Hasrat tertahan

Setelah menutup pintu kamar Khumairah, Tristan kembali ke kamarnya sendiri. Rupanya Salwa sedang berada di kamar mandi. Tristan melihat jilbab dan cadar Salwa tergeletak di atas kasur. Ia mengambil cadar tersebut, dan menghirup baunya.

Ceklek

Mendengar suara pintu dibuka, Tristan langsung meletakkan cadar itu kembali. Salwa mengambil cadar dan jilbabnya, kemudian masuk ke walk in closet. Tristan pun masuk ke sana untuk berganti baju setelah Salwa selesai memakai baju tidurnya.

Saat ini keduanya sudah berada di atas tempat tidur. Namun mereka belum bisa memejamkan mata, meski lampu tidur sudah dimatikan.

"Salwa..."

"Iya..."

"Belum tidur?"

"Belum, Mas."

"Kenapa?"

"Nggak tahu."

Tristan berbalik dan menghadap istrinya.

"Kemarilah!"

Salwa menuruti perintah suaminya, ia menggeser posisi tidurnya.

grreep..

Tiba-tiba saja Tristan memeluk Sawa, dan membenamkan wajah Salwa si dadanya.

"Tidurlah!"

Salwa tidak dapat berkutik, ia pun tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Aroma maskulin yang ada pada diri suaminya menjadi candu. Hingga ia pun tertidur lelap. Beda halnya dengan Tristan, justru ia tidak bisa tidur. Mencium aroma wanginya rambut dan kulit Salwa, adik kecilnya berontak di bawah sana.

"Tenang, tenang! Belum saatnya, masih palang merah!" Batin Tristan.

Keesokan harinya.

Tristan sudah berpakaian rapi, memakai kemeja dan dasi yang sudah disiapkan oleh istrinya. Khumairah sudah berangkat ke sekolah bersama Encusnya dan diantar oleh supir. Salwa berada di kamar mandi cukup lama. Tristan menunggu istrinya di atas tempat tidur.

Ceklek

Mendengar suara pintu dibuka, Tristan menoleh. Salwa mengintip dari balik pintu kamar mandi. Ia seperti kebingungan.

"Ada apa, Wa?"

"E, anu... aku ketinggalan baju ganti, Mas! Lupa tadi nggak dibawa!"

"Kamu kan, pakai handuk? Keluarlah!"

"Nggak mau! Handuknya kecil! Bukan handuk baju!"

"Keluarlah! Aku tidak akan melihat! Cepat!" Tristan berbalik ke arah tembok.

Dengan langkah cepat Salwa menuju walk in closet. Namun naas, ia malah terpeleset.

"Au!" Pekik Salwa.

Sontak Tristan menoleh dan berlari mendekati istrinya. Salwa sadar suaminya mendekat, ia segera membenarkan handuk yang diselipkan di dadanya. Untung saja ia masih sempat memakai pakaian dalam. Handuk di atas kepalanya terbuka dan tergeletak di lantai. Sontak rambutnya yang basah terurai.

seerrr...

Seperti ada aliran hangat yang memenuhi hati keduanya. Tristan terpaku, melihat keindahan di depannya. Namun ia masih bisa menahan hasratnya meski sebenarnya adik kecilnya sudah sesak di bawah sana.

"Ya Allah, kuatkan imanku. Lihatlah, ia sungguh sempurna! " Batin Tristan.

"Ssshh..." Salwa mendesis, ia merasakan sakit di bo*ognya.

Tanpa aba-aba, Tristan menggendong istrinya ala bridal style. Sontak Salwa mengalungkan sebelah tangannya ke leher Tristan, dan sebelah tangannya lagi menahan handuk di dadanya. Namun ia menundukkan pandangan.

Dag dig dug

Hati Salwa bagi genderang yang mau perang.

Tristan membaringkannya di atas kasur.

"Kamu itu kayak Ira! Suka lari-lari, jatuh kan, jadinya?"

"Aku ini sakit, Mas! Jangan diomelin!"

"Sini, mana yang sakit biar aku pijit!"

"Hah, nggak, nggak ada yang sakit!"

Namun Salwa memegangi bo*ognya.

Tristan melakukan panggilan.

"Bi', tolong panggilkan tukang urut! Sekarang juga ya!"

"Baik, Den!"

Setelah menelpon Bi Eni, Tristan mengambilkan baju dan jilbab rumahan untuk istrinya. Ia mengambil sekenanya saja. Tristan keluar kamar sebentar untuk memberi ruang agar Salwa bisa memakai bajunya. Ia pun menghubungi Iyan, memberitahukan bahwa dirinya tidak bisa pergi ke kantor hari ini.

Tiga puluh menit kemudian

Tok

Tok

Tok

"Den, ini tukang urutnya sudah datang."

"Iya, sebentar."

Tristan membuka pintu kamar dan mempersilahkan masuk. Salwa tidak memakai cadar, karena tukang urut tersebut perempuan.

