Setelah malam panas penuh peluh

Setelah kerjanya selesai kembali davion menelpon anabia namun tetap tak ada sambungan. Ponsel anabia masih tak aktif. Kemarin waktu pergi anabia lupa membawa ponsel yang di khususkan untuk berkomunikasi dengan davion. Kembali davion mencemasi anabia. Ia memandang pigura di meja kerjanya dimana terdapat davion dan juga anabia di dalam pigura itu.

"Kamu dimana bi?. Kenapa ponsel kamu nggak aktif dari kemarin?", Ucap davion lirih.

"Sepertinya aku harus menemui anabia di tempat kerjanya", ujar davion bersemangat meraih kunci mobil dan ponsel yang terletak di atas meja kerja davion. Gegas davion keluar dengan langkah gontainya. Ia yakin disana ia pasti akan menemukan anabia. Tak tanggung - tanggung davion mengemudi dengan kecepatan tinggi. Dan tak lama davion tiba di tempat kerja anabia. Ia berjalan memasuki lobby dan disana ia mendapati ika. Davion pun mendekati ika, ika yang sadar kehadiran davion mengerti apa tujuan davion mendatanginya.

"Ika dimana anabia?", tanya davion tanpa basa basi.

"Dia hari ini tidak masuk dan telah mengambil cuti selama seminggu", ika berkata jujur adanya. Davion terkejut dengan penuturan ika.

"Apa dia sakit?", tanyanya lagi mulai panik.

"Tidak tau dav, dia hanya izin", ucapnya jujur.

"Kenapa ponselnya tidak aktif?", tanya nya lagi merasa cemas.

"Mungkin kehabisan daya dav", ika memberi jawaban bohong, padahal ika sendiri pun tak tau kenapa.

"Baiklah aku akan ke rumah anabia", ujar davion berlalu pergi dan di angguki oleh ika. Ika sebenarnya kasihan pada davion yang terus di bohongi oleh anabia tapi dia juga harus tau batasan. Ika tak ingin ikut campur yang bukan ranahnya. Terkadang terbesit kebencian di hati ika pada temannya anabia melihat ulahnya yang menduakan davion. Tapi kembali lagi ika berpikir bahwa itu bukan urusannya. Ika hanya bisa menasehati anabia sebagai teman terlepas dari itu biarlah anabia yang menentukan.

Setelah malam panas penuh peluh yang panjang itu keduanya tertidur pulas sampai pagi. Namun pagi ini mereka melakukannya lagi dan lagi, seolah tak mengenal kata lelah. Anabia yang di gempur oleh vano sangat menikmati permainan yang baru pertama kali ia rasakan. Entah berapa ronde sudah terlewati oleh keduanya. Mereka melakukannya berkali - kali membuat mereka lemas tak berdaya. Anabia yang awalnya menolak kini bertolak menjadi gairah penuh nikmat baginya. Tak sulit bagi vano untuk menaklukkan anabia dan mengambil apa yang ia mau dari anabia. Terbukti sudah vano telah mendapatkan semuanya. Vano senang bukan main telah menggenggam anabia sepenuhnya. Terlebih vano lah orang yang memerawani anabia dengan gagahnya. Selama ini memang vano tak pernah menyentuh anabia dengan lebih seperti ini. Sebab vano tak ingin bercinta atas paksaan, itu lah sebabnya vano mengambil mahkota anabia disaat anabia benar - benar ingin melakukannya meski di awali dengan rayuan pemanasan terlebih dahulu. Tak hanya anabia semua wanita yang bercinta dengan vano juga di perlakukan sama oleh vano. Awalnya vano pikir anabia sudah tak perawan lagi, mengingat anabia yang matre dan mudah di lunakkan. Akan tetapi ternyata vano salah, setelah ia melakukan penyatuan dengan susah payah dan melihat banyak darah yang keluar dan menempel di sprei membuat vano sadar bahwa saat itu anabia masih perawan. Hati vano pun bersorak ria mengetahui anabia pecah perawan olehnya. Setelah puas bercinta mereka merebahkan tubuh polos mereka bersampingan. Vano memeluk erat tubuh polos anabia. Tak lama anabia tertidur vano memilih memebersihkan diri ke kamar mandi. Usai mandi vano keluar meninggalkan anabia sendiri di kamar.

Sebuah mobil punya davion terparkir jelas di perkarangan rumah anabia. Davion keluar dari mobil dan berjalan sampai di depan pintu rumah anabia.

"Tok... Tok.... Tok...", davion mengetuk pintu namun sepertinya tak ada jawaban.

"Tok... Tok... Tok...", terpaksa davion mengetuk pintu kembali. Dan terdengarlah suara ibu anabia berteriak.

"Iya sebentar", teriak bu mayang dalam rumah.

"Cklek", pintu terbuka.

"Davion....", lirih bu mayang berucap.

"Bu apa anabia berada di rumah?", tanya davion mencuim punggung tangan bu mayang.

"Mari masuk nak", bu mayang mengajaknya masuk. Davion mengekori bu mayang masuk ke dalam rumah.

"Duduklah", perintah bu mayang di turuti oleh davion.

"Bu apa anabia berada di rumah?", tanya davion lagi dengan pertanyaan yang sama.

"Tidak nak", bu mayang menjawab dengan tatapan kosong.

"Lalu kemana anabia bu?. Tadi saya ke hotel tempat anabia bekerja tapi temannya mengatakan bahwa anabia mengambil cuti selama seminggu. Saya pikir anabia sedang sakit makanya saya datang kesini", terang davion mulai panik.

"Ibu tak tau dav, ibu menamparnya kemarin malam dan ia memilih tak pulang setelah kejadian itu hiks... hiks...", bu mayang menangis mengenang malam itu.

"Maaf kenapa ibu menampar anabia?", davion bertanya merasa penasaran.

"Dia bersikap kurang ajar pada ibu dav hikss.. hiks... hiks...", bu mayang menjelaskan sejujurnya. Davion pun berhenti bertanya karena tak ingin membuat bu mayang semakin sedih.

"Sudahlah bu jangan menangis. Semua akan baik - baik saja. Saya akan mencari anabia, ibu tenang lah dulu", davion berusaha menenangkan.

"Hiks... Hiks... Ibu takut akan terjadi sesuatu yang buruk pada anabia dav hiks... hiks...", bu mayang menghapus air matanya.

"Saya akan pergi sekarang, doakan saya agar bisa menemukan anabia bu", davion menghapus air mata bu mayang.

"Ibu tenangkan diri ibu dan jangan menangis lagi. Saya pergi dulu bu", pamit davion mencium punggung tangan bu mayang.

"Baik nak hati - hati di jalan", buk mayang mengantar davion ke depan.

"Ya bu", davion memasuki mobil. Davion meninggikan kecepatan mengemudi dari sebelumnya. Di pertengahan jalan davion menelpon seseorang.

"Ya bos", seseorang bersuara di telpon.

"Cari tau info keberadaan kekasih ku sekarang juga, aku akan mengirim profilnya segera", jelas davion pada seseorang di telpon.

"Baik bos", jawab seorang itu dengan cepat.

"Tuut.. Tuutt..", telpon terputus. Tanpa menunggu lama davion segera mengirim profil anabia pada orang suruhannya. Davion kembali ke hotel tempat anabia bekerja. Pikirannya mengatakan bahwa ika tau sesuatu tentang anabia. Sesampainya di hotel ia turun dengan tergesa - gesa. Ika melihat kedatangan davion dari kejauhan, ia memandangi davion yang sangat kacau. Ika tau davion akan menuju padanya, sebisa mungkin ika bersikap biasa saja.

"Ika katakan pada ku dimana anabia", tanya davion pelan.

"Aku tidak tau dav", jawab ika menoleh sebentar pada davion dan melanjutkan kerjanya.

"Katakan pada ku dimana anabia?", bentak davion membuat semua orang menoleh padanya.

"Aku tidak tau dav, dia tidak mengatakannya pada ku. Sungguh...", ika berkata jujur seadanya. Davion menelisik bola mata ika mencari kebenaran disana. Dan akhirnya davion mundur melangkah memilih pulang ke apartemennya.

Episodes
1 Sonali Mabuk
2 Sonali di ancam papa
3 Anabia yang belum siap menikah
4 Kedatangan bhalendra
5 Poppy di telpon lelaki
6 Sonali Menangis
7 Kalung pemberian vano
8 Anabia pergi bersama vano
9 Lepaskan dan tinggalkan
10 Anabia menolak hadir ke kediaman alkar
11 Anabia di tampar ibunya
12 Alat pencetak anak
13 Malam panas penuh peluh
14 Memberi izin keluar rumah
15 Setelah malam panas penuh peluh
16 Davion pergi ke villa
17 Anabia ketahuan berselingkuh
18 Davion menatap jijik anabia
19 Vano di rumah sakit
20 Tidur bertiga
21 Jalang
22 Mami raveena menemui davion
23 Papi abram tau anabia berselingkuh
24 Arka sedih
25 Anabia matre
26 Kepulangan arega
27 Bu mayang kecewa
28 Berikan sonali pada davion
29 Tak bertepuk sebelah tangan
30 Hati sonali berbunga
31 Mereka terpaut usia yang sangat jauh
32 Menerima permintaan keluarga alkar
33 Tajir melintir tujuh turunan
34 Tidak akan memberikan sonali pada mereka
35 Rumi sedih
36 Anabia terlambat bekerja
37 Sonali yang terbaik untuk davion
38 Akan mempercepat pernikahan mereka
39 Papi abram menemui davion
40 Terpaut 12 tahun
41 Pilihan yang tepat untuk mu
42 Dia yang dipilih
43 Lupakan bhalendra
44 Pinangan
45 Menjemput sonali
46 Belum menemukan yang tepat
47 Mengantar sonali pulang
48 Bosan
49 Melihat davion
50 Menikah
51 Kejahilan poppy
52 Makan sendiri
53 Poppy meminta maaf
54 Menginap di kediaman alkar
55 Jatah ku tetap ada
56 Tidur sekamar
57 Bisu pelit
58 Modus anabia
59 Pengisi hati
60 Membawa mobil pulang
61 Sidang
62 Nonton
63 Pemilik hati
64 Undangan pernikahan bella
65 Mama gulsi menemui davion
66 Perintah davion pada sonali
67 Radio
68 Tiba di kediaman rokalo
69 Ulang tahun sonali
70 Balas dendam sonali pada davion.
71 Kejutan ulang tahun sonali
72 Kado dari bhalendra
73 Awasi istri ku
74 Memuja bhalendra
75 Vano bermalam dirumah anabia
76 Kedatangan poppy di rumah davion
77 Janji bertemu
78 Berdua di taman
79 Membawa paksa sonali pulang
80 Kedatangan sahabat davion
81 Kejujuran sonali pada bhalendra
82 Mata Sembab
83 Kejujuran sonali pada hazel
84 Masih bersegel
85 Bhalendra bertemu hazel
86 Bercerai lah dengannya
87 Membara
88 Jangan mengusik milik ku
89 Mari bercerai
90 Proses pencetakan anak
91 Berikan kami cucu
92 Belum terjamahkan
93 Arega bertemu anabia
94 Anabia kegirangan
95 Kedatangan keluarga rokalo
96 Apa kamu belum hamil juga
97 Nomor palsu
98 Aku juga mencintai mu
99 Kedatangan poppy & sahabat davion
100 Dia istri gue
101 Bertemu sonali dan poppy
102 Berbicara di kamar
103 Ruda paksa
104 Menyiapkan semua kebutuhan
105 Sonali di kantor davion
106 Batal jalan bersama
107 Menghapus bhalendra di ponsel
108 Sonali mengesal
109 Sendiri tanpa pendamping
110 Istri saya
111 Wajah kusut bhalendra
112 Godaan
113 Bhalendra tiba di kediaman davion
114 Dimana gelang itu
115 Kita memang tidak berjodoh
116 Kenapa harus istri ku
117 Karena aku mencintai mu
118 Harus memanggil mu apa
119 Meminta hak ku
120 Lakukan lah
121 Unboxing
122 Layaknya bayi
123 Jika bisa kenapa tidak
124 Banyak tanda
125 Jilat
126 Kenapa baru sekarang
127 Tidak menunda
128 Ponakan baru
129 Akan selalu rutin
130 Jamah dia sesuka mu
131 Semakin pintar
132 Penyatuan
133 Lupakan dia
134 Pijatan anabia
135 Di mall
136 Mengantar hazel pulang
137 Berdebar
138 Batal makan siang
139 Meeting bersama rival
140 Pencuri
141 Mengagumi davion
142 Aku mencintai mu
143 Bertemu hazel dan anabia
144 Kapan
145 Hanya ingin vano menikahi mu
146 Ketahuan sonali
147 Memiliki keponakan lagi
148 Garis dua
149 Usg
150 Bolos
151 Sonali hamil
152 Anabia sakit
153 Anabia hamil
154 Tamparan
155 Berlebihan
156 Dampak vano
157 Berkunjung
158 Awet muda
159 Berbohong
160 Ruang gym
161 Karma
162 Jangan paksa
163 Kamu hebat
164 Korban tabrak
165 Kampung halaman
166 Menenteng bekal
167 Penyatuan di kantor
168 Kurang tidur
169 Kelelahan
170 Antar hazel pulang
171 Wajah arega
172 Nama
173 Menyukai putra ku
174 Murung
175 Stalker
176 Menyapa davion
177 Jijik
178 Nonton
179 Poppy dan uno
180 Hikmah
181 Wajah kusut
182 Poppy datang
183 Ponsel poppy
184 Saling mencintai
185 Gue benaran cinta
186 Kekasih baru
187 Sudah siap
188 Sahabat menjadi ipar
189 Mengunjungi hazel
190 Meminta poppy
191 Tidak setuju
192 Mencurigai
193 Nganterin hazel
194 Menjemput hazel
195 Menunggu keputusan
196 Hazel
197 Tabrak lari
198 Pusara
199 Gue bahagia
200 Mengandung benih ku
201 Terima kasih
202 Menikahlah dengan rumi
203 Lupakan sonali
204 Proses persalinan
205 Ada masalah apa
206 Di antar reza
207 Membuntuti hazel
208 Penurut
209 Diterima
210 Mencari kerja
211 Tidak lah bohong
212 Ingin melamar poppy
213 Ancam
214 Sebulan lagi
215 Kamar poppy
216 Kita baikan
217 Restu Davion
218 Mau lahiran
219 Pembukaan tiga
220 Laki - laki
221 Geldaro Roubeli Alkar
222 Arega cemburu
223 Terkuak
224 Berbaikan
225 Ya aku mau
226 Tolong lamarkan
227 Kembali aktif
228 Tamu undangan
229 Photo bertiga
230 Pelaminan
231 Bhalendra wisuda
232 Bos kita
233 Kaya raya
234 Undangan
235 Stop
236 Tertajir - tajir
237 Pernikahan
238 Si brengsek
239 Meyindir
240 Tamat
Episodes

