Cerita Abi

Pagi ini, Salwa dan Tristan tengah bersiap-siap. Salwa pun meminta bantuan Encus untuk menyiapkan kebutuhan Khumairah.

"Kita mau kemana, Bunda?"

"Kita akan pergi jenguk Kakek!"

"Horee!"

"Ayo sekarang Ira ganti baju dulu!"

Tristan menemui Bi Eni selaku kepala ART.

"Bi, tolong jaga rumah! Pesan sama satpam utama, jangan biarkan tamu siapa pun masuk! Kecuali Iyan! Faham, Bi?"

"Faham, Den! Kira-kira Aden ke Singapur berapa lama?"

"Insyaallah 2-3 hari!"

"Baik, Den! Semoga selamat sampai tujuan!"

Tidak lama kemudian Iyan datang untuk menjemput mereka bertiga. Mang Jaka memasukkan barang-barang mereka ke dalam mobil yang dibawa Iyan.

"Sudah semua, Den!"

"Terima kasih, Mang! Titip rumah ya!"

"Baik, Den!"

Akhirnya mereka pun berangkat menuju bandara pribadi milik teman Tristan. Mereka melakukan penerbangan kurang lebih selama satu jam. Di dalam jet, Khumairah banyak bertanya kepada Bundanya.

"Bunda, apa benar kalau punya adik orang tua kita akan lebih sayang kepada adik?"

"Kata siapa?"

"Kata temanku!"

"Itu tidak benar! Adik kan masih kecil, belum bisa apa-apa sendiri, jadi wajar kalau lebih banyak diperhatikan! Tapi orang tua tentu tidak akan membeda-bedakan anaknya! Sayangnya pasti sama!"

"Oh begitu! Kalau Ira punya adik, apa Bunda juga akan tetap sayang sama Ira?"

"Tentu, Ira adalah anak pertama Bunda! Meskipun Ira tidak lahir dari rahim Bunda!"

Salwa mengecup pipi Khumairah dengan gemas.

"Ira mau adik?"Tristan menimpali.

"Mau, Bi!"

"Nanti Abi buatkan!"

"Emang gimana cara buatnya, Bi?"

Sontak Salwa melotot kepada suaminya. Tristan menepuk dahinya sendiri.

"Maksud Abi, Ira berdo'a supaya di dalam perut Bunda segera ada adiknya Ira!"

"Ira selalu berdo'a kok, Bi!"

"Pintar! Ira mau adik laki apa perempuan?"

"Dua-duanya boleh, Bi! Hehe..."

Obrolan mereka terhenti, karena pesawat jet akan landing. Setelahvturun dari pesawat mereka dijemput oleh Pak Danang asisten Pribadi Pak Ferdi.

"Bagaimana perjalanannya, Den?"

"Alhamdulillah lancar, Om!"

"Mari masuk! Kita langsung ke rumah sakit saja ya? Karena itu pesan dari Pak Ferdi!"

"Abi baik-baik saja kan, Om?"

"Iya, baik! Tidak perlu khawatir, Den!"

Perjalanan dari bandara ke rumah sakit membutuhkan waktu sekitar 40 menit.

Setibanya di rumah sakit, mereka sudah disambut Bu Ratna dan Tita. Salwa, Tristan, dan Khumairah mencium punggung tangan Bu Ratna. Bu Ratna mencium pipi kiri dan pipi kanan menantu dan cucunya. Tita pun mencium punggung tangan Kakak dan Kakak iparnya.

"Kalian sehat?"

"Alhamdulillah sehat, Ummi!"

"Gimana, belum ada tanda-tanda?" Bu Ratna mengelus perut menantunya yang rata.

"Do'akan saja, Ummi!"

"Ayo langsung ke dalam! Dari kemarin Abi tanya kalian terus! Sudah aku bilang untuk vidio call saja, tapi dia maunya ketemu langsung."

Mereka pun masuk ke ruang inap Pak Ferdi.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Tristan mencium punggung tangan Abinya, diikuti Salwa dan Khumairah.

"Abi, gimana keadaannya?"

"Abi bosan di sini!"

"Abi yang sabaraha ya? Tinggal satu kali jalan, Abi pasti bisa sembuh total!"

"Abi akan sehat kalau kalian juga ada di sini!"

"Kalau aku sih mau saja di sini nemenin Abi! Terus gimana dengan perusahaan kita?"

"Huh... ya, ya, Abi tahu itu! Abi hanya merindukan kalian! Apalagi menantu dan cucu Abi ini! Salwa, maafkan Abi! Resepsi kalian harus ditunda karena Abi!"

"Salwa tidak masalah, Bi! Tidak ada resepsi pun Salwa tidak apa-apa!"

"Tidak, tidak! Harus ada! Abi ingin semua orang tahu kalau Tristan sudah memiliki istri!"

"Ya sudah! Kalau begitu, Abi harus cepat sembuh! Kan Abi harus mendampingi kami di resepsi nanti! Sahut Tristan.

"Tristan, Abi sudah meminta Danang untuk mengatur semuanya! Resep kalian akan diadakan satu bulan lagi!"

"Baiklah, terserah Abi! Yang penting Abi harus sehat dan semangat!"

"Abi semangat kok! Nih lihat Abi sehat!"

Pak Ferdi menunjukkan lengannya layaknya seorang binaragawan.

Semua keluarga yang melihaynya ikut senang melihat semangat Pak Ferdi.

Tita, Bu Ratna, dan Khumairah pulang ke apartemen untuk beristirahat. Saat ini di ruang Pak Ferdi hanya ada Tristan dan Salwa.

Saat ini Oak Ferdi sangat bersemangat bercerita tentang Salwa kecil. Sakwa dan Tristan mendengarkan dengan seksama.

"Dulu waktu kita umroh bareng, kamu dan Salman masih berusia 2,5 tahun. Dan Tristan sudah berusia 8 tahun. Waktu itu Tita belum ada. Tita lahir setelah dua tahun kemudian. Tristan bahkan sangat menyayangimu seperti adiknya sendiri. Bahkan Tristan meminta agar Salwa dibwa pulang ke rumah. Pernah suatu hari, saat kita sedang berada di Jabal Rahmah, Tristan berkata kepadaku. Abi, kalau sudah besar aku ingin menikah dengan dek Salwa! Abi kira itu hanya omongan anak kecil, jadi kami hanya menertawai ucapan Tristan pada saat itu!Tapi sekarang hal itu menjadi kenyataan, meskipun sebelumnya Tristan harus menikah dengan Nabila.Dari kecil kamu itu memang sudah kelihatan cantik, pintar, dan sholehah! Ummi ingin sekali memiliki anak perempuan! Beruntung kami memiliki Tita yang usianya berbeda 10 tahun dengan Tristan."

"Maaf,, Bi! Lalu kenapa saya tidak pernah ketemu Abi dan keluarga? Padahal Abi dan Ayah berteman sangat akrab?"

"Abi dulu tidak tinggal di Jawa! Abi tinggal di Kalimantan! Orang tua Abi asli sana! Makanya kita tidak pernah bertemu. Tapi setelah Tristan lulus SMA, kami pindah ke Jawa. Karena Ummi ingin menghabiskan sisa usianya di tanah kelahirannya. Rumah di Kalimantan masih ada, tapi untuk perusahaan semua saham di sana sudah dijual dan kami fokus di sini. Lagian orang tua Abi juga sudah tidak ada!"

Sebenarnya Salwa masih penasaran dengan cerita Nabila, karena sepertinya Pak Ferdi nampak kecewa saat menyebut nama Nabila. Namun Salwa tidak berani buka suara, karena Tristan menghentikan Abinya.

"Abi, sudah jangan terlalu banyak bicara! Sekarang Abi istirahat dulu!" Ujar Tristan.

"Iya, iya, Abi akan istirahat! Tapi Abi mau tanya sesuatu dulu sama menantu Abi!"

"Apa itu, Bi?" Tanya Salwa.

"Apa kamu bahagia menikah dengan Tristan?"

Deg

Salwa menunduk, ia malu intuk menjawabnya.

"Kenapa Abi bertanya begitu? Abi tidak yakin kalau anak Abi ini bisa membahagiakan istrinya?"

"Huh, bukan begitu! Kamu kan, orangnya kaku! Kulkas dua pintu saja kalah sama kamu! Abi tidak ingin menantu Abi tertekan!"

Salwa tersenyum di balik cadarnya mendengar ucapan sang mertua.

"Salwa bahagia kok, Bi! Abi tidak perlu khawatir!"

"Alhamdulillah kalau begitu... Abi harap Allah memberikan umur panjang untuk Abi. Supaya Abi bisa menggendong cucu dari kalian!"

"Amin..." Salwa dan Tristan mengaminkan do'a Abinya.

Waktunya makan siang, Salwa menyuapi Pak Ferdi.

"Abi bosan dengan makanan di sini!"

"Ditahan dulu ya, Bi! Nanti juga bisa makan enak!"

Pak Ferdi melanjutkan makan siangnya. Setelah merawat mertuanya, Salwa pun makan siang dengan Tristan di restoran dekat rumah sakit. Sedangkan Pak Ferdi waktunya tidur siang.

Di restoran, Salwa dan Tristan memesan makanan Indonesia. Setelah makan siang, mereka berdua dijemput oleh Pak Danang dan diantarkan ke apartemen Bu Ratna. Di perjalanan Salwa tertidur di bahu suaminya. Tristan memegang kepala Salwa agar tidak terjatuh. Pak Danang memperhatikan mereka dari balik kaca depan.

"Tidak salah Pak Ferdi memilih Non Salwa sebagai menantunya! Den Tristan sepertinya sangat menyayanginya. Mereka berdua sepertinya sudah bisa menerima satu sama lain." Batin Pak Danang.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Brayen

Brayen

penasaran sama nabila

2024-03-08

2

Asmainiati Pelis

Asmainiati Pelis

mungkinkah Ira bukan Anak tristan

2024-01-26

1

Dian Purnamadewi

Dian Purnamadewi

lanjutt

2024-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!