Dikampus tempatnya belajar, sonali dan hazel beserta lainnya diam menyimak materi yang di sampaikan dosennya. Sebagian dari mereka ada yang bertanya pada dosennya mengenai materi yang tak di mengerti. Dan sebagian dari mereka ada yang mencatat beberapa bagian terpenting dari materi yang di sampaikan oleh si dosen. Hingga akhirnya jam kuliah itu pun berakhir.
"Sampai disini ada yang ingin dipertanyakan lagi?. Jika tidak ada materi kita hari ini cukup sampai disini", ucap seorang dosen pada semua mahasiswanya.
"Buk...", ucap hazel menganggkat tangannya.
"Ya.. Apa yang ingin kamu pertanyakan?", tanya buk dosen pada hazel.
"Apa tidak ada kisi - kisi untuk ujian akhir semester mendatang?, tanya hazel penuh harap.
"Tidak ada, kalian pelajarilah semua materi yang saya beri selama semester ini", jawab dosen itu datar.
"Huuuuuuuuuuu", sorak mahasiswa serentak pada dosennya.
"Stttttt diam semuanya, belajar lah yang benar atau kalian tidak akan lulus di mata kuliah ini dan akan mengulangnya lagi nanti", ucap buk dosen dengan tegas berjalan keluar meninggalkan kelas.
"Huuuuuuuuuuuuu", sorak serentak lagi oleh semua mahasiswa.
"Pelit banget tu dosen, gimana coba kalau sampai kita nggak lulus mata kuliah ini", adunya pada sonali.
"Semester pendek kan ada hazel gitu aja kok repot", ucap sonali santai memainkan ponselnya.
"Iya sih tapi kan buang waktu juga son, seminggu nggak kemana untuk semester pendek", jawab hazel menjelaskan. Namun sonali tak bergeming dengan ponsel ditangannya.
"Lo ngapain sih?", tanya hazel sebel melihat sonali tak menanggapi celotehnya.
"Nggak ada", jawab sonali masih tak bergeming.
"Ya udah yuk kita ke ruang 209, sebentar lagi kelas pak doddy di mulai", ucap hazel mengajak dan sonali menurut mengikuti hazel berjalan ke ruangan lainnya. Akan tetapi baru saja mereka sampai di kelas seorang relator menyampaikan sesuatu pada semua yang ada di kelas.
"Buat semuanya dengerin pak doddy hari ini nggak masuk, jadi kalian boleh bubar sekarang", ucap benny relator di kelas sonali dan hazel.
"Tau gini gue tadi langsung pulang aja", kata sonali kesal.
"Ho'oh.. Ya udah yuk pulang", ajak hazel beriringan jalan bersama sonali. Pasca kejadian mabuk itu hazel dan sonali tak lagi menghabiskan waktu di luar. Mereka selalu pulang ke rumah jika jam kuliah sudah berakhir. Meski terkadang mereka ingin bermain menghabiskan waktu di luar seperti yang dulu tapi sejauh ini tak pernah kesampaian mereka melakukannya. Hazel yang mengerti akan sonali pun tak pernah lagi mengajaknya untuk berpergian kemana pun. Tiba di parkiran mereka pun berpisah dan memasuki mobil masing - masing.
Di tempat lain, davion beberapa kali mencoba menelepon anabia tetapi ponsel anabia tidak aktif. Tak biasanya anabia bertingkah seperti ini. Timbul rasa cemas di hati davion. Davion benar - benar mengesal di buat anabia yang sejak dua hari belakangan ini tidak bisa di hubungi. Kerja davion pun tak fokus di buatnya tapi sebisa mungkin ia harus menepikan itu. Biar bagaimana pun davion harus tetap bekerja. Dengan terpaksa davion melanjutkan kerjanya.
Sebuah mobil memasuki perkarangan rumah keluarga rokalo. Sonali yang duduk di belakang pengemudi beranjak keluar dari mobil miliknya. Memasuki rumah mewahnya dengan langkah gontai.
"Non udah pulang?", tanya bik imel kaget melihat sonali pulang di jam 9.
"Udah bik cuma satu mata kuliah, dosen yang lain nggak masuk jadi aku pulang deh", ucapnya lanjut berjalan.
"Mama mana bik", tanya sonali membalikkan badannya.
"Di kamar non", jawab bik imel seadanya. Sonali berlanjut jalan menuju lantai dua.
"Loh anak mama sudah pulang?", tanya mama gulsi melihat pintu kamar sonali yang terbuka.
"Udah ma, dosen yang lain nggak masuk. Mau keluar juga takut papa marah jadi terpaksa pulang deh di jam segini", sonali berkata jujur adanya menghempaskan bokong di sofa yang ada di kamarnya.
"Kalau kamu bosen ya udah yuk kita jalan - jalan", ajak mama gulsi juga ikut duduk di samping sonali.
"Emang boleh ma?", tanya sonali berbinar.
"Kita izin dulu ke papa", kata mama gulsi mencari kontak papa arya di ponsel dan meneleponnya. Sonali melemas, pikir sonali menelepon pun percuma papa arya tak akan menyetujuinya.
"Ya ma ada apa ma?", papa arya bertanya di telepon.
"Pa sonali hari ini pulang cepat karena dosennya tidak hadir dan sekarang sonali ada bersama mama", ujar mama gulsi meragu.
"Terus..?", papa arya bertanya santai. Ia tau istrinya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani mengungkapkan.
"Sonali merasa bosan di rumah terus pa", ucap mama gulsi pelan dan meragu. Sonali tepok jidat dan menggeleng mendengar ucapan mamanya.
"Lalu..?", kembali papa arya bertanya dengan santai. Ia semakin tau kemana arah tujuan omongan istrinya, hanya saja papa arya pura - pura tidak tau.
"Apa boleh mama dan sonali keluar rumah pa?", mama gulsi bertanya sedikit takut. Lama papa arya menjawab membuat sonali putus asa. Mama gulsi dan sonali saling pandang penuh cemas. Dan akhirnya papa arya menghentikan keheningannya dan berucap.
"Pergilah... Tapi ingat kalian harus tiba di rumah sebelum papa pulang", jawab papa arya. Senyum mama gulsi pun mengembang dan tak terkecuali sonali yang menguping.
"Terima kasih pa", kata mama gulsi kegirangan.
"Hmmm sama - sama. Ingat ma keluarnya cuma berlaku di hari ini, tidak untuk hari lainnya", ujar papa arya menegaskan.
"i.. Iya pa", jawab mama gulsi gugup. Ia pikir akan seterusnya di beri izin keluar tak taunya hanya hari ini saja. Keduanya di buat kikuk mendengar perkataan papa arya.
"Ya sudah pergilah, papa ingin lanjut bekerja", ucap papa arya.
"Baiklah pa", ucap mama gulsi mengakhiri.
"Kenapa papa pelit sekali ma?", tanya sonali melemas. Pikirnya mau sampai kapan dia di rumah terus.
"Sudah ayo bersiap, paling tidak kita di beri izin untuk hari ini", ucapan mama gulsi menyemangati putrinya. Mereka pun bersiap untuk jalan - jalan.
Papa arya merasa kasihan melihat istri dan putrinya telah lama di rumah. Ia melihat banyak perubah baik dari keduanya. Oleh sebab itu ia memberi izin keduanya untuk pergi bersama di hari ini. Namun bukan berarti papa arya membebaskan mereka kembali seperti dulu. Itu sangat tidak akan mungkin lagi terjadi. Selama ini pun mereka tetap berada dalam pengawasan papa arya. Selain untuk mengawasi kemana mereka pergi dan apa saja yang mereka lakukan hal itu juga di lakukan papa arya untuk berjaga - jaga kalau ada orang yang ingin berbuat jahat pada mereka. Dan tentu saja itu semua tak di ketahui oleh mama gulsi dan sonali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments