Part 13 ~ Segera Menikah

Sarah didampingi Edric juga Arya tentunya, mendatangi aula yang sudah ramai dengan para karyawan yang berhasil diprovokatori oleh Jeny. Tidak mewakili keseluruhan karyawan perusahaan, tapi bisa dipastikan kalau yang berada di ruangan itu mudah terhasut.

Semua diam ketika Sarah memasuki ruangan, Jeny terlihat bangga dan tersenyum sinis.

“Sepertinya aturan perusahaan ini terlalu lunak. Bagaimana bisa di jam sibuk kalian berada di sini untuk kegiatan yang tidak jelas,” tutur Sarah.

“Kami menuntut keadilan Bu,” teriak salah satu audience.

“Keadilan? Kapan kalian mendapatkan ketidakadilan?” tanya Sarah dan tidak ada yang bisa menjawab hanya terdengar kasak-kusuk.

“Gaji kalian dapat tepat waktu, hitungan sesuai undang-undang yang berlaku. Edric akan pastikan nama dan divisi kalian berasal, kami akan pertimbangkan untuk tindak lanjut dari kegiatan ini. Asal kalian tahu, kalian hanya dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Sarah sambil melirik Jeny.

“Ibu Sarah sudah mencoreng nama perusahaan dengan berpacaran dengan asisten Ibu,” ujar yang lain lagi.

Sarah tertawa mendengar pernyataan tersebut, Arya melangkah maju tapi ditahan oleh Sarah.

“Mencoreng yang kamu maksud saya tidak paham, tidak ada aturan saya tidak boleh dekat dengan siapapun dan pria manapun selama bukan suami orang dan itu bukan ranah kalian. Perusahaan tidak merugi dengan kehidupan pribadi saya.”

“Ibu Jeny yang mengajak kita berkumpul di sini Bu, tolong maafkan kami,” ujar salah satu orang lalu pamit keluar ruangan disusul dengan yang lainnya.

Hanya tinggal Jeny yang menatap Sarah sambil memasang wajah perang.

“Kamu pikir semut bisa jadi raja hutan? Kalau ingin melawanku, pakai otakmu. Papaku tidak mungkin menggeser posisiku dan menggantikan dengan kamu yang bukan siapa-siapa, meskipun Ibumu sudah memberikan segalanya untuk pria itu.”

Sarah sudah berbalik akan siap pergi, tapi urung karena Jeny memanggilnya.

“Kamu seperti perawan tua yang tidak laku Sar, masa cowok kayak gini dipacarin. Kayak nggak ada cowok lain aja,” ujar Jeny sengaja memprovokasi.

“Jeny sebaiknya tutup mulutmu, karena kamu sendiri tidak lebih baik,” ucap Edric membela Sarah.

Arya sudah mengepalkan kedua tangannya, sebagai laki-laki sejati dan bawahan yang baik tentu saja dia harus membela dan melindungi Sarah. Namun, sebagai laki-laki pula ia tidak mungkin menyakiti perempuan walaupun ingin segala mendaratkan tangannya pada wajah perempuan itu.

Sarah yang tahu kalau Arya kesal segera mengusap punggung pria itu.

“Tidak masalah, daripada aku harus mendekati laki-laki yang sudah berkeluarga seperti yang kamu dan Ibumu lakukan.”

“Kamu …..”

“Jeny, aku pastikan surat mutasi ada dimejamu besok pagi. Edric urus dia,” titah Sarah lalu mengajak Arya pergi.

Keduanya sudah berada dalam mobil, karena Sarah sudah ditunggu oleh keluarga besarnya. Arya bungkam karena fokus dengan kemudi, tapi Sarah menduga lain. Dia pikir Arya tersinggung atau terhina dengan ucapan Jeny.

“Saya ikut masuk atau tunggu di sini?” tanya Arya ketika mobil sudah terparkir rapi dan segera melepas seatbeltnya.

“Keluar, ada yang perlu kita bicarakan,” ajak Sarah.

“Ada apa Bu, gelisah amat,” ujar Arya.

“Arya, aku tahu kamu pasti tersinggung dengan ucapan Felix juga Jeny tapi tolong bersabar. Kalau kamu menghindar apalagi resign, semua akan semakin kacau. Saya siap kasih kamu bonus yang penting tetap bekerja denganku, paling tidak sampai kondisi terkendali.”

“Siapa yang mau resign Bu? Baru kerja beberapa hari masa udah minta resign, apa kata dunia. Nyantai ajalah Bu, mau saya kaya atau miskin orang pasti nyinyir.”

“Kamu serius tetap kerja dengan saya?”

“Seriuslah, bonusnya jangan lupa,” sahut Arya kemudian terkekeh.

“Tapi Ar, masalah pengakuan kalau kita pasangan ternyata jadi panjang. Di dalam sudah ada keluarga besarku, tentu saja akan membahas masalah ini. Hm, kalau kita lanjut sandiwaranya gimana?”

“Ya nggak gimana-gimana. Tinggal Ibu bilang aja saya harus kayak gimana, lebih mesra mungkin. Saya siap lahir batin Bu.”

“Arya, aku serius!”

“Saya juga Bu. Sumpah dah. Ya udah kita masuk aja Bu, sekalian makan siang ‘kan? Saya sudah lapar,” ujar Arya lalu menggandeng tangan Sarah.

Berada di ruang private, bukan hanya orangtua Sarah yang sudah hadir tapi juga ada tiga orang dari pihak keluarga Ryan Simon. Termasuk pemegang saham perusahaan.

“Selamat siang semuanya, maaf kami terlambat,” ujar Sarah lalu mengajak Arya duduk.

Pria itu sempat heran karena Sarah bersikap seakan bertemu dengan koleganya, terkesan dingin dan cuek.

“Jadi kamu Arya, kekasih Sarah? Ternyata aslinya lebih tampan,” puji Nella pada Arya yang hanya dibalas dengan senyum.

“Sarah, langsung saja. Kamu pasti tahu kasak kusuk para pemegang saham yang menggunakan berita tentang kamu dan pria itu sebagai alasan untuk mengganti posisimu?”

“Hm.”

“Jadi kalian benar pasangan?” tanya kerabat Sarah yang lain.

“Ya begitulah.”

“Kamu tahu Felix sedang bermasalah dengan istrinya dan ….”

“Tolong jangan bicarakan masalah yang tidak ada urusannya denganku. Jadi apa sebenarnya maksud kalian mengadakan pertemuan ini? Papa tidak akan menggantikan aku dari jabatan sekarang, lagi pula selain Papa tidak ada kandidat lain Papa juga sibuk dengan usaha yang lain," ungkap Sarah panjang kali lebar.

“Menikah,” ujar Ryan. “Sudah waktunya kamu berkeluarga dan dengan menikah kamu bisa buktikan kalau kamu tidak menunggu Felix.”

“Arya, kamu yakin dengan Sarah. Banyak perbedaan diantara kalian, diantaranya usia dan status sosial.”

Arya tersenyum mendengar pertanyaan untuk nya.

“Saya jawab jangan Bu?” tanya Arya pada Sarah. “Tenang Bu, serahkan semua pada arya,” ujar pria itu sambil menepuk dadanya.

“Bapak dan Ibu sekalian, memang usia saya dan Bu Sarah agak jauh tapi jangan khawatir kalau usia hanyalah angka. Kalian mana tahu kalau Bu Sarah bisa manja melebihi anak ABG.”

Nella tertawa mendengar penjelasan Arya. “Masa sih Ar, Sarah ‘kan galak.”

“Galak kalau di ranjang nggak masalah Tante,” sahut Arya dan sukses mendapatkan cubitan dari Sarah. “Tuh lihat aja, agresif banget ‘kan.”  

“Arya,” tegur Sarah.

“Untuk status sosial, sepertinya tidak usah ditanyakan lagi. Bu Sarah sudah tahu siapa saya dan konsekuensinya kalau dekat bahkan mau serius. Jadi masalah status sosial, sepertinya tidak ada masalah karena Bu Sarah sendiri tidak persoalkan masalah itu. Mungkin karena beliau sudah mapan untuk masalah materi, tinggal cari yang siap untuk jadi imam. Iya nggak Bu?”

“Sudahlah Pah, kita nikahkan saja mereka secepatnya,” ujar Nella pada suaminya.

“Apa?” tanya Arya dan Sarah serempak.

 

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

pecat aja... dimutasi, ke enakan tuh

2025-01-19

0

Syafitry Queenjb PhobiaMandi

Syafitry Queenjb PhobiaMandi

jawaban arya satisfying banget

2024-05-14

0

Syafitry Queenjb PhobiaMandi

Syafitry Queenjb PhobiaMandi

jawaban arya satisfying banget

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2 Part 2 ~ Siap Bos
3 Part 3 ~ Bisa Dipecat
4 Part 4 ~ Lepaskan Aku
5 Part 5 ~ Ke KUA
6 Part 6 ~ Arya Bimantara
7 Part 7 ~ Kerasukan Setan
8 Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9 Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10 Part 10 ~ Kedatangan Felix
11 Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12 Part 12 ~ Tidak Menolak
13 Part 13 ~ Segera Menikah
14 Part 14 ~ Bimantara Property
15 Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16 Part 16 ~ Rahasia Arya
17 Part 17 ~ Ada Cinta
18 Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19 Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20 Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21 Part 21 ~ Tidak Waras
22 Part 22 ~ Aku Yang Takut
23 Part 23 ~ Bukti Cinta
24 Part 24 ~ Perawan Tua
25 Part 25 ~ Abang Datang
26 Part 26 ~ Para Mantan
27 Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28 Part 28 ~ Belum Ada Judul
29 Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30 Part 30 ~ Mandi Keringat
31 Part 31 ~ I Love You Sarah
32 Part 32 ~ Adam dan Arya
33 Part 33 ~ Hubungi Arya
34 Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35 Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36 Part 36 ~ Siapa Arya ?
37 Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38 Part 38 ~ Masih Merajuk
39 Part 39 ~ Mengejar Restu
40 Part 40 ~ Kamu Tahu?
41 Part 41 ~ Tetap Berbesan
42 Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43 Part 43 ~ Istrinya Arya
44 Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45 Part 45 ~ Perkara Tespek
46 Part 46 ~ Banyak Anak
47 Part 47 ~ Mirip Ibunya
48 Part 48 ~ Pembukaan
49 Part 49 ~ Happy Family (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2
Part 2 ~ Siap Bos
3
Part 3 ~ Bisa Dipecat
4
Part 4 ~ Lepaskan Aku
5
Part 5 ~ Ke KUA
6
Part 6 ~ Arya Bimantara
7
Part 7 ~ Kerasukan Setan
8
Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9
Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10
Part 10 ~ Kedatangan Felix
11
Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12
Part 12 ~ Tidak Menolak
13
Part 13 ~ Segera Menikah
14
Part 14 ~ Bimantara Property
15
Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16
Part 16 ~ Rahasia Arya
17
Part 17 ~ Ada Cinta
18
Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19
Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20
Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21
Part 21 ~ Tidak Waras
22
Part 22 ~ Aku Yang Takut
23
Part 23 ~ Bukti Cinta
24
Part 24 ~ Perawan Tua
25
Part 25 ~ Abang Datang
26
Part 26 ~ Para Mantan
27
Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28
Part 28 ~ Belum Ada Judul
29
Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30
Part 30 ~ Mandi Keringat
31
Part 31 ~ I Love You Sarah
32
Part 32 ~ Adam dan Arya
33
Part 33 ~ Hubungi Arya
34
Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35
Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36
Part 36 ~ Siapa Arya ?
37
Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38
Part 38 ~ Masih Merajuk
39
Part 39 ~ Mengejar Restu
40
Part 40 ~ Kamu Tahu?
41
Part 41 ~ Tetap Berbesan
42
Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43
Part 43 ~ Istrinya Arya
44
Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45
Part 45 ~ Perkara Tespek
46
Part 46 ~ Banyak Anak
47
Part 47 ~ Mirip Ibunya
48
Part 48 ~ Pembukaan
49
Part 49 ~ Happy Family (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!