Part 4 ~ Lepaskan Aku

Arya memacu motornya dengan cepat, tidak bisa dibayangkan bagaimana raut wajah Sarah menunggu atau bahkan mungkin sudah tiba di kantor sedang mengarahkan Melan membuat surat pemecatan. Tidak boleh, hal itu tidak boleh terjadi. Arya semakin memacu motornya.

Pekerjaan ini sangat Arya butuhkan, hanya ocehan dari bibir semanis madu milik Sarah bisa ia tahan. Dari pada terus larut dalam kekecewaan. Pria itu sedang menata hatinya setelah putus dengan sang kekasih beberapa waktu lalu.

Keluarga mantan kekasih Arya berasal dari keluarga berada, sedangkan Arya tidak. Tentu saja hal ini menjadi bahan hinaan. Meskipun sang kekasih rela meninggalkan keluarganya, tapi Arya tidak ingin seumur hidup menjalani rumah tangga dengan ketidaknyamanan.

“Kampreet,” teriak Arya ketika oleng dan hampir terjatuh.

Memarkirkan motornya dengan asal, lalu melepas helm dan berlari menuju lobby. Bahkan ia melupakan jaket yang biasa dikenakan. Langkah cepatnya terhenti ketika melihat Sarah duduk di sofa Lobby dengan tangan bersedekap dan tatapan tajamnya.

“Bencana ini mah, udah mirip kiamat sugra,” ujar Arya lirih lalu memasang wajah paling tampan yang dia miliki.

“Pagi Bu Sarah, makin cantik aja deh,” sapa Arya dan sudah duduk di samping wanita itu.

“Kamu tuh ….”

“Sttt, gak usah komen. Dandanan Ibu sudah cetar begitu masa mau marah-marah, bikin wajah keriput. Mana kunci mobilnya,” pintar Arya tanpa rasa bersalah bahkan sudah mengulurkan telapak tangan.

Sarah masih mendelik tajam, baru kali ini ada karyawan kurang ajarnya melebihi Edric. Meskipun kesal, Sarah mengeluarkan kunci dari tasnya dan diserahkan di atas telapak tangan Arya.

“Sekali lagi kamu telat, saya kembalikan kamu ke Edric.”

“Tidak masalah, paling dipindah bagian asal jangan pindah alam. Ayo Bu, sudah siang ini.”

Arya beranjak dan meninggalkan Sarah membuat wanita itu semakin geram. Di perjalanan Sarah meminta Arya mampir ke starb*cks.

“Caramel macchiato.” Sarah menyerahkan kartu debit pada Arya lalu fokus dengan ponselnya.

Dari posisinya sekarang, Arya bisa melihat antrian di kasir. Malas sekali harus berdiri dan mengantri minuman.

“Rame banget Bu.”

“Tidak masalah, ‘kan kamu yang antri.”

“Gimana kalau di kantor saya buatkan kopi aja. Lebih murah dan ….”

“Kamu punya kompetensi sebagai barista?”

“Yaelah Bu, kopi yang bikin enak itu hanya proses mengaduknya. Nggak perlu sertifikat kompetensi, di tempat itu enak karena gengsi. Di warkop juga sama, rame karena kopinya enak padahal murah.” Arya menjalankan mobil tanpa turun melaksanakan perintah Sarah.

“Ini kenapa kamu yang ngatur sih?”

“Ibu patuh aja, demi kesehatan Ibu. Pasti belum sarapan, ngapain juga minum kopi. Lebih baik nasi uduk atau nasi padang Bu.”

Arya sengaja hanya fokus pada kemudi dan jalanan di depan, karena wanita yang duduk di kabin penumpang sedang menatap tajam ke arah center mirror. Sarah sudah mendapatkan beberapa alasan untuk mengembalikan Arya pada Edric.

Pasangan itu menjadi pusat perhatian, bagai nyonya dan bodyguard. Jika Sarah berjalan dengan anggun dan elegan, Arya berjalan dengan gaya cool bak seorang businessman. Dalam lift, Arya bersiul sambil merapikan rambutnya. Sarah sempat melirik sekilas, membuat pria itu ke geeran.

“Kenapa Bu, saya ganteng ya?”

Beruntung mereka sudah tiba di lantai tujuan, jadi tidak ada kalimat sakti keluar dari Bibir Sarah.

“Good Morning Melan, pagi ini kamu cantik,” sapa Arya mendahului Melan yang baru akan menyapa Sarah. Situasi jadi canggung, Melan yang sudah berdiri bingung harus bagaimana karena Sarah pun berhenti melangkah dan berbalik menatap Arya yang berdiri di belakangnya.

Ternyata mulut Arya mudah untuk mengucapkan cantik pada siapapun. Tadi Sarah pun disebut cantik dan sekarang Melan juga.

“Dasar bocah tengil,” gumam Sarah.

Melan bergegas mengikuti Sarah yang sudah berada di ruangan. Menyampaikan apa saja schedule hari ini, ternyata ada pertemuan dengan Papa dan para pemegang saham. Sarah memijat pelan dahinya, belum apa-apa ia sudah pening. Sudah bisa diperkirakan yang dibahas dalam pertemuan itu lebih banyak menyinggung dirinya yang masih sendiri.

“Ibu mau sarapan atau ….”

“Yuhu, cappucino dan roti bakar khusus untuk Ibu Sarah.” Arya meletakan secangkir cappucino dan sepiring roti bakar ke hadapan Sarah.

Wanita itu menatap hidangan di hadapannya. Meskipun cappucino itu tidak dilengkapi dengan whipped cream, hanya ada taburan choco grano tapi terlihat menggugah selera.

“Kamu campur ….”

“Arsenik Bu, lebih manjur dari sianida. Ngga ada bu, nggak ada campuran apapun. Saya bukan Arya Wongko Bu.”

Melan mengu_lum senyum, padahal ingin terbahak demi melihat interaksi Arya dan Sarah.

“Kamu bisa keluar,” titah Sarah pada Melan. Entah mengapa wanita itu melihat ada sesuatu antara Melan dan Arya. Seperti akan muncul benih-benih cinta atau hanya diam-diam saling mengagumi.

Arya duduk di depan meja Sarah menyaksikan bosnya meraih cangkir dan menyesap dengan perlahan. Jemari lentik dan kuku-kuku berwarna membuat tubuh Arya berdesir membayangkan tangan itu membelai tubuhnya.

“Hm, not bad. Kamu beli di mana?”

“Saya racik sendiri Bu.”

“Tidak percaya, pasti kamu beli coffee shop yang ada di lobby ‘kan?”

“Boleh meracik sendiri dari kopi sachet. Harga Cuma tiga ribu lima ratus Bu. Enak ‘kan? Itulah Bu, kadang kita hanya terbuai dengan gengsi saja, padahal kopi beginian nikmatnya aduhai.”

Wajah Sarah sudah terlihat tidak bersahabat, rahangnya sudah mengeras tanda dia emosi. “Lama-lama kamu memang kurang ajar.”

Sarah beranjak dari kursinya lalu merangsek menyerang Arya sambil menjerit kesal. Arya terbahak menahan tangan Sarah yang berusaha memukuli tubuhnya.

“Eh, Bu.”

Keduanya terjatuh, bahkan Sarah mendarat sempurna di atas tubuh Arya.

“Nah, jadi enak ‘kan.”

“Dasar gil4 lepaskan aku.”

Arya malah mengunci tubuh Sarah dengan mengalungkan tangannya pada pinggang wanita itu.

“Saya lepas, tapi jangan pecat saya Bu.”

“Lepas,” pekik Sarah sambil menjam_bak rambut Arya membuat pria itu mengaduk kesakitan.

Tiba-tiba pintu terbuka dan ….

“Sar, siang ini ….” Edric tidak melanjutkan ucapannya demi melihat pemandangan di mana Sarah menind!h tubuh Arya.

“Edric, ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Arya, lepaskan aku.”

“Janji dulu, Ibu nggak akan pecat saya,” bisik Arya pelan tidak ingin ancamannya didengar Edric.

“Arya!”

“Apa gue harus keluar dulu, biar kalian tuntaskan dulu urusan kalian."

“ARYA!!!!”

 

 

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

dasar sowang bin omess😁😁

2025-01-19

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

🤣🤣😁😁

2025-01-19

0

RossyNara

RossyNara

🤦‍♀🤦‍♀🤦‍♀kelakuanmu Ar.....

