Bab 20

"Kenapa kamu duduk di depan?" Ucap Regan, tak habis pikir dengan kelakuan Alana yang malah duduk di samping Revan yang mengemudi.

"Bukankah saya menjadi sekretaris anda tuan Regan?" Balas Alana yang masih merasa kesal terhadap Regan.

"Pindah," ucap Regan.

"Tidak mau," balas Alana ngeyel.

"Nona anda adalah orang pertama yang berani menentang tuan muda," ceplos Revan membuat Alana menoleh.

"Benarkah?" Tanya Alana, Revan mengangguk mantap.

"Alana saya suami kamu, pindah ke samping saya." Ucap Regan, namun Alana tak menggubrisnya wanita itu benar-benar suka sekali menguji kesabaran Regan.

"Tapi aku sekretaris kamu," balas Alana.

Karena merasa kesal Regan keluar dari mobil, lelaki membuka pintu mobil depan hingga membuat Revan yang sudah duduk manis disana mendongak.

"Tuan-" ucapan Revan di potong oleh Regan.

"Pindah kebelakang!" Ucap Regan membuat Revan tak bisa menolak.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Alana, Regan hanya diam tanpa menjawab.

"Nona sering-seringlah memaksa untuk duduk di depan agar saya bisa bersantai disi, waaaaa." Ucap Revan di akhiri dengan berteriak karena Regan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Regan kau ingin m*ti?" Pekik Alana.

"M*ti bersamamu tidak ada salahnya bukan." Balas Regan tersenyum smirk, melihat senyuman Regan membuat bulu kuduk Alana berdiri.

"Regan aku belum-" ucapan Alana terhenti saat melihat Regan melirik kepadanya.

"Belum apa? Belum memiliki anak? Mari kita buat secepatnya," balas Regan santai membuat Alana dan Revan tercengang.

"Kau gila!" Umpat Alana.

"Ya, kau yang membuat ku gila." Ucap Regan lagi, Regan benar-benar membuat jantung Alana naik turun seperti rollercoaster.

"Tuan apakah tawaran saya untuk honeymoon bisa anda pertimbangkan saat ini?" ucap Revan membuat Alana menoleh dan memelototkan matanya.

"Bisa, sangat bisa di pertimbangkan untuk membuatmu tak berny*wa lagi!" Ucap Regan, berhasil membuat Revan sulit menelan saliva nya sendiri.

"Tidak jadi tuan, saya masih sayang nyawa saya." Balas Revan, Alana menghela nafasnya saat mobil menepi di depan bangunan menjulang tinggi.

"Turun," ucap Regan.

"Pak Revan saya ingin munt-" belum sempat Alana menyelesaikan perkataan nya, Regan sudah lebih dulu membukakan pintu mobil dan menarik Alana keluar.

"Berjalan di samping saya Alana, kamu itu istri saya bukan asisten saya." Ucap Regan, Alana tak merespon ia tidak mau terlalu terbawa perasaan atas sikap Regan.

Saat memasuki gedung perusahaan semua mata menatap penasaran dengan kehadiran Alana, melihat bayak pasang mata menatapnya Alana sedikit memelankan langkahnya hingga kini dirinya berjalan di belakang Regan dan berdampingan dengan Revan.

"Siapa wanita itu?" Tanya seorang karyawan.

"Entahlah, tapi dia sangat cantik dan modis." Ucap karyawan B.

"Kenapa dia mirip wanita yang beredar sebagai istri tuan Regan." Ucap karyawan A.

"Masa iya?" Tanya nya.

"Entah mungkin hanya perasaan ku saja." Balas karyawan A.

"Tuan muda sangat menyembunyikan status dan identitas wanita yang dinikahinya, jadi tidak mungkin jika dia istri tuan Regan." Tambah yang lainnya.

Begitulah bisik-bisik yang tanpa sengaja terdengar oleh Alana, ia menatap Regan yang berjalan dengan gagah di hadapannya hingga tiba-tiba.

Brukk... Tanpa sengaja Alana menabrak punggung tegap Regan karena laki-laki itu berhenti mendadak.

"Asshh," desis Alana memegangi keningnya.

"Ck, ceroboh." Batin Regan tanpa menoleh menatap Alana.

"Nona ini meja kerja anda," ucap Revan ia menunjukkan sebuah meja di sudut ruangan milik Regan.

"Saya satu ruangan dengan tuan Regan?" Tanya Alana, Revan mengangguk mantap.

"Benar sekali, kalau begitu saya permisi nona." Ucap Revan, ia keluar dari ruangan Regan.

Dan Regan lelaki itu sudah duduk dengan nyaman di kursi kebesaran nya, Alana menghela nafas dan meletakan tas nya di meja lalu duduk di kursi kerja nya.

