Bab 13

Di ruang kerja nya Regan menatap sebuah foto yang terpajang di meja kerja nya, Alma ya alma adalah wanita yang Regan cintai merasa muak Regan pun memasukan foto Alma kedalam laci meja kerja nya.

Regan berjalan keluar dari ruang kerja nya dan masuk kedalam kamar, ia menatap Alana yang sudah terlelap dalam tidurnya.

Tanpa mengatakan apapun Regan berjalan ke tempat tidurnya, lelaki itu menatap langit-langit kamar hingga akhirnya sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

**Pesan Masuk**

Alma: sayang apa kabar? aku merindukan mu dan akan aku usahakan untuk segera kembali.

Begitulah isi pesan Alma, Regan tak membalas pesan yang dikirim Alma lelaki itu meletakan kembali ponselnya di nakas dan langsung memejamkan matanya.

Di kediaman tuan Aryo terlihat lelaki paruh baya itu mondar-mandir di dalam ruang kerja nya, terlihat jelas jika tuan Aryo merasa gusar atas sikap Regan sore tadi.

"Ini yang aku takutkan saat Regan berhasil mendirikan perusahaan nya sendiri, bahkan perusahaan miliknya lebih besar dari miliku dan Tomi. " Ucap tuan Aryo dengan gelisah.

Lelaki paruh baya itu bahkan tak percaya jika perusahaan milik cucu kebanggaan nya menjadi perusahaan terbesar, ia berpikir wawasan Regan tak sebesar itu untuk mendirikan sebuah perusahaan.

Namun ia salah perusahaan cucunya justru sering di beritakan sebagai perusahaan raksasa yang mengalahkan miliknya, dengan semakin besarnya perusahaan Regan itu artinya tidak ada lagi peluang untuk dirinya mengatur Regan dan menguasai hidup cucunya.

"Si*l cucu ku yang hebat hanya Regan, jika bukan Regan siapa yang bisa aku percaya untuk mengelola perusahaan ku. " Ujarnya.

Sementara tuan Tomi sendiri pun tak ingin ikut campur atas perusahaan orang tuanya, tuan Aryo terus memikirkan cara agar Regan mau dekat kembali dengan nya.

...

Keesokan harinya Alana menatap Regan yang masih terlelap, ia baru saja selesai melaksanakan kewajiban nya. Ponsel Alana berdering menandakan panggilan masuk, Alana menatap ponselnya dan tersenyum tipis.

**Panggilan Telepon**

Alana: Hallo ra ada apa?

Naura: Ck, mentang-mentang udah jadi nyonya besar lupa lo punya toko kue hmmm.

Alana: Bukan gitu ra, gue juga gak tahu kenapa Regan larang gue buat keluar rumah.

"Naura: Hah, serius lo? Ya-yaudah deh kalo gitu lo jangan ke toko dulu na, sorry ya.

Alana: Ck, gak apa-apa kali ra. Harusnya gue yang minta maaf karena udah buat lo kerepotan.

Naura: Apasi enggak ya, gue seneng malah karena gaji gue kan jadi dua kali lipat haha.

Alana: Ck, nyebelin lo.

Naura: Yaudah kalo gitu gue siap-siap dulu ya mau ke toko udah siang nih.

Alana: Ya ampun ga kerasa udah siang aja, lo si ah yaudah udah dulu ya.

Alana pun mematikan panggilan telepon nya, ia mendekati Regan berniat untuk membangunkan Regan namun perhatian nya teralihkan dengan notifikasi di ponsel sang suami.

**Pesan Masuk**

Alma: Morning baby, sudah bangun? ah aku rindu melihatmu saat membuka mata sayang, pokonya aku usahakan cepat kembali oke honey.

Seperti itulah pesan yang di kirim Alma pagi ini, Alana terdiam dan beralih menatap Regan yang masih terlelap.

"Haaaahh, sudah punya kekasih ternyata. " Ucap Alana tersenyum getir.

"Regan bangun, " Ucap Alana.

"Regan, " panggil Alana lagi namun Regan tak kunjung membuka matanya.

"Apa dia pingsan? Kenapa susah sekali untuk bangun? " Kesal Alana.

"Hallo, Regan, " Ucap Alana menyentuh tangan Regan.

"Regan demam? Sejak kapan ya ampun, " lirih Alana hingga akhirnya Regan membuka matanya.

"Jam berapa sekarang? " Tanya Regan.

