Mertua bar bar

Waktunya jam pulang sekolah. Salwa dan Khumairah dijemput oleh Mang Jaja. Mereka langsung pulang ke rumah.

Saat sudah sampai di rumah, ada notif pesan di Handphone Salwa.

💌0898 XXXX XXXX

Ini passwordnya 789789

Rupanya yang mengirim pesan adalah suaminya.

"Dasar es Balok! Nggak ada romantis-romantisnya sama istri! Gimana aku bisa punya perasaan coba? Dianya aja gitu! Astaga... Nyebut, Wa! Sabar-sabar! Kalau kamu kayak es balok, aku pun bisa jadi kulkas dua pintu, Mas!" Monolog Salwa yang saat ini sedang berada di kamarnya.

Merasa kepanasan, ia membuka cadarnya. Seketika ia ingat keberadaan foto pengantin suaminya yang masih terpampang di dalam kamar itu. Ia mengamati begitu lama.

"Mbak Nabila! Saya tidak bermaksud merebut Mas Tristan dan Ira! Mbak tahu itu, kan? Awalnya aku bahkan tidak berminat untuk menikahi dudamu itu! Aku tidak siap dibanding-bandingkan dengan orang di masa lalunya meski ia sudah tiada. Tapi Ira yang membuat aku kini ingin menjaga dan merawatnya. Mbak yang ridho ya?" Salwa seolah mengajak foto Nabila berbicara.

Tok

Tok

Tok

"Siapa?"

"Ira... Bunda!"

"Masuklah, nggak dikunci!"

ceklek

Khumairah tertegun di tempatnya. Ia mengamati Salwa dari ujung kepala ke ujung kaki.

"Ra... kok bengong?"

"Ini Bunda, kan?"

"Iya ini Bunda, kenapa?"

Khumairah mengedip-ngedipkan mata dengan ekspresi yang lucu.

"Hai, kenapa?" Tanya Salwa lagi, melambaikan tangan di depan wajah Khumairah.

Bukan menjawab justru Ira memegang wajah Bundanya. Posisi saat ini Salwa duduk di karpet depan tempat tidur dan Khumairah berdiri.

"Bunda cantik! Cantik sekali kayak bidadari! Ira baru bisa lihat wajah Bunda."

"Ira juga cantik kok."

Keesokan harinya.

Karena libur, Tristan masih bermalas-malasan di dalam kamarnya. sedangkan Salwa dan Ira

saat ini sedang di dapur. Rupanya Ira sedang membantunya membuat kue coklat. Keduanya belepotan dengan tepung. Tak jarang Salwa mencolek pipi Ira dengan tepung.

Melihat hal tersebut, Bi Eni sangat terharu. Ia adalah salah satu saksi yang melihat tumbuh kembang Khumairah. Meski Khumairah tidak kekurangan kasih sayang dari Abi dan keluarganya, namun kasih sayang khusus dari sosok Ibu pasti sangat ia rindukan.

Tiba-tiba Handphone Tristan berdering. Rupanya sang Ayah mertua yang menelponnnya.

"Assalamu'alaikum, Yah!"

"Wa'alaikum salam, Tristan! Kalian ada di rumah?"

"Iya, Yah!"

"Ini Bundanya mau main, kangen sama anaknya katanya! Boleh ya?"

"Astaga, kok masih nanya sih, Yah? Ya boleh, dengan senang hati kami tunggu."

"Baiklah, mungkin satu jam lagi kami sampai."

"Iya, Yah."

Tristan keluar dari kamarnya, mencari keberadaan Istri dan anaknya.

"Encus, mana Ira?"

"Nona Ira di dapur sama Nyonya, Tuan!"

"Oh..."

Tristan pun pergi ke dapur.

"Bunda, tadi waktu shalat aku sudah berdo'a sama Allah."

"Do'anya apa?"

"Ira minta supaya Kakek cepat sembuh dan pulang ke rumah, terus Ira juga minta supaya cepat dapat adik bayi."

"Semoga do'a Ira segera terkabul ya! Udah mateng nih, cobain dulu, Ra! Enak nggak? Pelan masih panas!"

"Hem... Yummiii, Enak banget, Bun!"

Mereka tidak sadar, ada seseorang yang saat ini sedang memperhatikan mereka berdua.

"Eh ada Abi!" Ujar Ira.

Salwa pun menoleh ke belakang. Benar, saat ini suaminya itu sedang berdiri cukup dekat di belakang mereka.

"Masak apa, Nak? Kok sampai cemong-cemong gitu?"

"Hehe... Ira bantuin Bunda bikin kue! Nih kuenya udah jadi! Enak lho, Bi! Abi harus nyobain ini!"

Khumairah menyuapkan satu kue ke mulut Abinya. Tristan pun memakan kue itu.

