Sabar adalah caraku untuk menantimu. Mungkin saat ini banyak orang yang mengagumimu, bahkan mencintaimu. Kamu juga pernah mengatakan padaku bahwa kamu juga sudah memiliki tambatan hati yang selalu kamu selipkan dalam doa mu kepada-Nya. Perlahan namun pasti! Menantimu adalah sebuah hal yang menyenangkan. Disaat aku berbisik ke bumi namun didengar oleh penduduk langit. Saat ini aku hanya bisa menuliskan ini, lalu mendoakanmu. Mendoakan yang terbaik untuk dirimu. Jika nanti akhirnya kamu bukan jawaban dari ikhtiarku. Bagiku tak mengapa, aku percaya bahwa ketetapan-Nya selalu indah untuk para hamba-Nya.
Aku bersyukur pernah memperjuangkanmu disetiap bait-bait doa yang aku sampaikan kepada-Nya. Karena kamu bukanlah untuk diperebutkan, namun kamu adalah seseorang yang untuk diperjuangkan. Kamu layaknya bintang dilangit yang bersinar terang dikegelapan malam. Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa bersanding denganmu bahkan melihatmu pun aku tak sanggup. Maka dari itu, aku juga harus menjadi bintang sepertimu agar aku bisa bersanding denganmu.
Aku sadar, mungkin ibadahmu lebih baik dari aku, mungkin akhlakmu lebih baik dari aku. Disaat kamu disana memperbaiki diri untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Akupun disini juga melakukan apa yang kamu lakukan disana. Karena sejatinya tak ada laki-laki shalih mendambakan wanita pezina. Begitu juga tak ada wanita shaliha yang mendambakan laki-laki ahli maksiat.
Setelah selesai membuat tulisan dicatatan pribadi rasa kantuk pun menyerang. Tak lama kemudian aku pun terlelap.
***
"Nay gimana kakimu? Yakin kuat ikut ujian olahraga?"
"Kamu tenang aja Shyll, aku gapapa kok", aku tersenyum meyakinkan
"Aku izinin ke guru aja deh yaa, takut kamu kenapa-napa" kata Shylla masih khawatir dengan keadaanku
"Aku gapapa Shyllaaaa" Kataku gemas sambil mencubit pipinya Shylla dan Shylla meringis kesakitan
"Udah ayo ah buru ke lapangan nanti keburu keduluan gurunya malah gawat" kataku mengajak Shylla
Aku dan Shylla menuju ke lapangan dengan berlari kecil. Kami berdua sampai di lapangan bersamaan dengan guru. Guru menjelaskan tata cara Ujian olahraga. Ujian olahraga pun dimulai. Dilakukan dengan urut absen. Giliranku, aku melakukannya dengan sekuat tenaga. Sampai pada waktu terakhir aku berhasil menyelesaikan dengan baik. Setelah semua murid sudah mengikuti ujian guru olahraga memerintahkan untuk istirahat sampai jam olahraga selesai. Tiba-tiba kepalaku sangat sakit hingga aku tak bisa menahannya, aku meringis kesakitan.
"Nayy kenapa Nayy" kata Shylla sambil merangkulku dari samping
"Kepalaku sakit banget Shyll"
"Yaudah aku anterin ke UKS" Kata Shylla mengantarkan ku ke UKS
"Kamu istirahat disini aja dulu, nanti aku izinin ke guru jam selanjutnya kalo kamu disini lagi sakit" Kata Shylla sambil menyodorkan minyak angin untuk meredakan sakit kepala ini.
"Iya, aku mau tidur sebentar disini"
"Apa aku minta tolong osis buat bikinin surat izin pulang?" Tawar Shylla
"Ga perlu ah, aku istirahat disini aja dulu" kataku sambil membaringkan badan di tempat tidur yang tersedia di UKS
"Yaudah kalo ada apa-apa telfon aja ya, aku ke kelas duluan mau ganti baju, nanti keburu pelajaran selanjutnya" Kata Shylla sambil berpamitan. Aku hanya bergumam menganggukkan kepala. Setelah Shylla keluar dari UKS aku mulai memejamkan mata.
***
Aku terbangun lalu melihat jam ternyata aku tertidur cukup lama. Aku bangun dari tempat tidur merasakan kepalaku masih sakit. "Ssssstttt" aku berdesis pelan sambil memegang kepalaku. Aku merasakan ada tangan yang menahan bahu ku.
"Masih sakit ya?" Aku pun sontak menoleh ke arah sumber suara
"Kok kamu ada disini?" ucapku kaget melihat Diandra ada di UKS
"Iya, tadi waktu habis dari ruang Osis mau balik ke kelas eh ngelihat sini ada kamu akhirnya aku kesini deh" jelas Diandra sambil tersenyum ke arah ku. Aku hanya ber-oh ria sambil menganggukkan kepala.
"Ini minum teh anget, tadi aku bikin di dapur sebelah UKS ini" kata Diandra sambil menyodorkan segelas teh hangat.
"Repot-repot banget, makasih yaa" kataku tersenyum tak enak hati tapi tetap menerimanya untuk menghargainya
"Hemmm, kamu kalo sakit tuh pulang aja!" Kata Diandra tegas
"Aku gapapa kok" tiba-tiba kepalaku sakit lagi, akupun berdesis sambil memegang kepala
"Itu yang kamu bilang gapapa?!" kata Diandra sambil mengambil gelas yang ada ditanganku. Lalu membantuku berbaring lagi.
"Aku buatin surat izin pulang." kata Diandra dengan tegas
"Ehh gausah..." Ucapku
"Bodoamat. Kamu keras aku tegas!" potong Diandra. Akupun hanya menghela napas memalingkan wajah dari Diandra. Terdengar suara derap kaki melangkah keluar UKS. Pasti Diandra buat surat izin nih, kan dia osis. Gumamku dalam hati.
"Nayy!!!" Teriak seseorang
"Ehh Shylla, kamu kok bawa barang-barang ku kesini" kataku kaget melihat Shylla berlari kecil sambil membawa barang-barangku.
"Aku yang nyuruh Shylla" kata Diandra dari arah belakang Shylla. Aku memasang raut wajah tak suka.
"Kamu nurut aja sih Nay, demi kesehatan kamu juga kok ini" Kata Shylla sambil menepuk pundakku sambil tersenyum.
"Tapi aku gapapa loh Shyll" kataku sok kuat
"Dia kesini tadi naik apa Shyll?" tanya Diandra membuat aku dicuekin Shylla. Dan ini membuatku semakin dongkol dengan Diandra!
"Motor Ndra"
"Ok. Kamu boleh kembali ke kelas. Maaf ganggu pelajaran kamu"
"Gapapa Ndra, titip temen ku ya" ucap Shylla
"Kamu nurut aja ya sama calon suami." bisik Shylla kepadaku seraya terkekeh. Aku hanya bergumam
"Aku balik ke kelas dulu ya Ndra, Nay. Takut dicariin guru nanti kalo lama-lama" pamit Shylla pada kita berdua
"Ok Shyll, sekali lagi thanks ya" Ucap Diandra kepada Shylla. Akupun melakukan hal yang sama dan Shylla menjawab sambil mengacungkan jempol. Setelah itu Shylla beranjak dari UKS menuju kelas.
"Ayo" Ajak Diandra sambil membantuku turun dari tempat tidur
"Kemana?"
"KUA" jawab Diandra tanpa dosa
"DIIIHHHH" kataku sedikit teriak
"Ya pulang lah, masih nanya lagi"
"Aku bisa pulang sendiri"
"Enak aja kamu!"
"Gak ada sakit yang enak begeee" kataku sambil menepuk bahu Diandra
"Ssssttt diem dulu, ayo pulang"
Aku pun jalan sambil pundakku di rangkul oleh Diandra. Aku diam dan terus berjalan, ditengah-tengah perjalanan aku melihat banyak pasang mata yang melihat kami berdua. Spontan aku melepaskan rangkulan Diandra, Diandra menatapku tak suka
"Kenapa sihh" kata Diandra merangkulkan tangannya lagi ke pundakku
"Isshhh dilihatin banyak orang tuh" kataku sambil melepaskan rangkulan Diandra
Diandra memperhatikan sekitar, lalu dia tetap melakukan apa yang ingin dia lakukan. Dia tetap merangkulku hingga parkiran. Lalu aku naik ke motor posisi dibelakang Diandra. Diandra melajukan motor dengan kecepatan rata-rata. Hanya butuh 5-10 menit sampai dirumahku. Sampai di rumahku
"Assalamualaikum" Ucapku ketika sampai di depan pintu rumah
"Waalaikumussalam warahmatullah" jawab Ibu sambil berjalan dari dalam rumah
"Loh Nay kok udah pulang?" tanya Ibu
"Iya bu, saya yang antar Nayya pulang" suara Diandra dari arah belakang ku
"Makasih ya Nak, ayo masuk" ujar Ibu mengajak kami masuk ke dalam
Aku diantar Diandra masuk ke dalam kamar. Lalu aku mempersilahkan Diandra untuk duduk di sofa yang ada di kamar ku. Aku merebahkan diri diatas ranjang. Tak lama kemudian Ibu datang membawa beberapa makanan dan minuman untuk Diandra.
"Repot banget Buuu" Kata Diandra tak enak hati
"Enggak repot kok, maaf ya cuma bisa kasih jamuan ini" kata Ibu sambil tersenyum
"Ini sudah lebih dari cukup kok bu" Kata Diandra sangat sopan. Aku yang melihat itu hanya tersenyum kecut. Disaat harapanku melambung tinggi lalu disadarkan oleh kenyataan bahwa aku belum tentu bisa memilikinya. Jangankan memilikinya, menjadi orang yang spesial di hatinya ku rasa sangat kecil kemungkinan. Aku memalingkan wajah dari mereka, aku merasakan ada yang duduk di sampingku.
"Mana yang sakit Nay?" kata Ibu sambil mengelus puncak kepalaku
"Kepalaku masih sakit bu, dari tadi nggak reda-reda" keluhku
"Istirahat dulu, Ibu ambilkan obat" Kata Ibu sambil beranjak dari tempat tidur ku untuk mengambilkan obat yang ada di dekat dapur.
"Kamu gak kembali ke sekolah Ndra?" Tanya ku pada Diandra yang sedari tadi memperhatikan gawainya.
"Kamu ngusir aku nih?" Kata Diandra bercanda
"Nggak gituu, kan ini belum jam pulang sekolah? Masa kamu bolos?" Kata ku lirih
"Iya aku bolos buat nemenin kamu yang lagi sakit" katanya dengan santai.
"Sakit ku gak parah dihh, ke sekolah aja gihh, jangan bolos" kataku
"Emang gak boleh ya nungguin sahabat yang lagi sakit?" Tanyanya
"Boleh boleh aja kalo gak jam sekolah" kataku. Aku dan Diandra terdiam ketika ibu datang membawakan obat untukku. Aku meminum obat yang diberikan ibu. Tidak lama kemudian Diandra pamit kembali ke sekolah karena ada kumpul osis dan Aku pun memilih istirahat. Karena rasa kantuk datang setelah meminum obat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments