Manis

Mendengar ucapan sang suami, Salwa tidak tenang. Ia merasakan kegelisahan dalam hatinya.

"Kenapa diam? Apa kamu ingin membantah?"

"Ti-tidak! Ucapan suamiku adalah perintah, selagi itu di jalan yang baik, aku akan turuti!"

"Ya sudah, jangan tegang gitu! Ayo kita makan milk cheese alvocado-nya!"

Salwa duduk di lantai yang beralaskan karpet. Tristan membuka jas kerjanya dan menggulung lengan kemejanya sampai siku. Lalu ia duduk di bawah mengikuti istrinya.

"Mas, ganti baju dulu! Nanti kotor!"

"Oke."

Setelah ganti baju, Tristan duduk kembali.

"Gimana, enak?"

"Enak, ngeju banget!"

"Suka?"

"Suka banget!"

"Belepotan.." Tiba-tiba saja jari tangan Tristan mengusap sisa cream cheese yang tertinggal di ujung bibir Salwa.

Dag dig dug

Hati Salwa berdebar sangat kencang. Yang lebih mencengangkan, Tristan menji*at cream di jari tangannya.

"Hmm manis....." Ujar Tristan santai.

Ia tidak tahu betapa saat ini jantung Salwa seakan mau copot. Salwa menunduk malu menghindari pandangan suaminya.

"Wa, jangan menunduk! Lihat aku! Melihatku bukan dosa tapi pahala! Kamu pasti tahu itu!"

Sontak Salwa mendongak. Dan pandangan mereka bertemu.

"Wa, aku bukan orang yang peka! Kalau ada sesuatu yang kamu inginkan atau sesuatu yang tidak kamu sukai dariku! Tolong katakan! Aku ini bukan cenayang yang bisa menebak hati seseorang. Aku akan senang kalau kamu meminta sesuatu padaku."

"Aku tidak meminta apa-apa, Mas!Cukup aku diterima dan diperhatikan dengan semestinya. Maaf jika perkataanku semalam menyinggung perasaanmu! Aku tidak bermaksud melarangmu mengingat Mbak Nabila. Tapi..."

"Ssstt...! Aku tahu itu! Aku yang salah, tidak mengerti keadaan. Nabila memang memiliki tempat yang khusus di hatiku, karena sampai kapan pun dia adalah Ibunya Ira . Dan Kamu saat ini yang ada dalam hidupku. Kamu bukan pengganti Nabila. Tapi kalian berdua punya tempat masing-masing di hatiku. Kamu mengerti kan, maksudku?"

Salwa hanya mengangguk. Ia tidak bisa berkata-kata. Baru kali ini dirinya melihat Tristan secara dekat dan cukup lama. Ia terkesima dengan ketampanan wajah suaminya. Hidung mancung, mata tajam,alis tebal, wajahnya mirip orang Turki bagi Salwa.

Melihat istrinya tak berkedip, Tristan mengambil kesempatan.

cup

Dikecupnya pipi kanan Salwa. Salwa tersentak dan memegang pipinya. Karena menahan malu, kini pipinya merah seperti tomat.

"Kok pipinya merah? kamu sakit, Wa?"

Tristan menyentuh dahi Salwa.

"Ti-tidak, aku sehat!"

Tristan tersenyum melihat ekspresi istrinya.

"Masyaallah, ketampananmu meningkat dua kali lipat saat kamu tersenyum, Mas. Ya Allah, jantungku masih aman kan?" Batin Salwa. Ia reflek meraba dadanya.

Tiba-tiba Handphone Tristan berdering, ia segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum.."

"..........."

"Kapan itu, Om?"

"..........."

"Insyaallah, Om."

"............"

"Iya, terima kasih atas undangannya."

"............"

"Wa'alaikum salam."

Setelah menutup panggilan, Tristan mengajak Salwa untuk istirahat siang.

Sore harinya, sepeeti biasa Khumairah belajar mengaji huruf hijaiyah kepada Bundanya. Anak itu sangat antusias saat tahu dirinya sudah semakin lancar mengaji.

Tristan memperhatikan keduanya dari kejauhan. Ia merasa sangat beruntung memiliki Salwa saat ini. Selain baik, Salwa memiliki sifat keibuan. Itu yang terpenting bagi Khumairah. Karena putrinya itu tidak bisa segampang itu dekat dengan seseorang.

Setelah selesai mengaji, Salwa menemani Khumairah mengerjakan tugas dari sekolah di dalam kamar. Khumairah mendapat tugas membuat kolase bunga dari guntingan kertas origami.

"Kalian sedang apa?" Tanya Tristan yang baru saja masuk ke kamar putrinya.

"Ini tugas, Bi! Miss Fera kasih tugas agak susah, jadi Ira minta bantuin Bunda."

"Oh... udah mau selesai tuh, ra?"

"Iya, Bi! Bunda kan, jago!"

"Iya, Bundanya jago!"

"Bi, kata teman Ira ada pasar malam di alun-alun, Ira pingin deh ke sana! Boleh ya, Bi?"

"Tidak usah ya? Kapan-kapan saja ke playground atau ke mall! Besok kan, kamu sekolah?"

"Bentar aja, Bi! Ya, ya? Ira kan, udah lama nggak diajak jalan-jalan, Bi? Ira maunya ke pasar malam, Bi." Khumairah memelas.

"Huh.. baiklah! Habis shalat maghrib nanti kita ke sana, tapi sebentar saja ya?"

"Iya, Bi! Yeay.... pasar malam, pasar malam!" Khumairah girang menari-nari.

Salwa tersenyum di balik cadarnya.

30 menit kemudian. Setelah shalat maghrib, Tristan masuk ke kamarnya untuk berganti baju. Ia melihat istrinya juga sedang berada di walk in closet hendak memakai jilbabnya.

"Au au...!" Pekik Salwa, mengkibaskan jarinya.

Tristan mendekati istrinya.

"Kamu kenapa?"

"Kena jarum, Mas! Hehe..."

"Mana coba sini aku lihat!"

"Nggak usah, nggak pa-pa kok! cuma keluar darah setitik."

"Makanya hati-hati!"

"Iya, tadi kaget soalnya ada yang masuk, aku pikir siapa."

"Nggak ada orang lain yang berani masuk kecuali diperintah ke sini!"

"Ya sudah, ayo cepetan, Mas! Nanti keburu malam!"

Akhirnya mereka bertiga berangkat. Kali ini Tristan mengendarai mobil sendiri. Ia menjadi supir pribadi istri dan putrinya.

Dua puluh menit kemudian. Mereka sampai ke tempat tujuan. Parkiran mobil sepi, Namun parkiran sepeda motor cukup ramai. Karena memang bukan weekend, tidak terlalu banyak pengunjung.

"Wah... seru! Ayo, Bun! Cepetan, Ira pingin naik itu!" Salwa menunjuk wahana bianglala.

"Izin Abi dulu, Nak!" Salwa melirik suaminya.

"Boleh ya, Bi?"

"Apa itu tidak bahaya?" Tanya Tristan kepada istrinya.

"Aman, Mas!"

"Kamu saja yang barengin Ira! Aku tunggu di bawah!"

"Oke!"

Salwa membeli karcis untuk naik bianglala. Khumairah nampak sangat senang. Mereka berdua saat ini sudah berada di atas bianglala. Tristan menunggu mereka di bawah. Dia memang tidak pernah pergi ke tepat hiburan rakyat seperti saat ini. Kecuali dulu saat dirinya masih SD.

Setelah turun dari bianglala, Khumairah minta dibelikan kembang gula.

"Apa itu bersih?" Tanya Tristan kepada Salwa.

"Bersih, Mas! Kamu jangan khawatir!"

"Tolong perhatikan makanan Ira!"

"Hem, pasti! Ini hanya sesekali, Mas! Tolong maklumi dia! Anak kecil pasti sukanya yang manis-manis!"

"Aku juga suka yang manis-manis! Seperti kamu!" Batin Tristan.

Khumairah melihat banyak anak kecil mewarnai di alas sterofoam yang sudah bergambar. Ia pun mengajak orang tuanya mendekat.

"Bunda, Ira juga ingin kayak mereka."

"Boleh, ayo!"

Salwa pun membayar uang sewa kepada pemiliknya. Khumairah melihat gambar kartun doraemon untuk diwarnai. Salwa duduk di samping Khumairah memberikan arahan.

"Ternyata dengan sederhana saja sudah membuatmu bahagia, Nak! Maafkan Abi kalau selama ini Abi kurang memperhatikan apa yang kamu inginkan." Batin Tristan.

Tristan berdiri di belakan anak dan istrinya. Dia-diam ia mengambil foto dan vidio keduanya dari belakang.

"Bagus nggak, Bun, Bi?" Khumairah menunjukkan hasil gambarnya.

"Bagus!" Jawab Salwa dan Tristan bersamaan.

"Cie cie... Abi sama Bunda kompak nih!"

Jam sudah menunjukkan angka 20.30. Tristan memutuskan untuk mengajak mereka pulang. Dan di perjalanan, mereka mampir di restoran untuk makan malam.

Jam 21.30. mereka sampai di rumah. Karena Khumairah tertidur di mobil, Tristan menggendong putrinya itu sampai ke kamar. Setelah mengecup kening putrinya, ia kembali ke kamarnya.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

rosenin

rosenin

cieee ada cinta 😆

2024-02-06

2

Aqua_Chan

Aqua_Chan

waduhhh

2024-01-20

4

💕 bu'e haresvi 💕

💕 bu'e haresvi 💕

mang pernah nyobain tau KL manis🤭

2023-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!