Cinta Dan Luka
...Jika cinta pada ciptaan-Nya disalahgunakan, maka sakit yang akan dirasakan....
...***...
Aku berangkat sekolah lebih awal. Pukul 06. 30 sudah sampai di sekolah. Keadaan sekolah masih sangat sepi, belum ada seorang murid pun yang berangkat kecuali para staff di sekolah yang bekerja untuk bersih-bersih. Aku pun memarkirkan motor lalu berjalan menyusuri lorong sekolah untuk menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, aku meletakkan tas diatas kursi lalu aku duduk dan membaca novel yang ku bawa dari rumah. Aku menikmati novel yang aku baca hingga tidak sadar bahwa sudah ada beberapa teman kelas yang datang. Selang beberapa waktu teman sebangku ku datang.
"Udah sampai dari jam berapa Nay?" Tanya Shylla yang baru datang.
"Setengah tujuh" Kataku.
"Buset pagi amat Nay, rumahmu kan deket dari sekolah ini, ngapain pagi-pagi banget dah berangkatnya" Kata Shylla.
"Bukannya udah seperti biasa aku berangkat jam segini ya?" Tanyaku pada Shylla.
"Iya sih, kamu ini terlalu rajin. Kek aku aja lah nyantai" Kata Shylla.
"Yakin nyantai? Ga ngebut anda?" Kataku sambil menyeringai kepada Shylla.
"HAHAHA tau aja. tapi emang aku kalo naik motor dengan kecepatan segitu tau" Kata Shylla sambil nyengir kuda.
"Iya deh, yang penting hati-hati" Kataku.
Tak lama kemudian guru yang mengajar di jam pertama sudah memasuki kelas. Guru itu menyapa murid-murid dengan penuh semangat karena masih di jam pertama. Pelajaran ini termasuk pelajaran yang aku sukai yaitu pelajaran yang menghitung bola menggelinding, menghitung gravitasi buah jatuh dari pohonnya, dan masih banyak lagi. Aku memerhatikan dengan sungguh-sungguh karena aku suka pelajaran ini. Aku melirik Shylla yang kelihatannya dia sangat bosan dengan materi yang disampaikan oleh guru. Karena memang Shylla kurang suka dengan pelajaran ini, Shylla selalu mengumpat jika bertemu dengan pelajaran fisika ini.
"Kalian kerjakan LKS halaman 46 nomer 19 ya, minggu depan kita bahas" kata bu guru.
"Iya bu" kata anak-anak kelas dengan serempak.
"Kelas ibu akhiri sampai disini, minggu depan kita bertemu lagi. Assalamualaikum, selamat siang." kata bu guru sambil berjalan menuju pintu.
"Waalaikumussalam, terima kasih bu." kata anak-anak kelas dengan serempak.
"Iya sama-sama" akhir bu guru dengan wajah tersenyum sambil keluar kelas.
Sambil menunggu guru jam selanjutnya datang, aku mengecheck hp. Ternyata ada chat masuk.
M. Diandra Partha K.: Nanti jam istirahat pertama aku tunggu di rooftop sekolah
Nayyala Adya: Ngapain? Aku mau ngerjain tugas fisika
M. Diandra Partha K.: Aku ga suka penolakan, bawa sekalian tugasmu
Nayyala Adya: Hm ya
"Lagi chat sama siapa sih? serius amat" tanya Shylla
"Tuh lihat" kataku sambil menyodorkan hp. Setelah itu hp sudah berada ditangan Shylla, lalu dia membaca dengan seksama.
"Cieee mau ketemu doi, have fun yaaa" goda Shylla.
"B aja" kataku datar.
"Btw, gurunya kok belum masuk ya Shyll?" Tanyaku.
"Kamu sih keasikan chat sama doi. Sampe ga denger berita. Gurunya lagi keluar kota jadi jam kosong" Kata Shylla.
"Oh Alhamdulillah, ngasih tugas gak?" tanyaku pada Shylla.
"Disuruh lanjutin tugas yang kemarin, kebetulan aku juga belum selesai ngerjainnya, kamu udah?" tanya Shylla padaku.
"Udah" jawabku.
"Boleh pinjam?" tanya Shylla
"Boleh dong. Nih" Kataku sambil menyodorkan buku.
"Aku sholat dhuha dulu ya" pamitku pada Shylla yang sibuk melanjutkan mengerjakan tugas yang belum terselesaikan.
"Yaaa, hati-hati bestie" kata Shylla.
"Yoi" kataku sambil mengacungkan jempol.
Setelah itu aku bergegas menuju masjid sekolah yang berada lumayan jauh dari kelas. Karena kelasku berada dibagian paling belakang sedangkan posisi masjid berada di paling depan. Aku berjalan menyusuri sekolah, tak butuh waktu lama aku sampai di masjid. Aku meletakkan mukenah di bagian tempat sholat putri lalu aku bergegas wudhu, setelah itu aku melaksanakan sholat dhuha dengan khusyuk. Setelah selesai sholat aku bergegas memakai sepatu, saat aku memakai sepatu ada murid laki-laki yang juga sedang memakai sepatunya disampingku sedikit lebih jauh. Setelah selesai aku berdiri dan tidak sengaja melihat Diandra dan teman-temannya melewatiku, Diandra menatapku dengan tatapan datar dan dingin. Aku langsung memalingkan wajah dari dia, lalu aku bergegas kembali menuju ke kelas. Tak membutuhkan waktu lama aku sampai di kelas. Aku berjalan menuju bangku.
"Gimana udah selesai ngerjainnya?" Tanyaku pada Shylla.
"Kurang dikit, tumben cepet banget sholatnya. Lagi sepi ya masjidnya?" Tanya Shylla.
"Iya, kan bukan waktu istirahat. Jadi sepi" jawabku.
Shylla hanya mengangguk-anggukan kepala saja. Lalu aku mengeluarkan buku fisika, niat hati ingin mengerjakan tugas yang tadi diberikan. Setelah beberapa kali mencoba ternyata aku kesulitan menemukan jawabannya.
"Kalo ga bisa ga usah dipaksa, daripada stress nanti. Mending ke kantin yuk" ajak Shylla.
"Ayo deh, mayan sulit juga nih soal" putusku.
Aku merapikan buku dan Shylla pun melakukan hal yang sama. Lalu kami berdua berjalan menuju kantin. Aku dan Shylla melewati kelas Diandra. Kebetulan kelas Diandra juga lagi tidak ada jam pelajaran, Aku melewati Diandra dengan menunduk tanpa menoleh sedikitpun. Berbeda dengan Shylla yang tengok kanan kiri.
Setelah melewati kelasnya, sedikit lebih jauh Shylla mengatakan "Tadi dia ngelihatin kamu Nay"
"Biarin aja, ga penting" kataku datar.
"Kamu ini beneran suka gak si sama Diandra? Kebanyakan orang kalo suka seseorang tuh nunjukin kalo beneran suka. Kamu malah lempeng-lempeng aja" kata Shylla heran dan hanya ku balas dengan mengendikkan bahu.
Lalu Aku dan Shylla sampai di kantin. Setelah selesai memilih beberapa makanan ringan kami berdua kembali ke kelas. Sesampainya di kelas Aku dan Shylla duduk dan menikmati makanan yang kita beli di kantin sambil ngobrol santai.
"Nay, aku mau nanya deh sama kamu" kata Shylla.
"Apaan?" kataku.
"Kenapa kamu milih untuk diam dan gak effort ke Diandra?" tanya Shylla.
"Maaf aku gak bisa jawab" jawabku.
"Dia kan friendly banget tuh sama orang lain, deket sama cewek sana-sini apa kamu gak jengkel atau mungkin cemburu gitu?" tanya Shylla.
"Yaaa wajarnya orang suka gitu lah Shyll, tapi pilihanku cuma diam sekarang. Aku lo bukan siapa-siapanya dia" jawabku pada Shylla.
Tapi yang aku rasakan jauh dari yang aku katakan, hatiku benar-benar merasakan cemburu, jengkel, sedih, ingin nangis, dan ingin meluapkan semuanya saat itu juga. Namun setiap aku berkaca, kaca selalu menunjukkan "Siapa aku?" selain perempuan yang hanya bisa diam diam dan diam, ketika melihat dan merasakan semua yang terjadi. Melatih hati agar tidak terlalu menjatuhkan harapan pada manusia.
"Mau sampai kapan kamu kek gini si Nay?" tanya Shylla.
"Sampai aku capek" kataku pada Shylla.
"Cobalah lirik ke sekitarmu dikit aja Nay. Banyak lo yang lebih dari dia" kata Shylla.
"Kalo aku udah pernah nyoba tapi ga ada hasil gimana?" tanyaku.
"Coba terus dong" kata Shylla. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Setelah itu kami berdua melanjutkan kegiatan masing-masing. Shylla yang sibuk bergurau dengan Sagara yang notabene dia adalah doi nya Shylla. Aku sibuk memainkan ponselku sambil menikmati makanan ringan yang aku beli di kantin tadi bersama Shylla. Saat lagi scroll sosial media tiba-tiba ada chat masuk.
M. Diandra Partha K.: lagi kosong kan?
Nayyala Adya: iya
M. Diandra Partha K.: aku tunggu di rooftop sekarang
M. Diandra Partha K.: bawa semua tugasmu sekalian
Nayyala Adya: katanya waktu istirahat nanti
M. Diandra Partha K.: males, nanti banyak orang.
M. Diandra Partha K.: cepet kesini Nay, jangan banyak tanya ah
Nayyala Adya: iya iya otw nih, tunggu.
M. Diandra Partha K.: jangan lama!
"Dasar pemaksa" kataku dalam hati. Sambil mengeluarkan buku yang tugas itu akan aku kerjakan disana. Lalu aku bergegas menuju ke tempat yang sudah disetujui, eh tidak lebih tepatnya Diandra yang menentukan. Tak butuh waktu lama aku sampai di rooftop, disini memang sepi dan jarang orang kesini. Kemudian aku mencari-cari keberadaan Diandra. Dan yaaakkk aku menemukan sosoknya sedang duduk di kursi yang ada di rooftop. Aku langsung mendudukkan diri disebelah Diandra namun sedikit lebih jauh.
"Sampe juga kamu akhirnya" kata Diandra yang sama sekali tak menoleh padaku.
"Maaf, lama ya" kataku pasrah.
"hm." gumam Diandra. Sepertinya keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa? Ada masalah?" tanyaku pada Diandra.
"Hm. Tadi aku nangis" Ujarnya.
"Berat banget ya?" kataku.
"Hm. Tadi waktu melantunkan pujian Shalawat Badar aku nangis. Badanku seketika merinding" ujar Diandra mengeluarkan apa yang dirasa.
"yaudah nangis aja. Itu artinya hatimu masih berfungsi dengan baik" kataku santai sambil melihat sekitar.
"Alhamdulillah" kata Diandra melihat kearahku sambil tersenyum.
Aku yang dilihatnya menahan salting dan tetap stay cool padahal nyatanya dalam hati sudah berdebar-debar sambil berkata dalam hati "Perasaan ini jangan sampai dia tahu. Aku gak mau pertemananku hancur hanya karena perihal rasa." Akupun hanya membalas dengan senyuman tipis.
"Mana tugasmu? coba lihat" Tanya Diandra.
"Eh, buat apa? sama sekali belum aku kerjakan. Tadi mau aku kerjakan katamu dikerjakan disini aja" kataku.
"Udah coba siniin" kata Diandra sambil merebut buku yang ada dipangkuanku.
