupa kalau dia punya satu putri lagi. Setelah mengirimkan barang-barang, Zhao Yun lupa memberitahu perjamuan Janda Selir.

Kesalahan itu, ternyata membuat Marquis Yongping bertanya dan dia kesulitan menjawab. Apalagi, perkataan Marquis Yongping itu menyembunyikan pisau dan menyerangnya secara langsung dan tidak langsung.

“Nona Ketiga hanya bisa mencariku dan meminta bantuanku. Jadi, itulah alasan mengapa dia datang bersamaku.”

Lu Yuan mendelik, dia berbisik, “Siapa yang mencari dan meminta bantuanmu?”

“Sstttt… istri, biarkan suamimu menanganinya untukmu.”

Lu Yuan menyesal tidak menepis cekalan tangan Gong Zichen yang membawanya kemari. Gong Zichen adalah pembohong besar yang tidak masuk akal.

Di hadapan Janda Selir dan semua orang, dia berani mengatakan kebohongan untuk menegur Zhao Yun. Lu Yuan jadi agak pusing.

“Perdana Menteri, bukankah Nona Ketiga adalah putri sahmu?” Janda Selir bertanya dengan dahi berkerut.

Dia paling mementingkan reputasi dan kehormatan. Sekalipun nona tidak berguna, Janda Selir tidak akan membiarkan seseorang memandangnya pilih-pilih tamu.

“Benar, Janda Selir,” suara Zhao Yun tercekat.

“Lalu mengapa kau meninggalkannya? Bukankah aku sudah mengatakan semua gadis keturunan bangsawan dan pejabat diperkenankan hadir?”

Sebelum Zhao Yun dan Cao Wenyu menjawab, Gong Zichen terlebih dahulu menyela, “Mungkin karena Nona Ketiga agak terlambat dan kediamannya jauh, jadi mereka lupa. Tapi, Tuan Perdana Menteri, sikapmu yang hanya membawa Nona Kedua ke perjamuan dan lupa pada Nona Ketiga ini kurang baik. Perdana Menteri, kau tidak adil.”

“Apa yang membuat kalian berbicara tentang keadilan di sini?” sebuah suara menginterupsi perjamuan. Mendengar suara itu, semua orang terkejut dan sontak menoleh ke arah datangnya suara.

Raut wajah Cao Wenyu dan Zhao Yun tidak baik.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-01-21

