...Gapai dia dengan doamu, meski tak terlihat namun dia tergapai langit....
...Jaga dia dengan diam mu, meski terlihat sunyi namun dia terjaga dalam lisan....
...***...
Aku terbangun pukul 02.30 kepala sangat berat dan pusing hebat. Aku mengingat kemarin belum melaksanakan sholat Isya' dengan sekuat tenaga aku bangun langsung berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Setelah selesai wudhu aku langsung melaksanakan sholat Isya' dilanjutkan dengan doa.
"Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma shalli'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Wahai Allah, jodoh ada di tangan-Mu. Namun, berikanlah aku kekuatan untuk berdoa. Agar Engkau satukan kami sebagaimana telah Engkau menyatukan Nabi Adam dan Siti Hawa, sebagaimana telah Engkau menyatukan Nabi Yusuf dan Zulaikha, sebagaimana telah Engkau menyatukan Sayyidina Ali dan Fatimah Az-Zahra, dan sebagaimana telah Engkau menyatukan Nabi Muhammad dan Siti Khadijah. Aamiin Ya Allah Ya Lathif Ya Karim. Segala puji hanya bagi Allah sang raja akhirat.
Ya Allah, maafkan aku karena telah berbohong. Ya, berbohong dengan hatiku sendiri atas apa yang aku rasakan. Aku lakukan ini agar dia bahagia. Nyatanya Engkau tetap menjaganya dalam doa ku. Padahal berulang kali aku berusaha melepaskan namanya dari doa ku. Jika ini jawaban dari istikharah ku, maka aku akan menerima segala ketetapan-Mu. Ada Engkau di sampingku. Ada Engkau yang menguatkan aku. Ada Engkau yang mendidik ku. Ada Engkau yang melapangkan dadaku. Ada Engkau yang meluaskan sabar ku. Ada Engkau yang membesarkan hatiku untuk menerima segala sesuatu dengan ikhlas. DenganMu aku berserah dan atas izin-Mu aku tidak akan menyerah.
Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Rabbal'alamin."
Setelah selesai berdoa aku melanjutkan membaca Qur'an. Kepalaku berdenyut nyeri sekali, aku pun mengakhiri bacaan ku. Aku naik ke tempat tidur untuk merebahkan kepala ku yang nyeri. Setelah terasa sedikit reda. Aku bergegas mengambil obat nyeri supaya nanti bisa berangkat sekolah. Setelah minum obat aku tidur beberapa menit, siapa tahu nanti setelah bangun udah gak pusing lagi.
"Nay bangun, udah subuh" kata ibu yang sedari tadi sudah berada di kamarku. Ibu menggoyang-goyangkan pundak ku agar aku segera bangun.
"Kok anget? Sakit kepala mu kambuh Nay?" Tanya ibu khawatir sambil terus memegang kepala ku. Aku hanya bergumam menjawab pertanyaan ibu.
"Ibu bikin kan surat aja ya? Gausah masuk dulu" kata ibu cemas.
"Nayya gapapa bu, tadi sempat kambuh. Tapi aku udah minum obatnya, tuh sisa obatnya masih diatas laci" ucapku sambil menunjuk laci dan pandangan ibu mengikuti arah yang aku tunjuk.
"Yaudah kalau kamu tetep mau masuk. Mau dianter?" Tawar ibu masih dengan rasa cemas.
"InsyaaAllah udah kuat bu. Nanti Nayya bawa beberapa deh obatnya" putus ku.
"Yaudah, sholat subuh gih. Habis itu langsung siap-siap, ibu tunggu di bawah buat sarapan" kata ibu. Aku hanya mengangguk, lalu ibu mencium ubun-ubun ku sebelum keluar kamar.
Setelah selesai siap-siap aku bergegas untuk sarapan. Dengan keadaan yang sedikit kurang enak badan aku memakan masakan ibu. Setelah selesai aku hendak membawa piring ke dapur tapi ibu mencegahnya. "Biar ibu aja. Kamu beneran mau berangkat sendiri?" Tanya ibu lagi memastikan. Aku hanya mengangguk. "Yaudah, ini ibu siapin bekal buat kamu nanti dimakan, jangan lupa obatnya diminum lagi." Kata ibu sebelum aku pamit. Aku pun pamit untuk menuju sekolahan.
Setelah sampai di sekolah aku duduk di bangku lalu melipat tangan dan meletakkan kepala diatas tangan. Masih pagi, jadi aku bisa merehatkan kepalaku sejenak. Tak lama kemudian Shylla datang dan duduk disebelah ku.
"Kamu kenapa Nay? Sakit?" Tanya Shylla. Aku hanya bergumam.
"Kalo sakit mending gausah masuk Nay. Apa ke uks aja? Tapi uks jam segini belum buka duh" kata Shylla yang tampak khawatir.
"Aku gapapa kok, tadi cuma rehat aja bentar" kata ku sambil tersenyum.
"Gapapa apanya? Wajah mu pucat pasi gitu" kata Shylla sambil mengernyit.
"It's okay Shyll. Masih kuat ini hahaha" kata ku tertawa kecil supaya Shylla tidak terlalu mengkhawatirkan ku. Shylla hanya menggelengkan kepalanya.
Waktu demi waktu berlalu. Akhirnya tiba di jam istirahat. "Ikut ke kantin apa nitip aja?" Kata Shylla.
"Ikut, bosen di kelas" kata ku. Aku dan Shylla berjalan menuju kantin yang jelas melewati kelas Diandra. Ternyata Diandra sedang bercengkerama dengan cewek kelas sebelah. Mereka terlihat sangat asik hingga si cewek dan Diandra pun tertawa bersama. 'Sial. Semakin buruk aja nih mood.' Kata ku dalam hati. Aku dan Shylla lewat di depan mereka berdua. Shylla pandangannya lurus ke depan sedangkan aku menunduk.