Aku hanya kaget dengan perlakuan Diandra. Aku diam melihat semua yang dilakukan Diandra. Dia terlihat sangat fokus dengan buku ku. Aku yang melihat itupun seketika tersenyum melihat wajah Diandra yang sedang fokus mengerjakan tugasku. Rahang yang tegas, mata yang sedikit sipit, alis yang tebal, seketika wajah itu membuatku jatuh dalam pesonanya. Sayang sekali, dia tidak tahu kalau aku sudah jatuh pada pandangan pertama, sifatnya yang aneh membuatku tertarik padanya. Tiba-tiba Diandra membuyarkan lamunanku.
"Iya aku tau aku gans, gitu banget ngelihatinnya haha" kata Diandra yang membuatku salah tingkah.
"Dih pede amat. Aku tuh tadi ngelihatin kamu ngapain, fokus banget gitu." kataku beralasan.
"Tuh dah selesai tugasmu" kata Diandra santai sambil tersenyum.
"Heh lah kok? ish kok dikerjain sih, kalo aku nanti ditanya terus aku gak paham gimana?" kataku sambil cemberut.
"Gapapa, itu gampang kok. Mau aku jelasin caranya?" tawarnya. Dan aku mengangguk untuk mengiyakan tawaran Diandra. Setelah itu diandra menjelaskan dengan pelan namun jelas dan mudah dimengerti.
"Cuma gitu aja kok caranya, paham kan?" tanyanya memastikan bahwa aku paham dengan penjelasannya.
"Paham kok. Makasih ya, jadi ngerepotin kamu. Tugasku malah yang ngerjain kamu." kataku tak enak hati.
"Sama-sama, kan aku yang pengen, dan kebetulan kelasku udah soal itu." kata Diandra. Aku hanya menanggapi hal itu dengan senyuman.
"Aku mau kekantin bentar, kamu disini sendiri dulu gapapa kan?" Kata Diandra.
"Aku balik ke kelas aja ya?" kataku.
"Gaboleh!" kata Diandra dengan memicingkan alisnya.
"Ish, yaudah iya aku tunggu disini. jangan lama-lama!" kataku.
"Siap laksanakan!" katanya sambil hormat. dan akupun tertawa melihat tingkah anehnya yang sering berubah, seperti sekarang jadi sosok yang menggemaskan.
Aku pun membaca buku yang aku bawa sambil menunggu Diandra. Tidak lama kemudian Diandra datang membawa beberapa makanan, lalu meletakkan makanan itu di sampingku.
"Ini buat kamu." Kata Diandra sambil menyodorkan minuman botol dan beberapa makanan manis.
"Aku sebenarnya lagi pengen makan makanan pedas deh, tapi gapapa deh. Makasih yaaa." Kataku dengan mata berbinar ketika menerima makanan pemberian Diandra.
"Apa-apaan si kamu ini." Kata Diandra sedikit ingin marah.
"Kenapa si hm?" Kataku santai.
"Udah tau punya sakit lambung masih aja makan pedas. Nantang malaikat kamu haa?!" Kata Diandra dengan nada bicara sedikit tinggi.
"Maaf." Kataku sambil menundukkan kepala.
Diandra yang melihat reaksiku langsung menyenderkan punggungnya sambil mengusap raut wajah. Terlihat sekali Diandra sedang menahan amarahnya supaya tidak terluapkan kepadaku. Aku mendengar helaan nafas panjangnya dan aku semakin merasa bersalah.
"Udah ayo kembali ke kelas masing-masing. Jaga kesehatan, aku duluan assalamualaikum." Pamit Diandra pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah ku.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah." Lirihku.
Setelah itu aku berjalan gontai menuju kembali ke kelas. Melewati lorong-lorong kelas, dan beberapa murid yang lalu lalang. Tidak membutuhkan waktu lama akupun sampai di kelas. Aku melihat Shylla yang sedang bercengkerama dengan Sagara, akupun hanya melihat tanpa bersuara segera mendudukan di bangku tempat dudukku. Aku pun membuka novel yang ku bawa dari rumah. Saat aku sudah terbelenggu dengan bacaan novel tiba-tiba Shylla menepuk pundakku.
