Orang Masa Lalu

...Tuhan telah menetapkan apapun yang sudah kita alami, pun yang sedang kita hadapi saat ini....

...***...

"Ehh iya bu, masih ingat ternyata" kata Iravan terkekeh sambil salim kepada Ibu

"Kamu ini, Ibu gak setua itu yaaa" kata Ibu juga terkekeh sambil menepuk bahu Iravan. Aku hanya diam menyimak obrolan mereka berdua.

"Ibu bagaimana kabarnya? Sehat selalu kan bu?" kata iravan sok akrab

"Alhamdulillah, kamu loh kok gak pernah main ke rumah Ibu sih. Bunda kamu gimana kabarnya?"

"Hehehe iya bu kapan-kapan Iravan main ke rumah Ibu. Alhamdulillah Bunda sehat dirumah" kata Iravan sambil melirik ke arahku. Aku yang dilirik hanya diam.

"Alhamdulillah, yaudah mumpung udah siang ayo kita cari tempat buat makan siang" kata Ibu

"Ehhh gak usah repot-repot bu, Iravan langsung pulang aja" kata Iravan tak enak hati

"Ibu gak menerima penolakan loh" kata Ibu langsung beranjak keluar dari toko buku

Iravan memberikan isyarat "Gimana ini?" Aku hanya mengendikkan bahu sambil terkekeh. Kami berdua berjalan menyusul Ibu dan mengikutinya dari belakang.

Kami bertiga menuju restoran yang ada di Mall. Setelah sampai di restoran yang berada di lantai satu Ibu memanggil waiters untuk memesan makanan. Setelah kami menyebutkan satu persatu menu makan siang masing-masing sang waiters menulis pesanan kami, setelah itu waiters mengulangi pesanan kami. Sembari menunggu makanan datang kami berbincang santai.

"Gimana sekolah mu Nak?" tanya Ibu pada Iravan

"Alhamdulillah bu lancar" kata Iravan sambil tersenyum.

"Kapan-kapan main ke rumah yaaa, kalo lagi libur gitu loh"

"Hehee iya buu, insyaaallah"

Aku yang nyimak pembicaraan mereka hanya tersenyum dalam hati. Sambil memikirkan seandainya yang diposisi ini Diandra pasti aku tidak akan canggung seperti ini. Pasalnya aku dengan Iravan sudah lama tidak bertemu, jadi untuk berbincang seperti dulu ya sedikit canggung. 

Flashback On...

Di suatu hari seluruh teman satu kelas mengadakan main bersama. Main ke salah satu wisata yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Yaps, kita berkunjung ke air terjun. kami berkumpul didepan sekolah, berangkat menggunakan motor karena jalan menuju air terjun hanya bisa menggunakan roda dua. Setelah semua berkumpul ternyata motornya kurang dan ada 3 anak yang belum mendapatkan kendaraan. Akhirnya di rolling lagi.

"Aku sama Nayyala aja, naik motornya Nayyala" kata Iravan. Aku pun terkejut dengan perkataannya. Pasalnya aku tidak pernah berboncengan dengan lawan jenis.

"Gimana Nay? Gapapa kan?" Tanya Fyneen. Awalnya aku akan berboncengan dengan Fyneen sahabatku ini. Tapi ada beberapa hal yang mengharuskan aku berboncengan dengan Iravan. Oleh karena itu, aku menyetujui jika harus berboncengan dengan Iravan.

"Iya, gapapa kok" putusku final.

Kami semua berdoa bersama sebelum berangkat. Setelah itu kami menuju ke motor dengan pasangan boncengan masing-masing. 

"Aku bawa tas kok, kamu tenang aja. Nanti spacenya bisa pake tas" kata Iravan meyakinkan aku jika tidak akan terjadi apa-apa.

"Iya aku juga bawa tas, jadi nanti ada dua tas yang ditengah" kataku sambil tersenyum

"Sip, yaudah ayo naik. Yang lain udah jalan" kata Iravan sambil menunjuk arah depan.

Akhirnya aku naik ke motor. Setelah itu Iravan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Di sepanjang perjalanan Iravan tidak henti-hentinya mengajak aku ngobrol meskipun suara kita terdengar samar-samar, sesekali Iravan melontarkan lelucon yang membuatku tertawa ditengah perjalanan. 