"Kamu gak beli jajan?" Tanya Shylla ketika sudah sampai di kantin.
"Enggak. Mau beli minuman aja. Tadi dibawain bekal sama ibu." Kata ku dan Shylla hanya mengangguk paham. Setelah selesai, Aku dan Shylla pun kembali ke kelas. Masih melihat pemandangan yang sama.
"Are you okey Nay?" Tanya Shylla setelah kami duduk di bangku.
"Fine. Kenapa emang?" Kataku sambil mengangkat alis. Shylla pun menengok ke hal yang di maksud. Aku mengikuti arah pandang Shylla pun hanya ber-oh ria.
"Itu udah konsekuensi yang harus aku rasakan ketika menyukai orang friendly. Kamu tenang aja ya, aku bisa ngontrol perasaanku." Kata ku pada Shylla.
"Kalau ada apa-apa cerita ya" kata Shylla sambil mengelus pundak ku menguatkan. Aku hanya mengangguk tersenyum.
Waktu demi waktu berlalu. Hingga pada jam ke 6 aku merasa sangat bosan dengan pelajaran nya. Aku mencoret-coret buku bagian belakang, tanpa sengaja aku melihat ke arah luar kelas tepat bebarengan dengan aku menoleh, segerombolan Diandra dan kawan-kawan nya sekelasnya melewati kelasku. Diandra menoleh dan melihat kearah ku sambil tersenyum. Aku pun hanya membalas senyuman Diandra dengan senyum sebelah. Setelah itu aku kembali fokus pada mata pelajaran dengan perasaan yang tidak karuan. Ada rasa senang hingga tersenyum tidak jelas, tapi setelah itu aku ingat kejadian yang tadi aku lihat, senyum ku pun juga ikut memudar seiring ingatnya kejadian itu.
...***...
"Bu" panggil ku dari ruang keluarga.
"Iya Nay, bentar ya tinggal satu ni piringnya. Nanti ibu kesitu." Kata ibu dari dapur yang sedang mencuci piring. Sambil menunggu ibu selesai cuci piring. Aku menonton tv sambil ngemil snack.
"Kenapa Nay? Masih sakit kepalanya?" Tanya ibu sambil duduk di sebelahku.
"Nggak kok bu." Kata ku sambil memposisikan kepala untuk tidur dipangkuan ibu.
"Kepala mu masih anget, nanti sebelum tidur diminum lagi obatnya." Kata ibu sambil memegang kepalaku. Aku hanya mengangguk menanggapi ucapan ibu.
"Bu, apa cinta sesakit ini?" Kata ku parau.
"Cinta itu bahagia, kalau sakit itu luka bukan cinta." Kata ibu.
"Lihat dia canda tawa sama perempuan lain kok sakit ya bu?"
"Wajar, kamu punya rasa sama dia. Eeemmm kamu merasakan sakit, mungkin kamu salah menempatkan rasa itu deh." Kata ibu.
"Maksudnya?" Kata ku bingung.
"Iya, kamu salah dalam menempatkan cinta. Jika kamu merasakan luka, jangan pergi dan jangan mencari cinta dari ciptaan-Nya. Kalau kamu terus mencari cinta dari ciptaan-Nya, yang ada luka mu semakin menganga." Kata ibu yang membuat hati ku bergejolak.
"Lalu aku harus apa?" Tanya ku pada ibu.
"Kejar cinta-Nya Nay. InsyaaAllah kamu akan menemukan kebahagiaan yang luar biasa." Kata ibu sambil tersenyum ke arah ku.
"Apa aku harus menjauhi dia?" Tanya ku pada ibu lagi.
"Emang kamu yakin? Bisa kah? Gimana pertemanan kalian? Kalau misal nih misaall, dia tanya kenapa kamu tiba-tiba berubah apa kamu udah siap jawabannya?" Tiba-tiba ibu menyerangku dengan berbagai pertanyaan. Aku pun tidak menjawab satu pertanyaan pun yang diajukan ibu. Aku diam. Lalu ibu melihat ke arahku.
"Doa kan dia Nay. Sebaik-baik nya cinta adalah berdoa. Gapai dia dengan doa mu. Selalu libatkan Allah di setiap permasalahan mu. Allah ngasih kamu masalah bukan karena Allah gak sayang sama kamu, justru Allah mencintai kamu. Allah menguji melalui cinta yang kamu rasakan padanya. Allah ingin tahu, lebih besar pada-Nya atau padanya." Nasihat ibu tepat pada sasaran.
"Hmm, makasih bu." Kata ku bangun dari tidur lalu memeluk ibu.
"Sama-sama, besok libur kan?" Tanya ibu.
"Iya bu, kenapa?" Tanya ku balik.
"Ikut ibu jalan-jalan ke mall yuk" Ajaknya.
"Hayuk laahh. Berdua aja nih?" Tanya ku.
"Iya, ayahmu kerja jadi gak bisa ikut, adek-adek mu mana mau diajak muter-muter mall." Kata ibu.
"Siap deh" kata ku sambil menguap.
"Hahaha udah ngantuk aja, yaudah sana gih tidur. Jangan lupa diminum dulu obatnya." Kata ibu.
"Siap nyonya." Posisi hormat pada ibu. Ibu pun terkekeh geleng-geleng melihat tingkah ku. Aku mencium pipi kanan kiri ibu setelah itu bergegas menuju kamar. Sesampainya dikamar aku melakukan perintah ibu sebelum tidur. Setelah itu aku memposisikan diriku agar nyenyak, dan tak lama kemudian aku pun terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments