Sah

"Saya terima nikah dan kawinnya Salwa Nanda Haris binti Haris Dwi Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tu-nai!"

"Sah...!"

"Alhamdulillah..."

Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Oak Ferdi. Ia sangat senang, keinginan selama ini bisa tercapai.

Pagi ini juga Salwa sudah menjadi istri dari Tristan. Ia tidak menyangka takdir telah membawanya sejauh ini. Ia bahkan tidak pernah mengenal orang yang sudah menjadi suaminya saat ini.

Dengan gemetar, Salwa mencium punggung tangan suaminya. Tristan membaca do'a lalu ia tiupkan di ubun-ubun istrinya.

Mereka menikah di rumah sakit, karena Pak Ferdi belum bisa dibawa pulang. Hanya ada penghulu, keluarga inti Pak Ferdi, keluarga inti Ayah Haris, dan asisten Tristan yang menyaksikan pernikahan mereka.

Dengan gamis putih yang dihiasi sedikit aksen payet di bagian pergelangan tangan dan pinggang, serta tak lupa hijab dan cadar putihnya. Salwa nampak begitu anggun meski hanya matanya saja yang nampak.

Flash Back On

Ayah Haris, Bunda Raisya dan Salwa pulang dari rumah sakit. Salwa masih belum menjawab permintaan Pak Ferdi. Pak Ferdi mengerti perasaan Salwa. Ia pun memberi waktu kepada Salwa sampai malam ini.

Salwa dan kedua orang tuanya sudah sampai di rumah. Di sepanjang perjalanan tadi ia berpikir keras. Hatinya dilema, di sisi lain ia ingin kembali ke Turki untuk melanjutkan mimpinya. Di sisi lain, ia ingin membantu teman Ayahnya. Namun ia harus mengorbankan perasaannya.

Saat Salwa tengah melamun di atas tempat tidurnya, Bunda Raisya masuk ke kamarnya. Kebetulan Kamarnya terbuka sedikit, dan ia tidak tahu kalau ada orang yang masuk dan duduk di sampingnya.

"Wa...!" Bunda Raisya menyentuh bahu putrinya.

Sontak Salwa terkejut dan menoleh.

"Bunda...!"

"Nak, Bunda tahu kamu pasti bingung dengan semua ini! Kamu boleh berbagi dengan Bunda!"

"Bunda.... kenapa harus aku? Apa tidak ada orang lain?"

"Om Ferdi maunya kamu! Bunda juga tidak tahu kenapa dia sangat ingin kamu menjadi menantunya!"

"Tapi, kontrak kerjaku masih panjang! Aku bisa kena denda, Bun! Bukan hanya itu, aku tidak kenal dengan Mas Tristan!"

"Ayah bisa mengatasi masalah kerjaanmu! Cukup kamu menyetujui pernikahan ini! Ayah mohon, Ayah sangat berhutang budi kepada Om Ferdi! Dulu saat Ayah kuliah di Jepang, Ayah pernah kecelakaan dan perlu tranfusi darah. Akhirnya Om Ferdi lah yang mendonorkan darahnya kepada Ayah. Dari sejak itu Ayah berjanji akan membalas kebaikannya. Namun, sejak saat itu dia tidak pernah meminta bantuan Ayah. Justru Ayah yang selalu merepotkan. Bahkan saat kita berangkat umroh bersama, dia menggendongmu! Tristan dia biarkan dengan Umminya." Ujar Ayah Haris yang tiba-tiba datang ke kamar Salwa.Ayah Haris menjelaskan dengan Panjang lebar.

"Baiklah, katakan kepada Om Ferdi! Aku akan menikah dengan anaknya!" Ujar Salwa dengan mata yang berkaca-kaca."

Flash back off

"Selamat, Nak! kemarilah!" Ujar Pak Ferdi.

Salwa pun mencium punggung tangan mertuanya itu. Begitu pula dengan Tristan. Kemudian mereka beralih mencium punggung tangan Bu Ratna. Bu ratna mengusap lembut kepala menantunya.

Kini mereka beralih kepada kedua orang tua Salwa.

"Tristan, kamu sudah diberi kesempatan untuk melihat wajah dari calonmu sebelum kamu mengucap akad! Tapi kamu menolak! Sekarang Salwa sudah menjadi istrimu. Maka jangan menyesal jika ia tidak sesuai dengan yang kamu harapkan!" Ujar Ayah Haris kepada menantunya.

"Iya, Om!"

"Jangan panggil Om lagi! Aku ini sudah menjadi Ayahmu sekarang!"

"Eh iya! Baik, Ayah!"

Ayah haris menepuk punggung menantunya.

"Ayah titip Salwa, dia buah hati Ayah yang sangat berharga. Bahkan dulu untuk mendapatkannya, perlu perjuangan yang extra. Dia cinta pertama Ayah setelah Bundanya. Sekarang tugasku aku serahkan kepadamu! Dia sudah menjadi tanggung jawabmu!" Ucapnya lirih.

"Insyaallah, aku akan menerima dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Yah!"

"Aku percaya, itu!"

Salwa memeluk erat sang Bunda. Hatinya masih bimbang, namun janjinya kepada Tuhan sudah ia ikrarkan. Matanya mulai berembun lagi, namun ia berusaha untuk menahannya.

"Wa, kamu sudah menjadi seorang istri sekaligus seorang Ibu. Bunda yakin kamu paham terhadap peranmu! Ada Bunda yang akan selalu mendukungmu."

Bunda Raisya mengelus punggung putrinya. Ia sebenarnya ragu untuk melepas Salwa. Putri sulungnya itu terlalu lama di negeri orang, dan kini ia harus menjadi milik orang.

Sesuai kesepakatan, setelah pernikahan Tristan dan Salwa Pak Ferdi akan menjalani pengobatan ke Singapura. Hari ini juga dia akan berangkat ke Singapura.

Saat ini mereka sudah berada di Bandara untuk mengantar Pak Ferdi.

"Bi, apa Abi yakin aku tidak usah ikut?"

"Yakin, biar Ummi dan adikmu yang menemani Abi!"

"Tapi Abi janji ya, Abi harus sembuh!"

"Setelah Abi melihat kamu menikah lagi, semangat Abi bangkit! Terima kasih sudah memenuhi permintaan Abi! Jangan lupa buatkan cucu yang baru! Abi tunggu kabar bahagianya!"

"Hem, insyaallah!"

Tidak lama kemudian mereka cek in. Tidak menunggu waktu lama, pesawat pun lepas landas.

Tristan dan keluarga Ayah Haris sudah meninggalkan bandara beberapa menit yang lalu.

Saat ini Salwa sedang berada di dalam mobil milik suaminya. Ia duduk di kursi tengah bersama suaminya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Bos, kita kemana?"

"Langsung ke rumah, Yan!"

"Siap, Bos!"

Iyan mengamati bos dan istri barunya itu dari balik kaca depan.

"Fokus, Yan! Jangan melihat kemana-mana!"

Ujar Tristan, yang tahu dirinya diam-diam sedang diperhatikan asistennya.

"Eh, iya Bos!"

"Tahu aja nih sih, bos! Kalau aku sedang ngelirik mereka berdua." Batin Iyan.

Salwa hanya menunduk dan memainkan jari-jarinya. Salwa mendadak menjadi pendiam saat ini. Tristan sibuk dengan Handphone-nya. Ia mengabari sekretarisnya, bahwa hari ini ia tidak bisa datang ke kantor.

Beberapa menit kemudian, mereka memasuki gerbang sebuah rumah yang sangat megah. Bahkan lebih mewah dari rumah orang tua Salwa yang memang didesain sederhana.

"Ayo turun, kita sudah sampai di rumah!" Ucap Tristan, kaku.

Kata itu yang pertama kali Salwa dengar dari suaminya. Salwa pun turun tanpa menunggu dibukakan pintu.

"Ayo masuk!"

Tidak ada gandengan tangan atau rangkulan mesra dari suaminya. Mereka berjalan sejajar seperti orang yang baru kenal.

"Selamat siang, Den!"

"Siang, Bi! Kemana Ira?"

"Ada di kamarnya, tadi pulang sekolah dia menangis mencari orang-orang! Sekarang mungkin tidur, Den!Encusnya ada di belakang lagi makan siang."

"Oh, ya sudah! Bi, perkenalkan ini istriku!"

"Masyaallah, jadi beneran aden nikah? Bibi kira cuma isu!"

"Hem, tolong bilang kepada yang lain!"

"Ah iya, Den! Siap, laksanakan!"

Bi Eni enggan menjabat tangan nyonya barunya. Namun Salwa terlebih dahulu mengulurkan tangan.

"Salam kenal, Bi! Saya Salwa."

Dengan ragu Bi Eni menerima jabatan tangan Salwa.

"Masyaallah, suaranya nyonya muda begitu merdu! Pasti wajahnya secantik suaranya."

Salwa tersenyum di balik cadarnya.

Bi Eni pun memanggil asisten yang lain dan memperkenalkan mereka kepada nyonya barunya.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

pada bingung ya, baru ketemu terus nikah , apalagi Salwa yang langsung diboyong ke rumah mertua 😶

2024-03-14

4

Atha Diyuta

Atha Diyuta

bang Tristan dah Kya kanebo kering

2024-02-17

1

sur yati

sur yati

kasian Salwa nya msh Gress dpt seken mna kaku pula kanebo kering

2024-02-02

4

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!