Waktu berjalan begitu cepat dirinya hanya diam dan melamun saja, apakah tidak ada yang berniat untuk memberikan pekerjaan untuk nya.

"Permisi tuan ini kopi yang anda pesan." Ucap seorang wanita, tadi Alana melihat wanita duduk di sebuah ruangan tepat di depan ruang kerja Regan.

"Hmmm," balas Regan dingin.

Wanita itu keluar dan melirik Alana yang menatapnya penuh tanya, melihat wanita itu tersenyum kepadanya Alana pun membalas senyuman wanita itu.

"Apakah aku tidak memiliki pekerjaan?" Ucap Alana.

"Kau ingin pekerjaan seperti apa?" Tanya Regan, Alana menatap tajam suaminya yang kini berjalan kehadapan nya.

"Jika tidak bekerja untuk apa aku berada disini," kesal Alana.

Regan tersenyum dan menundukkan tubuhnya menatap Alana, wajah keduanya kini begitu dekat bahkan Alana dapan mencium aroma maskulin tubuh Regan.

"Jantung gue mau lompat, tolong ayah bunda tolong. Apakah sekarang gue ada sakit jantung?" Jerit Alana dalam hatinya.

"Untuk menyemangati saya," bisik Regan berhasil membuat Alana merinding.

"H-hah?" Ucap Alana shock.

"Lamban," ucap Regan menyentil kening Alana.

"Assh, sakit!" Pekik Alana menyentuh kening nya.

"Jangan manyun Al, atau mau saya gigit lagi?" Ucap Regan, reflek Alana menutup bibirnya dengan kedua tangan.

"Gak ya!" Ujar nya, Regan benar-benar merasa gemas kepada Alana yang selalu berani menentang dan mendebat dirinya.

"Kamu menggemaskan," ucap Regan mengusap pucuk kepala Alana.

"Regan ayolah jangan bikin gue baper, gak suka banget kalo udah kaya gini." Batin Alana.

Alana menatap Regan yang kembali sibuk dengan pekerjaan nya, wanita itu mengetuk-ngetuk meja menggunakan pulpen.

"Permisi tuan," ucap Revan berjalan mendekati meja kerja Regan.

"Ada apa?" Tanya Regan.

"Di depan ada tuan Louis, beliau memaksa ingin bertemu dengan anda." Bisik Revan, mendengar hal itu rahang Regan mengeras.

"Usir saja," ucap Regan.

"Sudah namun beliau malah membuat keributan," bisik Revan lagi.

Regan menatap Alana yang juga sedang menatap dirinya dan Revan, jujur saja Alana merasa heran apa yang sedang dibicarakan oleh Regan dan Revan sampai harus bisik-bisik.

"Kamu tetap disini dan jangan pergi kemanapun, saya ada perlu sebentar." Ucap Regan kepada Alana.

"Ya ya, kamu selalu seperti itu." Ucap Alana jengah, karena Regan selalu membatasi pergerakan nya.

"Alana," ucap Regan.

"Iya, Regan keluarlah dan aku akan membuat ruang kerja kamu menjadi kapal pecah." Ucap Alana mengancam.

"Ck, lakukan apapun yang membuatmu bahagia." Balas Regan membuat Alana menganga.

"Menyebalkan!" Rajuk Alana saat Regan keluar dari ruangan nya.

"Aku bosan sekali, kenapa Regan belum juga kembali." Ucap Alana.

Karena merasa bosan Alana pun berjalan-jalan di dalam ruangan Regan yang cukup luas, ia menatap foto nikahnya dengan Regan yang terpajang di meja kerja Regan.

"Kenapa dia memajang nya disini, apakah itu penting?" Ucap Alana, ia tak menyangka jika Regan melakukan itu.

Alana juga berjalan mendekati jendela kaca yang memperlihatkan keindahan kota dan gedung-gedung pencakar langit lainnya, ya meskipun milik Regan lebih besar dan lebih tinggi.

.

.

.

.

.

N: Tutor dapet suami kaya Regan ☺️

A: punya utang🙃

N: Thor 😲

A: Ada yang salah? 😌

N: Yakali kudu punya utang dulu🙃

A: Ya kan Alana nikah karena jadi penebus utang Uun😅

N: Ya bener si, tapi kalo gak dapet yg kaya Regan gimana? 😌

A: Ya berarti anda kurang beruntung 😘

N: Emang ga ada yang bisa gue harepin nanya sama lo Thor😭

A: 🤣🤣🤣

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-02-28

1

Mikayla Azahra

Mikayla Azahra

tutor supaya cepat kaya🤭

2024-02-28

1

Anindya

Anindya

tingkah orang bucin mah ajaib

2024-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!