Setibanya di kediaman anabia, davion dan anabia masih di dalam mobil. Anabiaa yang dari tadi hanya diam membisu membuat davion serba salah.
"Bia sayang please jangan marah lagi ya", pinta davion lembut.
"Seharusnya kamu tidak memaksa ku dav. Bukannya sejak awal sudah ku katakan bahwa aku belum siap menikah dalam waktu dekat. Tapi lagi dan lagi kamu memintanya pada ku. Kamu egois dav", ucapnya pelan menatap lurus ke depan.
"Baiklah aku akan menunggumu sampai kamu siap. Cup..." , ucap davion dan sebuah ciuman pun mendarat di kening anabia. Cukup lama davion mencium kening anabia dengan mata terpejam anabiaa dan davion menikmati ciuman itu. Hingga davion melepaskan ciumannya. Dan mereka kembali diam sesaat di mobil. Hingga akhirnya davion bersuara kembali.
"Masuklah, ibumu sepertinya sudah tidur maka aku akan langsung pulang saja", perintah davion yang di turuti anabia.
"Baiklah", ucap anabia keluar dari mobil. Tak lupa ia melambaikan tangan pada davion sampai mobil davion menghilang dari pandangan barulah ia masuk ke dalam rumah.
Kesal dan kecewa yang saat ini dirasakan davion tanpa sadar ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi seakan tak peduli akan keselamatannya. Bagaimana tidak kesal dan kecewa. Beberapa kali ia meminta anabia menikah tapi tak sekali pun anabia mau menerimanya. Hubungan mereka sudah berjalan 2 tahun lamanya dan itu cukup membuat davion yakin memperistrinya. Terlebih kedua orang tua davion dan juga ibunya anabia merestui hubungan mereka. Anabia sudah tak memiliki ayah dan hanya memiliki ibunya saja. Ayahnya meninggal di usiannya 5 tahun. Tak terasa davion pun tiba di kediaman orang tua nya. Ia pun berdiam sejenak di dalam mobil untuk menetralkan amarahnya. Davion tak ingin keluarganya melihat expresi wajahnya yang kusut. Setelah diyakini emosinya kembali stabil ia pun berlalu turun dari mobil dan melangkahkan kaki memasuki rumah.
"Uncle....."
"Uncle.....", teriak dua bocah bersamaan saat davion mehampiri mereka dan memeluknya erat.
"Uncle kenapa lama pulangnya", tanya cecillia.
"Iya tadi uncle masih ada kerjaan", jawabnya bohong.
"Tapi kan kerjaannya bisa dibawa pulang ke rumah nggak harus kerja dikantor, kayak opa sama papa aku. Lalu kenapa uncle tidak melakukan seperti opa dan papa aku?", jawabnya bijak. Davion menggaruk kepalanya yang tak gatal dan bersamaan dengan itu mereka semua pun tertawa melihat tingkah davion.
"Makanya kalau mau bohong itu lihat - lihat orangnya. Anak kita ni senggol dong", ucapnya sok gaul.
"Anak sama mama sama saja benar - benar menyebalkan", ucap davion menghempaskan bokongnya di sofa dan menyandarkan kepalanya diatas sofa dengan pandangan lurus keatas. Davion duduk tepat di sebelah papi abram.
"Kamu habis dari mana dav?. Kenapa jam segini baru pulang?., tanya mami raveena yang sedang memangku kepala putri bungsunya yang tengah berbaring di sofa.
"Tadi keluar sebentar sama anabia mi", jawabnya jujur.
"Apa anabia masih belum siap juga menikah dengan mu?", ucap papi abram mulai ikut bertanya.
"hhhhuuuuuhhhh", davion membuang nafasnya dengan panjang.
"Belum pi", jawab davion pelan.
"Apa yang ditunggunya?. Usia kalian juga sudah cukup dan matang untuk berumah tangga", ucap lusia ikut menimpali.
"Ya nggak tau mbak, dia hanya bilang belum siap saja. Lagian nggak mungkin juga anak orang aku paksa kan?", Jawab davion pelan jujur adanya.
"Sabar aja dav, kalau jodoh nggak kemana", ucap kevin yang ikutan nimbrung.
"Iya sih mas", jawab davion masih menatap lurus ke atas.
"Cari yang lain aja mas kalau dia masih nggak mau. Logika aja deh, perempuan kalau udah menjalin hubungan yang cukup lama pasti dia akan minta segera di halalin. Dalam sebuah hubungan itu harus ada komitmen kalau gak ada komitmen berarti itu ada sesuatu. Dan itu perlu di pertanyaan dan juga di pertimbangkan. Apa mas mau nungguin dia yang nggak jelas kapan siapnya menikah?. Apa mas yakin beberapa tahun ke depan tetap mas yang di pilihnya yang akan menjadi suaminya kelak?. Dan apa mas yakin untuk saat ini atau pun nanti hanya mas satu - satunya yang ada di hatinya?, ucap poppy dengan bijaknya yang masih bermain game di ponselnya dengan kepala yang masih di pangku mami raveena. Semua orang menganga melihat poppy. Seolah tak percaya dengan kata - kata bijak gadis itu tak terkecuali davion. Davion nyaris membenari posisi duduknya menatap lekat sang adik tercintanya. Jelas davion tak menyangka poppy yang manja dan tak tau apa - apa kini menjelma menjadi seorang gadis bijak. Poppy yang tak menyadari sedari tadi tatapan mereka padanya, masih asik bermain game. Namun tak lama ponsel poppy berdering ada yang menelponnya tanpa sengaja tombol hijau itu pun tergeser ke atas dan ponselnya tiba - tiba terjatuh kelantai tepat di tengah - tengah dari semua orang yang duduk di ruangan ini.
"Aaaakkkkhhh ponsel ku", pekik poppy ia pun lemas dan melosot duduk di lantai. Tanpa ia ketahui ada telpon yang tersambung. Dan terdengarlah suara seorang pria.
"Hallo poppy sayang, calon istri ku, calon ibu dari anak - anak ku bagaimana semalam nikmat bukan yang ku berikan pada mu. Sayang kenapa gak diangkat telpon aku dari tadi?. Kamu tau nggak aku dari tadi mencemaskanmu, merindukanmu?., ucap seorang lelaki di telpon. Poppy dan semua yang berada disana pun melotot mendengar lelaki itu bicara mesra pada poppy di telpon. Pikiran mereka semua satu tujuan berusaha mengartikan perkataan ambigu lelaki di telfpon itu. Mereka pun serentak bergantian melihat poppy dan ponselnya di lantai. Dengan langkah cepat poppy berniat mengambil ponselnya.
"Poppy sayang apa kamu disana?", poppy yang selangkah lagi akan sampai pun kesal karena davion lebih dulu mengambil ponselnya.
"Sayang apa kamu mendengarkan ku. Hallo... hallo poppy say...-, belum selesai lelaki itu bicara davion bersuara keras.
"Kamu siapa haaa....?., Kenapa kamu telpon - telpon adik saya?. Ada hubungan apa kamu dengan adik saya jawab?.", bentak davion penuh murka.
"Sa - saya ca... , lagi lelaki itu belum selesai berkata namun lagi pula dengan cepatnya davion berkata lagi.
"Jangan pernah ganggu dan hubungi adik saya lagi paham kamu", bentak davion lagi mematikan telpon sepihak.
"Pop kamu beneran mau nikah sama lelaki itu?", tanya lusia serius. Namun poppy yang di tanya hanya bisa menggelengkan kepalanya yang artinya itu tidak benar.
"Apa bener kamu udah punya calon?. Kamu jangan macem - macem ya pop. Kuliah yang bener jangan bikin malu keluarga", Bentak davion melototkan matanya pada poppy.
"Siapa dia pop", Tanya papi abram juga menahan emosi.
"Teman poppy pi", jawabnya gemetar di pelukan mami raveena.
Keluarga alkar dan keluarga rokalo hampir sama yang tak membolehkan anak gadis mereka berpacaran sebelum menyelesaikan pendidikannya. Mereka takut terjadi hal tak diinginkan mencoreng nama baik keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Poplar Taneshima
Bukan cuma seru, authornya pandai bikin kita merasa terlibat di cerita ini.
2023-10-26
1