Bab 2

Sore hari Alana baru saja pulang dari toko nya, setibanya di rumah ia menyaksikan ibu dan ayahnya yang sedang bertengkar. Alana sendiri merasa lelah dengan keadaan yang saat ini ia jalani, jika boleh meminta Alana ingin merasa tenang sehari saja tanpa perdebatan kedua orang tuanya.

"Kamu tahu bu bagaimana pendapatan saya kenapa kamu malah berhutang! " Bentak ayah Alana.

"Yah ibu berhutang juga karena uang yang ayah berikan itu tidak cukup, Naina memiliki banyak kebutuhan yah. " Ucap Ibu.

"Naina saja yang kamu pikirkan, coba suruh putrimu itu untuk bekerja jangan hanya bisa nya meminta-minta saja!" Ucap ayah yang merasa jengah dengan anak bawaan dari istrinya itu.

"Maksud ayah mengatakan Naina hanya meminta saja apa? " Ucap Ibu tidak terima dengan perkataan ayah.

"Yang aku katakan benar Naina hanya bisa meminta apa yang dia inginkan, coba kamu lihat Alana putriku dia tidak pernah meminta dan justru banyak membantu keuangan kita. " Bentak ayah.

"Kamu membandingkan Alana dengan putriku? Jelas berbeda Alana gadis bo*oh yang tidak bisa mencari pasangan kaya tidak seperti Naina. " Balas ibu semakin berani.

"Jaga bicaramu Elis! Alana wanita cerdas dan mandiri tidak seperti putrimu yang katanya memiliki kekasih orang kaya namun untuk membeli baju saja dia menyuruh ibunya berhutang? Lelaki kaya mana yang putrimu kencani, dari sini harusnya kamu sadar siapa yang bo*oh Alana atau Naina. " Ucap Ayah dengan berapi-api.

Ibu yang mendengar perkataan ayah pun hanya diam, ia sendiri sadar jika selama ini Naina memang selalu meminta semua hal yang diinginkan wanita itu.

"Jangan terus membela putrimu Elis, kamu tahu usahaku sudah di ujung tanduk dan investor memintaku untuk mengembalikan uang yang sudah aku pakai. " Ucap ayah, ibu pun diam menatap ayah dengan mata berkaca-kaca.

"Puas lo liat ayah dan ibu bertengkar? " Ucap Naina yang tiba-tiba muncul dibelakang Alana.

"Mereka bertengkar karena kamu kak bukan karena aku, " balas Alana berjalan menuju kamarnya.

"Berani banget ya lo sama gue, " ucap Naina menarik tangan Alana.

"Kenapa aku harus takut? Pada kenyataannya memang mereka bertengkar karena kamu, lagian kenapa sih kamu sampai menyuruh ibu berhutang hanya untuk memenuhi gaya hidup kamu. " Balas Alana, Naina diam ia mengepalkan tangan nya.

"Karena gue punya adik pelit dan gak guna lo tau, andai lo mau memenuhi semua kebutuhan gue kaya dulu gue gak akan kaya gini. " Ucap Naina.

"Cari duit susah kak dan aku gak ada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan kamu, masih bagus aku mau membantu keuangan keluarga ini. " Balas Alana.

"Lo keterlaluan ya Alana, " ucap Naina.

"Kamu yang lebih keterlaluan kak, kamu tahu aku bahkan tidak pernah merasakan nyaman berada di rumah ini karena ayah dan ibu selalu bertengkar tentang kamu. Ini rumahku tapi aku yang dibuat tidak nyaman, kalau saja bukan karena ayah aku mungkin sudah pergi dari sini! " Ucap Alana, setelah mengatakan itu Alana pun masuk kedalam kamarnya tanpa mempedulikan Naina yang menatap Alana penuh dengan kebencian.

...

Keesokan harinya Alana keluar dari kamar dan berjalan ke dapur dan melihat Naina bersama ibu nya yang berada di dapur, dengan cuek Alana mengambil segelas air minum.

"Kamu ke toko hari ini? " Tanya ibu yang tumben sekali bertanya kepada Alana.

"Iya, " jawab Alana singkat.

"Ibu minta uang dua juta dong, " ucap Ibu lagi, membuat Alana berbalik menatap ibu sambung nya.

"Uang? Bukannya dua hari yang lalu Alana sudah kasi ibu uang. " Ucap Alana.

"Halah uang segitu cukup untuk apa, jangan pelit-pelit lah kamu kan punya usaha. " Balas ibu lagi.

"Bu uang yang Alana kasih dua hari yang lalu itu bukan uang kecil masa dua hari sudah abis? " Ucap Alana.

"Uang tiga juta cukup untuk apa si na jalan sekarang? " Ucap Ibu tanpa rasa syukur.

"Alana gak ada uang lagi, kenapa ibu gak suruh kak Naina minta saja sama pacarnya. Kan kata ibu pacar kak Naina orang kaya, uang segitu pasti kecil lah untuk orang kaya. " Ucap Alana membuat Naina melotot.

"Heh maksud lo apa bawa-bawa pacar gue? " Kesal Naina.

"Loh apa yang aku bilang kan bener, selama ini kalian selalu membanggakan pacar kamu kak. Masa uang dua juta doang pacar kamu gak bisa ngasi, aku aja bisa ngasi ibu 3 juta habis dalam dua hari iyakan bu. " Ucap Alana membuat Naina kesal dan menarik rambut panjang Alana.

"Lo jangan seenaknya ya, lo pikir mentang-mentang lo bisa cari uang gue dan ibu akan tunduk sama lo? Jangan mimpi lo Alana, " kesal Naina.

"Lepas! Jaga sikap kamu ya kak aku bisa kapan aja ngusir kamu, kamu lupa ini rumah aku hah. " Ucap Alana Naina pun diam.

"Apa maksudnya ini rumah kamu, ini rumah saya karena saya istri ayah kamu. " Ucap ibu yang tidak terima dengan perkataan Alana.

"Ini rumah milik Alana karena rumah ini dibeli oleh bunda Alana, jadi jangan semena-mena tinggal di rumah ini termasuk kamu kak. Kamu ada disini karena aku masih menghargai ibu sebagai istri ayah. " Balas Alana ia berjalan pergi dari dapur membuat Naina menggerutu.

"Ih ibu tuh kan dia semakin berani sama kita bu, " ucap Naina.

"Si*l, kenapa Alana jadi sulit di kendalikan seperti ini. " Kesal ibu.

"Terus sekarang gimana bu Alana gak mau kasi uang nya, aku mau jalan loh sama pacar aku masa gak pegang uang. " Rengek Naina.

"Kamu juga punya pacar orang kaya tapi selalu kamu yang modal gimana si? " Kesal ibu membuat Naina mengerucutkan bibirnya.

"Ya kan aku ngelakuin ini biar dia yakin aku juga anak orang kaya bu, bukannya ibu selalu bilang orang kaya akan selalu mencari pasangan yang spadan." Ucap Naina.

"Iya, tapi masa setiap keluar kamu terus yang bayarin. Sekali-kali suruh pacar kamu itu bayarin kamu juga lah, kamu dengar sendiri tadi si Alana gak mau ngasi uang nya." Ucap Ibu menghela nafas.

Sebenarnya Alana itu anak impian dirinya tapi entah kenapa ibu bisa membenci Alana seperti itu, Alana meskipun bukan putri kandungnya selalu mengutamakan kebutuhan Elis. Tapi Elis seakan menutup mata untuk semua kebaikan Alana, entahlah ada apa dengan ibu sambung Alana.

"Yah aku berangkat ke toko dulu ya, " ucap Alana meminta ijin kepada ayahnya.

"Mau ayah antar gak na? Sekalian ayah ke bengkel, " Ucap Angga.

"Enggak usah yah Alana bawa motor sendiri saja, kalau begitu Alana pamit ya. " Ucap Alana mencium punggung tangan sang ayah tak lupa juga ia mengucapkan salam.

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

diiiih ga tau diri banget... /Hammer//Hammer//Hammer/

2024-02-28

2

hadiya nur Jannah

hadiya nur Jannah

orang kayak gitu gax usah dikasihani Al,tendang aja sari rumah dari pada bikin pusing😏

2023-11-02

1

Hany

Hany

tendang aja orang2 parasit itu na

2023-10-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!