"J-jam 7," jawab Alana.

Regan mengerjapkan matanya dan meraih ponsel ia melihat pesan yang di kirim Alma, lagi-lagi lelaki itu tak membalas nya ia malah menatap Alana yang berdiri di samping nya.

"Ngapain masih berdiri disitu? " Tanya Regan, Alana pun tersadar dan langsung menjauh beberapa langkah.

"Ah maaf, " Ucap Alana buru-buru keluar dari kamar.

"Nona, " sapa Revan saat berpapasan dengan Alana.

"Pagi pak Revan, " balas Alana berlalu menuruni anak tangga.

"Kau bilang sudah mengurus semuanya? Laku bagaimana dia masih bisa mengirimiku pesan? " Tanya Regan kepada Revan.

"Mengirimi anda pesan? " Beo Revan tak percaya.

"Kau tidak percaya, lihat ini! " Ucap Regan memberikan ponsel miliknya.

Revan meraih ponsel itu lalu beralih menatap Regan, Revan teringat dengan Alana yang baru saja berpapasan dengannya.

"Apakah nona melihat pesan ini? " Tanya Revan polos.

"Kau pikir hubunganku dengannya sebaik itu? " Maki Regan kesal terhadap Revan.

"Ah maksud saya, " ucapan Revan terhenti saat Regan menatapnya tajam.

"Kau berpikir aku akan berkata (sayang lihatlah ada wanita yang mengirimiku pesan), atau kau berpikir dia akan bertanya (Sayang siapa wanita yang mengirim pesan pagi-pegi begini?) begitu maksudmu, jangan harap! " Kesal Regan, Revan menahan tawa melihat tuan nya pagi-pagi sudah mengoceh.

"Bukankah itu jauh lebih baik dari pada seperti orang asing padahal tinggal satu atap? " Ceplos Revan membuat Regan melotot.

"Kau ingin mati? " Kesal Regan, Revan pun menelan saliva nya.

"Tidak tuan, tapi semua orang berharap seperti itu pasti nya. " Ucap Revan menahan tawa.

"Oma dan opa ku tidak, " balas Regan tak ingin kalah.

"Tapi kemarin anda, ” ucapan Revan terhenti saat Regan melempar bantal dan tepat mengenai wajah Revan.

" Sekali lagi kau bicara aku potong pita suaramu! " Sengit Regan, Revan pun mengangguk ia takut jika tuan nya benar-benar memotong pita suara miliknya.

"Maaf tuan," Ucap Revan.

Regan yang hari ini enggan untuk pergi ke kantor pun bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan keluar, Revan mengekor dari belakang menuju ruang kerja milik tuan nya.

"Kau sudah mencari tahu mengenai Joe dan Louis? " Tanya Regan.

"Sudah tuan keduanya sedang berada di Belanda, " jawab Revan.

"Opa itu hanya bisa mendesak ku padahal cucu nya bukan hanya aku, kenapa dia tidak mengandalkan kedua bocah tak berg*na itu. " Ucap Regan duduk di sebuah sofa ruang kerja nya, kepalanya cukup pusing hari ini.

"Apakah keduanya bisa di andalkan? " Tanya Revan, membuat Regan bergerak.

"Kau bo*oh jika masih bertanya kepadaku Revan! " Balas Regan, ia benar-benar dibuat emosi oleh Revan hari ini.

Revan berdehem mendengar perkataan tuan nya, ia fokus membuka ponsel dan mencari informasi disana.

"Tuan apakah anda tidak ingin berbulan madu? " Ceplos Revan lagi berhasil membuat Regan mendeliki tajam.

"Apa katamu? " Tanya Regan.

"Apakah anda tidak ada niat untuk pergi bulan madu? " Ucap Revan lagi.

"Revan bo*oh, enyah kau dari hadapanku! Sejak kapan kau mengurusi hal yang tidak penting seperti itu? " Maki Regan membuat Revan menghela nafasnya karena selalu salah.

.

.

.

.

Hai, bantu like dan komennya ya☺

Terpopuler

Comments

Pendak Wah

Pendak Wah

hahaha aku suka dng karyaMu Thorr

2024-03-04

1

Dede Mila

Dede Mila

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Tongue/

2024-02-28

1

TETANGGANYA ELANG 🍒

TETANGGANYA ELANG 🍒

Revan napas aja lho salah Dimata Regan 🤣🤣🤣🤣

2024-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!