Terkesima

Salwa masih menangis. Ia meluapkan kekesalannya. Mungkin ini juga pengaruh hormon PMS-nya.

"Apa aku egois? Maafkan aku ya Allah! Aku hanya wanita biasa yang juga memiliki rasa kecewa." Batin Salwa.

greep...

Tristan memeluk istrinya.

"Maaf, maafkan aku yang tidak mengerti perasaanmu! Kita memang baru saling kenal, jadi perlu adanya penyesuaian. Mulai saat ini kita akan jalani hidup kita layaknya suami istri. Kamu mau, kan?"

Dag dig dug

Hati Salwa panas dingin. Ia hanya bisa mengangguk, tak mampu lagi berkata. Karena aroma maskulin suaminya sudah merasuk ke dalam dada. Membawa kedamaian untuknya.

"Salwa.."

Terdengar dengkuran halus yang berasal dari istrinya. Rupanya Salwa tertidur di pelukan suaminya. Tristan menyunggingkan senyum. Ia pun mengecup kening istrinya.

Keesokan harinya

Seperti biasa, Salwa membuatkan minuman coklat untuk suaminya.

"Minumannya, Mas!" Salwa meletakkan minuman tersebut di atas meja balkon. Karena saat ini suaminya duduk di kursi sana.

Saat Salwa berbalik, tangannya malah ditahan oleh Tristan.

"Ya, apa ada yang kurang, Mas?"

"Ada."

"Apa?"

"Bolehkah aku melihat senyuman istriku pagi ini? Mungkin minuman coklat ini akan lebih nikmat!"

Sebenarnya Salwa merasa aneh dengan perlakuan suaminya itu, namun dia ingat perkataan suaminya semalam. Akhirnya ia pun membuka cadarnya, dan tersenyum kepada suaminya.

"Masyaallah.... terima kasih Bundanya Ira!"

Ujar Tristan dengan tersenyum.

Baru kali ini Salwa melihat suaminya tersenyum. Dan hal tersebut membuatnya terkesima.

"Iya, sama-sama Abinya Ira! Sudah, Mas! Aku mau ke kamar Ira dulu!"

Salwa meninggalkan kamar dan pergi ke kamar Khumairah.

"Sudah siap semuanya, Sayang?"

"Sudah, Bunda!"

"Ayo sarapan dulu!"

Mereka pun sarapan bersama. Salwa melayani suami dan anaknya.

"Kalian berangkat dulu ya? Diantar Mang Jaja! Aku berangkat belakangan nanti!"

"Iya, Mas!"

"Iya, Abi!"

Keduanya mencium punggung tangan Tristan. Tristan mencium pipi kanan dan pipi kiri Khumairah.

"Buat Bunda mana, Bi?"

"Hah?" Tristan melirik Salwa. Kemudian ia mencium keningnya.

Khumairah tersenyum lebar melihat kemesraan Abinya.

"Nah gitu dong! Ayo Bunda kita berangkat!"

Setelah kepergian istri dan anaknya, Tristan menyuruh tukang kebun untuk menurunkan foto di kamarnya.

"Taruh di gudang ya, Mang!"

"Baik, Den! Apa mau diganti dengan foto yang lain, Den?"

"Belum ada! Sementara gini saja dulu!"

"Iya ,Den!"

"Nabila, maafkan aku! Aku menyingkirkan foto kita bukan karena aku sudah melupakanmu. Sampai kapan pun kamu tetap ada di hatiku. Begitu pula Salwa, yang saat ini memiliki tempat sendiri di hatiku. Kamu lihat sendiri, anak kita sangat menyukainya. Aku harap kamu tidak marah kepada kami." Batin Tristan.

Kemudian Tristan menelpon Iyan untuk menjemputnya.

"10 menit, telat kupotong gajimu!"

"Ish, main potong saja! Iya, iya, ini juga udah jalan, Bos!"

"Ya sudah, cepetan!"

Setelah sampai di rumah Tristan mereka bukannya berangkat ke kantor tetapi mampir ke kantor Salman, adik kembar Salwa.

"Kamu nggak usah masuk, tunggu di sini saja!"

"Siap, Bos!"

Tristan pun masuk menemui Salman.

"Silahkan, Pak! Anda sudah ditunggu Pak Salman."

"Terima kasih."

Tok

tok

tok

Tristan mengetik pintu ruangan Salman. Tentu saja Salman melihat siapa yang datang. Karena kacanya tembus dari dalam.

"Masuk, Bang bro!"

"Apa aku mengganggumu?"

"Kenapa kamu kaku sekali sih, Bang? Pantes saja Mbak Salwa tertekan!"

"Hah, memang begini, Man!"

"Bang, Mbak Salwa itu nggak pernah yang namanya pacaran! Mungkin kalau sekedar menyukai atau disukai pernah. Masa dulu sama Mamanya Ira kamu kayak kaku gini, Bang?"

"Tidak, mungkin karena sekarang aku lebih berhati-hati. Aku takut terlalu percaya diri."

"Slow, Bang! Abang , kan memang selalu percaya diri, hehe... Mbak Salwa itu orangnya suka dimanja. Kalau dulu Ayah dan Bunda yang manjain dia, sekarang ya kamu sebagai suaminya yang manjain, Bang! Apa lagi, Mbak Salwa itu bukan hanya menjadi seorang istri, tapi juga seorang Ibu. Beruntung dia bisa cocok dengan Ira. Emang Mbak Salwa nggak menarik ya, Bang? Bukannya diam-diam Abang menyelidiki dia, hem?" Salman menarik turunkan alisnya.

"Sial! Kenapa Salman tahu kalau selama ini aku mencari tahu tentang Salwa? Anak sama Bapak sama-sama bar-bar! Hanya Salwa dan Bunda yang tidak bar-bar!" Batin Tristan.

"Bang, Kamu pasti bertanya-tanya dari mana aku tahu, iya kan? Salman gitu lho! Haha..."

Tristan hanya bisa menggelengkan kepala.

"Apa lagi yang ingin Abang tanyakan?"

"Emmm.. Salwa sukanya apa?"

"Sukanya coklat sama yang berbau keju kalau makanan ya! Kalau sesuatu dia sukanya diperhatikan. Karena sebenarnya dia itu orangnya agak cuek. Makanya dia itu suka kalau ada yang merhatiin dan manjain dia."

"Baiklah terima kasih, sudah mau berbagi."

Salman menepuk bahu Kakak Iparnya.

"Bang, kalau cinta ngomong! Jangan diam saja! Kalau telat, bisa brabe! Nyesel lho! Mbak Salwa itu yang suka banyak, bahkan dosen mudanya saja suka sama dia!"

Tristan mencerna perkataan adik iparnya itu.

"Iya, terima kasih sudah mengingatkan aku! Aku pergi dulu!"

"Oke, Bang bro! Hati-hati!"

Tristan pun keluar dari ruangan Salman, kemudian meninggalkan kantor itu menuju kantornya.

Jam menunjukkan angka 10, Salwa dan Khumairah pulang dari sekolah. Sesampainya di rumah, Khumairah mengantuk dan minta tidur. Encus membantu mengganti baju Khumairah.

"Encus, saya titip Ira dulu ya? Saya mau ke kamar!"

"Iya, Nyonya!"

Salwa pun masuk ke dalam kamarnya. Ia mengganti gamisnya dengan gamis rumahan.

"Bosan juga ya di rumah saja! Oh iya, aku lupa mau menghubungi Kayla! Dia pasti menunggu telpon dariku!" Monolog Salwa.

Setelah selesai menghubungi sahabatnya itu, Salwa hendak tidur siang. Ia membuka jilbabnya dan membiarkan rambut sebahunya terurai. Namun saat akan naik ke atas tempat tidur, Salwa tertegun melihat dinding yang biasanya terpampang foto pernikahan suaminya.

"Kok nggak ada? Siapa yang mindahin?" Monolog Salwa.

Ia menoleh ke setiap sisi dinding kamarnya, namun tidak menemukan foto tersebut. Kemudian, ia pergi ke walk in closet mencarinya di sana. Namun tetap tidak ada.

"Apa Mas Tristan yang sudah memindahkannya? Apa aku salah dengan perkataanku semalam? Mungkin nggak ya kalau Mas Tristan tersinggung?"

Salwa tidak jadi mengantuk, ia menggigit jarinya. Duduk di atas tempat tidur dan berpikir keras.

Ceklek...

Suara pintu kamar terbuka.

Salwa menoleh ke arah pintu. Rupanya Tristan yang datang. Salwa tidak ingat saat ini dirinya tengah mengurai rambutnya.

Sontak Tristan tertegun melihat istrinya.

"Kok sudah pulang, Mas? Ini kan, masih siang? Apa mau makan siang di rumah?"

Tristan masih tidak bergeming, ia hanya melangkah tanpa mengeluarkan suara.

"Kenapa dia diam saja? Mungkin nggak ya dia marah sama aku?" Batin Salwa.

"Mas..."

"Eh, iya!" Tristan tersadar saat sudah sampai di depan istrinya.

"Kamu memang cantik, Wa!" Batin Tristan.

"Kok bengong lagi?"

"Eh, anu! Itu... aku belikan kamu milk cheese avocado."

"Oh, ya? Wah pasti seger banget panas-panas makan minum itu. Makasih ya, Mas?" Salwa mengambil kantong plastik yang dibawa Tristan. Namun Tristan masih menahannya.

"Hanya dengan hal sederhana ini, kamu sudah senang, Wa!" Batin Tristan.

"Mas, jadi dikasih nggak sih?"

"Wa, tolong rambutnya jangan dipotong ya!"

"Hah?" Sontak Salwa meraba rambutnya. Ia baru sadar kalau saat ini tidak mengenakan jilbab.

"Ji-jilbabku!"

"Wa, jilbabmu haram kamu pakai kalau kita sedang berdua di kamar."

Deg

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

uda lihat Salwa tanpa cadar dan jilbab ya Tristan.....gimana? berdesirkah tau asli istri mu....ayo gercep bikin adik utk Khumaira 🤪🤪🤪😍😍😍

2024-02-27

1

Bahrul Ulum

Bahrul Ulum

gk lama bucin akut si tristan😂

2023-12-04

9

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

nah lho...baru klepek klepek tristan🧚‍♀️🧚‍♀️😀😀

2023-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!