2024-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2 Part 2 ~ Siap Bos
3 Part 3 ~ Bisa Dipecat
4 Part 4 ~ Lepaskan Aku
5 Part 5 ~ Ke KUA
6 Part 6 ~ Arya Bimantara
7 Part 7 ~ Kerasukan Setan
8 Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9 Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10 Part 10 ~ Kedatangan Felix
11 Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12 Part 12 ~ Tidak Menolak
13 Part 13 ~ Segera Menikah
14 Part 14 ~ Bimantara Property
15 Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16 Part 16 ~ Rahasia Arya
17 Part 17 ~ Ada Cinta
18 Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19 Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20 Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21 Part 21 ~ Tidak Waras
22 Part 22 ~ Aku Yang Takut
23 Part 23 ~ Bukti Cinta
24 Part 24 ~ Perawan Tua
25 Part 25 ~ Abang Datang
26 Part 26 ~ Para Mantan
27 Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28 Part 28 ~ Belum Ada Judul
29 Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30 Part 30 ~ Mandi Keringat
31 Part 31 ~ I Love You Sarah
32 Part 32 ~ Adam dan Arya
33 Part 33 ~ Hubungi Arya
34 Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35 Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36 Part 36 ~ Siapa Arya ?
37 Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38 Part 38 ~ Masih Merajuk
39 Part 39 ~ Mengejar Restu
40 Part 40 ~ Kamu Tahu?
41 Part 41 ~ Tetap Berbesan
42 Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43 Part 43 ~ Istrinya Arya
44 Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45 Part 45 ~ Perkara Tespek
46 Part 46 ~ Banyak Anak
47 Part 47 ~ Mirip Ibunya
48 Part 48 ~ Pembukaan
49 Part 49 ~ Happy Family (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Part 1 ~ Saya Asisten Ibu
2
Part 2 ~ Siap Bos
3
Part 3 ~ Bisa Dipecat
4
Part 4 ~ Lepaskan Aku
5
Part 5 ~ Ke KUA
6
Part 6 ~ Arya Bimantara
7
Part 7 ~ Kerasukan Setan
8
Part 8 ~ Karena Semalam (1)
9
Part 9 ~ Karena Semalam (2)
10
Part 10 ~ Kedatangan Felix
11
Part 11 ~ Besok Bertemu Lagi
12
Part 12 ~ Tidak Menolak
13
Part 13 ~ Segera Menikah
14
Part 14 ~ Bimantara Property
15
Part 15 ~ Rezeki Di Pagi Hari
16
Part 16 ~ Rahasia Arya
17
Part 17 ~ Ada Cinta
18
Part 18 ~ Yakin Nggak Kangen?
19
Part 19 ~ Saya Di sini Bu ....
20
Part 20 ~ (Sarah) Bertemu Ares
21
Part 21 ~ Tidak Waras
22
Part 22 ~ Aku Yang Takut
23
Part 23 ~ Bukti Cinta
24
Part 24 ~ Perawan Tua
25
Part 25 ~ Abang Datang
26
Part 26 ~ Para Mantan
27
Part 27 ~ Keyakinan Sarah
28
Part 28 ~ Belum Ada Judul
29
Part 29 ~ Hilal Menuju Halal
30
Part 30 ~ Mandi Keringat
31
Part 31 ~ I Love You Sarah
32
Part 32 ~ Adam dan Arya
33
Part 33 ~ Hubungi Arya
34
Part 34 ~ Putra Kedua (1)
35
Part 35 ~ Putra Kedua (2)
36
Part 36 ~ Siapa Arya ?
37
Part 37 ~ Pengakuan Arya Vs Kangennya Aryo
38
Part 38 ~ Masih Merajuk
39
Part 39 ~ Mengejar Restu
40
Part 40 ~ Kamu Tahu?
41
Part 41 ~ Tetap Berbesan
42
Part 42 ~ Masa Lalu dan Masa Depan
43
Part 43 ~ Istrinya Arya
44
Part 44 ~ Sebelas Dua Belas
45
Part 45 ~ Perkara Tespek
46
Part 46 ~ Banyak Anak
47
Part 47 ~ Mirip Ibunya
48
Part 48 ~ Pembukaan
49
Part 49 ~ Happy Family (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!