Episode 10. Detektif Cantik Dari Belanda

Kecamatan Benowo digemparkan dengan penemuan mayat seorang wanita di dekat pohon beringin.

Kondisi wanita itu sama dengan empat korban lain, yaitu ada jahitan di dadanya.

Satu Minggu ke belakang, korban keempat ditemukan Warga Wiyung di selokan. Wanita ini adalah korban kelima. Masyarakat Surabaya makin panik. Korban terus berjatuhan.

Namun pelaku belum juga ditemukan, bahkan polisi sudah kewalahan tanggapi keluhan demi keluhan yang berdatangan. 

        Mau, bagaimana lagi. Semua sudah diupayakan, termasuk mendatangkan detektif ternama Wulan Waskita. 

...----------------...

Gusti Ayu Ketut Wulan Waskita baru saja pulang dari Belanda setelah memecahkan kasus pembunuhan berantai di sana. 

Detektif itu, terpaksa kembali ke Indonesia karena permintaan sahabatnya yang menjadi polisi untuk memecahkan kasus pembunuhan para wanita malam. Sebenarnya, ia malas untuk pulang. 

Apalagi jika harus bertemu dengan Fery, pria yang selalu mengejarnya. Namun, demi sahabat. Ia rela untuk kembali. 

Wulan sudah mendapatkan beberapa data korban dan juga foto korban lengkap dengan lokasi dan juga barang bukti yang bisa dijadikan alat untuk petunjuk di ponselnya. Kemudian, ada satu pesan lagi masuk dari nomor yang sama. Foto wanita korban kelima. 

Ia membelalakkan mata saat melihat wajah wanita itu. Untuk meyakinkan dirinya, ia memperbesar foto itu. Ya, wanita di foto itu adalah Amira, wanita yang pernah ia tolong ketika masih di Belanda. 

Namun, Amira tiba-tiba menghilang dari apartemen ketika ia tinggal bekerja, tapi mungkin korban itu hanya mirip saja. 

Detektif cantik itu kembali memperbesar foto Amira. Di dekat kepala Amira, ia melihat sesuatu berbentuk bulat dan memiliki dua lubang berwarna hitam, seperti kancing baju. Segera ia menelpon sahabat dekatnya, Petra Matulessy. 

"Halo, Petra," sapa Wulan. "Apa mayat korban kelima sudah diamankan?" tanyanya lagi.

"Yo-i nona manis, mayat sudah dibawa ke badan forensik untuk diautopsi. Dokter Wayan juga sudah dihubungi untuk segera balik ke Surabaya."

Kamu, kapan datang ke sini, Wulan? Beta punya kepala kayak mau pecah, mikirin pelaku pembunuhan ini," keluh Petra sambil menghela napas berat. 

"Emang Dokter Wayan sedang ke mana?" tanya Wulan kesal.

"Seharusnya Dokter itu tetap berada di Surabaya jika kasus belum terselesaikan. Ini malah bepergian."

"Dokter Wayan menemui sahabat ayahnya, tapi akan segera ke sini." Jawab Petra sambil menggaruk-garukkan kepala. Tanda menahan stress.

"Tra, kamu masih di lokasi kejadian? Aku melihat ada kancing warna hitam di dekat posisi kepala korban. Coba kamu cari, lalu simpan itu sebagai bukti. Apa kamu sudah mengetahui identitasnya?" tanya Wulan. 

"Lan, lebih baik, kamu cepetan datang ke sini. Beta bener-bener udah pusing. Untuk kancing yang kamu ceritakan tadi. Aku akan mencarinya. Sekarang kamu ada di mana?" tanya Petra sambil memegang kepalanya yang berdenyut. 

"Aku masih di rumah, sekarang aku mau berangkat. Ya sudah, sampai berjumpa di Surabaya." Wulan menutup ponselnya.

Kemudian ia bersiap untuk pergi ke Surabaya. 

Koper yang akan dibawa sudah ada di depan pintu. Wulan hanya tinggal berangkat saja. Namun, sang ibu menahannya untuk pergi.

Dengan rayuan maut dan janji manisnya,

Akhirnya sang ibu melepas putrinya untuk pergi ke Surabaya. Janji yang diutarakannya, hanya untuk izin saja. Ia tak mau masa depannya hancur, hanya karena janji itu. 

...----------------...

Wulan langsung menelpon Petra begitu tiba di bandara. Petra yang sudah menyediakan tempat untuknya menginap selama memecahkan kasus itu.

Cowok Maluku berperawakan kurus itu, sebenarnya tak pantas untuk dijadikan polisi. Namun karena otak cerdasnya. Akhirnya ia bisa menjadi polisi dan ditempatkan di bagian penyidikan atau intel.

Mobil silver berhenti di depan Wulan. Wanita itu sedang celingukan mencari keberadaan Petra.

Kaca jendela terbuka perlahan, menampakan pria berkacamata dan mengenakan jaket hitam untuk menutupi seragamnya.

Ia tak mungkin menemui Wulan dengan berpakaian seragam, bisa-bisa orang menyangka Wulan itu penjahat atau buronan.

"Wulan," panggil Petra.

Wulan menoleh ke belakang.

"Kamu, Tra, dari tadi aku nungguin. Ke mana aja kamu?" tanya Wulan sambil menutup ponselnya.

"Sorry, tadi beta harus ke lokasi korban lagi. Ada seseorang yang menemukan barang bukti baru," jelas Petra.

"Sekarang kamu masuk dulu. Nanti beta ceritakan semuanya."

Wulan menurut. Ia masuk ke mobil. Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Di sepanjang perjalanan, Petra menceritakan kronologi penemuan korban pertama sampai yang korban kelima yang baru ditemukan.

Identitasnya sudah diketahui.

Nama korban Amira Putri, anak tunggal dari seorang pengusaha bernama Daniel Ananta.

Amira terpaksa dijual ke mucikari yang berada di luar negeri untuk dijadikan wanita malam sebagai alat untuk melunasi hutang ayahnya.

Entah, bagaimana Amira bisa mati seperti ini.

Mendengar penuturan Petra, Wulan termenung. Amira ini ternyata benar-benar, Amira yang dulu pernah ditolongnya di Belanda.

Mobil terus melaju menyalip beberapa mobil yang ada di depan. Petra sangat ahli dalam hal salip-menyalip. Ini juga salah satu alasan, ia bisa masuk dibagian penyidik.

Mobil berhenti di sebuah rumah minimalis dengan halaman yang luas. Banyak bunga yang ditanam di sana, makin terlihat asri dan indah.

Wulan mengerutkan kening. Ia menoleh ke arah Petra penuh tanya. Bukannya mereka akan pergi ke hotel tempatnya menginap, tetapi kenapa Petra membawanya ke sini. Lagi pula ini bukan rumah Petra.

"Kamu pasti mau nanya, rumah siapa ini?" Petra menebak isi pikiran Wulan.

"Ini rumah masa depanku nanti, dari pada kosong lebih baik kamu menginap di sini. Lagi pula, bayar hotel itu mahal. Hehehe …"

" Kamu tinggal di sini juga dalam waktu yang tak bisa ditentukan. Jadi, betah-betahin aja di sini. Nanti beta mau jemput Mama dulu. Biar kamu ada temennya," jelas Petra.

"Kamu nggak mau ngeluarin modal, ya?!" Nada Wulan meninggi.

" Ya Enakan di hotel donk, dari pada di sini aku pasti ngerepotin Tante. Tau sendiri, aku itu nggak bisa masak. Bisanya mecahin teka-teki kematian," sindir Wulan merengut.

"Taulah, masak air juga kamu enggak bisa. Beta nggak bisa bayangin tipe seperti apa suamimu nanti? Udah, kita masuk," ajak Petra.

Ia keluar, lalu membukakan pintu untuk Wulan.

Wulan keluar sambil membawa tasnya. Ia memandangi setiap sudut rumah itu, sedangkan Petra membuka bagasi dan mengeluarkan koper milik gadis itu.

Pria itu berjalan menuju teras rumah diikuti Wulan dari belakang.

Ia membuka kunci dan pintu pun terbuka. Wulan terpana dengan isi rumah yang full warna krem kesukaannya.

" Kamu istirahat saja, ya. Kamarmu ada di lantai atas. Beta sudah tempelkan namamu di pintu. Beta tinggal di rumah dekat kantor. Jadi, kamu nanti tinggal sama mamaku."

" Nah, sekarang beta jemput mama dulu," jelas Petra bicara panjang lebar.

"Iya, ya udah sana pergi. Kupingku sakit, dengerin kamu ngomong mulu," gerutu Wulan kesal.

Ia paling malas kalau Petra sudah bicara panjang kali lebar kali tinggi yang tidak ada akhirnya.

"Jangan lupa, kunci pintu." Petra memberi peringatan. Wulan menganggukkan kepala tanda setuju.

Petra pun keluar meninggalkan Wulan seorang diri, di rumah baru yang ia bangun untuk masa depan denga pendamping hidupnya nanti.

Tak lama kemudian ...

"Ketut! Ya ampun. Udah lama tante nggak bertemu denganmu," panggil ibu Petra sambil memeluk Wulan dengan erat.

Wulan yang dipeluk terkejut dengan panggilan Ketut. Ia tak menyangka ibu Petra akan memanggilnya dengan nama itu.

Memang sih, nama lengkapnya adalah Gusti Ayu Ketut Wulan Waskita. Gusti Ayu adalah gelar bagi wanita dari kasta Ksatria, istilah Catur Warna versi Kitab Weda.

Sedangkan nama Ketut adalah tanda urutan kelahiran anak ke empat.

Jujur, Wulan tak begitu suka dengan gelar itu karena kurang keren untuk seorang detektif cantik sepertinya.

...****************...

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!