Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares

Sarah bagai terhipnotis, hanya bisa pasrah ketika Arya melu_mat bibirnya dan enggan membalas. Mata pria itu memejam seakan menikmati apa yang ia lakukan. Perlahan pagutan itu semakin menuntut dan … liar membuat Sarah tersadar kalau saat ini dia berada di kantor dan pria di atas tubuhnya adalah Arya -- asistennya si raja gombal dan berhasil membuat dirinya terlena.

“Hahh.”

Sarah mendorong tubuh Arya bahkan menendang pria itu hingga tersungkur.

“Bu Sarah punya ilmu bela diri ya,” ujar Arya sambil mengusap bokongnya menatap Sarah yang sudah beranjak duduk. “Kata Pak Edric lagi sakit, tapi tendangannya bikin saya nyungsruk.”

“Sudah tahu saya sakit, kenapa cari kesempatan. Dasar asisten kurang ajar, kalau saya tidak segera sadar bisa-bisa habis pakaian saya kamu lucuti.”

“Jadi ciuman saya bikin ibu tidak sadar ya?”

Sarah mengabaikan Arya dan memperbaiki penampilannya, bersamaan dengan pintu kamar terbuka dan ….

“Sarah ... kamu ada di sini juga? Kalian sedang apa?”

Arya beranjak dari lantai karena penampilan dirinya juga Sarah membuat orang menduga macam-macam dan orang itu adalah Nella -- mama Sarah.

“Mama.”

“Kalian keluar, kita perlu bicara,” titah Nella dan Sarah hanya bisa menghela nafasnya.

Nella sudah duduk di sofa tunggal yang biasa ditempati Sarah, sedangkan istrinya juga Arya duduk berdampingan di sofa sisi kiri.

“Ada angin apa hari ini aku dikunjungi Papa dan Mama,” seru Sarah seakan melupakan wajah Nella yang geram melihat kejadian di kamar rahasia. Nella menoleh sekilas lalu menatap bergantian Sarah dan Arya.

“Masih mau mengelak dan menolak untuk menikah sedangkan tadi ….”

“Tidak terjadi apa-apa,” ujar Sarah menyela ucapan Mamanya.

“Tidak terjadi apa-apa bagaimana? Sarah, Mama lihat sendiri kamu sedang memperbaiki pakaian kamu dan bocah ini,” tunjuk Nella pada Arya. “Seperti kesakitan.”

“Maksud Mama aku menyakiti dia?”

“Betul Tante, sakit bemper saya nih,” sahut Arya membuat perbincangan semakin tidak jelas.

“Mah, aku tadi berbaring karena sakit kepala. Pagi-pagi Papa sudah berkunjung hanya untuk bertitah macam-macam. Waktu bangun aku terkejut ternyata ada Arya, refleks aku menendang dia sampai tersungkur. Memang Mama pikir aku dan Arya sudah melakukan apa? Tidak mungkin posisi kami seperti itu kalau habis melakukan sesuatu yang ada di pikiran Mama,” tutur Sarah dan masuk logika.

“Tetap saja kalian sudah berduaan. Lebih baik kalian menikah saja, jadi bebas mau ngapain. Mana tahu sebelum Mama datang kalian habis enak-enak.”

“Mama kenapa sih, repot-repot ngurusin aku biasanya juga tidak peduli. Papa yang sering enak-enak Mama biarkan saja, sedangkan aku ….”

“Karena kamu Putri Mama, kehidupanmu tanggung jawabku. Mama tidak ingin melihat kamu terhina lagi karena belum menikah dan lagi … Amira, dia keponakan Mama langsung Sarah. Mama merasa ikut bersalah," tutur Nella.

"Mama percaya bocah ini bisa buat kamu bahagia, hanya dia yang datang tidak menyombongkan kemewahan yang jelas-jelas milik keluarganya.”

“Mah ….”

Nella sudah berdiri. “Jeny, dia karyawanmu bukan? Apa kamu mau semua yang akan jatuh ke tanganmu, sebagian berpindah menjadi milik wanita itu karena dia bisa saja menguasai Papamu."

