"Hooaamm..", Sonali menggeliat mulai terbangun dari tidurnya. Matanya mengarah jam di dinding menandakan dia harus segera mandi dan pergi ke kampus. Gegas ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama mama gulsi pun mengetok pintu.
"Tok"
"Tok"
"Tok"
"Son sona sonali apa kamu sudah bangun sayang?", tak mendapati jawaban putrinya mama gulsi pun terpaksa masuk. Tapi ia tak mendapatkan sonali di kasur. Terdengar suara air dari dalam kamar mandi mama gulsi pun tersenyum yang menandakan sonali sedang mandi. Mama gulsi pun keluar menunggu sonali dan papa arya di meja makan. Sesuai janjinya mama gulsi akan berubah menjadi lebih baik lagi terutama untuk suami dan kedua anaknya. Mereka memiliki dua orang anak yang pertama putra sulungnya yang bernama "Arega Tadani Rokalo" yang kini tengah meraih pendidikan S2 nya di london. Dan putri bungsunya bernama "Sonali Inesia Rokalo" yang beberapa bulan lagi akan memasuki usia 19 tahun. Saat ini sonali berada di smester 4. Dulu sonali masuk sekolah dasar umur 5 tahun itu sebabnya saat ini dia sudah berada di smester 4, berbeda dengan teman - temannya yang lain yang masuk sekolah dasar di usia 6 tahun. Tak lama kemudian yang di tunggu pun turun kebawah menuju meja makan.
"Pagi ma pa", sapa sonali.
"selamat pagi juga sayang", jawab papa arya dan mama gulsi serentak.
Mama gulsi mulai mengisi menu sarapan di piring papa arya dan di piring sonali. Papa arya yang melihat perubahan itu pun tersenyum bahagia begitu juga dengan sonali. Disaat sonali ingin bertanya pada mama gulsi, dengan cepat papa arya menaruh jari telunjuk di mulutnya mengartikan sonali dilarang bertanya. Sonali pun tak membantah dan mulai memakan sarapannya.
"Son mulai sekarang papa nggak mau lihat kamu lagi pulang malam. Kalau nanti papa denger kamu pulang malam lagi papa akan sita semua fasilitas mu", ancam papa arya agar sonali berubah.
"Tapi pa sona..-", kalimatnya menggantung disusul cepat oleh perkataan papa arya.
"Tidak ada tapi - tapian papa bilang tidak ya tidak", tegas papa arya.
"Papa jahat papa nggak pernah ngertiin sona", rengek sona kesal karena terancam.
"Semua pilihan ada di tangan kamu. Kalau kamu pengen keluyuran dan pulang malam terus silahkan angkat kaki sekalian dari rumah ini", ucap papa arya yang kali ini dia tidak akan main - main.
"Mama....", rengeknya meminta pembelaan pada mama gulsi. Tapi kali ini mama gulsi tidak membelanya.
"Kamu sudah besar son sebentar lagi 19 tahun jadi kamu pasti bisa menentukan mana yang baik mana yang tidak. Biasakan pulang kuliah itu pulang ke rumah son nggak perlu keluyuran sana sini lagi. Mulai sekarang berubahlah nak", ucap mama gulsi panjang kali lebar. Papa arya yang mendengar terkesima menyimak.
"Dan mulai saat ini kamu pergi pulang kuliah diantar jemput oleh pak wawan. Tidak ada penolakan atau kamu tidak usah kuliah lagi", ucap papa arya mengancam sonali lagi. Sonali menghentak - hentakkan kakinya di bawah meja makan dengan muka yang cemberut.
Dengan terpaksa sonali pergi diantar pak wawan. Begitu juga dengan papa arya berlalu pergi menuju kantor di antar pak rahman.
Setibanya di kampus hazel yang melihat sonali baru turun dari mobil menghampirinya.
"Tumben lo di anter?", tanya hazel merasa heran.
"Iya mulai sekarang gue di antar jemput pak wawan", jawab sonali seadanya.
"Karena tadi malam gitu makanya lo di antar jemput?", tanya hazel lagi berjalan beriringan dengan sonali.
"Kenapa dengan tadi malam", tanya sonali balik mengernyitkan dahinya menatap hazel. Hazel yang mendengar pun tepok jidat.
"Astaga lo nggak ingat sama sekali son", tanya hazel dan dengan cepat sonali menggelengkan kepalanya yang artinya dia nggak ingat sama sekali.
"Huuuuhh", hazel menarik nafas panjang dan membuangnya.
"Lo tu tadi malam mabuk di club. Untung masih ada gue disana. Kalau gue nggak ada mungkin lo udah di makan om om", jawab hazel mengangkat kedua bahunya begidik ngeri membayangkan andai itu terjadi pada sonali.
"Kenapa gue nggak ingat ya"?, tanya nya menoleh hazel.
"Terus lo nggak ingat juga siapa yang ngasih loh minum", selidik hazel lagi .
"Nggak tau zel kalau gue tau pasti gue samperin tu orang", jawab sonali memasuki kelas mereka.
Siang harinya sonali keluar dari kelas di iringi hazel yang berjalan di sebelah kiri sonali.
"Eh kita kemana ni", tanya hazel tak tau bahwa sonali sekarang tak lagi di perbolehkan keluyuran.
"Pulang lah zel mau kemana lagi secara gue udah nggak boleh kemana - mana lagi sekarang", bisik sonali agar lainnya tak mendengar.
"Whatt... Lo gak salah", pekik hazel tak percaya.
"Kecilin suara lo brisik tau nggak. Lagian ngapain juga gue bohong. Lo juga sekarang pulang jangan kemana - mana lagi. Emang lo mau kayak gue nggak di bolehin kemana - mana lagi", ucap sonali sok bijak. Dan mereka pun berpisah diparkiran memasuki mobil masing - masing.
Tak lama mobil yang di tumpangi sonali pun sampai di perkarangan rumah. Gegas sonali keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah namun langkah kakinya terhenti melihat mama gulsi menyiapkan makan siang di meja makan. Lama ia terpaku menatap mama gulsi. Segudang pertanyaan pun hadir di kepalanya namun belum ia pertanyakan. Begitu mama gulsi sadar akan kehadiran sonali, ia pun mengajak sonali untuk makan siang bersama. Mereka makan siang berdua.
"Kamu udah pulang yuk makan. Mama udah masakin kesukaan kamu", ajak mama gulsi menarik tangan sonali ke meja makan.
"Ini semua mama yang masak?. Tanya sonali penasaran.
"Iya mama semua special buat kamu", ucap mama gulsi menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
"Tumben nggak biasanya mama di rumah. Kenapa ma?", sonali bertanya lagi.
"Ya nggak apa - apa sayang. Mama kan juga pengen luangkan waktu mama buat kamu dan papa", jawab mama gulsi.
"Syukurlah kalau begitu ma", balas sonali lagi hingga di suapan terakhir masuk ke dalam mulutnya.
Usai makan sonali masuk ke kamar untuk tidur siang. Sedang mama gulsi disibukknya dengan kegiatan di dapu.Walau ada bik imel kali ini mama gulsi menolak untuk membantu. Mama gulsi terlihat sangat cekatan berada di dapur. Mama gulsi mengakui akan kesalahannya selama ini dan berharap tak akan pernah terulang lagi. Setelah menyelesaikan semuanya, mama gulsi yang berniat tidur siang bersama sonali pun masuk kedalam kamar sonali. Mendapati anak masih melek mama gulsi pun bertanya.
"Kamu belum tidur", tanya mama gulsi.
"Belum ma", jawab sonali seadanya.
"Kalau begitu mama tidur siang disini boleh ya?", tanya mama gulsi lagi takut tak di izini.
"Ya boleh dong ma malah sonali senang, ayo naik ma", ucap sonali mengeratkan pelukan mama gulsi di tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments