...Kalau memang harus mengganti, aku hanya ingin diganti versinya bukan orangnya....
...****************...
Pada malam harinya aku merasa keadaan ku sudah membaik. Aku menonton film sebentar hingga rasa kantuk datang. Rasa kantuk pun datang, aku mencharger handphone lalu merebahkan tubuhku ke tempat tidur.
Taman yang indah...
aku berjalan menyusuri taman melihat-lihat bunga yang indah. Ada bunga mawar merah yang harum, mawar putih yang cantik nan indah dipandang, ada bunga tulip yang unik dan cantik, aku terus menyusuri taman yang penuh bunga itu.
"ini buat lo" kata seseorang yang menyodorkan gambar bunga mawar arsiran pensil
"Nayy, bangun udah subuh" bisik ibu sambil menggoyang-goyangkan bahu ku.
Aku bangun menguap sambil meregangkan badanku. OHHH SHIITTT!!! ternyata cuma mimpi. tapi aku tidak asing dengan perawakan tubuh seseorang yang ada dalam mimpi ku tadi. Siapa ya kira-kira? Aku yakin itu bukan perawakan tubuh Diandra. Aku sangat yakin.
"Udah Nay udah lupakan, itu hanya mimpi. Mimpi hanya bunga tidur" kataku meyakinkan diri untuk melupakan mimpi sekilas itu.
Aku bergegas ke kamar mandi karena matahari sudah hampir menampakkan dirinya sedangkan aku belum menunaikan sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Aku turun untuk sarapan bersama yang lain. Setelah selesai aku pamit ke Ayah, Ibu, dan adik-adik untuk berangkat ke sekolah. Tak butuh waktu yang lama untuk menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah. Seperti biasa, sesampainya di sekolah masih sepi dan sedikit yang datang. Sesampainya di kelas aku mencari sapu karena hari ini adalah adwalku piket kelas. setelah selesai menyapu lantai aku duduk di bangku lalu membaca buku. Iya, begitulah aku yang selau membawa novel ke sekolah, entah itu satu atau dua novel untuk dibaca ketika ada waktu luang seperti sekarang.
"PAGIIIII NAYYAAAAAA" teriak Shylla menggema ke seluruh penuru kelas
Aku pun reflek menutup telinga karena mendengar teriakan Shylla. Aku pun melotot dan menutup mulut Shylla yang seperti toa masjid itu.
"Brisikkk Shylla" kataku dengan lirih
"Lagian kamu baca novel muluuuuuuu, ga bosen apa?" kata Shylla sambil merengut. Aku mengangkat alis
"Ga. Novel itu obat buatku Shylla" jelas ku pada Shylla sambil menghembuskan napas.
"Aku yang bosen lihat kamu baca terooosss. Malah kayaknya nih ya, novel mu lebih penting daripada hp mu" kata Shylla mencibir ku
"Memang" kata ku sambil menulurkan lidah mengejek Shylla. Shylla hanya berdecih sambil memalingkan wajah. Aku terkekeh kecil saat melihat reaksi Shylla seperti itu. Pasalnya Aku memang hanya melepaskan membaca novel ketika Shylla ngomong pengen cerita, setelah selesai cerita pun aku melanjutkan membaca novel lagi. Memang seasik itu membaca novel.
Pelajaran pun dimulai. Pelajaran pertama, kedua hingga masuk waktu istirahat. Aku dan Shylla memutuskan tidak ke kantin tapi langsung bergegas ke masjid supaya bisa ikut sholat berjamaah. Setelah selesai sholat Aku dan Shylla kembali ke kelas untuk makan bekal yang dibawa dari rumah. Aku dan Shylla makan siang yang terkadang kita berdua saling tukar lauk pauk. Shylla menikmati makanannya sambil sesekali melihat keluar kelas, tepat saat melihat keluar ada rombongan Diandra dan teman-temannya melewati kelas kita berdua. Shylla menyenggol siku ku untuk memberi kode supaya melihat keluar kelas. Aku pun mengikuti isyarat kode yang diberikan Shylla. Tapi yang aku lihat bukan segerombolan Diandra dan teman-temannya, melainkan sosok yang perawakannya persis sekali dengan mimpi ku semalam. Aku tercenung sesaat melihat dia. Lalu aku melanjutkan makan siang sambil berpikir, apa dia orangnya? tapi kenapa harus dia? Aku kan sekedar tau dia, dekat pun tidak. Apa maksud mimpi semalam? tanpa aku sadari senyumku sedikit terbit mengingat mimpi semalam.
"Nayy sehat kan?" kata Shylla menatapku heran
"Sehat lah. Kenapa sih Shyll?" tanyaku sambil mengernyit.
"Yeeee malah nanya. Seharusnya aku yang nanya gitu ke kamu." kata Shylla sambil menghembuskan napasnya "Kamu ini kenapa?" tanya Shylla. Aku tidak menjawabnya, memilih hanya tersenyum pada Shylla.
"Dihhh, senyum-senyum doang. Apa gara-gara lihat Diandra lewat tadi?" desak Shylla kepo maksimal. Aku hanya mengendikkan bahu menanggapinya.
"Sialan. Punya temen gini amat" kata Shylla mendengus kesal. Aku hanya terkekeh mendengar dengusannya. Setelah selesai makan kita kembali ke kegiatan masing-masing, Shylla dengan handphonenya, aku dengan novelku.
"Shyll" kata ku sambil menutup novelku
"Hmm" gumam Shylla masih terokus pada ponsel pintarnya. Apa dia marah ya? pikirku
"Marah?" tanya ku
"Ga" singkatnya.
"Ga marah tapi cuek banget" kata ku. "Aku mau cerita" lanjutku dan mendapat respon baik dari Shylla
"Apa? Soal Diandra?" tanya Shylla dan aku menggeleng.
"Tumben, terus apa?" heran shylla. Pasalnya aku selalu cerita tentang Diandra tapi kai ini tidak.
"Semalem aku mimpi dikasih gambaran bunga mawar pake pensil masih arsiran gitu sama seseorang" aku bercerita tentang mimpi itu ke Shylla. Shylla terlihat terkeut setelah mendengar ceritaku.
"Tau siapa orang itu?" tanya Shylla. Aku menggeleng.
"Tapi perawakannya kek ga asing loh Shyll. Aku kek kenal orangnya" ucap ku. Shylla semakin terkejut
"Siapa kira-kira Nay?" tanya Shylla semakin penasaran
"Entah, aku belum tau pasti siapa orang itu. Soalnya di mimpi ya gitu doang, ga nampak mukanya cuma perawakannya doang. Kalo cuma perawakannya kan banyak yang mirip. Jadi kita ga punya patokan yang pasti buat cari siapa orangnya" jelas ku pada Shylla yang mendapat respon anggukan kecil dari Shylla
"Kamu yakin itu bukan Diandra yang ada di dalam mimpimu?" tanya Shylla memastikan
"Bukan. Aku yakin itu bukan Diandra. Aku sama Diandra setiap hari ketemu Shyll, yakali aku ga hapal perawakannya Diandra" jawabku
"Iya juga sih ya" ucap Shylla sambil bergumam lirih
"Udah ah gausah dipikirin, mimpi doang." kata ku
"Gayaan ngomong mimpi doang. Padahal tadi senyum-senyum sendiri, pasti inget mimpi itu" kata Shylla mencibir dan aku tertawa terbahak mendengar cibiran Shylla
"Tapi ada bagusnya kalo misal orang di mimpi mu itu bisa gantiin posisi Diandra di hatimu, Nay." Lanjut Shylla yang membuatku sedikit terkeut dengan perkataannya
"kenapa gitu?" tanya ku padanya
"Aku sedikit khawatir kalo sikap Diandra ke kamu selama ini cuma love boombing ke kamu, Nay. Aku takut kamu sakit hati nantinya" jelasnya. Aku menatap Shylla intens.
"Shylla... Aku paham dengan ke khawatiranmu. Tapi kamu pasti tahu kan? Resiko dari jatuh cinta itu patah hati. Apalagi kalo mencintai sendirian, ya berarti harus siap menerima penolakan. Bukankah begitu?" kata ku memeberi pengertian pada Shylla
"Bener juga. Yaudah pokoknya kalo kamu ada apa-apa cerita ke aku yaaa" kata Shylla
"Ya kalo ga ke kamu ke siapa lagi sih Shyll?" kata ku gemas
"Ya habisnya kamu jarang cerita kalo ga di tanya dulu." kata Shylla mendengus sebal dan aku hanya terkekeh sambil mengacungkan dua jari menandakan 'Peacee'
Tak lama kemudian terdengar bel masuk pertanda pelajaran selanjutnya akan dimulai. Waktu demi waktu berlalu. Hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 itu artinya sudah boleh pulang. Seperti biasanya sebelum pulang aku menyempatkan sholat dulu di masjid sekolah. Aku mendengar kumandang adzan ashar suaranya tak seperti biasanya. Ini berbeda... "Merdu" gumam ku lirih.
"Apa Nay?" kata Shylla yang tak sengaja mendengar gumamanku
"Hah? Ga kok, udah ayo cepet. Udah adzan nanti ketinggalan sholat jamaah" kata ku berkilah
Aku dan Shylla bergegas menuju masjid sekolah. Tapi kali ini rasanya berbeda, ada rasa yang tidak bisa di deskripsikan setelah mendengar kumandang adzannya. Sesampainya di masjid Aku dan Shylla melepas sepatu, setelah itu meletakkan mukena di dalam dan bergegas mengambil wudhu. Setelah mengambil wudhu aku mengenakan mukenah, setelah mukenah terpakai aku duduk sambil menunggu iqomah, tak menunggu lama iqomah pun berkumandang. Setelah selesai iqomah dikumandangkan keluarlah sosok dibalik bilik mimbar yang suaranya menimbulkan getaran getaran di hati. Benar-Benar diluar dugaan, ternyata...
Dia...?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments