"Ting tong"
"Ting tong", suara bel berbunyi namun siempunya rumah belum juga membukakan pintu. Kembali lelaki itu memencet belnya.
"Ting tong"
"Ting tong"
"Ting tong"
"Ting ........", dan pintu pun terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya yang diyakini ART sonali.
"Maaf cari siapa ya den", tanya bik imel karena tak mengenalinya.
"Saya ingin ketemu sonali. Apa sonalinya ada?", tanya lelaki itu pada bik imel.
"Oh ada den mari masuk", ajak bik imel dan lelaki itu pun melangkah masuk.
"Silahkan duduk den. Saya akan memanggil nona sonali", ucap bik imel yang di turuti lelaki itu.
Sonali yang sedang bercengkrama dengan kedua orang tuanya pun dibuat menoleh dengan kehadiran bik imel.
"Maaf non mengganggu, ada yang datang menunggu non di ruang tamu", ucap bik imel menjelaskan.
"Siapa bik?", tanya sonali seingatnya ia merasa tak punya janji tamu pada siapapun. Papa arya dan mama gulsi menatap sonali bersamaan seakan meminta penjelasan. Sonali yang mengerti akan tatapan itu pun langsung angkat bicara.
"Sonali juga nggak tau siapa ma pa swear deh. Sonali nggak ada janjian sama siapapun malam ini", ucap sonali mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya keatas berbentuk huruf v menjelaskan jujur adanya.
"Kamu boleh temui tapi nggak lama. Dan ingat jangan coba - coba keluar dengannya son. Mulai sekarang dan seterusnya papa ngelarang keras kamu untuk kemanapun dan dengan alasan apa pun itu selain ke kampus. Jika kamu melanggarnya maka kamu akan terima akibatnya. Camkan itu son papa gak main - main", ucap papa arya panjang.
"Glek", sonali menelan salivanya dengan susah payah. Sonali pun melangkah menemui tamu tak di undang itu.
"Kamu...", ucap sonali melototkan matanya.
"Ngapain kamu disini?", tanya sonali berbisik.
"Ya ketemu kamu lah ngapain lagi coba", ucap lelaki itu. Bik imel pun datang dengan membawa segelas minuman untuk tamu tak di undang itu. Lelaki itu adalah "Bhalendra Hayogi Pratabash" teman satu kampus sonali. Lendra berbeda fakultas dengan sonali, dan lendra saat ini berada di smester akhir. Lendra sejak lama menyukai sonali dan sonali pun mengetahui itu dari lendra sendiri. Namun sonali yang notabenya tidak di perbolehkan pacaran membuat ia harus menolak lendra dengan alasan yang sejujurnya. Lendra yang memahami pun tak mempersoalkan hal tersebut. Dan lagi pula cinta lendra tak bertepuk sebelah tangan, melainkan sonali pun juga menyukainya. Tapi disini lendra belum sepenuhnya tau tentang perasaan sonali padanya. Dan malam ini lendra memberanikan diri untuk datang hanya ingin ketemu si pemilik hatinya.
"Silahkan diminum den", ucap bik imel menawarkan.
"Makasih ya bik", ucap lendra menyesap minumnya.
"Iya sama - sama den", balas bik imel.
"Kenapa nggak bilang dulu kalau kamu mau datang?", tanya sonali masih berbisik.
"Karena kamu pasti menolak", jawab lendra berbisik mengangkat kedua alisnya.
"Kamu kan tau aku nggak di bolehin pacaran", ucap sonali pelan.
"Ya kamu bilang aja aku teman kamu sesimple itu kan. Atau jangan - jangan kamu udah nganggep aku ini pacar kamu ya makanya kamu sampai ngomong begitu", goda lendra mengangkatkan kedua alisnya lagi berkali kali. Sonali pun menganga dan melotot dibuatnya.
"Mana bisa begitu len, seharusnya kam-...", kalimat sonali menggantung disaat bersamaan papa arya bersuara.
"Ehhemm", lendra yang menyadari suara papa arya pun berdiri.
"Selamat malam om", lendra melangkah mendekati papa arya dan salim padanya. Usai salim ia kembali duduk.
"Siapa namamu"?, tanya papa arya sekilas melirik putrinya tertunduk.
"Bhalendra om", jawabnya malu.
"Kamu siapanya sonali?", tanya papa arya tanpa basa basi.
"Saya teman kampus sonali om", papa arya mengangguk angguk mendengar jawaban lendra.
"Sudah semester berapa kamu sekarang", tanya papa arya kembali. Sonali hanya diam dan menunduk.
"Semester akhir om sebentar lagi selesai", ucapnya bangga mencengir. Tak lama ponsel lendra yang berada di meja pun berdering. Menandakan ada yang menelpon lendra lewat aplikasi hijaunya. Papa arya menyipitkan matanya melihat photo profil si penelpon jelas ia tau betul siapa yang menelpon lendra karena photo profil itu juga berada di daftar kontak aplikasi hijau papa arya.
"Maaf om saya angkat telpon sebentar", kata lendra yang tak beranjak dari duduknya yang hanya di angguki oleh papa arya. Lendra pun menggeser tombol hijau ke atas dan telpon pun tersambung.
"Ya pa ada apa"?, tanya lendra pada papanya di telpon.
"Kamu dimana?. Kenapa belum pulang?", tanya papa lendra.
"Di rumah teman pa. Ada apa pa?", tanya lendra kembali.
"Tidak ada apa - apa. Baiklah jangan pulang terlalu larut len", kata papa lendra.
"Baik pa", jawab lendra dan telpon pun terputus.
"Kamu putra "Andra Pratabash"?, tanya papa arya dan lendra pun menganga tak menyangka papa arya mengenal papanya. Tak hanya lendra bahkan sonali yang sedari tadi menunduk pun mengangkat kepalanya menatap papa arya.
"I.. Iya om, om kenal sama papa?", tanya lendra penasaran.
"Tentu saja om kenal bahkan tadi siang kami berbincang dan melakukan kontrak kerjasama", jawab papa arya sejujurnya. Lendra dan sonali pun menganga beberapa detik menatap papa arya kemudian lendra dan sonali saling tatap satu sama lain dengan waktu yang cukup lama.
"Braaakk..", papa arya memukul meja dan mereka pun terkejut.
"Apa yang kalian pikirkan", tanya papa arya yang seakan tau apa yang di pikirkan sonali dan lendra.
"Tidak om", jawab cepat lendra merasa ketahuan.
"Jangan pernah berpikir yang tidak - tidak ya. Walau pun om mengenal baik papamu dan terikat kerjasama dengan papamu bukan berarti kalian boleh berpacaran. Om tak melarang kamu berteman dengan sonali tapi tidak untuk pacaran. Lagi pula kalian masih terlalu muda, perjalanan kalian masih panjang. Jadi pergunakanlah waktu kalian untuk hal yang berguna. Untuk kamu sonali belajar dan selesaikan kuliah mu dengan segera barulah memikirkan lelaki. Dan kamu bhalendra selesaikan skripsi mu dengan cepat dan benar lalu bekerjalah setelah itu baru lah memikirkan wanita", ucap papa arya panjang lebar.
"Glek" kedua insan bersamaan susah menelan salivanya.
Papa arya jelas sangat tau arti tatapan lendra untuk putrinya karena ia juga lelaki. Tak di pungkiri papa arya mengagumi sikap ramah taman yang dimiliki papanya lendra yakni andra pratabash. Sejauh ini hubungan papa arya dan juga andra pratabash sangat lah baik bahkan mereka melakukan kontrak kerjasama. Namun bukan berarti itu semua mebuatnya memberi izin sonali dan lendra bisa berpacaran. Ia tidak ingin masa depan sonali hancur karena pacaran. Sonali adalah putri satu - satunya papa arya maka sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga dan melindungi sonali sebelum ia menyerahkan sonali pada suaminya kelak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Beerus 🎉
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
2023-10-26
1