Diantar Bunda

Saat selesai Shalat Shubuh berjama'ah bersama Abinya, Khumairah tidak menemukan Bundanya di kamar.

"Bunda kemana, Bi?"

"Mana Abi tahu? Kan, tadi Kita shalat!"

"Ira mau turun dulu cari Bunda!"

Tristan menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya yang posesif.

Khumairah turun ke bawah mencari keberadaan sang Bunda.

"Encus, lihat Bunda nggak?"

"Tidak, Non! Encus nggak lihat Bundanya! Non Ira sudah mandi?"

"Belum! Ira mau mandi sama Bunda!"

Khumairah jalan ke dapur.

"Bunda...!"

"Hai, Sayang! Sudah shalatnya?"

"Sudah, Bun! Bunda bikin apa?"

"Bikin minuman untuk Abi!"

"Ira mau mandi sama Bunda!"

"Oke, tunggu di kamar Ira dulu ya? Nanti Bunda samperin ke sana! Bunda mau ngasih minuman ini dulu ke Abi!"

"Oke, Bunda cantik!"

Salwa tersenyum menanggapi ucapan Khumairah.

Dengan membawa secangkir coklat hangat di atas nampan, Salwa berjalan pelan menuju kamarnya.

Ceklek..

Saat pintu kamar tersebut dibuka, ternyata Tristan sedang melepas baju kokohnya, dan hanya menyisakan sarung di tubuhnya. Roti Sobek Tristan terpampang dengan nyata. Tristan memang suka berolahraga. Itu sebabnya dia memiliki tubuh yang atletis.

Sontak Salwa tertegun melihat pemandangan di depannya. Seperkian detik ia baru menyadarinya, dan menutup matanya dengan sebelah tangannya.

"Astaghfirullahal'adzim!" Lirihnya.

Melihat tingkah istrinya itu, mendadak Tristan menjadi jail.

"Ehemm..."

"Ma-maaf, Mas! Aku nggak tahu!" Ujar Salwa masih menutup matanya.

Akhirnya panggilan "Mas" secara nyata diucapkan dari mulut Salwa di hadapan suaminya langsung.

Tristan mendekati istrinya, dan mengambil nampan dari tangan Salwa.

"Apa ini untukku?"

"Iya! Maaf, aku mau ke kamar Ira dulu!" Salwa berbalik dan berjalan cepat keluar dari kamarnya. Tristan menyunggingkan senyumnya.

Setelah kepergian Salwa, Tristan duduk di balkon kamarnya dan menikmati coklat hangat. Ia menikmati setiap seduhan.

"Bi Eni makin jago nih! Sepertinya ini inovasi baru!" Lirih Tristan.

Sementara di kamar Khumairah, saat ini Salwa sedang memandikan putrinya.

"Ira, kalau sudah umur 6 tahun nanti Ira mandi sendiri ya?"

"Iya, Bunda! Kata teman Ira, kalau sudah punya adik harus mandi sendiri, Bun! Jadi Ira nanti umur 6 tahun punya adik ya, Bun?"

Pertanyaan polos Khumairah, membuat Salwa bingung untuk menjawab.

"Hem... iya bisa saja! Ira berdoa'a saja terus ya?"

"Iya, Ira akan tambah do'anya! Supaya Ira cepet punya adik yang lucu kayak adiknya teman Ira."

Salwa pun hanya menanggapi dengan senyuman.

Tidak tersa jam sudah menunjukkan angka 06.30. Setelah merapikan seragam Khumairah, Salwa menitipkan kepada Encusnya untuk memberikan keperluan sekolah Khumairah. Salwa pun kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian karena hari ini ia akan mengantarkan Khumairah ke sekolah.

Melihat suaminya yang sudah rapi dengan pakaian kantornya, ia lupa tidak menyiapkan itu. Dan itu pun karena suaminya sangat pasif. Ia malas untuk banyak bicara.

"Mas, apa aku boleh mengantar Ira ke sekolah?"

"Kamu yakin?"

"Iya, memang kenapa?"

"Nggak pa-pa! Boleh saja!"

"Aku akan ganti baju dulu!"

Mereka pun saat ini sarapan bersama. Hari ini Encus dibebas tugaskan untuk mengantar Khumairah. Salwa yang akan mengantar dan menemani Khumairah sampai pulang nanti.

Khumairah mencium punggung tangan Abinya. Begitu pun Salwa mencium punggung tangan Suaminya.

"Sa-Salwa!"

"Ya?" Salwa berbalik.

"Ini kartu debit dan ATM! Peganglah untuk keperluan Salwa!Passwordnya akan saya kirim ke WA mu!"

"Hem, terima kasih!"

"Memang dia nyimpan nomerku?" Batin Salwa.

Di sekolah Khumairah.

Teman-teman Khumairah sudah banyak yang datang. Perhatian Ibu-Ibu yang menunggu anakanya terpusat pada Khumairah dan Salwa yang baru masuk pintu gerbang sekolah.

"Iraa...!"

"Fania....!"

"Ira, ini Encus barumu?"

"Bukan, bukan! Ini Bundaku!"

"Bukankah Ibumu sudah meninggal?"

"Ini Bundaku, Fan! Bunda... Ira masuk kelas dulu ya?"

"Iya, sayang!"

Salwa duduk di kursi yang tidak jauh dengan Ibu-Ibu yang lain. Karena Ira belum mengenal mereka, ia pun cuek saja membaca Novel online dari HP-nya.

"Sstt.. dengar nggak tadi? Itu Bundanya Ira katanya! Apa Pak Duren itu memang sudah menikah?"

"Ah, masa iya seleranya seperti dia?"

"Mungkin itu saudaranya kali!"

"Kalau saya janda saya juga mau kali sama Abinya Ira, haha..."

"Niatnya mau saya jodohin sama adik saya, Jeng."

Begitu kira-kira obrolan Ibu-Ibu yang terdengar sedikit bising di telinga Salwa. Namun ia tetap cuek saja.

Saat jam istirahat, Khumairah menghampiri Bundanya.

"Bunda, Ira sudah bisa menulis huruf A sampai H, lihatlah!"

"Wah, iya! Pinter banget sih!" Salwa mencubut pipi Khumairah."

"Bunda, Ira boleh jajan?"

"Boleh, asal jangan es ya?

"Oke, Bunda!" Salwa memberinya selembar uang Sepuluh ribuan.

"Maaf, permisi! Apa benar anda Bundanya Khumairah?"

"Iya, Miss! Perkenalkan saya Salwa."

Salwa menjabat tang Miss Fera.

"Alhamdulillah, berarti Ira tidak sedih lagi karena sudah ada Bundanya. Saya kadang kasihan melihat Ira suka melamun, katanya dia ingin sekali punya Ibu! Karena Ibunya meninggal saat dia masih bayi. Anak itu banyak diam, Bu! Tapi hari ini saya melihat dia sangat ceria, makanya saya tadi sempat bertanya kepadanya."

"Terima kasih sudah sangat perhatian kepada Ira, Miss!"

"Sama-sama, Bu! Itu sudah tugas kami! Mohon maaf, Bu! Ngomong-ngomong kapan anda menikah dengan Abinya Ira? Duh jadi kepo ini, Bu! Maklum beliau kan, yang punya yayasan ini! Jadi saya juga senang kalau mendengar kabar bahagia dari beliau."

"Baru kemarin, Miss! Pernikahannya memang diadakan sederhana."

"Oh... iya! Selamat ya, Bu! Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah."

"Amin... terima kasih, Miss!"

Teettt

Bel masuk berbunyi, Miss Fera pun masuk je dalam kelas. Dari pembicaraan Salwa dan Miss Fera tadi, ada salah satu dari Ibu-Ibu yang mendengar. Dan tentu saja itu menjadi topik baru bagi mereka.

"Aku tidak perduli dengan perasaan Mas Tristan, karena saat ini aku sudah jatuh cinta dengan Ira. Anak itu seperti magnet bagiku. Aku akan berusaha menjadi Ibu yang baik untukmu, Ra." Batin Salwa.

Sementara di kantor

Tristan senyum-senyum sendiri di meja kerjanya.

"Ehem-ehem..."

"Kenapa kamu, Yan? Keselek?"

"Sepertinya, Bos yang keselek! Keselek asmara, hahaha...."

"Maksudmu?"

"Hadeh.. Dasar kulkas dua pintu!"

"Berani ngatain aku, aku potong gajimu!"

"Ish, galak amat, Bos! Jangan galak-galak, nanti cepat tua!"

"Kamu yang tua! Udah tua belum nikah juga!"

"Iya,Iya... mentang-mentang sudah nikah lagi! Sekarang ngomongnya gitu! Katanya nggak mau nikah lagi sebelum menemukan orang yang melebihi Nabila! Berarti Nyonya Salwa orang itu ya? Buktinya Bos maubmenikah dengannya? Hem?" Iyan menaik turunkan alisnya.

"Tidak usah bahas itu! Kamu sudah tahu aku terpaksa melakukannya!"

"Lah bilangnya terpaksa! Tak sumpahin jadi bucin kamu!"

Tristan dan Iyan memang Bos dan bawahan. Namun sebenarnya Iyan adalah anak dari sepupunya Pak Ferdi. Jadi keduanya masih memiliki hubungan saudara. Mereka bersikap resmi saat keadaan tertentu. Namun jika hanya berdua, keduanya seperti Tom and Jerry.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

uda senyum2 sendiri Tristan....kl uda lihat jelas wajah Salwa bakal bucin nih Tristan 🤣🤣🤣🤩🤩🤩

2024-02-27

1

Mamah Kekey

Mamah Kekey

blm liat wajahnya udah senyum,, aja mas Tristan...😂

2023-12-12

7

Bahrul Ulum

Bahrul Ulum

tristan mulai julit...

2023-12-04

3

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!