"Kamu kenapa tadi?" Tanya Shylla secara tiba-tiba.
"Gapapa kok." Jawabku singkat tak lupa dengan senyum yang mengembang.
"Di apain sama Diandra?" Tanya Shylla menyelidik.
"Gak di apa-apain, tuh dia bantuin aku mengerjakan tugas yang baru tadi di kasih." Kataku santai.
"Haaaahhh? Kok mau? Kamu paksa?" Kata Shylla kaget.
"Gila kamu ya?! Mana ada aku maksa. Itu inisiatif dia sendiri." Kataku sedikit sensi.
"Kamu gak curiga Nay?" Tanya Shylla.
"Curiga apaan?" Tanyaku bingung dengan pertanyaan Shylla.
"Dia suka sama kamu." Kata Shylla santai.
Setelah selesai semua pelajaran hari ini, aku pulang dengan perasaan yang campur aduk. Aku menyusuri jalan, sesampainya di rumah aku langsung menuju ke kamar. Ibu yang sedang berada di dapur melihatku langsung masuk kamar tidak seperti biasanya ikut menyusul ku hingga ke kamar.
Tok tok tok
"Ibu boleh masuk Nay?" Tanya ibu dari luar kamar.
"Boleh bu, masuk aja." Jawab ku dengan wajah yang lesu. Lalu ibu duduk di samping ku yang posisi ku tengkurap memeluk guling.
"Gimana hari ini? Capek?" Tanya ibu sambil mengelus-elus kepalaku. Aku pun hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari ibu. Ibu hanya tersenyum melihat reaksiku.
"Ibu ambilkan makan ya?" Tawar ibu kepadaku.
Aku menggelengkan kepala memberi tanda bahwa aku belum mau makan. Ibu hanya menghela napas, dan masih terus mengelus kepalaku.
"Bu..." Aku memanggil ibu secara perlahan dengan perasaan yang tidak bisa didefinisikan.
"Iya sayang, mau ada yang di ceritakan kah?" Tanya ibu dengan lembut.
Aku mengubah posisiku tidur dipangkuan ibu. Lalu aku menatap mata ibu dan ibu juga menatap ke arahku.
"Ibu tau kan?" Kataku. Ibu hanya menanggapi dengan senyuman.
"Aku takut bu" kataku lesu.
"Takut dia berubah kalau kamu menunjukkannya?" Tanya ibu memastikan. Aku hanya mengangguk pelan.
"Nay, manusia itu dinamis. Kapanpun dia mau berubah dia akan berubah meskipun kamu nggak menunjukkannnya. Dia berubah sesuai isi hatinya. Sekarang kamu maunya gimana?" Tanya ibu.
"Aku nggak tau bu, karena yang punya rasa ini hanya aku. Dia hanya menganggapku sebagai teman dekatnya gak lebih." Terang ku pada ibu.
"Ibu cuma mau bilang ke kamu Nay. Kalau cinta sama ciptaan-Nya, jaga sebaik mungkin cinta itu. Jangan disalahgunakan, nanti kamu akan merasakan sakit. Ibu ikut sedih kalau kamu sedih." Kata ibu sambil mencium keningku. Tak terasa cairan bening meluncur bebas dari pelupuk mataku. Lalu ibu mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Aku merubah posisiku dengan menenggelamkan wajah di perut ibu. Ibu membelai kepalaku dengan lembut.
"Anak ibu udah besar hihihi, mau sholat dulu atau makan dulu Nay?" kata ibu.
"Sholat dulu bu." Putus ku.
"Yaudah ibu siapin makanan buat kamu dulu." Kata ibu.
Akupun beranjak dari posisiku menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Lalu melaksanakan sholat dengan khusyuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments