Coklat

Setelah lelah seharian di kantor, Tristan pulang ke rumah.

"Yan, mampir ke rumah coklat!"

"Ira jangan dibelikan coklat terus, Bos! Nanti giginya sakit!"

"Bukan untuk Ira, tapi untuk Bundanya!"

"Oh.. cie cie... ada es yang mencair nih!"

"Ingat jangan bahas tentang Anita di depan Salwa! Aku tidak mau dia salah paham! Aku tunggu hasil penyelidikanmu!"

"Siap, Bos!"

Tristan turun dari mobil dan masuk ke rumah coklat. Ia memilih sendiri coklat untuk diberikan kepada istrinya. Ia memilih beberapa coklat dengan varian rasa dan bentuk yang unik. Setelah membayar di kasir, Tristan meninggalkan tempat tersebut.

"Kemana lagi, Bos?"

"Pulang!"

Iyan melakukan mobil menuju rumah utama.

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di rumah.

Salwa sudah menunggu kedatangan suaminya di ruang depan.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikum salam, Mas!"

Salwa menghampiri suaminya, mencium punggung tangannya dan mengambil alih taa yang dibawa suaminya.

"Mana Ira?"

"Ira sedang les piano, kan sekarang hari rabu!"

"Oh, iya!"

Sampai di kamar Tristan memberikan handbag yang berisi coklat kepada Salwa.

"Apa ini, Mas?"

"Buka saja sendiri!"

Ira pun membuka bungkusan itu.

"Masyaallah, coklat! Untuk Ira ya, Mas?"

"Untuk kamu-lah! Ira sudah aku belikan juga!"

"Makasih, Mas! Tahu aja kalau aku suka coklat!"

"Cuma makasih saja? Nggak ada yang lain gitu?"

"Emang maunya apa, Mas?"

"Kasih yang manis-manis gitu!"

"Jangan makan yang manis-manis nanti diabetes, Mas!"

"Hanya dengan hal sederhana seperti ini kamu sudah senang, Wa!" Batin Tristan.

Salwa membuka cadarnya, lalu jilbabnya. Ia ingat pesan suaminya untuk tidak menggunakan jilbab dan cadar saat mereka sedang berdua di kamar.

"Hem, enak mas! Nyoklat banget!"

Coklat yang Ira makan tersisa di bibirnya. Melihat itu, membuat Tristan mengambil kesempatan.

cup

Tristan mengecup bibir Salwa, dan men*ilat sisa coklat di bibir itu.

"Hem.. iya, enak!"

"Mas... kamu kok suka nyolong sih!"

"Biarin! Lagian nyolongnya dapat pahala, bukan dosa!"

Saat Tristan akan melanjutkan lagi aksinya, tiba-tiba pintunya diketuk.

Tok

Tok

Tok

"Siapa?"

"Ira, Bi!"

"Masuklah! Tidak dikunci!"

ceklek

"Abi... makasih coklatnya!"

"Iya, sama-sama."

"Eh, Bunda dapat coklat juga ya?"

"Iya, Ra!"

"Tapi coklat Ira dikit, lebih banyak punya Bunda!"

"Mungkin Abi takut Ira sakit gigi!"

"Iya juga, sih! Hehe..."

Malam harinya, setelah shalat Maghrib.

Tristan dan Salwa siap-siap untuk berangkat ke acara undangan ulang tahun anak dari rekan kerja Abinya. Dua hari yang lalu Pak Sapto menelpon Tristan untuk hadir di acara ulang tahun anaknya. Kali ini Khumairah tidak ikut, karena Tristan khawatir acaranya akan sampai malam.

Salwa sebenarnya tidak ingin ikut. Karena sejak dirinya kuliah dan memakai cadar, oa tidak suka pergi ke pesta ataupun bertemu orang banyak. Kalau pun ada acara, dia akan lebih memilih berada di belakang. Namun kali ini ia tidak ingin mengecewakan suaminya.

Kali ini Salwa memakai gamis warna sage dengan sedikit aksen paket di bagian lengan bawah. Dan dikombinasi dengan jilbab dan cadar yang senada.Tristan tidak memakai jas, justru ia memakai atasan gamis warna ijo mint yang hampir mirip dengan warna baju istrinya.

Tristan menatap kagum istrinya.

"Mas, gimana penampilanku? Masih pantas, kan?"

"Cantik! Sangat pantas! Bahkan rasanya aku tidak ingin membawamu keluar rumah!" Lirih Tristan.

"Kok nggak pakai jas, Mas?"

"Biar sama dengan kamu, lagian acaranya nggak resmi-resmi amat kok! Bosan pakai jas terus!"

"Yakin, Ira nggak dibawa, Mas?"

"Yakin, Besok kan dia sekolah!"

"Oh, ya sudah!"

Mereka pun akhirnya berangkat ke tempat acara. Hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai ke hotel tempat acara digelar.

"Mas, aku nggak masuk ya?"

"Kenapa?"

"Males ketemu orang banyak!"

"Ya sudah ayo kita balik kalau begitu!"

"Eh, jangan! Kan, Mas diundang?"

"Ya, makanya ayo turun! Di dalam pasti banyak ulet keket!"

"Ish, yang bener? Masa di hotel bintang lima ada ulat, Mas? Kayak hutan saja!"

Salwa bergidik ngeri. Tristan tersenyum melihat tingkah istrinya.

Tristan memberikan lengan tangannya untuk digandeng, namun Salwa masih terpaku di tempatnya. Tristan pun mengambil tangan Salwa dan diganddngkan ke lengannya.

"Rileks, Wa! Kamu itu istriku, bukan selingkuhan! Jangan tegang gitu!"

"Awas saja kalau kamu punya selingkuhan, Mas!"

"Wah, mana berani aku? Bisa-bisa dibabat habis sama Ayah!"

Salwa tersenyum di balik cadarnya mendengar pernyataan suaminya. Rupanya Ayahnya itu sudah mengultimatum suaminya.

"Selamat datang, Tuan, Nyonya! Barcord Undangannya!"

Tristan mengarahkan Handphone-nya ke arah barcord.

"Terima kasih, silahkan masuk!"

Salwa dan Tristan masuk ke ruangan tersebut. Ruangan yang ditata mewah dengan tema klasik.

"Tristan!" Seorang laki-laki paruh baya memanggil Tristan.

"Hai, Om!" Tristan menjabat tanganmu.

Salwa pun mengikuti langkah suaminya.

"Apa kabar, Tris? Om kira kamu nggak bisa datang!"

"Bisa, Om! Buktinya saya sudah di sini! Terima kasih atas undangannya.

Pak Sapto melirik tangan Tristan yang saat ini sedang menggandeng seseorang.

"Kamu datang dengan siapa?"

"Oh, iya! Maaf, perkenalkan ini istri saya!"

Salwa menangkupkan kedua tangannya.

"Salam kenal, Om! Saya Salwa."

"Salam kenal kembali, Nyonya Tristan! Maaf saya tidak mengenali anda! Rupanya diam-diam Tristan ini sudah menikah?"

"Maaf, Om! Memang belum diadakan resepsi, karena Abi masih dalam masa pengobatan."

"Wah, wah, bakal ada patah hati berjama'ah ini!"

Beberapa menit kemudian, Rihana putri Pak Sapto dan Bu Yuli istri Pak Sapto keluar.

"Bu, sini! Ini ada Tristan!" Pak Sapto memanggil anak dan istrinya.

Mereka pun menghampiri Pak Sapto.

"Eh ada Nak Tristan!" Bu Yuli menyapa.

Rihana senyum-senyum tebar pesona di depan Tristan dengan oakaiannya yang sedikit kurang bahan.

"Bu, ini istrinya Tristan!"

"Apa?" Bu Yuli melihat Salwa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Sayang ini Bu Yuli, dan itu Rihana yang berulang tahun!"

Salwa salting dengan panggilan dadakan suaminya. Namun ia bisa menyembunyikan di balik cadarnya. Ia pun mencium punggung tangan Bu Yuli dan Menjabat tangan Rihana.

"Selamat ulang tahun ya! Berkah selalu." Salwa memberikan kado yang ia bawa kepada Rihana.

Rihana masih diam tak bergeming, tidak merespon ucapan Salwa.

"Serius kamu sudah menikah, Nak Tristan?" Tanya Bu Yuli.

"Seratus rius, Bu Yuli! Ini istri saya!" Dengan bangga Tristan merangkul Salwa dan memberikan senyum manisnya.

"Oh, iya! Saya tidak tahu! Nak Tristan tidak ada pengumuman nikah sih! Tadinya sih, mau aku jodohin sama Ri..."

Bu Yuli menghentikan ucapannya karena Pak Sapto memberi kode.

"Ia, pernikahan kami memang mendadak! Tapi nanti kalau Abi sembuh, saya akan mengadakan resepsi!"

"Oh iya, ditunggu undangannya ya? Silahkan dinikmati hidangan yang ada!"

Tristan dan Salwa memilih satu meja untuk mereka tempati. Tidak sengaja Salwa melihat Rihana yang saat ini sedang memperhatikan suaminya.

"Mas!"

"Iya, Sayang!"

"Ish, udah selesai sandiwaranya!"

"Sandiwara apa?"

"Panggilan sayangnya." Bisik Salwa di telinga Tristan.

Tristan mengulum senyum.

"Sayang, kalau kamu bisik-bisik gini, rasanya pingin aku makan!"

"Mas..."

Acara pun dimulai, beberapa relasi bisnis Pak Sapto yang berdatangan. Selain itu, teman-teman Rihana juga banyak yang datang.

Namun terlihat Rihana tidak bahagia di acaranya malam ini.

Salwa dan Tristan menikmati hidangan yang ada. Ada beberapa orang yang menyapa Tristan. Bahkan beberapa dari mereka tidak percaya kalau wanita di samping Tristan adalah istrinya. Hal tersebut membuat Sawa kurang nyaman.

Tristan menggenggam tangan Salwa.

"Maaf, aku belum bisa mengumumkan pernikahan kita. Abi yang minta!"

"Nggak pa-pa, Mas! Mungkin Abi punya maksud yang baik! Tidak masalah!" Yang penting kita sudah sah secara agama dan Negara."

"Tapi ucapan mereka pasti membuatmu tidak nyaman! Aku janji kalau Abi sembuh kita akan segera adakan resepsi."

"Terserah Mas saja! Aku ikut saja!"

Setelah acara selesai, Salwa dan Tristan pun pulang.

Bersambung...

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

waahhh bnyk saingan nih salwa,,,

2023-12-27

4

Chelsea Aulia

Chelsea Aulia

bau bau ulat bulu ulat keket pada nyebar ,,,, ayo segera gelar pesta resepsi nya mas Tristan ,,,,aku juga mau coklat nya 🤭🤭🤭🤭,,,lanjut up nya kk author

2023-10-29

5

Jenong Nong

Jenong Nong

mkanya bang cepet adain resepsi biar ulat bulu g pda nempel bikin gatel ...😁😁❤❤🙏🙏

2023-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!