Bab 12

Dalam perjalanan menuju pulang Regan mengepalkan tangannya, ia merasa marah kepada tuan Aryo yang selalu berusaha untuk mengatur kehidupan nya.

"Kau sudah melakukan tugas yang saya perintahkan? " Tanya Regan kepada Revan.

"Sudah tuan, dan_" Ucapan Revan terhenti dan sedikit melirik Regan dari kaca mobil.

"Dan apa? " Tanya Regan.

"Tuan Tomi sudah melakukan penyelidikan lebih dulu, " jawab Revan membuat Regan terdiam.

"Maksudnya papa sudah tahu lebih dulu? " Ucap Regan, Revan pun mengangguk mengiyakan karena memang seperti itu faktanya.

"Jadi ini alasan papa memintaku untuk menikah dengan Alana, bahkan papa tidak menerima penolakan sedikitpun. " Ucap Regan.

"Tapi apa yang dilakukan tuan besar ada benar nya tuan, nona Alana cantik apalagi kalau tidak pakai kacamata. " Ceplos Revan membuat Regan menatap curiga pada Revan.

"Kamu menyukai Alana? " Tanya Regan, Revan terlihat gelagapan bukan seperti itu maksudnya.

"Tidak tuan, mana berani saya menyukai istri tuan. " Ucap Revan, bo*oh kenapa dirinya bisa memberikan pendapat seperti itu.

"Jika menyukai nya tidak masalah! " Balas Regan datar.

"Tuan, " panggil Revan.

"Kenapa? " Tanya Regan mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Sebaiknya nona muda tidak pergi kemana-mana dulu tuan," ucap Revan.

"Saya tahu mangkanya saya tidak mengizinkan Alana pergi kemanapun hari ini dan seterusnya. " Ucap Regan, Revan mengangguk dan akhirnya mereka sampai di kediaman Regan.

Mendengar suara mobil Alana buru-buru berlari menghampiri Regan yang baru saja pulang, ia menatap wajah Regan ada sedikit memar dekat bibir Regan.

"Nona ini, " ucap Revan seperti biasa memberikan tas kerja milik Regan.

"Hmmm, terimakasih pak Revan. Tapi apakah terjadi sesuatu kepadanya? " Tanya Alana menatap Regan yang sudah pergi ke pantai dua.

"Sebaiknya nona tanyakan langsung kepada tuan muda, saya permisi nona. " Ucap Revan, Alana menatap kesal Revan yang selalu memasang wajah kaku.

"Mereka berdua sama-sama kaku, tapi apa yang terjadi? Apakah dia habis bertengkar tapi karena apa? " Gumam Alana, wanita itu berlari menuju kamar nya.

Saat masuk kedalam kamar Alana melihat Regan yang merebahkan tubuhnya di sofa, Alana menatap wajah lelah suaminya.

"Sepertinya dia benar-benar habis bertengkar, " gumam Alana.

Wanita itu berjalan dan menyiapkan air hangat untuk suaminya membersihkan diri, setelah itu Alana berjongkok di samping Regan dan hendak menyentuh luka di dekat bibir Regan hingga membuat si empunya terkejut.

"Apa yang kamu lakukan? " Tanya Regan.

"Ti-tidak ada, hanya ingin memberi tahu jika airnya sudah siap. " Ucap Alana.

"Hmmm, " balas Regan bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Saat makan malam suasana terasa hening karena tidak ada yang berbicara mau itu Regan ataupun Alana, sampai akhir Regan menatap Alana yang sejak tadi fokus menyantap makanan nya.

"Alana, " panggil Regan refleks membuat Alana menatap Regan hingga tatapan mereka saling mengunci.

"Khem, kenapa? " Ucap Alana mengalihkan pandangannya.

"Saya minta besok dan seterusnya tolong jangan keluar dulu dari rumah! " Ucap Regan.

"Kenapa? " Tanya Alana bingung.

"Saya tidak menerima penolakan! " Ucap Regan bangkit dari duduknya, Alana diam menatap kepergian Regan.

Merasa sudah tidak bernafsu lagi Alana memutuskan untuk merapikan meja makan dan membawa piring kotor ke dapur, namun saat berjalan menuju dapur Alana mendengar percakapan dua pelayan nya.

"Aku dengar tuan muda bertengkar dengan tuan besar Aryo di kediaman tuan Tomi, " ucap pelayan A.

"Benarkah? " Tanya pelayan B.

"Iya, katanya tuan muda menentang permintaan tuan besar Aryo untuk memberi tahu dimana nona muda berada. " Ucap pelayan A lagi.

"Lalu apa yang terjadi? " Tanya pelayan B.

"Tuan besar Aryo men*mp*r tuan muda, sih yang aku dengar. " Ucap pelayan A.

"Ssst, jangan banyak bicara kalian tahu bagaimana tuan muda. Jika sudah tahu tutup. mulut saja dan lanjutkan pekerjaan kalian! " Ucap mbok sum.

"Siap mbok, " ucap mereka berdua.

Alana berjalan ke dapur membuat mbok sum dan kedua pelayan itu terkejut, apalagi saat melihat Alana yang membawa piring kotor.

"Nona jangan nona biar kami yang melakukan ini, " ucap mbok sum memberi kode kepada kedua pelayan itu.

"Tidak apa mbok hanya dua piring kotor saja, " ucap Alana tersenyum manis.

"Sebaiknya anda ke kamar dan beristirahat nona. " Ucap mbok sum.

Alana mengangguk dan berjalan menuju kamar nya, ia kepikiran dengan percakapan dua pelayan tadi. Saat Alana kembali ke kamar ia tak melihat keberadaan suaminya, Alana berjalan ke ruang ganti dan kamar mandi namun tak menemukan Regan.

"Mungkin dia berada di ruang kerja nya, " gumam Alana.

Tak ingin ambil pusing Alana pun membaringkan tubuhnya di sofa, wanita itu tidak mau banyak bertanya yang nantinya malah memancing emosi Regan.

...

"Mas papi kamu pasti akan terus mencari tahu tentang Alana. " Ucap mama khawatir akan menantunya.

"Mah biarkan saja, papi lupa siapa cucu nya. " Ucap papa membuat mama mengernyit heran.

"Maksud papa apa? " Tanya mama.

"Mah Regan tidak akan membiarkan hal itu terjadi, biarkan saja papa mencari tentang Alana sampai lelah. " Ucap papa.

"Papa yakin? " Tanya mama merasa sedikit ragu jika Regan akan melindungi Alana.

"Kamu tidak lihat bagaimana putramu berdebat dengan papi tadi? Bukankah baru kali ini Regan berdebat dengan papi, cepat atau lambat Regan akan merasa dirinya bertanggung jawab atas keselamatan Alana. " Ucap papa.

"Papa benar, semoga cepat atau lambat juga Regan mencintai Alana. " Lirih mama, papa tersenyum dan merangkul pundak sang istri.

"Kita do'akan saja untuk Regan dan Alana, beritahu Renata untuk tidak pergi ke rumah Regan untuk beberapa waktu ini. " Ucap papa, mama pun mengangguk dan tersenyum.

Setelahnya mama memutuskan untuk menemui Renata yang berada di kamarnya, mama melihat putri bungsu nya sedang menatap layar laptop.

"Kamu sedang sibuk sayang? " Tanya mama.

"Eh, tidak ada apa ma? " Ucap Renata.

"Kamu kan minggu ini ada rencana mengunjungi kakak kamu, tadi papa berpesan kepada mama agar kamu tidak pergi kemana pun termasuk kerumah Regan. " Ucap mama membuat Renata kebingungan.

"Kenapa? " Tanya Renata.

"Saat ini keadaan nya tidak tepat nak, bisa saja opa meminta orang-orang nya untuk memantau kita. " Ucap mama.

"Benar juga, tapi bagaimana dengan kak Regan? " Ucap Renata.

"Nanti kita pikirkan tentang itu, intinya jangan biarkan mereka tahu tentang kakak kamu saat kita lengah. " Ucap mama.

"Ini yang aku takutkan, mereka menikah lalu keadaan nya memburuk. Aku gak suka sama opa yang selalu merasa berkuasa atas kak Regan! " Ucap Renata mengungkapkan rasa tidak suka nya.

"Iya mama tahu nak, " balas mama, Renata menghela nafasnya wanita cantik itu menatap mama nya yang tadi sempat dimaki oleh oma.

"Mama gak apa-apa kan? Tadi oma sempet berkata kasar sama mama. " Ucap Renata.

"Mama baik-baik saja, kamu istirahat ya sudah malam. " Ucap mama mengecup kening Renata.

Renata menatap kepergian mama nya, ia tahu jika mama nya terluka atas perlakuan dari oma dan opa nya.

.

.

.

.

Hai, bantu like dan komentar nya ya🙏☺

Terpopuler

Comments

Rafni Yuri

Rafni Yuri

lanjut donk kk

2023-12-31

1

Mikayla Azahra

Mikayla Azahra

kok bisa ya mereka jahat kayak gitu...

2023-12-30

1

Anindya

Anindya

kak cerita Vania dan Aksa kok ga dilanjutkan kak

2023-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!