0

mia0211

mia0211

yak biar semua orang tau ya marquis,biar ga da yg godain juga👍

2023-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2 Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3 Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4 Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5 Chapter 5: Keluarga Sampah
6 Chapter 6: Ayah yang Buruk
7 Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8 Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9 Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10 Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11 Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12 Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13 Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14 Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15 Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16 Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17 Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18 Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19 Chapter 19: Penyusup
20 Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21 Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22 Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23 Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24 Chapter 24: Menteri Bermasalah
25 Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26 Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27 Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28 Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29 Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30 Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31 Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32 Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33 Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34 Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35 Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36 Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37 Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38 Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39 Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40 Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41 Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42 Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43 Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44 Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45 Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46 Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47 Chapter 47: Orang yang Gelisah
48 Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49 Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50 Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51 Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52 Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53 Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54 Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55 Chapter 55: Jelek dan Miskin
56 Chapter 56: Harus Dibesarkan
57 Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58 Chapter 58: Jamuan Beracun
59 Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60 Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61 Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62 Chapter 62: Ikatan Takdir
63 Chapter 63: Kambing Hitam
64 Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65 Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66 Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67 Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68 Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69 Chapter 69: Tanda Permaisuri
70 Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71 Chapter 71: Darah Selir Agung
72 Chapter 72: Kematian Selir Agung
73 Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74 Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75 Chapter 75: Makam Sendiri
76 Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77 Chapter 77: Mulai Jatuh
78 Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79 Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80 Chapter 80: Ruang Kosong
81 Chapter 81: Makan Malam
82 Chapter 82: Perintah Pengurungan
83 Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84 Chapter 84: Berjalan Bersama
85 Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86 Chapter 86: Pertemuan
87 Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88 Chapter 88: Mari Bertaruh
89 Chapter 89: Saat-Saat Genting
90 Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91 Chapter 91: Pengaturan Praktis
92 Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93 Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94 Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95 Chapter 95: Pengunduran Diri
96 Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97 Chapter 97: Kemenangan
98 Chapter 98: Takhta Baru
99 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?
2
Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga
3
Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!
4
Chapter 4: Marquis Yongping Bukan Orang yang Menarik
5
Chapter 5: Keluarga Sampah
6
Chapter 6: Ayah yang Buruk
7
Chapter 7: Istri, Kita Bertemu Lagi!
8
Chapter 8: Separuh Menteri Mati
9
Chapter 9: Mayat yang Terbakar Seperti Daging Panggang
10
Chapter 10: Sudah Jadi Hantu Juga Masih Mengganggu
11
Chapter 11: Kaisar Baru Tidak Akan Sukses
12
Chapter 12: Aku Curiga Mereka Berkonspirasi
13
Chapter 13: Perdana Menteri, Kamu Tidak Adil!
14
Chapter 14: Kaisar, Mohon Selesaikan Titah!
15
Chapter 15: Apakah Kamu Puas?
16
Chapter 16: Ayah, Putri Ketigamu Sungguh Keterlaluan
17
Chapter 17: Sampai Jumpa Lagi, Istri!
18
Chapter 18: Ibu, Buat Marquis Membencinya!
19
Chapter 19: Penyusup
20
Chapter 20: Aku Akan Menikah Denganmu
21
Chapter 21: Siapa Bilang Dia Hilang?
22
Chapter 22: Hadiah Pertunangan Itu Milikku!
23
Chapter 23: Calon Istri Marquis Tidak Sederhana
24
Chapter 24: Menteri Bermasalah
25
Chapter 25: Pikirkan Hal yang Lebih Besar!
26
Chapter 26: Masa Lalu Saudara Sepupu
27
Chapter 27: Kecuali Jika Aku Mati
28
Chapter 28: Mengambil Satu Persatu
29
Chapter 29: Kau Ingin Aku Membantunya Kawin Lari?
30
Chapter 30: Jika Dia Tiada, Posisi Ibu Suri yang Kosong Menjadi Milikmu
31
Chapter 31: Gaun Pernikahan Mewah
32
Chapter 32: Kunjungan Terakhir
33
Chapter 33: Ada Orang yang Ingin Mencelakaimu
34
Chapter 34: Hari Pernikahan Marquis adalah Hari Bahagia
35
Chapter 35: Ayo Tidur Bersama!
36
Chapter 36: Rahmat Sepanjang Hidup
37
Chapter 37: Tidak Mau Mengalah
38
Chapter 38: Menjadi Sebuah Peringatan
39
Chapter 39: Menguntungkan Orang Lain
40
Chapter 40: Keterlibatan Mendiang Kaisar
41
Chapter 41: Kekaisaran Berutang Padamu
42
Chapter 42: Mengubur Zhao Yue
43
Chapter 43: Kehidupan Setelah Kematian
44
Chapter 44: Membidik Keluarga Rong
45
Chapter 45: Izinkan Aku Membantumu
46
Chapter 46: Utang Nyawa Cao Wenyu
47
Chapter 47: Orang yang Gelisah
48
Chapter 48: Pelajaran dari Ayah Mertua
49
Chapter 49: Perihal Membuka Hati
50
Chapter 50: Hati yang Terperangkap Masa Lalu
51
Chapter 51: Aku Benar-Benar Minta Maaf
52
Chapter 52: Menghabisi Janda Permaisuri
53
Chapter 53: Beritahu Aku Siapa Informanmu!
54
Chapter 54: Tugas dari Kaisar Yangle
55
Chapter 55: Jelek dan Miskin
56
Chapter 56: Harus Dibesarkan
57
Chapter 57: Jalan Penuh Duri dan Darah
58
Chapter 58: Jamuan Beracun
59
Chapter 59: Apakah Istri Marquis Sudah Gila?
60
Chapter 60: Aku Menginginkanmu
61
Chapter 61: Biarkan Aku Memilikinya
62
Chapter 62: Ikatan Takdir
63
Chapter 63: Kambing Hitam
64
Chapter 64: Lebih Mudah Mencapai Tujuan
65
Chapter 65: Aku Ingin Bertahan
66
Chapter 66: Ayah, Kenapa Kau Menyusahkanku?
67
Chapter 67: Istri, Mari Ulangi Lagi
68
Chapter 68: Berpikir Tentang Keturunan
69
Chapter 69: Tanda Permaisuri
70
Chapter 70: Jaring Laba-Laba
71
Chapter 71: Darah Selir Agung
72
Chapter 72: Kematian Selir Agung
73
Chapter 73: Kaisar Tidak Akan Mempertahankan Orang Tidak Berguna
74
Chapter 74: Menenangkan Keluarga Gu
75
Chapter 75: Makam Sendiri
76
Chapter 76: Marquis, Cuka Milikmu Tumpah!
77
Chapter 77: Mulai Jatuh
78
Chapter 78: Perihal Raja-Raja
79
Chapter 79: Rahasia Istana Wende
80
Chapter 80: Ruang Kosong
81
Chapter 81: Makan Malam
82
Chapter 82: Perintah Pengurungan
83
Chapter 83: Kau Tidak Pantas Bicara Soal Kepuasan!
84
Chapter 84: Berjalan Bersama
85
Chapter 85: Menuntut Tanggung Jawab
86
Chapter 86: Pertemuan
87
Chapter 87: Melepaskan Perdana Menteri
88
Chapter 88: Mari Bertaruh
89
Chapter 89: Saat-Saat Genting
90
Chapter 90: Pemberangkatan Pasukan
91
Chapter 91: Pengaturan Praktis
92
Chapter 92: Marquis, Bertahanlah!
93
Chapter 93: Jamuan Akhir Musim Panas
94
Chapter 94: Kau Datang Terlambat
95
Chapter 95: Pengunduran Diri
96
Chapter 96: Kebenaran yang Terkubur
97
Chapter 97: Kemenangan
98
Chapter 98: Takhta Baru
99
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!