Bab 9

Di kediaman lain terlihat nyonya Amanda dan tuan Tomi duduk di ruang keluarga, ada Renata juga disana. Nyonya Amanda menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya atas tindakan yang dilakukan oleh sang suami, begitu juga dengan Renata yang merasa tak habis pikir.

"Pah kamu kenapa melakukan semua ini? " Ucap mama mencoba untuk bertanya kepada tuan Tomi.

"Memangnya apa yang salah dengan ini? bukankah kamu juga menyukai Alana karena dia anak yang mandiri dan pekerja keras? " Ucap tuan Tomi.

"Ya aku memang sangat menyukai Alana, dia anak yang baik dan mandiri. tapi bagaimana dengan papi dan saudara-saudara kamu, apakah mereka akan menerima Alana? " Ucap mama.

"Kenapa harus memikirkan papi dan saudara-saudara ku? Aku tidak peduli apa yang akan mereka katakan, nyatanya gadis itu cocok dengan Regan! " Ucap tuan Tomi.

"Papa tahu dari mana jika kak Alana cocok dengan kak Regan? Bukankah papa tahu jelas bahwa kak Regan masih menjalin hubungan dengan kak Alma? " Ucap Renata.

"Cepat atau lambat hubungan mereka akan segera berakhir, " ucap tuan Tomi.

"Kenapa? Apakah karena kak Alana mereka akan segera berakhir? " Ucap Renata lagi.

"Renata kamu tidak tahu apa yang terjadi, sebaiknya kamu diam dan bersikap baiklah kepada Alana. " Ucap tuan Tomi.

"Aku tidak membenci kak Alana, tapi harusnya papa tahu hubungan keluarga kita dengan keluarga kak Alma pun masih baik-baik saja bagaimana dengan itu? " Ucap Renata.

"Renata benar pah, bagaimana jika orang tua Alma tidak terima tentang semua ini? " Ucap mama manda.

"Mah percaya sama papa semua akan baik-baik saja, bukan kita yang mengecewakan mereka namun mereka yang lebih dulu mengecewakan kita. Dan apa yang papa lakukan saat ini untuk kebaikan Regan." Ucap tuan Tomi berlalu dari hadapan istri dan putrinya.

"Papa kenapa si mah? Kalau kakek tahu kasihan kak Alana, kita sendiri tahu bagaimana perangai keluarga papa kan. " Ucap Renata merasa sebal kepada papa nya.

"Sudah sayang kita percayakan saja semuanya kepada papa kamu, sebaiknya kita istirahat okei. " Ucap sang mama mengelus kepala Amanda.

...

Keesokan harinya Alana terbangun lebih dulu wanita cantik itu memutuskan untuk membersihkan diri dan menjalankan kewajiban nya, setelah semuanya selesai Alana buru-buru ke dapur dan melihat banyaknya pelayan yang berlalu lalang menjalankan tugas mereka.

"Nona kenapa anda keluar sepagi ini? " Tanya mbok sum keheranan.

"Saya mau membuat sarapan mbok, " jawab Alana.

"Nona maaf sebelumnya, sebaiknya anda kembali ke kamar. Tuan muda tidak akan suka jika saat dia membuka mata nona tidak ada di dekatnya, " ucap mbok sum.

"Apakah harus seperti itu? " Tanya Alana, namun belum sempat mbok sum menjawab suara berat Regan lebih dulu membuat Alana tersentak.

"Apakah kamu disini untuk menjadi pelayan Alana Novela? " Ucap Regan yang berdiri di belakang Alana, mbok sum yang melihat itu langsung menundukkan kepalanya.

Alana menelan saliva nya dengan sulit, dan dengan takut iya membalikan tubuhnya menghadap Regan.

"Ma-maaf saya, " ucapan Alana terhenti karena Regan memotongnya.

"Kembali ke kamar dan siapkan segala keperluan saya! " Ucap Regan, tanpa menunggu jawaban lelaki itu berjalan kembali ke kamarnya.

"Nona segeralah kembali, " ucap mbok sum.

"Mbok apakah saya dalam bahaya saat ini? " Tanya Alana polos.

"Kembali lah Nona, dan permisi saya harus kembali ke dapur. " Ucap mbok sum menundukkan kepalanya sopan.

Tanpa menunggu lagi Alana buru-buru lari menuju kamar nya, saat masuk Alana kembali di kejutkan dengan Regan yang berdiri dekat tempat tidur dan melipat kedua tangannya di dada.

Alana menggigit bibir bawah nya, ia merasa berada di dekat Regan membuat dirinya sesak dan kesulitan untuk bernafas.

"Tugas kamu disini untuk melayani saya dan menyiapkan keperluan saya, satu lagi kamu harus berada dirumah saat saya pergi dan kembali kamu paham? " Ucap Regan dengan dingin.

"T-tapi saya harus pergi ke toko kue. " Ucap Alana mencoba menegosiasi.

"Saya tidak peduli, saya hanya ingin kamu sudah berada di rumah saat saya kembali! " Ucap Regan dan berlalu ke kamar mandi.

"Huuffhh, demi apa itu orang sangat menyebalkan. Dasar kulkas seribu pintu. " Kesal Alana, wanita itu buru-buru menyiapkan pakaian kerja Regan dan meletakan nya di atas tempat tidur, selain itu Alana juga merapikan tempat tidur Regan.

Selesai membersihkan diri Regan menatap pakaian yang di siapkan oleh Alana, namun dengan tak berperasaan Regan justru berjalan ke ruang ganti dan memilih pakaian yang akan ia pakai hari ini sendiri.

Hal itu membuat Alana tercengang dan menatap pakaian yang ia siapkan, Alana menghela nafas panjang dan menatap Regan dengan kesal.

Namun yang di tatap seperti tidak memiliki salah, Regan memakai jam tangan mahal miliknya dan berjalan keluar.

"Sabar Alana sabar, yang penting lo gak di jadiin pembantu kayak di film-film juga udah syukur. " Ucap Alana menyambar tas kerja milik Regan, ia berjalan tepat di belakang Regan.

"Selamat pagi tuan, " ucap mbok sum dan para pelayan.

"Saya sarapan di kantor hari ini, " ucap Regan berjalan leluar dan di sambut oleh Revan.

"Selamat pagi tuan dan Nona, " ucap Revan sedikit menunduk.

"Pagi, " balas Alana.

Tanpa banyak bicara Regan masuk kedalam mobil dan duduk manis disana, Alana memberikan tas kerja suaminya kepada Revan.

"Pak Revan ini tas nya di pegang pak, soalnya yang punya kaku terimakasih. " Ucap Alana langsung mundur beberapa langkah, sementara Revan mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil.

"Kenapa mereka sangat kaku?" Ucap Alana kembali kedalam rumah, saat mobil yang di tumpangi Regan sudah semakin menjauh.

"Nona silahkan, " ucap mbok sum.

"Maaf mbok saya sarapan di toko saja, " ucap Alana yang berhasil membuat mbok sum dan para pelayan tercengang.

"Tahu begini mah kita gak usah masak mbok, " ucap salah satu pelayan.

"Sut kamu jangan bicara seperti itu, ayok kita rapikan dan kembalikan semuanya ke dapur. " Ucap mbok sum.

Di kamar nya Alana bersiap-siap untuk pergi ke toko, dengan hati sedikit kesal Alana keluar dari kamar dan terdiam di teras.

"Gue pergi pake apa ya, mobil sama motor kan masih di rumah ayah." Gumam Alana.

Ia melihat sekitar sepertinya rumah ini sangat dijaga ketat, dan ia yakin tidak banyak yang tahu tentang kediaman Regan. Alana sendiri tidak pernah mengantar kue ke rumah itu, yang ia tahu hanya rumah utama milik nyonya Amanda.

"Jalan kaki kali ya sampai depan, nasib banget gue harus jalan kaki. " Ucap Alana, akhirnya Alana pun benar-benar jalan kaki untuk mencari kendaraan umum atau taksi yang bisa membawanya sampai ke toko.

.

.

.

.

.

.

.

Bantu like dan komentar ya readers 🙏☺

Terpopuler

Comments

Sri Siyamsih

Sri Siyamsih

msh untung regan nggk galak, msh d bilang baik sih utk awal"

2024-05-09

0

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

kenapa Papa Toni tidak suka sama Alma dan keluarganya??? ada apakah gerangan??? terus, ada apa dengan papi dan saudara Papa Toni???


ditunggu nextnya Thor, jangan lama-lama semedinya.. 😁😁😁

2023-12-07

2

hadiya nur Jannah

hadiya nur Jannah

ini yg berat kalau dijodohin kalau salah satu masih ada yg berbungan Dengan orang lain,,,,

2023-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!