Bab 15

"Regan nyeremin banget kalo lagi kaya gitu, " gumam Alana.

Terlihat wanita itu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi dirinya, tanpa menunggu lama Alana pun terlelap.

"Tuan saya membawa informasi untuk anda. " Ucap orang suruhan tuan Aryo.

"Katakan! " Ucap tuan Aryo.

"Sore ini saya mengikuti tuan muda di daerah x, " ujarnya.

"Tuan muda menemui seorang wanita dan memaksa wanita itu untuk masuk kedalam mobilnya. " Ujarnya.

"Kau melihat cucuku menemui seorang wanita? " Tanya nya terkejut.

"Benar tuan, bahkan saya melihat tuan muda turun dari mobil saat hujan deras hanya untuk memaksa wanita itu masuk kedalam mobilnya. " ujarnya lagi.

"Apakah kau mengikuti Regan dimana dia menyembunyikan wanita itu? " Tanya tuan Aryo.

"Soal itu saya minta maaf tuan karena saya kehilangan jejak, mungkin tuan muda sadar jika saya mengikutinya. " Ucap lelaki itu membuat tuan Aryo murka.

"Bo*oh, kenapa kau payah sekali," umpat nya kepada orang itu.

"Maafkan saya tuan besar, kemampuan tuan muda saat berkemudi benar-benar tidak bisa diragukan lagi. " ujarnya menunduk.

"Kalau soal itu saya juga tidak meragukan Regan, bocah itu suka sekali balapan saat masih sekolah dan selalu menjadi pemenang nya. " Ucap tuan Aryo yang masih saja membanggakan Regan.

"Pergilah pantau terus Regan dan Revan jangan sampai kehilangan jejak lagi! " Ucap tuan Aryo.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi. " Ucap orang itu pamit untuk pergi.

...

Satu minggu berlalu hari ini terlihat Alana yang sedang duduk di sofa kamar nya, ia menatap kagum dengan bentuk tubuh Regan yang terlihat begitu sempurna dimatanya.

"Suka liatnya, hmmm? " Tanya Regan yang tiba-tiba duduk disamping Alana.

"A-aku gak liat apa-apa. " Jawab Alana menggaruk alisnya dengan gugup.

"Bohong hmmm? " Tanya Regan, Alana menghela nafas dan duduk menyamping menatap Regan.

"Aku gak bohong! " Kesal Alana.

Ya selama satu minggu ini Alana merasa kelabakan karena Regan selalu menggoda Alana saat dirinya tertangkap basah sedang menatap kagum Regan, padahal tidak ada salahnya Alana mengagumi Regan toh lelaki itu adalah suaminya.

"Ck, baiklah. " Ucap Regan, lelaki itu sendiri mulai terperangkap dengan kecantikan wajah Alana.

"Regan, " panggil Alana.

"Kenapa? " Tanya Regan menatap Alana, wajah datar namun terlihat tenang itu membuat Alana gugup untuk bicara.

"Aku mau bicara, " ucap Alana lagi.

"Bicara saja, tidak ada yang melarang kamu bicara." Ucap Regan tangan lelaki itu bergerak menyelipkan anak rambut Alana kebelakang telinganya.

"Gimana gue mau ngomong si kalo ini orang malah bertingkah kaya gini, tolong gue mau menghilang aja bisa gak siii! " Batin Alana merasa hatinya sedang di porak-porandakan oleh Regan.

"Kenapa diem? " Tanya Regan menatap Alana.

"Regan diem dulu bisa gak si? " Tanya Alana kesal sendiri.

"Saya diam sejak tadi Al, katakan apa yang ingin kamu bicarakan. " Ucap Regan.

"Kenapa belakangan ini kamu larang aku keluar? Kamu tahu aku punya kerjaan dan aku harus kerja, aku gak bisa diam di rumah terus menerus. " Ucap Alana.

"Lalu? " Tanya Regan membuat Alana tercengang.

"Lalu kata kamu? " Tanya Alana lagi.

"Ya lalu apa masalahnya dengan saya? " Tanya Regan tanpa rasa bersalah.

"Aku gak jadi ngomong sama kamu kalau gitu! " Kesal Alana bangkit dari duduknya.

Alana benar-benar dibuat kesal oleh Regan yang selalu menganggap semuanya bukan masalah ataupun bukan urusan saya, Regan sendiri hanya menatap kepergian Alana dengan menarik sedikit bibirnya yang membentuk senyuman tipis.