"Makasih, Bi!"

"Sama-sama, Den!"

Bi Eni meninggalkan kamar Tristan dan turun lagi ke bawah.

"Kenapa, Den?" Tanya tukang urut.

"Ini, istri saya jatuh!"

"Aduh, hati-hati kalau mau bercinta, Den! Masa istrinya sampai jatuh. Ya, maklum sih pengantin baru, apa lagi Den Tristan kan, udah lama menduda ya? Haha... saya baru tahu kalau Den Tristan nikah lagi."

Tristan membelalakkan matanya, terkejut mendengar ucapan tukang urut. Salwa menahan senyum melihat ekspresi suaminya. Kemudian Tristan keluar dari kamarnya, karena saat ini Salwa hanya memakai sarung. Ia tidak ingin istrinya risih karena keberadaannya.

Tukang urut yang dipanggil dengan sebutan Mbok Mur itu pun mulai mengurut. Salwa memberi tahukan bagian yang ia rasakan sakit.

"Au...!"

"Maaf, Nyonya Muda! Ini harus dikerasin dikit mijitnya! Karena kalau tidak, nanti akan membengkak." Ujar Tukang urut saat mengurut bo*ong Salwa yang sebelah kiri.

Salwa pun menahan suaranya agar tidak keluar, meski rasanya sakit.

Tiga puluh dua menit kemudian, Salwa selesai diurut.

"Gimana, Mbok?" Tanya Tristan, saat Mbok Mur keluar dari kamarnya."

"Beres, Den! Nggak pa-pa kok, sudah saya lemesin. Bahkan saya juga sudah mengurut perutnya, biar cepet jadi Den Tristan junior, hehe....."

"Ada-ada saja kamu, Mbok!" Batin Tristan.

"Terima kasih, kalau begitu." Ucap Tristan.

Bi Eni memberikan yang amplop kepada Mbok Mur atas perintah Tristan.

Siang harinya. Setelah pulang sekolah Khumairah mencari keberadaan Bundanya.

"Abi, mana Bunda?"

"Bundamu sedang beristirahat, tadi jatuh!"

"Ira mau lihat Bunda!"

"Iya, boleh! Tapi sekarang biarkan Bundamu makan dulu ya?"

Khumairah mengangguk patuh.

Tristan sudah meminta tolong Bi Lastri untuk membawakan makanan Salwa ke kamar.

Akhirnya Khumairah masuk ke kamar Bundanya.

"Bunda, Bunda kenapa?"

"Jatuh, Sayang! Ira jangan suka lari-lari ya! Nanti kayak Bunda!"

"Iya, Bun! Bunda istirahat saja ya? Ira juga mau tidur siang. Cepat sembuh ya, Bunda! Emmuah..." Khumaurah mencium pipi Bundanya.

"Makasih, Sayang."

Setelah kepergian Khumairah dari kamarnya, Tristan mendekati Salwa.

"Gimana, apa sudah mendingan?"

"Lumayan, Mas! Aku mau shalat!"

"Hah? Bukankah kamu sedang halangan?"

"Sudah suci! Tadi aku sudah mandi wajib!"

"Oh..." Tristan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Salwa bangun dari perbaringannya.

"Pelan-pelan, Wa! Bisa jalan sendiri, nggak?"

"Bi-bisa kok!"

Salwa pun berjalan pelan masuk ke kamar mandi dan berwudhu'. Setelah itu ia shalat sendiri, karena Tristan sudah shalat. Setelah shalat ia berdo'a dan meminta kepada Tuhannya. Hal tersebut tidak luput dari pantauan Tristan. Setelah selesai semuanya, Salwa melipat mukenahnya.

"Mas, kamu nggak ke kantor?" Ia baru sadar kalau suaminya daritadi bersamanya.

"Nggak, tadi nggak jadi berangkat! Kenapa?"

"Ng-nggak! Nggak pa-pa sih!"

"Ya sudah, istirahat lagi!"

"Hem, baiklah!"

Salwa berbaring miring dan mencoba untuk memejamkan matanya.

Tristan memangku laptopnya dan bersembujur di samping Salwa. Beberapa menit kemudian, Tristan menoleh ke arah Salwa. Rupanya Salwa sudah tidur. Tristan menyunggingkan senyum melihat wajah polos istrinya. Iya mematikan laptop dan meletakkannya di atas nakas. Dengan dorongan yang kuat dari hatinya, Tristan memberanikan diri untuk mengecup bibir mungil Salwa. Rupanya ia sudah tidak tahan melihat bibir istrinya yang begitu menggoda.

Satu kali kecupan lolos.

Bersambung.....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Upik Sampang

Upik Sampang

kenapa para suami suka banget ganggu tidur istrinyaaa 🥰

2024-03-30

1

La Genggong

La Genggong

wah pencuri ternyta 😅

2024-02-26

1

rosenin

rosenin

ehh ada pencurian ciuman pertama 🤣

2024-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!