Arya hanya menyimak, masalah keluarga Sarah memang kompleks. Lebih rumit dari urusannya dengan keluarga Bimantara.

Sarah menghempaskan kembali tubuhnya ke atas sofa ketika Nyonya Ryan Simon sudah meninggalkan ruangan.

“Sebaiknya ibu pulang,” usul Arya.

Belum Sarah menjawab, telepon di meja berdering. Arya pun dengan sigap menjawabnya, ternyata panggilan dari Melan mengingatkan pertemuan dengan klien satu jam lagi.

***

“Ternyata putri Ryan Simon memiliki kemampuan yang sama seperti Papanya.”

Sarah hanya tersenyum lalu melepas jabat tangan lawan bicaranya. Rekanan bisnis perusahaan yang sebelumnya bekerja sama langsung dengan sang Papa, tapi kini berhadapan dengan dirinya.

“Semoga kerjasama kali ini bisa mendapatkan keuntungan maksimal untuk kedua belah pihak,” sahut Sarah.

Akhirnya Sarah yang didampingi Arya meninggalkan ruang pertemuan sekaligus makan siang. Mood wanita itu sudah tidak baik sejak tadi pagi saat Ryan Simon datang ke kantor dan kali ini harus bersabar karena bertemu dengan orang yang masuk ke dalam list orang yang harus musnah dari bumi.

“Sarah, wah sebuah kejutan kita bertemu di sini.”

Arya ingin mengucapkan sesuatu, tapi ditahan oleh Sarah. Bahkan wanita itu langsung memeluk lengan Arya dan enggan menjawab sapaan Felix.

“Aku kalian begitu kompak, yang satu Pimpinan dan yang satu bawahan.” Felix berkata lalu terkekeh.

“Memang sebagai partner kerja kami sangat kompak dan sebagai pasangan kekasih kami sedang hangat-hangatnya, seperti … pengantin baru,” ungkap Arya membalas ejekan Felix.

“Sudahlah, kita masih banyak urusan.”

“Felix, kita sudah ditunggu … Loh, Sarah! Kalian ada di sini?”

“Hm. Tempat ini bukan tempat private milikmu, jadi wajar kalau melihatku di sini.”

“Apa kamu dan Felix memang janji temu bukan kebetulan bertemu?” tanya Amira, wanita itu selalu saja menuduh Sarah masih ada hubungan dengan Felix.

“Amira, jika tahu akan bertemu suamimu di sini aku tidak akan menyetujui pertemuan di tempat ini,” sahut Sarah.

“Tuan Felix dan Nyonya Amira, bisa kita mulai. Kami masih ada kesibukan lain.”

Sarah menatap pria yang menginterupsi Amira dan Felix, seorang pengacara. Wajah wanita itu langsung tersenyum menyadari kalau pasangan di hadapannya mungkin dalam proses membicarakan masalah perceraiannya.

“Dari pada mengurusi hidupku lebih baik urus saja kepentingan kalian. Beliau pengacara, jangan-jangan kalian akan membahas masalah perceraian. Amira, sebagai kerabatmu aku turut prihatin,” ungkap Sarah lalu melambaikan tangannya dan mengajak Arya pergi.

“Ayo cepat,” bisik Sarah meninggalkan area private room.

“Buru-buru amat sih. Sabarlah Bu, kita masih ada banyak waktu berdua kok.”

Sarah hanya mendengus pelan mendengar ucapan Arya. Pria itu selalu saja menimpali perkataan dirinya dengan kalimat yang mengandung kemesuman hakiki.

“Bu Sarah tunggu di sini, saya ambil mobil dulu,” ujar Arya. Belum sempat melangkah pergi, ia dikejutkan dengan sosok yang mendekat dan menyapa Sarah.

“Ibu Sarah Alesha, apa kabar?” tanya Ares tanpa menoleh pada Arya yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

“Baik, aku baik. Anda ….”

“Ares. Ares Bimantara.” Ares mengulurkan tangannya pada Sarah.

“Ah iya, maaf saya agak lupa karena kita sepertinya belum pernah bertemu.”

“Benar, kita memang belum pernah bertemu langsung. Biasanya Papi yang langsung menghandle kerjasama dengan perusahaan Ibu Sarah.”

“Ah betul.”

“Apa anda sudah ingin pergi?” tanya Ares lagi dan kali ini menatap Arya yang sedang memberikan tatapan sengit ke arahnya.

“Iya, Arya kenapa masih di sini?” tanya Sarah mendapati Arya masih berdiri di sampingnya.

 

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

aries pingin kenal sama adik ipar🤭

2024-02-21

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-02-05

0

Lilis Wn

Lilis Wn

Sarah lg kenalan Sama calon Kaka ipar 🤭

2024-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2 Part 2 ~ Siap Bos
3 Part 3 ~ Bisa Dipecat
4 Part 4 ~ Lepaskan Aku
5 Part 5 ~ Ke KUA
6 Part 6 ~ Arya Bimantara
7 Part 7 ~ Kerasukan Setan
8 Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9 Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10 Part 10 ~ Kedatangan Felix
11 Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12 Part 12 ~ Tidak Menolak
13 Part 13 ~ Segera Menikah
14 Part 14 ~ Bimantara Property
15 Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16 Part 16 ~ Rahasia Arya
17 Part 17 ~ Ada Cinta
18 Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19 Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20 Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21 Part 21 ~ Tidak Waras
22 Part 22 ~ Aku Yang Takut
23 Part 23 ~ Bukti Cinta
24 Part 24 ~ Perawan Tua
25 Part 25 ~ Abang Datang
26 Part 26 ~ Para Mantan
27 Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28 Part 28 ~ Belum Ada Judul
29 Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30 Part 30 ~ Mandi Keringat
31 Part 31 ~ I Love You Sarah
32 Part 32 ~ Adam dan Arya
33 Part 33 ~ Hubungi Arya
34 Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35 Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36 Part 36 ~ Siapa Arya ?
37 Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38 Part 38 ~ Masih Merajuk
39 Part 39 ~ Mengejar Restu
40 Part 40 ~ Kamu Tahu?
41 Part 41 ~ Tetap Berbesan
42 Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43 Part 43 ~ Istrinya Arya
44 Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45 Part 45 ~ Perkara Tespek
46 Part 46 ~ Banyak Anak
47 Part 47 ~ Mirip Ibunya
48 Part 48 ~ Pembukaan
49 Part 49 ~ Happy Family (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2
Part 2 ~ Siap Bos
3
Part 3 ~ Bisa Dipecat
4
Part 4 ~ Lepaskan Aku
5
Part 5 ~ Ke KUA
6
Part 6 ~ Arya Bimantara
7
Part 7 ~ Kerasukan Setan
8
Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9
Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10
Part 10 ~ Kedatangan Felix
11
Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12
Part 12 ~ Tidak Menolak
13
Part 13 ~ Segera Menikah
14
Part 14 ~ Bimantara Property
15
Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16
Part 16 ~ Rahasia Arya
17
Part 17 ~ Ada Cinta
18
Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19
Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20
Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21
Part 21 ~ Tidak Waras
22
Part 22 ~ Aku Yang Takut
23
Part 23 ~ Bukti Cinta
24
Part 24 ~ Perawan Tua
25
Part 25 ~ Abang Datang
26
Part 26 ~ Para Mantan
27
Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28
Part 28 ~ Belum Ada Judul
29
Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30
Part 30 ~ Mandi Keringat
31
Part 31 ~ I Love You Sarah
32
Part 32 ~ Adam dan Arya
33
Part 33 ~ Hubungi Arya
34
Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35
Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36
Part 36 ~ Siapa Arya ?
37
Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38
Part 38 ~ Masih Merajuk
39
Part 39 ~ Mengejar Restu
40
Part 40 ~ Kamu Tahu?
41
Part 41 ~ Tetap Berbesan
42
Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43
Part 43 ~ Istrinya Arya
44
Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45
Part 45 ~ Perkara Tespek
46
Part 46 ~ Banyak Anak
47
Part 47 ~ Mirip Ibunya
48
Part 48 ~ Pembukaan
49
Part 49 ~ Happy Family (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!