Part 2 ~ Siap Bos

“Kenapa lagi sih?” Edric sudah berada di ruang kerja Sarah menatap bergantian atasan sekaligus sepupunya dengan Arya, pria yang sudah diterima menjadi asisten Sarah.

“Kamu udah bosan hidup kali ya. Gimana bisa dia sudah tanda tangan kontrak sedangkan aku belum ….”

“Arya bisa tinggalkan kami,” titah Edric. Arya pun meninggalkan ruangan setelah mengangguk pada Sarah.

“Kamu kenapa sih?” tanya Edric sudah duduk berhadapan dengan sepupunya yang memang menyebalkan.

“Lo yang kenapa? Untuk apa aku seleksi kalau dia sudah tanda tangan kontrak. Gue nggak mau, ganti orang lain aja.”

“Nah, ini. Sampai kiamat kamu nggak akan dapat asisten yang cocok. Tidak ada manusia yang sempurna termasuk kamu Sarah. Arya akan tetap bekerja sebagai asisten kamu, cocok atau tidak. Training dia selama tiga bulan, kalau setelah tiga bulan kamu nggak cocok aku akan ajukan Arya ke bagian lain.”

Sarah berdecak mendengar usulan Edric, entah mengapa dia melihat para pria dimatanya selalu salah tidak ada yang sempurna.

“Tidak bisa Edric, aku tidak suka gayanya. Terlalu cengengesan dan masih muda kayak mahasiswa magang."

“Sekarang kamu tidak suka, mana tahu nanti malah jatuh cinta.”

“Jangan gil4 kamu, mana mungkin aku suka sama bocah pol0s begitu. Nggak mungkinlah, yang serius dan benar-benar macho aja aku tolak.

Edric mengedikkan bahunya lalu berdiri dan menumpukan kedua tangannya di atas meja.

“Tiga bulan. Kalau dalam tiga bulan kamu punya alasan yang masuk di akal, maka aku akan ganti lagi asistenmu.”

Edric dan Sarah keluar dari ruangan dan mendampati Arya duduk di atas meja Melan -- sekretaris Sarah. Arya sepertinya menggoda Melan karena gadis itu terkikik malu-malu bahkan tidak menyadari keberadaan Edric dan Sarah yang sudah berdiri menatap mereka.

“Hemm.” Edric berdeham seakan menunjukan eksistensinya pada Arya dan Melan.

Arya menoleh, terkejut dan langsung sigap berdiri. Begitu pun dengan Melan.

“Ma-af Bu, ada yang bisa saya bantu?” tanya Melan dengan gugup karena Sarah seperti memberikan tatapan laser ke arahnya.

“Kamu jangan kecentilan,” ujar Sarah menatap Melan. “Nggak usah kegantengan,” ujarnya lagi melirik Arya. “Kerja yang benar, tahu ‘kan standar yang saya terapkan untuk bekerja dengan saya.”

Melan mengangguk pelan sedangkan Arya menatap Sarah tanpa rasa bersalah.

“Ikut saya dan kamu yang bawa mobil,” titah Sarah sambil melempar kunci mobilnya pada Arya, beruntung pria itu sigap dan berhasil menangkap.

“Arya, semoga kamu tahan selama tiga bulan ini,” ujar Edric lalu menepuk bahu Arya.

“Siap kapten.”

Edric berlalu dan sempat melirik pada Melan yang sedang memandangnya lalu menunduk karena malu dipandang oleh pria itu.

Arya sudah berada di depan kemudi, sedangkan Nyonya besar ada di kabin penumpang. Sejak duduk mulutnya terus merepet menjelaskan apa yang tidak boleh dilakukan oleh Arya.

“Kamu dengar nggak sih, dari tadi manggut-manggut doang.”

“Dengar Nyah, eh Bu.”

“Coba ulangi!”

“Hah, yang bener aja bu. Nggak bakal cukup lima menit kalau saya jelaskan ulang.”

“Bilang saja kamu melamun. Jangan kebut-kebutan, tapi saya harus sampai di lokasi dengan selamat dan tepat waktu.”

“Siap Bos,” sahut Arya meski dibenaknya memikirkan bagaimana bisa tiba tepat waktu tapi tidak boleh ngebut sedangkan kondisi kota Jakarta sudah biasa dengan kemacetan.

