Bab 16

"Renata, " panggil seorang lelaki menghampiri Renata yang saat itu sedang berada di toko buku.

"Akhirnya kita bertemu disini. " Ucap lelaki itu.

"Kenapa? " Tanya Renata menatap penuh curiga lelaki yang berdiri di hadapan nya.

"Kita harus bicara sebentar. " Ujarnya menarik tangan Renata ke sebuah taman dekat toko buku.

"Lepas, lo apa-apaan sih? " Ucap Renata tak terima karena di tarik paksa begitu saja.

"Slow ren, ada sesuatu yang harus gue bicarain sama lo. " Ujarnya.

"Hal apa yang penting dan harus kita bicarakan? Selama ini lo gak pernah tuh mau bahas apapun sama gue. " Ucap Renata.

"Ya karena bagi gue bicara sama lo itu gak penting. " Ucap nya.

"Kalo gitu gak usah ngajak gue buat bicara. " Ujar Renata berniat untuk pergi.

"Tapi ini soal Regantara, " ucap lelaki itu berhasil menghentikan langkah Renata.

"Kak Regan? " Tanya nya.

"Yes your brother, " Ucap nya lagi.

"Apa yang mau lo omongin sama gue soal kak Regan? " Ucap Renata, lelaki itu pun tersenyum menatap Renata.

"Gue denger dari mami Regan sudah menikah? " Tanya nya.

"Itu bukan urusan lo ya Louis! " Ucap Renata.

Ya lelaki yang bersama Renata adalah Louis putra pertama Nadia tante dari Regan, Louis sendiri tidak menyukai Regan yang selalu menjadi kebanggaan oma dan opa nya tidak seperti dirinya dan joe sang adik.

"Tentu itu urusan gue," Ucap Louis membuat Renata menatapnya datar.

"Gue mau Regan tinggalin istrinya dan kembali kepada Alma, dan karena itu gue minta bantuan lo. " Ucap Louis.

"Lo berharap seperti itu? " Tanya Renata ingin tertawa.

"Yes, " Ucap Louis.

"Jangan mimpi deh Louis, gue tau lo kaya gini di suruh opa dan tante Nadia kan? " Ucap Renata.

"No no no, Renata lo salah paham. Gue mengatakan ini memang atas kemauan gue sendiri. " Ucap Louis, tawa Renata pun pecah ia tahu jika Louis sedang diperdaya oleh opa dan yang lainnya.

"Oke jika itu kemauan lo, sekarang gue balik tanya apakah lo benar-benar tidak menginginkan sebuah posisi di perusahaan opa? " Tanya Renata membuat Louis menatap keheranan.

"Maksud kamu? " Tanya Louis.

"Ck, bo*oh lo minta kak Regan ninggalin istrinya itu sama aja lo mau bikin perusahaan opa jatuh ke tangan kak Regan? Gue si gak masalah sukur-sukur kakak gue makin kaya. " Ucap Renata.

"Wait, " Ucap Louis mencoba untuk mencerna apa yang Renata katakan.

"Saran gue jangan ganggu kakak gue maupun istrinya hanya untuk kembali kepada Alma, dan kasi tahu mami lo kalau kak Regan gak butuh untuk menjadi ahli waris opa karena perusahaan kakak gue lebih besar dari yang opa punya. Gak usah cari muka depan oma dan opa, gue tahu tujuan nyokap lo apa! " Ucap Renata berlalu meninggalkan Louis.

Sementara itu Revan dan Regan bertemu di markas, Regan duduk dengan tenang dan Revan berdiri di hadapan Regan memberikan sebuah iPad.

"Nona Alma akan kembali dalam waktu tiga hari lagi. " Ucap Revan.

"Hmmm, " balas Regan.

"Tuan anda harus segera mengakhiri ini sebelum nona bertemu dengan nona Alma. " Ucap Revan.

"Alana tidak akan pernah bertemu dengan Alma. " Ucap Regan menatap beberapa laporan.

"Baik, dan nona sonia saat ini masih bisa di tangani oleh tuan Aldi dan tuan Leo. " Ucap Revan, membuat Regan menatap Revan.

"Sonia? " Tanya Regan.

"Benar tuan, sebelumnya nona sonia memaksa ingin kembali saat ini juga. Namun ketika tuan Aldi tahu jika nona Alma akan kembali dalam waktu dekat ia pun menahan nona sonia. " Regan mengangguk mendengarkan perkataan Revan.

"Baik, " balas Regan memberikan kembali ipad itu kepada Revan.

"Tuan, " Ucap Revan membuat Regan kembali menatap nya.

"Ada apa? " Tanya Regan.

"Saat ini nona Alma sedang mengandung tuan, " jawab Revan.

Deg...

Jantung Regan berdegup kencang mendapatkan kabar yang selama ini sangat ingin ia ketahui, Revan menyadari perubahan wajah Regan.

Mungkin tuan nya itu merasa kecewa kepada dirinya sendiri karena dulu sempat bersikeras untuk terus mempertahankan Alma, hingga akhirnya tuan Tomi meminta Regan menikah dengan seorang gadis dan tidak ingin mendapatkan penolakan dari putranya.

"Apakah anda terluka? " Tanya Revan polos.

"Untuk? " Tanya Regan mengernyitkan dahinya.

"Karena nona Alma hamil tuan. " Ucap Revan.

"Saya bukan kamu yang akan menangis hanya karena wanita! " Tegas Regan menohok hati mungil Revan.

"Saya tahu tuan, " Ucap Revan membuat Regan bangkit dari duduknya dan berniat untuk pulang.

Namun ponsel nya berdering membuat Regan menjawabnya lebih dulu, ia penasaran kenapa kepala pelayan menghubungi nya.

*Panggilan **Telepon***

Mbok sum: Tuan nona memaksa pergi tuan, mbok sudah berusaha menahan dan mengejarnya namun tidak terkejar tuan. para bodyguard juga mencoba untuk mengejar namun tidak terkejar karena nona naik taksi.

Tanpa menjawab Regan mematikan panggilan telepon nya, Revan menatap Regan yang terlihat marah dan khawatir.

"Tuan-" ucapan Revan terhenti saat Regan bersuara.

"Ikuti saya mencari Alana! " Ucap Regan.

Tanpa bertanya nona mudanya berulah apalagi Revan pun mengikuti saja, kedua lelaki itu pergi dengan mobilnya masing-masing.

"Sepertinya kamu benar-benar tidak bisa diperlakukan dengan lembut Alana Novela, apakah perkataan kamu suka di kasari benar adanya? " Gumam Regan dengan senyum smirk nya.

"Lo beneran mau ke rumah ayah lo na? " Tanya Naura.

"Iya ra, gue balik duluan ya takut pas sampai rumah Regan udah ada di rumah. " Ucap Alana.

"Lo gak ijin lagi sama suami lo? " Tanya Naura.

"Enggak ra, gue aja tadi sempet di kejar para pelayan sama bodyguard nya Regan. Buat ngecoh mereka gue sampe ganti taksi pas di lampu merah kebayang gak lo jadi gue. " Ucap Alana kesal.

"Na kok lo nekat banget si, kalau Regan larang lo karena takut sesuatu terjadi gimana? " Tanya Naura ikut panik.

"Gak bakal, apa si yang akan terjadi sama gue. " Ucap Alana.

"Gak usah ngerasa aman na, gue inget banget nyonya Amanda dan Renata minta gue buat jaga lo! " Ucap Naura membuat Alana menatap Naura.

"Maksudnya? " Tanya Alana, Naura kelabakan untuk mencari alasan.

"Y-ya jagain lo sebagai menantunya, lo kan menantu konglomerat mungkin nyonya Amanda gak mau mantunya kenapa-kenapa. " Ucap Naura.

"Ck, berlebihan lo. Yaudah gue jalan dulu ya mau jenguk ayah soalnya. " Ucap Alana.

Saat sedang berjalan di tempat dimana ia biasa menunggu taksi seseorang memperhatikan Alana, ia yakin wanita itu yang beberapa minggu ini mereka cari.

"Nyonya, " ucap orang itu.

"Hmmm, " balas Nadia.

"Saya rasa itu istri tuan muda. " Ujarnya, membuat Nadia yang sedang memainkan ponselnya langsung mendongak.

"Mana? " Tanya Nadia.

"Loh, tadi di sana nyonya saya yakin itu istri tuan muda. " Ujarnya lagi.

"Halah ngaur pasti kamu, di tekan papi kan suruh cari tahu info tentang istrinya Regan. " Ucap Nadia.

"Saya tidak berbohong nyonya tadi saya lihat di sana, " ujarnya lagi.

"Sudahlah di sana tidak ada apa-apa, cepat jalan saya sudah telat ini. " Ucap Nadia, akhirnya orang itupun mengangguk dan melanjutkan perjalanannya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

sopo maneh iku Alma, Sonia.. duh, Thor.. tak baca dari awal lah, ben nyambung.. 🤦🤦🤦

2024-02-01

3

Maria Kibtiyah

Maria Kibtiyah

si alma hamil ma siapa tuh

2024-02-01

1

Anindya

Anindya

lanjut kak

2024-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!