"Cieeeeee cocok banget loh kalian berdua" Sorak teman ku dari motor lain yang melewati motorku dan Iravan

"Berlibur woy, malah simulasi hahaha" Sorak temanku yang lain

Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku mereka, aku juga melihat Iravan ternyata juga melakukan hal yang sama sepertiku. Dalam hati aku berkata, pasti nanti yang dapetin Iravan beruntung banget. Secara dia ganteng, tubuh proposional, blasteran, ramah, humoris, santun, tapi kadang-kadang emang random anaknya. Tapi yang bisa dapetin dia sangat sangat beruntung. tak terasa perjalanan sudah hampir sampai.

"Pegangan tas Nay, jalannya jelek banget. Ini aku cari yang aman biar kita gak jatuh" kata Iravan, dan aku mengikuti intruksinya. karena memang jalan yang kita lewati saat ini tidak beraspal. Hanya jalan tanah dengan banyak batu.

Membutuhkan waktu untuk melewati jalanan yang sangat tidak pantas dilewatin itu. Akhirnya kami semua sampai tujuan dengan selamat. Kami masih berada di parkirannya, untuk menuju air terjun harus jalan kaki terlebih dahulu. Jalan yang kami lewati pun masih tetap sama hanya tanah dengan batu sedikit becek memang karena lagi musim hujan. Ketika melewati jalanan curam tiba-tiba Iravan

"Lepas saja alas kaki mu, jalanan licin" kata Iravan yang berada di sampingku. Aku pun hanya mengangguk dan melepas alas kaki yang ku kenakan

Ketika aku hampir terpeleset karena jalanan sangat licin. Iravan dengan sigap menahan tubuhku agar tidak jatuh. setelah kejadian itu aku bergandeng tangan Iravan sampai ke pusat air terjun.

"Buseeettt erat banget peganganyaaaa hahaha" Sorak salah satu temanku yang mengundang tatapan aneh dari teman-temanku yang lain. Aku hanya diam, dan Iravan juga seperti itu.

Setelah itu kami sampai di pusat air terjun. Kami pun berfoto ria mengabadikan momen kebersamaan ini sebelum kami berpisah untuk menempuh ke jenjang selanjutnya. Setelah puas dengan kegiatan kami memutuskan untuk pulang, dan aku diantar pulang oleh Iravan.

Flashback Off...

"Nay!" 

"Eh iya bu, kenapa?"

"Kamu daritadi nglamun, mikirin apa?"

"Gapapa kok bu, bukan masalah besar. Loh ini kok udah ada dimeja aja makanannya"

"Iya kamu daritadi nglamun sampai gak sadar kalo makananmu udah dateng. Udah Ayo dimakan keburu dingin nanti gak enak"

Aku hanya menyengir mendengar ucapan Ibu.

"Gak berubah ya kamu dari dulu" sekarang ganti Iravan yang bersuara

"Lah aku bukan powerangers yang bisa berubah" mendengar ucapanku Ibu dan Iravan ikut terkekeh geli.

"Tuh kan masih suka becanda, dan nglamun!" kata Iravan

Aku hanya tertawa kecil mendengar kalimat yang dilontarkan Iravan, dan Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat sekaligus mendengarkan percakapan kita berdua. Kami menikmati makan siang dengan Khidmat yang terkadang diselingi obrolan kecil diantara kami. Aku juga beberapa kali mengambil momen dengan memfoto. 

Setelah selesai makan siang, Iravan berpamitan kepada kami karena Ibundanya sudah memberikan perintah untuk pulang. Setelah itu Iravan beranjak dari restoran kemudian Aku dan Ibu juga meninggalkan restoran karena hari sudah hampir sore. Aku mengendarai motor membonceng Ibu dengan kecepatan sedang. Tidak terlalu membutuhkan waktu lama kami pun sampai dirumah. 

Aku dan Ibu memasuki rumah. Aku langsung menuju kamarku, dan Ibu menuju dapur untuk menyimpan makanan yang tadi kita beli untuk makan malam nanti. Aku membersihkan diri, setelah itu aku bersantai di dalam kamar sambil scroll sosmed. Mataku tertuju pada story Nawasena yang sepertinya aku tidak asing dengan foto itu.

DEEEEGGG!!!

Itu fotoku yang pernah aku post di instagram, di post di storynya menggunakan caption love warna hitam. Apa maksudnya ini? Aku memang pernah menaruh hati padanya, tapi perasaan itu sudah aku kubur dalam-dalam. Perasaan ku pada Nawasena memang berbeda dengan pada Diandra.

Terpopuler

Comments

Mèo con

Mèo con

Keren banget, semoga ceritanya terus berkualitas author!

2023-10-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!