Di meja makan milik keluarga alkar mereka semua makan malam bersama. Suara dentingan sendok dan garpu serta canda tawa menghiasi meja makan keluarga alkar malam ini. Poppy yang tadinya marah dan kecewa pada keluarganya kini telah melupakan semua kejadian itu dan ia pun ikut bergurau. Ini lah keluarga alkar selalu menanamkan keharmonisan bagi keluarganya. Setiap sabtu minggu rumah ini akan selalu ramai penghuni. Menghabiskan waktu bersama adalah rutinitas wajib bagi keluarga alkar di setiap sabtu minggu. Tak ada penolakan apa pun untuk tak bisa hadir kecuali ada suatu hal yang benar - benar urgent barulah akan di terima. Papi abram lah yang membuat keputusan ini, ia mau di sisa - sisa hari tuanya bisa berkumpul bersama dengan keluarganya. Dalam waktu dekat ini pun papi abram berencana menyerahkan perusahaan sepenuhnya pada davion karena ia ingin pensiun. Tapi kembali lagi ia menimbang bahwa davion juga punya perusahaan sendiri dan beberapa usaha lainnya, akan membuat davion repot jika ia harus menghandle semuanya dengan sendiri.
Papi abram sangat bangga pada putranya itu, dia membangun usahanya sendiri hingga sebesar ini. Hanya satu yang kurang pada davion, dia belum menikah. Banyak putri dari koleganya ingin mengenal lebih dekat davion dan bahkan banyak juga yang ingin menjadi pendampingnya namun davion tak pernah merespon. Papi abram berharap bisa melihat davion segera menikah dan menimang cucu darinya.
Di rumah yang sederhana nampak seorang ibu yang baru saja selesai masak dan menyajikan semua makanan di meja. Ia adalah ibu mayang ibu kandung dari anabia. Anabia yang manja tidak pernah melakukan pekerjaan rumah apa pun. Semua pekerjaan rumah nyaris ibunya sendiri yang mengerjakan. Mereka tidak memakai jasa ART karena itu akan memakan banyak biaya. Lagi pula mereka hanya tinggal berdua saja jadi tak terlalu merepotkan. Tentu ini tak di ketahui davion, setahu davion anabia menggunakan jasa ART yang pergi pagi dan pulang sore. Davion yang percaya pun tak pernah menanyakan ini pada bu mayang. Davion tiap bulan membayar gaji ART (yang tak pernah ada) melalui tangan anabia tapi nyatanya ART itu tidak pernah ada. Pernah sekali davion ingin membayar gaji secara langsung pada ART (yang tak pernah ada) itu namun anabia menolak dengan segudang alasan. Dan sayangnya davion tak pernah mencurigainya. Davion merasa tak tega melihat ibu mayang mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk semua kebutuhan anabia itu lah sebabnya davion meminta anabia mencari jasa ART agar ibu mayang tidak letih tapi anabia yang jahat dan serakah malah mengambil uang itu perbulannya tanpa mencari ART. Sebagai seorang anak sungguh anabia tak punya hati melihat ibunya mengerjakan semua pekerjaan rumah. Bu mayang tak pernah mempermasalahkan jika anaknya tak pernah membantunya dalam pekerjaan rumah.
"Bi ayo makan dulu nak ibu udah selesai masak", teriak bu mayang pada anabia yang masih di kamar.
"Ibu makan aja dulu, bia belum lapar bu", ucap anabia meneriaki agar bu mayang dengar. Namun bu mayang masih setia menunggu putrinya agar bisa makan bersama. Sejam lamanya bu mayang menunggu putrinya keluar kamar dan akhirnya yang di tunggu keluar juga. Senyum ibu mayang pun mengembang mendengar suara pintu kamar anabia yang terbuka. Gegas bu mayang menyiapi piring untuk anabia dan juga air didalam gelas. Namun belum lagi gelas itu terisi penuh tangan bu mayang terhenti melihat penampilan anabia yang sepertinya akan pergi.
"Bu aku pergi dulu, teman ku sudah menunggu di luar", ucap anabia melangkah melewati ibunya yang duduk di meja makan.
"Laaah bi ibu dari tadi nungguin kamu buat makan bersama. Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu mau pergi bi?", tanya bu mayang sedikit kesal.
"Siapa suruh ibu nungguin aku?. Tadi kan aku bilang ibu makan aja dulu", jawab anabia berhenti dan menoleh pada bu mayang merasa tak terima di salahkan.
"Lagian ini udah jam berapa bi, mau pulang jam berapa lagi kamu nantinya?", tanya bu mayang cemas mengekori putrinya yang akan keluar.
"Bu aku udah gede jadi please jangan lebay", ujar anabia membalikkan badan berhadapan dengan ibunya.
"Tapi bi nggak baik di lihat tetangga kita jika kamu pulang larut malam nanti", ucap bu mayang lanjut mengekori anabia.
"Mau aku pulang pagi sekalian pun apa urusan mereka bu?. Ibu nggak usah terlalu pikirin deh omongan orang", jawab anabia membalikkan badannya lagi menatap ibunya yang cemas.
"Kamu pergi sama siapa dan mau kemana bi?", tanya bu mayang penasaran.
"Teman aku bu. Udah deh ibu masuk aja sana", ucap anabia ketus.
"Siapa pria itu bi?", tanya bu mayang melihat ronny di dalam mobil karena bu mayang baru kali ini melihat vano. Vano yang tak punya sopan santun itu pun tak berniat turun untuk menyalami bu mayang. Vano hanya memberi senyum saja ketika melihat bu mayang, sungguh sangat jauh berbeda dengan davion. Davion selalu salim ketika bertemu dengan bu mayang di rumah.
"Tadi kan aku udah bilang teman bu. Udah ibu jangan berisik deh diam aja", ucap anabia berbisik pada ibunya agar tak di dengar ronny.
"Ya ampun bi, bagaimana kalau nak davion tau kalau kamu jalan sama lelaki lain bi?", tanya bu mayang lagi meremas jari - jarinya.
"Dia nggak akan tau kalau ibu nggak ngomong. Sekarang masuklah bu, aku mau pergi", ucap anabia mengakhiri dan ia pun masuk kedalam mobil vano. Vano membunyikan klakson mobilnya pertanda pamitnya pada bu mayang. Vano belum lama menjalin kasih dengan anabia, itu sebabnya ia baru kali ini datang ke rumah anabia. Vano yang mengaku pemilik usaha berlian dan beberapa usaha lainnya membuat anabia yang matre terbuai olehnya. Tak susah menaklukan anabia cukup hanya bermodalkan uang dan barang - barang mewah maka ia pun akan tunduk.
Bu mayang menetes kan air matanya melihat sikap anabia. Bu mayang tak menyangka putrinya setega itu menduakan davion padahal davion sangat baik dan sopan pada buk mayang.
"Kenapa bisa kamu memilih lelaki seperti itu bi, tak ada sopan santunnya sama sekali", ucapnya pelan berjalan masuk dan mengunci pintu rumah miliknya.
"Apa kurangnya davion bi?. jangan sampai kamu menyesali atas perbuatan mu ini nantinya bi. Ibu hanya ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Sungguh menyaksikan kamu menikah adalah impian ibu bi. Ibu tidak ingin di saat ibu tiada nanti kamu sendirian dan belum menikah. Kenapa nggak kamu terima saja ajakan menikah dari davion selagi ibu masih ada?", ucap bu mayang pelan memegangi pigura anabia yang berada di ruang tamu dan tak terasa air matanya pun menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments