Dia Yang Dipilih
"Hahahaha", tawa seorang gadis mabuk pada teman nya yang mengajaknya pulang. Suara music berdantungan yang membuat telinga terasa seakan pecah dengan beraneka ragam manusia yang hadir menggunakan pakaian kekurangan bahan. Yaaa mereka telah berada di club malam ini. Melihat temannya yang mabuk berat Hazel berniat akan membawa Sonali pulang dengan meminta bantuan seseorang untuk memapahnya masuk ke dalam mobil.
"Lo bisanya ngerepotin gue aja sih son", kata hazel mulai menyalakan mesin mobil. Dia nggak bisa ngebayangin apa yang akan terjadi dengan sonali kalau dia gak ada disana. Bisa jadi sonali akan menjadi santapan pria hidung belang. Tadi mereka memang bersama datang ke club yang di hadiri teman mereka lainnya dalam rangka menghadiri undangan teman kampus mereka yang berulang tahun. Namun dia tidak menyangka ada yang berbuat jahat pada sonali dengan memberinya minuman yang memabukkannya.
"Kalau aja gue tau siapa orangnya gue hajar tu orang", umpatannya pada orang yang memberi sonali minuman berakohol yang dia sendiri pun tak tau entah siapa. Matanya mengarah ke sonali yang tertidur pulas.
"Tin ..."
"Tin ..." , Hazel membunyikan klakson setibanya di depan pagar rumah sonali. Tak lama kemudian pak burhan satpam yang berjaga pun membuka pagarnya, hazel menjalankan kembali mobil sonali yang ia kendarai memasuki perkarangan rumah sonali. Hazel memberi kode agar satpam mendekatinya untuk membantunya membawa sonali ke dalam kamar setelah hazel mematikan mesin mobil.
"Pak tolong bantu saya bawa sonali kedalam", perintah hazel pada pak burhan membuka pintu mobil.
"Baik nona", jawabnya mulai membantu hazel membawa anak majikannya.
"Nona sonali kenapa non?", tanya pak burhan penasaran.
"Tadi ada yang beri dia minuman berakohol pak", jawab hazel menjelaskan. Bik imel yang melihat pun mulai panik dan mengekori langkah mereka.
"Siapa yang tega non sama non sonali?, tanyak bik imel ikut menaiki anak tangga.
"Saya juga nggak tau bik. Tiba - tiba saya melihat sonali udah mabuk berat", Jawab hazel menjelaskan. Tadi hazel memang sedang berbincang ketemu teman lamanya di club dan meninggalkan sonali dengan yang lainnya di saat itu lah ada yang memberi sonali minuman yang tak di ketahuinya. Mereka membaringkan sonali di kasur kamarnya dan menarik selimut kedada sonali dan berlalu keluar. Sonali memang sering ke club malam bersama teman - temannya tapi dia tidak pernah minum. Sonali yang selalu merasa sepi sering menghabiskan waktunya di luar. Bagaimana tidak sepi kedua orang tuanya teramat sibuk dengan dunia mereka masing - masing. Papanya Arya Wiguna Rokalo sibuk dengan dunia bisnis, sedang mamanya Gulsi Enora Rokalo sibuk dengan dunia sosialitanya membuat sonali merasa tak diperhatikan layaknya seorang anak. Tak lama papa arya pun pulang. Mendengar keadaan anak gadisnya sekarang ia pun di buat naik pitam. Hazel yang melihat expresi papa arya di buat kikuk.
" Kenapa bisa seperti ini zel", tanya papa sonali dengan marah.
"Hazel nggak tau om, tiba - tiba hazel lihat sonali udah mabuk", jawab hazel benar adanya. Bersamaan dengan itu mama gulsi pun pulang dan mendengar semuanya. Papa arya mulai menajamkan pandangannya pada istrinya.
"Kenapa papa lihatin mama seperti itu?", tanya mama gulsi merasa takut.
"Kamu ini istri dan ibu macam apa sih ma jam segini baru pulang bukannya ngurusi anak di rumah malah sibuk ngabisin uang suami gak jelas", bentak papa arya.
"Kamu tau nggak apa yang terjadi dengan sonali haaaaa?. Tugas kamu tu di rumah ma ngurusin anak bukan sibuk dengan dunia sosialitamu yang nggak jelas itu yang hanya bisa menghambur - hamburkan uang". bentak papa lagi namun mama gulsi hanya bisa diam dengan penuh penyesalan.
"Maafin mama pa, mama yang salah", ucap mama gulsi merasa salah.
Hening .....
Hazel memberanikan diri untuk pamit pulang.
"Hmmm om tante hazel pamit pulang ya udah kemalaman takut mama papa nungguin hazel di rumah", ucap hazel dengan sedikit rasa takut.
"Hmmm biar pak rahman yang antar kamu zel", perintah papa arya. Hazel pun pamit dan salim kepada orang tua sonali.
"Hati - hati ya sayang dan makasih udah mau anteri sonali pulang", ucap mama gulsi merasa kasihan sama hazel terpaksa harus pulang jam segini karena sonali.
"Iya tante nggak apa apa kok", balas hazel melangkah masuk mobil.
Sepasang suami istri itu pun menaiki anak tangga menuju kamar putri bungsunya. Lama mereka diam dengan pikiran masing - masing mengamati sonali yang masih tidur. Mereka nggak bisa ngebayangin apa yang akan terjadi dengan sonali kalau nggak ada hazel. Tak jarang mereka di buat kesal dengan sonali yang selalu pulang malam dan merasa tidak betah berada di rumah.
"Papa gagal mendidik istri dan anak papa ma", ucap papa memecahkan keheningan. Nyes sekali hati mama gulsi mendengar itu dari suaminya.
"Papa pikir dengan rezeki yang papa dapat bisa membuat istri dan anak papa selalu betah berada di rumah. Yang selalu menyambut hangat papa kita papa pulang bekerja", lanjut papa lagi mencurahkan isi hati nya. Dan lagi hati mama gulsi tergores mendengar itu karena apa yang di katakan suaminya itu sangatlah benar adanya.
"Tes...", tak terasa air mata mama gulsi menetes di pipi mulusnya.
"Papa bekerja keras untuk kalian ma. Papa ingin kalian hidup layak, hidup bahagia dengan apa yang papa dapat. Tapi ternyata papa salah dengan apa yang papa dapat buat kalian terlena dengan kesibukan yang unfaedah hingga lupa akan tugas masing - masing", lanjut papa arya lagi masih tetap memandangi putri bungsunya yang tertidur. Nyesss skali hati mama gulsi tersayatkan mendengar kata - kata papa arya dan ia pun menangis sejadi - jadinya.
"Hiks hiks hiks maafin mama pa. Mama janji akan lebih sering di rumah untuk papa dan sonali", ucapnya menghamburkan pelukan di tubuh tegap tinggi suaminya. Tangisnya pecah sadar akan kesalahannya hingga mama gulsi menangis cukup lama di pelukan papa arya. Tak lama papa arya mengusap punggung mama gulsi dan memeluknya erat. Merasa iba dengan istrinya yang mulai sadar akan kesalahannya.
"Sudah ma jangan menangis lagi. Ayo kita keluar biarkan sonali tidur", perintah papa arya dan di angguki oleh mama gulsi. Mereka pun pergi meninggalkan kamar sonali.
"Papa mau mandi?", tanya mama gulsi.
"hmmm jangan menangis lagi ma", jawab papa arya sambil mengusap air mata istrinya.
"Baiklah mama akan siapkan air hangat untuk papa", jawab mama gulsi meninggalkan papa arya dan melangkah masuk ke kamar mandi. Papa arya sedikit merasa bersalah sudah membuat istrinya menangis. Bagaimana pun dia tidak ingin istrinya itu menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments