Bab 14

Keesokan harinya saat Regan kembali ke rumah lebih awal mbok sum berjalan tergopoh-gopoh untuk menyambut kepulangan tuan nya, Regan mengernyit heran melihat kepala pelayan di rumahnya.

"Tuan anda sudah pulang? " Tanya nya sedikit terkejut.

"Hmmm, " balas Regan lelaki itu mengedarkan pandangan nya mencari seseorang.

"Dimana Alana? " Akhirnya pertanyaan itu meluncur dari mulut Regan.

"Saat tuan sudah berangkat ke kantor nona ijin untuk pergi ke toko kue nya, " Ucap mbok sum sedikit takut.

"Mbok membiarkannya pergi? " Tanya Regan menatap datar kepala pelayan itu.

"Maafkan mbok tuan muda, " lirih nya membuat Regan menghela nafas nya kasar.

"Saya yakin mbok tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kenapa mbok membiarkan Alana keluar dari rumah. " Ucap Regan marah, ia benar-benar kecewa kepada kepala pelayan yang biasanya bisa di andalkan.

"Maaf tuan, mbok tidak tega melihat nona memohon. " Ujar nya lagi.

"Sudahlah! " Balas Regan ia berbalik keluar dari rumah untuk menjemput Alana.

"Mbok tuan kenapa? " Tanya Revan yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Anu pak Revan tuan mau me jemput nona muda. " Jawab mbok sum panik.

"Menjemput nona? Memangnya nona kemana? " Tanya Revan menatap mbok sum dengan tajam.

"Anu pak, maaf nona pergi ke toko kue miliknya. " Lirih mbok sum, membuat Revan tercengang.

"Mbok tidak salah membiarkan nona keluar? Apakah mbok tahu saya dan tuan muda dengan susah payah mengelabui anak buah tuan besar untuk keluar masuk dari rumah ini, lalu kenapa mbok membiarkan nona keluar? " Omel Revan, dia sendiri dan Regan berusaha selicik mungkin untuk mengelabui tuan besar Aryo.

"Ma-maaf pak mbok tidak tega melihat nona yang memohon. " Lirih mbok sum.

"Ra gue balik duluan ya, udah jam 2 gue takut Regan keburu balik. " Ucap Alana.

"Oh iya, tapi ini hujan al lo yakin mau balik sekarang? " Tanya Naura.

"Iya, gue bisa naik taksi kok. " Ucap Alana lagi.

"Lagi lo kenapa gak bawa mobil si? " Tanya Naura.

"Mobil gue masi di rumah ayah, " Ucap Alana lesu.

Sebenarnya Regan sendiri bukan sengaja membiarkan Alana pergi selalu menggunakan taksi, Regan sengaja tidak memberikan fasilitas mobil guna untuk membuat Alana tidak keluar dari rumah yang akan memancing keluar papa nya.

"Ck, yaudah lo hati-hati. Daerah sini jarang taksi lo jalan ke depan paling biar lebih mudah dapat taksi nya." Ucap Naura, Alana mengangguk setuju.

Terlihat Alana berlari kecil menerobos hujan, semakin lama hujan semakin lebat hingga membuat Alana kesulitan untuk melihat jalanan.

"Masuk! " Suara bariton seseorang mengejutkan Alana.

"Re-regan, " lirih Alana tubuhnya seketika mematung di tengah-tengah guyuran hujan yang deras.

"Masuk! " Ucap Regan lagi, Alana melihat Regan yang membukakan pintu mobilnya.

"Ini basah, " Ucap Alana.

"Alana masuk, " pinta Regan lagi.

"Aku bisa naik taksi Regan, " Alana seketika mengatupkan bibirnya.

Bo*oh, sudah ada Regan lalu untuk apa ia mengatakan bisa naik taksi? Melihat aura Regan yang kuat membuat nyali Alana sedikit menciut.

"Alana Novela saya tidak suka mengulangi kata-kata saya, masuk! " Ucap Regan dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Re-" belum sempat menyelesaikan perkataan nya, Regan lebih dulu menarik tubuh Alana untuk masuk kedalam mobil.

"Regan aku tidak mau, " teriak Alana akhirnya.

Apakah Regan peduli dengan teriakan istrinya? Tentu tidak, jujur saja Regan tidak pernah ingin mengulangi kata-kata nya jika berbicara.

Alana menatap Regan yang juga masuk ke dalam mobil dan duduk di samping nya, tanpa menunggu lama Regan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

...

"Regan lepas aku bisa jalan sendiri, " teriak Alana terus memberontak saat Regan menggendong tubuhnya seperti sekarung beras.

"Regan lepas aku mau turun Regan, " teriak nya lagi.

Revan dan mbok sum yang berada di dapur terkejut mendengar teriakan Alana, keduanya berlari menatap Regan menggendong tubuh Alana di pundaknya menaiki anak tangga.

"Pak apakah nona akan baik-baik saja? " Tanya mbok sum khawatir.

"Entahlah, " jawab Revan mengedikan bahunya.

"Regan, " ucap Alana lagi saat Regan menurunkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan hati-hati.

"Jangan pergi kemanapun! " Ucap Regan.

Alana merasa kesal karena sudah hampir dua minggu dirinya berdiam diri di rumah tanpa kejelasan kenapa Regan melarang nya keluar, Alana menatap Regan yang melepaskan jas kerja nya.

"Kenapa kamu selalu melarang aku? " Tanya Alana.

"Alana saya tidak suka di bantah, " tukas Regan.

"Tapi saya suka membantah! " Balas Alana menatap Regan dengan nyalang.

Regan menarik sudut bibirnya ke atas menatap Alana, ia merasa baru kali ini ada wanita yang berani membantah nya.

"Kalau begitu sama saja kamu meminta saya untuk berbuat kasar? " Tanya Regan menaikan sebelah alisnya.

"Saya suka di kasari, " tantang Alana datar dan berjalan melewati Regan.

Namun tangan Regan lebih cepat menarik pergelangan tangannya, karena Regan menarik tangan Alana secara tiba-tiba hal itu berhasil membuat Alana terhuyung dan menubruk dada bidang Regan.

"Kau benar-benar suka di kasari? " Tanya Regan, tatapannya tak seperti biasa hingga membuat Alana cukup kesulitan menelan saliva nya.

"Y-ya kenapa? " Tanya nya masih menantang.

"Kau yakin? " Tanya Regan semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Alana.

Tangan Regan yang satunya menekan pinggang ramping Alana hingga membuat keduanya semakin dekat, Alana merasa hidupnya akan segera berakhir saat melihat aura Regan yang dominan.

"Re-regan kamu mau apa? " Tanya nya.

"Ck, mandi lah. Satu lagi jangan membuat saya bersikap kasar terhadapmu! " Ucap Regan melepaskan Alana.

Merasa dirinya aman Alana pun melesat ke dalam kamar mandi secepat kilat, Alana mengatur nafas nya.

"Bo*oh, kenapa harus takut Alana Regan gak akan mungkin nyentuh lo. Ingat Regan memiliki kekasih kalau lo lupa. " Ucap Alana, akhirnya wanita itu pun memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya.

Regan melirik pintu yang lupa ia tutup di sana ada Revan dan mbok sum yang mematung, Regan menatap keduanya dengan nyalang.

"Apa yang sedang kalian lihat? " Tanya Regan.

"Angsa pelukan tuan, anu permisi. " Ucap mbok sum kocar-kacir pergi dari sana.

"Kau? " Tanya Regan melihat Revan masih setia di sana.

"Sepertinya saya harus segera mengatur jadwal anda tuan. " Ucap Revan membuat Regan mengernyit.

"Untuk apa? " Tanya Regan.

"Mungkin saja saat ini anda berubah pikiran dan ingin berbulan madu, " ceplos Revan.

"Lagi? " Tanya Regan menatap tajam Revan.

"Hah lagi? Apakah anda sudah melakukan bulan madu sebelum nya? " Tanya Revan polos.

"Bo*oh, kau berani membahasnya lagi si*l*n." Ucap Regan memaki.

"Maaf tuan permisi. " Ucap Revan langsung pergi dari sana.

Regan menatap kepergian Revan dengan garang, ia benar-benar menyumpah serapahi asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu.

.

.

.

Hai, jangan lupa like dan komentar nya, terimakasih ☺

Terpopuler

Comments

Pendak Wah

Pendak Wah

Ya Allah Kau buat ngakakk Thorr
🤣🤣

2024-03-04

1

Dede Mila

Dede Mila

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Hammer/

2024-02-28

1

Rafni Yuri

Rafni Yuri

up donk kk

2024-01-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!