Sarah dan Arya fokus pada pandangannya masing-masing. Jika Sarah menatap keluar jendela melamunkan masa lalu dan memikirkan bagaimana masa depannya, berbeda dengan Arya. Selain fokus dengan kemudi dan jalanan di depan, sesekali Arya melihat center mirror mengagumi keindahan seorang Sarah.

Gil4, cantik banget ini cewek. Memang kelihatan dewasa, tapi menarik, batin Arya.

Setiap lelaki pasti akan sepakat dengan pendapat Arya kalau Sarah itu … sempurna. Dengan tubuh tinggi dan kulit putih mulus bukan hanya sering perawatan, tapi juga bawaan lahir.  Bentuk dadanya yang membusung sempurna, meskipun tidak menggunakan pakaian yang press body tapi bisa terbayang kalau pahatan dibalik setelan kerjanya memang indah. Hidungnya bangir dan belahan di dagu dan beberapa tahi lalat di wajah membuatnya bukan hanya terlihat cantik tapi juga manis. Pelengkap  wajah Sarah semakin sedap dipandang adalah bibir yang agak tebal.

“Halah, kelamaan otak gue ngeres,” gumam Arya sambil menggelengkan kepalanya.

“Kamu bilang apa?”

“Oh, nggak Bu. Ini kaca mobilnya agak ngeres, nanti saya bersihkan deh.”

“Kirain otak kamu.”

“Ya emang,” sahut Arya lirih.

 Mereka sudah tiba di tujuan, salah satu hotel berbintang lima. Sarah akan bertemu dengan rekan bisnisnya sambil makan siang.

“Saya tunggu di sini ya bu.”

“Iya, nanti balik ke kantor temui HRD minta revisi kontrak kerja kamu jadi supir.”

Brak.

Sarah membanting pintu mobil menyisakan Arya yang terkejut sambil mengusap dadanya.

“Busyet, si bos galak banget sih.”

Arya pun menyusul langkah atasannya setelah memastikan mobil sudah aman terkunci. Sarah tidak banyak bicara, bahkan ketika di lift Arya bertanya apa yang harus dia lakukan nanti tidak dijawab hanya helaan nafas saja.

“Hai Sarah, tumben telat.”

Sarah hanya berdehem, bersalaman lalu duduk kembali. Melirik pada Arya agar ikut duduk di sebelahnya.

“Bawa bodyguard Sar?”

“Iya, biar kalian nggak macam-macam.”

Dua rekan Sarah tertawa mendengar ejekan yang mungkin saja serius, karena sulit juga mengartikan apa yang Sarah rasakan karena raut wajah datarnya.

“Sar, kemarin kita ketemu Felix sama cewek tapi bukan istrinya deh. Mesra banget, tapi kalau dilihat masih bagusan kamu ke mana-mana.”

“Kamu belum bisa move on dari Felix ya, sampai sekarang masih jomblo aja. Sedangkan aku saja, sudah punya anak dua.”  

Busyet, ini orang berani banget, batin arya mendengar Sarah dihina. Bahkan pria itu sempat  mengepalkan tangannya lalu menoleh menatap  wajah sarah.

Brak.

Sarah melempar buku menu yang dia pegang. Felix adalah mantan kekasihnya, padahal mereka sudah bertunangan dan yang konyol Felix mengkhianati Sarah dengan meniduri Amira -- sepupu Sarah dari pihak ibunya. Keduanya didapati dalam satu ranjang setelah pertunangan Sarah dan Felix.  

“Dengar ya, aku tidak peduli mau Felix jalan sama pembantunya atau Ibu kalian. Aku masih sendiri karena berhati-hati, hampir semua pria yang aku kenal rata-rata brengs3k macam Felix. Sama seperti kalian. Kerja masih di perusahaan orang tua tapi gaya sudah selangit. Tiap malam tidur dengan perempuan random, sedangkan istri kalian di rumah hatinya menjerit. Maaf aku lebih baik sendiri daripada dapat laki-laki sampah.”

Sarah berdiri lalu menghela nafasnya.

“Mana proposal kalian?”

Kedua rekan Sarah berdeham lalu menyodorkan dua bundel berkas ke arahnya.

“Arya, terima dan cek sama kamu.”

“Siap, Bos.”                                                                                

“Jangan lagi ungkit masalah Felix, karena aku sudah dapatkan yang lebih baik.” Sarah merangkul pundak Arya yang langsung terkejut dengan ucapan wanita itu. “Kamu lihat sendiri, aku masih eksis di kalangan muda. Dia tampan, bisa diandalkan dan bukan penjahat kelam!n macam Felix.”

Sarah sudah berlalu, Arya menatap punggung Sarah dan kedua rekan Sarah yang menatapnya.

“Hm, selamat siang Bapak-bapak. Saya permisi dulu, semoga proposal kalian memang yang diinginkan oleh perusahaan kami.”

Sarah dan Arya sudah berada dalam mobil, mesin dan pendingin udara sudah dihidupkan. Perlahan Arya menoleh dan …

“Bu, tadi itu ….”

“Kembali ke kantor dan nggak usah banyak tanya.”

Arya menggaruk kepalanya dan berkata, “Siap, Bos.” 

Terpopuler

Comments

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

bos y sedikit galak dan seram

2024-09-13

0

3n1 Rhy

3n1 Rhy

👍👍

2024-08-14

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

aku mampir kak☺️🌹🌹

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2 Part 2 ~ Siap Bos
3 Part 3 ~ Bisa Dipecat
4 Part 4 ~ Lepaskan Aku
5 Part 5 ~ Ke KUA
6 Part 6 ~ Arya Bimantara
7 Part 7 ~ Kerasukan Setan
8 Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9 Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10 Part 10 ~ Kedatangan Felix
11 Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12 Part 12 ~ Tidak Menolak
13 Part 13 ~ Segera Menikah
14 Part 14 ~ Bimantara Property
15 Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16 Part 16 ~ Rahasia Arya
17 Part 17 ~ Ada Cinta
18 Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19 Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20 Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21 Part 21 ~ Tidak Waras
22 Part 22 ~ Aku Yang Takut
23 Part 23 ~ Bukti Cinta
24 Part 24 ~ Perawan Tua
25 Part 25 ~ Abang Datang
26 Part 26 ~ Para Mantan
27 Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28 Part 28 ~ Belum Ada Judul
29 Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30 Part 30 ~ Mandi Keringat
31 Part 31 ~ I Love You Sarah
32 Part 32 ~ Adam dan Arya
33 Part 33 ~ Hubungi Arya
34 Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35 Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36 Part 36 ~ Siapa Arya ?
37 Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38 Part 38 ~ Masih Merajuk
39 Part 39 ~ Mengejar Restu
40 Part 40 ~ Kamu Tahu?
41 Part 41 ~ Tetap Berbesan
42 Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43 Part 43 ~ Istrinya Arya
44 Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45 Part 45 ~ Perkara Tespek
46 Part 46 ~ Banyak Anak
47 Part 47 ~ Mirip Ibunya
48 Part 48 ~ Pembukaan
49 Part 49 ~ Happy Family (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2
Part 2 ~ Siap Bos
3
Part 3 ~ Bisa Dipecat
4
Part 4 ~ Lepaskan Aku
5
Part 5 ~ Ke KUA
6
Part 6 ~ Arya Bimantara
7
Part 7 ~ Kerasukan Setan
8
Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9
Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10
Part 10 ~ Kedatangan Felix
11
Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12
Part 12 ~ Tidak Menolak
13
Part 13 ~ Segera Menikah
14
Part 14 ~ Bimantara Property
15
Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16
Part 16 ~ Rahasia Arya
17
Part 17 ~ Ada Cinta
18
Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19
Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20
Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21
Part 21 ~ Tidak Waras
22
Part 22 ~ Aku Yang Takut
23
Part 23 ~ Bukti Cinta
24
Part 24 ~ Perawan Tua
25
Part 25 ~ Abang Datang
26
Part 26 ~ Para Mantan
27
Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28
Part 28 ~ Belum Ada Judul
29
Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30
Part 30 ~ Mandi Keringat
31
Part 31 ~ I Love You Sarah
32
Part 32 ~ Adam dan Arya
33
Part 33 ~ Hubungi Arya
34
Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35
Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36
Part 36 ~ Siapa Arya ?
37
Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38
Part 38 ~ Masih Merajuk
39
Part 39 ~ Mengejar Restu
40
Part 40 ~ Kamu Tahu?
41
Part 41 ~ Tetap Berbesan
42
Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43
Part 43 ~ Istrinya Arya
44
Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45
Part 45 ~ Perkara Tespek
46
Part 46 ~ Banyak Anak
47
Part 47 ~ Mirip Ibunya
48
Part 48 ~ Pembukaan
49
Part 49 ~ Happy Family (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!