"Hem... gimana, Bi? Enak, kan?"

"Enak sekali, anak Abi udah pinter masak nih!"

"Bunda yang pinter, Bi! Kasih hadiah dong, Bundanya, Bi!"

"Hah, hadiah?"

"Iyalah, Bunda juga udah bikinin Abi minuman coklat tadi! Masa Abi nggak bilang apa-apa sama Bunda! Kata Miss Fera kalau seseorang sudah berbuat baik kepada kita, kita harus bilang terima kasih!"

Tristan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Putrinya itu sekarang sudah bisa menceramahinya.

"Terima kasih!" Ucap Tristan kepada Salwa dengan kaku.

"Ih, Abi dicium dong Bundanya!"

Deg

Jantung Salwa tidak aman.

"Ah iya, aku lupa mau bilang! Tadi Ayah telpon, katanya mau main ke sini. Mungkin sebentar lagi sampai."

"Iya, Mas! Ira, Opa dan Oma mau ke sini! Ayo kita taruh kue coklatnya di meja tamu!"

"Jadi Opa dan Omanya Ayla dan Alya sekarang jadi Opa-Omaku juga ya, Bun?"

"Iya, Sayang! Itu benar!"

"Kalau begitu, Ayo, Bun!"

Tristan meraba dadanya, merasa aman.

"Sst, Bi Eni!"

"Iya, Den! Ada apa?

"Yang bikin minumanku Bibi, kan?"

Bi Eni menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia khawatir Tristan akan marah.

"Maaf, Den! Dari kemarin yang bikin Nyonya muda! Maaf ya, Den! Saya sudah melarangnya, tapi Nyonya maksa!"

"Oh... ya sudah! Nggak pa-pa!"

"Jadi Aden nggak marah nih?"

Tristan menggelengkan kepala.

"Berarti buatan Nyonya muda cocok dong?"

"Nggak usah banyak tanya, Bi! Tolong siapkan makanan! Sebentar lagi mertuaku mau ke sini!"

"Ah, iya! Siap, Den!"

"Gitu aja gengsi, Den!" Batin Bi Eni.

Tristan pergi ke ruang tamu menyusul anak dan istrinya. Dia duduk menyimak obrolan Salwa dan Khumairah.

Tidak lama kemudian ada mobil datang. Ternyata Ayah Haris dan Bunda Raisya sudah sampai.

"Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikum salam..."

Salwa, Tristan, dan Khumairah menghampiri mereka dan mencium punggung tangan mereka.

Raisya mencium pipi kiri dan pipi kanan Putrinya juga Khumairah.

"Ira, apa kabar?"

"Baik, Oma!"

"Ayo masuk dulu, Bun, Yah!"

Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu.

Bi Eni membawakan minuman untuk mereka.

Mereka pun ngobrol soal Pak Farid.

"Alhamdulillah sudah dimulai dari hari ini pengobatannya, Yah!"

"Syukurlah semoga berjalan dengan lancar, dan hasilnya bagus."

"Amiin..."

"Oma, Ini tadi kuenya Ira sama Bunda yang bikin."

"Oh ya? Pinter sekali!"

Ayah Haris dan Tristan pergi ke ruang kerja, karena Tristan mau menunjukkan sesuatu kepada mertuanya.

"Ini proyek yang di Semarang, Yah! Sementara distop dulu! Karena saya fokus dengan proyek yang di sini."

"Lebih baik begitu, daripada semua dikerjakan tapi tidak maksimal. Dan kamu juga harus membagi waktumu kehidupan barumu."

"Iya, Yah."

"Ehem... apa kamu sudah unboxing?"

"Hah? Apa?" Tristan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ish, kamu itu kayak perjaka saja!"

Tristan tidak menyangka, bahwa mertuanya ini lebih bar-bar dari yang ia pikirkan selama ini.

"Ingat ya, Tris! Kamu jangan main-main dengan anakku! Kalau sampai kamu menyakiti Salwa, maka aku yang akan memotong kemaluanmu."

Tristan bergidik ngeri mendengar ucapan sang mertua.

"Maaf, Yah! Kita masih beradaptasi. Aku berusaha untuk membuatnya nyaman. Aku masih insecure dengan semua ini. Mungkin Salwa juga."

"Hem..iya, Ayah mengerti itu! Tapi kamu harus lebih aktif, karena Salwa itu orangnya agak cuek sebenarnya."

Obrolan mereka berlanjut sampai waktu makan siang.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

Rupanya mertuanya yang bar bar... wkwkwk, Haris sudah tua tidak berubah

2024-04-17

1

Gagas Permadi

Gagas Permadi

buseeeeng mertua omongannya kg dipilter dulu🤣🤣🤣🤭🤭

2024-02-17

1

Aqua_Chan

Aqua_Chan

bar bar ndak tu

2024-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!