...Hati yang hancur seperti halnya tulang rusuk yang patah. Tidak ada yang bisa melihatnya, namun rasa sakitnya tak tertahankan setiap kali aku bernapas....
...***...
Setelah selesai sholat aku bergegas menuju ruang makan, terlihat ibu sedang menyiapkan makanan kesukaanku. Aku berjalan mendekati ibu.
"Udah puas nih curhat ke Allah nya?" Kata ibu.
"Lumayan lega bu hehehe." Kata ku sambil nyengir kuda.
"Yaudah cepet makan. Udah telat jam makan siang kamu ini." Kata ibu ngomel.
"Telat bentar kok bu, bukan masalah besar" kata ku santai.
"Iya kamu sekarang menyepelekan masalah kecil, belum tau nanti kalo berujung besar" kata ibu.
"Jangan sampai lah bu" kata ku meringis.
" Udah ah cepet di makan" kata ibu.
Aku pun mulai makan dengan di temani ibu di sampingku. Aku anak satu-satunya jadi kalau siang hanya di rumah dengan ibu. Aku menyantap makanan buatan ibu dengan lahap. Tiba-tiba handphone ku berdering. Aku lihat nama Shylla tertera disana.
"Aku angkat telpon dulu ya bu?" Izin ku pada ibu. Ibu mengangguk mengiyakan
"Hallo, assalamualaikum"
"Iya wa'alaikumussalam warahmatullah, kenapa Shyll?"
"Sibuk gak Nay? Ikut aku yuk."
"Kemana?"
"Ke taman kota. Cari angin. Suntuk aku di rumah."
"Oh, bentar aku izin ibu dulu."
Aku menatap ibu lalu meminta izin. Ibu mengizinkanku pergi dengan Shylla.
"Gimana Nay?"
"Dibolehin sama ibu."
"Yaudah habis ini aku otw ke rumahmu."
"Iya"
Aku membantu ibu merapikan meja makan, lalu aku mengganti posisi ibu untuk cuci piring.
"Nitip sesuatu gak bu? Mumpung mau keluar" tanya ku pada ibu.
"Pulangnya tolong belikan minyak goreng ya Nay. Ibu kemarin lupa beli, stoknya tinggal dikit." Kata ibu sambil menyodorkan uang satu lembar warna merah.
"Beli minyaknya 1 kan bu?" Tanya ku pada ibu.
"Iya, itu sisanya buat kamu." Kata ibu.
"Aaaa makasih banyak buuuu" kata ku langsung berhambur kepelukan ibu. Ibu membalas pelukan itu.
"Iya sama-sama. Buru siap-siap gih, nanti malah pas Shylla udah nyampe sini kamu belum siap." Kata ibu.
Aku bergegas menuju ke kamar untuk bersiap-siap. Aku memakai gamis polos warna abu-abu dipadukan dengan jilbab hitam. Aku memoleskan bedak sangat tipis dan memakai pelembab bibir. Setelah itu aku mengenakan jilbab dengan style Malaysia. Setelah selesai semuanya aku keluar dan tak lama kemudian Shylla sudah sampai di rumah ku.
"Ibuuu aku berangkat yaaa" Pamit ku pada ibu.
"Iya, hati-hati yaaa" kata ibu.
Aku mencium tangan ibu lalu mencium pipi ibu. Shylla juga ikut menyalami ibu. Lalu Aku dan Shylla berboncengan naik motor. Dengan kecepatan sedang Shylla melajukan motornya. Jalanan sedikit ramai dengan angin sepoi-sepoi yang sangat nyaman membuat hati sedikit lebih tenang. Membutuhkan waktu 30 menit untuk menuju ke taman kota. Setelah melewati perjalanan yang lumayan panjang, Aku dan Shylla sampai di taman kota. Suasana taman kota yang tidak terlalu ramai seperti biasanya, sungguh beruntung sekali. Shylla memarkirkan motornya, lalu Aku dan Shylla mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Akhirnya Aku dan Shylla memutuskan untuk duduk di bangku pojok yang bisa melihat hampir seluruh view taman.
"Nay, aku suntuk banget" kata Shylla dengan raut wajah cemberut.
"Kan tadi udah bilang di telpon hahaha" canda ku ke Shylla agar meredakan suasana sedih yang ada di hatinya.
"Iiiihhh kamu mah Nay" kata Shylla tambah cemberut.
"Iya, iyaa, maaf. Kamu suntuk kenapa? Bukannya pulang sekolah tadi baik-baik aja?" Tanya ku pada Shylla.
"Iya tadi emang baik-baik aja, tapi tadi tuh terjadi sesuatu" kata Shylla.
"Apa apa?" Tanya ku kepo.
"Berantem sama doi, gara-gara aku ga nurutin perkataannya" jelas Shylla dan membuatku memutar bola mata ku malas.
"Yaudah biarin aja dulu, nanti kalau dia sudah tenang juga bakal negur kamu lagi" kata ku dengan santai sambil menikmati makanan ringan yang aku beli.
"Capek banget tau Nay, apa-apa harus nurut, apa-apa ga boleh, pengen lepas tapi masih sayang" Curhatnya.
"Kalau capek ya istirahat dulu, nanti kalau udah gak capek lanjut lagi" kata ku
"Huuuufffffttt" Shylla menghela napas panjang. Aku sontak menepuk pundaknya sambil mengatakan "sabar"
"Bosan dalam hubungan itu wajar Shyll, yang gak wajar itu ketika bosan malah cari yang lain" kata ku sok bijak. Padahal aku sendiri belum pernah merasakannya.
Shylla mengangguk sebagai tanda bahwa dia menerima ucapanku. Aku dan Shylla sama-sama bungkam. Aku memberi Shylla waktu untuk mendamaikan pikirannya. Aku menikmati makanan ringan dengan sesekali menyeruput es yang aku beli bersama Shylla. Taman tidak terlalu ramai, ada beberapa pengunjung, ada yang bersama pasangannya, ada yang bersama teman-temannya, dan ada yang bersama keluarganya. Pandanganku mengitari sekeliling taman, perhatianku terpusat pada anak kecil yang mungkin masih usia 1-2 tahunan. Sangat menggemaskan, first impression ku terhadap anak kecil itu. Lalu sorot mataku teralihkan pada satu orang yang aku tidak asing dengan postur tubuhnya. Tubuh tegap, dengan tinggi standard nya cowok, yang sedang berdiri ke arah membelakangiku. Aku mengamati orang itu hingga akhirnya dia berbalik badan. Benar, itu Diandra. Sedang apa dia disini? Pertanyaan itu yang terlintas di pikiranku saat ini. Sontak sorot mataku mengikuti kemana arah langkah Diandra. Ada gemuruh didalam hatiku ketika melihat seseorang yang bersamanya. Cantik. Itu yang terlintas dipikiran ku saat melihat cewek itu. Hampir aku meneteskan air mata, tiba-tiba Shylla menepuk bahu ku.
"Kamu kok diam aja? Kenapa Nay?" Kata Shylla yang mungkin sedari tadi memerhatikan ku.
"Fine" kata ku singkat tapi jauh dari yang aku rasakan.
"Kek nya kamu tadi lagi lihatin seseorang. Lagi lihatin siapa si Nay?" Kata Shylla sambil mengedarkan pandangannya ke area taman. Belum sempat aku menjawab Shylla membuka suara lagi.
"Eh Nay, itu bukannya Diandra?" Kata Shylla sambil terus menetapkan pandangannya untuk memastikan benar tidak penglihatannya.
"Iya bener" Kata ku singkat.
"Nay kamu baik-baik aja kan?" Tanya Shylla sambil menatapku intens.
"Fine Shyll" kata ku sambil tersenyum meyakinkan Shylla.
"Aku kek kenal deh sama orang yang disampingnya Diandra itu" ucap Shylla yang membuatku penasaran tapi aku memilih untuk menyembunyikan rasa penasaran ku.
"Udah biarin ah, gak pengen tau juga aku" ucap ku dengan nada flat.
"Itu adek kelas anak MIPA 2 kek nya" kata Shylla dan aku hanya bergumam.
"Kamu kalau lagi gak baik-baik aja gak perlu ngomong baik-baik aja. Gak perlu pake topeng, kalau mau nangis ya nangis aja. Gak semua nya bisa di gapapa in." Ucap Shylla.
"Hehe, makasih Shyll. Tapi aku beneran gapapa kok. Kamu tenang aja" sambil menatap Shylla dengan penuh keyakinan. Aku tidak mau Shylla tau akan apa yang aku alami.
"Pulang aja yuk Shyll? Di titipin ibu minyak goreng juga nih soalnya. Mau kan ku ajak mampir beli minyak dulu?" Kata ku.
"Dih kek sama siapa aja si, yaudah hayuk pulang. Nanti minyak gorengnya keburu ditunggu ibu lagi. Dah mayan sore juga nih." Kata Shylla
Aku dan Shylla meninggalkan tempat dan menuju parkiran motor. Di perjalanan Aku dan Shylla berhenti di swalayan untuk membeli titipan ibu dan beberapa snack dan minuman untuk stok jajanan di rumah. Setelah selesai berbelanja Aku dan Shylla melanjutkan perjalanan pulang. Tak membutuhkan waktu lama, Aku dan Shylla sampai di rumah ku.
"Mau mampir dulu?" Tawar ku pada Shylla.
"Kapan-kapan aja ya, udah waktunya bersih-bersih rumah. Nanti nyonya ku ngamuk hahaha" kata Shylla aku pun ikut tertawa.
"Yaudah aku pulang dulu, nanti pamitin ke ibu ya" kata Shylla.
"Siaappp. Hati-hati dijalan yaaa" kata ku.
"Yoi, Daaa Assalamualaikum" kata Shylla sambil melambaikan tangan. Aku membalas lambaian tangan Shylla.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Setelah itu aku bergegas memasuki rumah.
"Assalamualaikum buuu" teriak ku ketika memasuki rumah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah, ibu di dapur Nay" teriak ibu dari dapur. Aku bergegas menuju dapur sambil membawa titipan ibu.
"Eeemmmm enak banget bu wangi masakannya, masak apa nih?" Ucap ku.
"Masak sayur asem sama tahu goreng kesukaan kamu" kata ibu sambil tersenyum.
"Aku bantu ya buuu?" Tawar ku pada ibu.
"Udah mau selesai kok ini, kamu istirahat aja kan habis keluar juga. Pasti capek" tolak ibu.
"Gapapa buu, aku bantu siapin aja deh kalau gitu" paksa ku dan ibu hanya mengangguk mengiyakan keinginanku.
Aku membantu ibu menyiapkan makanan yang ku sajikan di meja makan. Terdengar suara adzan, lalu aku pamit ke ibu untuk sholat terlebih dahulu. Aku bergegas menuju kamar untuk melaksanakan sholat Maghrib. Setelah selesai sholat Maghrib aku mendengar panggilan ibu untuk makan malam. Aku pun berjalan keluar kamar menuju tempat makan. Aku makan malam bersama Ayah, Ibu, dan kedua adek. Hening. Hanya dentingan sendok yang terdengar disela-sela makan malam ini. Setelah selesai makan malam, aku membantu ibu membersihkan meja makan dan mencuci piring. Setelah semua pekerjaan selesai, aku pamit pada ibu untuk masuk ke kamar. Setelah ibu mengiyakan, aku langsung berjalan menuju kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Asri Irwansyah
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
2023-10-21
1