Sementara itu di perusahaan terlihat Revan dan seorang wanita berjalan menuju ruang meeting, Amel yang menjadi sekretaris Regan di kantor menatap Revan.

"Tuan Regan sibuk ya pak gak pernah ke kantor? " Tanya Amel.

"Tuan mu itu sibuk buat Regan junior, banyak-banyak berdoa Mel. " Balas Revan santai.

"Buat Regan junior? Itu artinya saya akan punya keponakan? " Ucap Amel polos, Revan menghentikan langkahnya dan menatap Amel.

"Ya jika kamu di akui sebagai aunty nya. " Ceplos Revan berhasil membuat Amel menganga.

"Jangan bicara aneh-aneh jika tuan Regan memiliki anak, cepat jalan. " Ucap Revan.

"Dasar bos sama tangan kanannya sama saja, " Ucap Amel mencebikan bibirnya.

"Anak? Rasanya bukan hanya Amel yang harus berdoa tapi saya juga, usaha selalu saya lakukan untuk membujuk tuan muda agar mau honeymoon namun jawabannya selalu (Revan kau ingin mati?) capek! " Batin Revan mengingat kegarangan tuan nya.

"Bagaimana apakah opa masih mencari tahu mengenai Alana? " Tanya Regan saat dirinya melakukan video call dengan Revan.

"Ya tuan, anak buah tuan besar masih mengintai keadaan kantor. " Ucap Revan.

Setelah kejadian satu minggu lalu dimana Regan menyadari salah satu mobil yang mengikuti dirinya, lelaki itu langsung yakin jika itu adalah mobil orang suruhan opa nya yang tak lain adalah tuan Aryo.

Dan saat itu juga Regan tidak lagi pergi ke kantor, jika harus pergi bertemu dengan klien lelaki itu akan pergi menggunakan helikopter miliknya.

Diam nya Regan di rumah juga untuk memantau Alana, karena Regan yakin orang itu pasti mengenali sedikit banyak wajah Alana.

"Biarkan mereka mencari tahu toh tidak akan ada yang mereka dapatkan. " Ucap Regan.

"Tuan saran saya sebaiknya anda sekalian honeymoon, " Ucap Revan.

"Revan bonusmu bulan ini tidak akan keluar! " Ucap Regan membuat Revan terbelalak.

"Tuan kenapa anda melakukan itu? " Protes Revan.

"Kenapa kau bereaksi berlebihan sekarang? Ini hanya bonus bukan gaji pokok! " Ucap Regan.

"Tuan tolong jangan melakukannya, " ucap Revan memelas.

"Kau lebih menyayangi bonusmu daripada nyawamu Revan? " Ucap Regan berhasil membuat Revan cengengesan.

"Tuan ayolah, " bujuk Revan.

"Saya semakin tertarik untuk tidak memberikan bonus! " Ucap Regan mematikan panggilannya sepihak.

Regan yakin di sebrang sana Revan sedang kelabakan, Regan tahu jelas Revan sangat tidak ingin angka nol di rekening nya berkurang.

Alasannya selalu saya melakukan ini untuk masa depan saya tuan, saya tidak ingin anak istri saya merasa kekurangan di kemudian hari. itulah yang selalu Revan katakan jika Regan mengancam akan memotong gaji atau tak memberikan bonus.

Meskipun Regan tidak pernah benar-benar melakukan nya, Regan sangat mempercayai Revan karena bagi Regan Revan sangat bisa di andalkan mengenai apapun.

"Apakah sedang sibuk? " Tanya Alana menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Ada apa? " Tanya Regan, lelaki itu bangkit dari duduknya dan membuka pintu lebar-lebar.

"Aku ganggu kamu gak? " Tanya Alana.

"Tidak, ada apa? " Ucap Regan.

"Aku ijin pulang ke rumah ayah, tadi ibu telpon ayah sakit. " Ucap Alana.

"Tidak perlu pulang, saya akan mengirim dokter ke rumah kamu. " Balas Regan, Alana menatap tak percaya atas apa yang Regan katakan.

Sementara Regan merogoh saku celananya untuk menghubungi seseorang, Alana menatap pergerakan Regan dengan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan.

Terpopuler

Comments

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

Regan kuwi wedi Alana diculik Mbah Aryo, soal'e Alana kelemahan Regan.. makane gak oleh metu ko omah..

ah Regan, Yen west ndekem nang omah mending ndang cus ngadon Regan Junior, ben ndang launching.. 🤭🤭😂

2024-01-31

2

Maria Kibtiyah

Maria Kibtiyah

wah wah nongol juga

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!