Updated 240 Episodes

1
Sonali Mabuk
2
Sonali di ancam papa
3
Anabia yang belum siap menikah
4
Kedatangan bhalendra
5
Poppy di telpon lelaki
6
Sonali Menangis
7
Kalung pemberian vano
8
Anabia pergi bersama vano
9
Lepaskan dan tinggalkan
10
Anabia menolak hadir ke kediaman alkar
11
Anabia di tampar ibunya
12
Alat pencetak anak
13
Malam panas penuh peluh
14
Memberi izin keluar rumah
15
Setelah malam panas penuh peluh
16
Davion pergi ke villa
17
Anabia ketahuan berselingkuh
18
Davion menatap jijik anabia
19
Vano di rumah sakit
20
Tidur bertiga
21
Jalang
22
Mami raveena menemui davion
23
Papi abram tau anabia berselingkuh
24
Arka sedih
25
Anabia matre
26
Kepulangan arega
27
Bu mayang kecewa
28
Berikan sonali pada davion
29
Tak bertepuk sebelah tangan
30
Hati sonali berbunga
31
Mereka terpaut usia yang sangat jauh
32
Menerima permintaan keluarga alkar
33
Tajir melintir tujuh turunan
34
Tidak akan memberikan sonali pada mereka
35
Rumi sedih
36
Anabia terlambat bekerja
37
Sonali yang terbaik untuk davion
38
Akan mempercepat pernikahan mereka
39
Papi abram menemui davion
40
Terpaut 12 tahun
41
Pilihan yang tepat untuk mu
42
Dia yang dipilih
43
Lupakan bhalendra
44
Pinangan
45
Menjemput sonali
46
Belum menemukan yang tepat
47
Mengantar sonali pulang
48
Bosan
49
Melihat davion
50
Menikah
51
Kejahilan poppy
52
Makan sendiri
53
Poppy meminta maaf
54
Menginap di kediaman alkar
55
Jatah ku tetap ada
56
Tidur sekamar
57
Bisu pelit
58
Modus anabia
59
Pengisi hati
60
Membawa mobil pulang
61
Sidang
62
Nonton
63
Pemilik hati
64
Undangan pernikahan bella
65
Mama gulsi menemui davion
66
Perintah davion pada sonali
67
Radio
68
Tiba di kediaman rokalo
69
Ulang tahun sonali
70
Balas dendam sonali pada davion.
71
Kejutan ulang tahun sonali
72
Kado dari bhalendra
73
Awasi istri ku
74
Memuja bhalendra
75
Vano bermalam dirumah anabia
76
Kedatangan poppy di rumah davion
77
Janji bertemu
78
Berdua di taman
79
Membawa paksa sonali pulang
80
Kedatangan sahabat davion
81
Kejujuran sonali pada bhalendra
82
Mata Sembab
83
Kejujuran sonali pada hazel
84
Masih bersegel
85
Bhalendra bertemu hazel
86
Bercerai lah dengannya
87
Membara
88
Jangan mengusik milik ku
89
Mari bercerai
90
Proses pencetakan anak
91
Berikan kami cucu
92
Belum terjamahkan
93
Arega bertemu anabia
94
Anabia kegirangan
95
Kedatangan keluarga rokalo
96
Apa kamu belum hamil juga
97
Nomor palsu
98
Aku juga mencintai mu
99
Kedatangan poppy & sahabat davion
100
Dia istri gue
101
Bertemu sonali dan poppy
102
Berbicara di kamar
103
Ruda paksa
104
Menyiapkan semua kebutuhan
105
Sonali di kantor davion
106
Batal jalan bersama
107
Menghapus bhalendra di ponsel
108
Sonali mengesal
109
Sendiri tanpa pendamping
110
Istri saya
111
Wajah kusut bhalendra
112
Godaan
113
Bhalendra tiba di kediaman davion
114
Dimana gelang itu
115
Kita memang tidak berjodoh
116
Kenapa harus istri ku
117
Karena aku mencintai mu
118
Harus memanggil mu apa
119
Meminta hak ku
120
Lakukan lah
121
Unboxing
122
Layaknya bayi
123
Jika bisa kenapa tidak
124
Banyak tanda
125
Jilat
126
Kenapa baru sekarang
127
Tidak menunda
128
Ponakan baru
129
Akan selalu rutin
130
Jamah dia sesuka mu
131
Semakin pintar
132
Penyatuan
133
Lupakan dia
134
Pijatan anabia
135
Di mall
136
Mengantar hazel pulang
137
Berdebar
138
Batal makan siang
139
Meeting bersama rival
140
Pencuri
141
Mengagumi davion
142
Aku mencintai mu
143
Bertemu hazel dan anabia
144
Kapan
145
Hanya ingin vano menikahi mu
146
Ketahuan sonali
147
Memiliki keponakan lagi
148
Garis dua
149
Usg
150
Bolos
151
Sonali hamil
152
Anabia sakit
153
Anabia hamil
154
Tamparan
155
Berlebihan
156
Dampak vano
157
Berkunjung
158
Awet muda
159
Berbohong
160
Ruang gym
161
Karma
162
Jangan paksa
163
Kamu hebat
164
Korban tabrak
165
Kampung halaman
166
Menenteng bekal
167
Penyatuan di kantor
168
Kurang tidur
169
Kelelahan
170
Antar hazel pulang
171
Wajah arega
172
Nama
173
Menyukai putra ku
174
Murung
175
Stalker
176
Menyapa davion
177
Jijik
178
Nonton
179
Poppy dan uno
180
Hikmah
181
Wajah kusut
182
Poppy datang
183
Ponsel poppy
184
Saling mencintai
185
Gue benaran cinta
186
Kekasih baru
187
Sudah siap
188
Sahabat menjadi ipar
189
Mengunjungi hazel
190
Meminta poppy
191
Tidak setuju
192
Mencurigai
193
Nganterin hazel
194
Menjemput hazel
195
Menunggu keputusan
196
Hazel
197
Tabrak lari
198
Pusara
199
Gue bahagia
200
Mengandung benih ku
201
Terima kasih
202
Menikahlah dengan rumi
203
Lupakan sonali
204
Proses persalinan
205
Ada masalah apa
206
Di antar reza
207
Membuntuti hazel
208
Penurut
209
Diterima
210
Mencari kerja
211
Tidak lah bohong
212
Ingin melamar poppy
213
Ancam
214
Sebulan lagi
215
Kamar poppy
216
Kita baikan
217
Restu Davion
218
Mau lahiran
219
Pembukaan tiga
220
Laki - laki
221
Geldaro Roubeli Alkar
222
Arega cemburu
223
Terkuak
224
Berbaikan
225
Ya aku mau
226
Tolong lamarkan
227
Kembali aktif
228
Tamu undangan
229
Photo bertiga
230
Pelaminan
231
Bhalendra wisuda
232
Bos kita
233
Kaya raya
234
Undangan
235
Stop
236
Tertajir - tajir
237
Pernikahan
238
Si brengsek
239
Meyindir
240
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!