Kanebo Kering

Di dalam benak Salwa masih ada pertanyaan besar. Ia belum bertemu dengan anak sambungnya.

Apakah anak sambungnya itu bisa menerimanya? Apa dia bisa menjadi Ibu yang baik? Belum lagi dia masih berpikir tentang perasaannya kepada suaminya, atau pun sebaliknya.

Di tengah kegelisahannya, ia dikejutkan dengan bariton suaminya.

"Ayo ke atas! Kamarku ada di atas!"

"Kenapa dia kaku sekali? Kayak kanebo kering! Ups dosa, Wa!" Batin Salwa.

Salwa mengikuti langkah suaminya. Mereka pun sampai di sebuah kamar yang sangat kuas. Lebih luas dari kamar Salwa di rumah orang tuanya. Kamar bernuansa putih dan gold dengan aksen mewah memanjakan penglihatan Salwa.

"Ini kamarku! Anggaplah kamar sendiri!"

"Iya, terima kasih!"

"Bos! Ini barang-barangnya Nyonya!" Ujar Iyan dari depan pintu kamar yang tidak tertutup.

"Bawa masuk, dan taruh di walk on closet!"

"Siap, Bos!"

Setelah menaruh barang Salwa, Iyan pun keluar dari kamar bosnya dan menutup pintu sesuai perintah bosnya.

Saat menoleh ke dinding di atas tempat tidur, mata Salwa menemukan gambar sepasang pengantin yang begitu bahagia.

Deg

"Itu pasti foto mendiang istrinya! Cantik sekali! Lihatlah Wa! Masih hitungan menit, kamu sudah merasa tersaingi! Ish, itu cuma foto wa! Tapi foto yang mengandung kenangan indah." Batin Salwa.

Salwa tidak merasa, bahwa sebenarnya ia cemburu. Meski dirinya belum merasakan cinta kepada suaminya.

"Silahkan kalau mau bersih-bersih! Bajumu bisa ditata di lemari yang kosong yang ada di sana! Atau kalau kamu butuh bantuan asisten, kamu tinggal pencet saja tombol ini!Kamar mandinya di sebelah sana! Aku akan keluar dulu!"

"Hem, terima kasih!"

"Sama-sama."

Tristan pun keluar dari kamarnya. Salwa masuk ke kamar mandi membersihkan diri. Saat akan shalat, ternyata ia datang bulan. Salwa pun masuk ke walk in closet menata baju-bajunya di lemari yang kosong sesuai petunjuk suaminya. Dan tidak terasa, adzan Ashar berkumandang.

Setelah selesai, ia keluar dari ruangan itu dengan masih memakai cadarnya. Ia belum terbiasa dengan tempat yang masih asing menurutnya.

Tok

Tok

Tok

"Ia masuklah!"

Ternyata Tristan yang mengetuk pintu. Salwa kagum terhadap sikap suaminya. Meski itu kamarnya sendiri, ia masih mengetuk pintu karena menghormati istrinya yang masih perlu beradaptasi.

"Apa kamu sudah Shalat?"

"Sa-saya sedang berhalangan!"

"Oh, ya sudah! Aku shalat dulu!"

Salwa sedang berkirim pesan dengan keluarganya. Ayah Haris mengirim foto pernikahan Salwa di grup WA keluarga. Saudara Salwa yang tidak bisa menyaksikan pernikahannya, memberikan selamat kepadanya.

Tristan sudah selesai shalat. Saat ini ia sedang mengenakan sarung dan kemeja putih lengan pendek. Aura ketampanannya bertambah dua kali lipat. Salwa baru menyadari itu. Dia tidak dapat berkedip saat memandangi suaminya yang sedang sibuk melipat sajadah.

"Masyaallah, indah sekali ciptaan-Mu! Batin Salwa.

Ia tersadar dari lamunannya saat mendengar pintu kamar diketuk.

Tok

Tok

Tok

"Biar aku yang buka!" Ujar Tristan.

Ia melangkah ke arah pintu dan membukanya.

"Abi... apa Ira boleh masuk?"

"Masuklah, sayang!"

Khumairah berlari masuk ke dalam kamar Abinya. Tadi ia mendengar dari Encusnya bahwa Abinya membawa seorang wanita yang diakuinya sebagai istrinya. Itu berarti ia memiliki Ibu baru. Khumaira tertegun saat melihat sosok wanita yang sedang duduk di tempat tidur. Dengan memakai gamis warna abu beserta dengan cadarnya.

Salwa tak kalah terkejutnya melihat Khumairah.

"Ira...!"

Mendengar duanya dipanggil, Khumairah mendekati wanita yang berada di depannya saat ini. Ia sepertinya mengenal suara itu.

"Ira masih ingat aunty?"

Khumairah masih mengingat-ingat. Namun tangan mungilnya tetap ia ulurkan untuk mencium punggung tangan Salwa.

"Aunty cantik? Ini benar aunty cantik?"

Salwa mengangguk.

Khumairah memeluk tubuh Salwa yang saat ini dalam posisi duduk.

"Kalau begitu, apa benar Aunty cantik sudah menikah dengan Abinya Ira?"

Salwa kembali mengangguk.

"Yeay... Ira senang sekali!"

Khumaira mengangkat tangannya layaknya anak kecil yang mendapatkan sesuatu yang ia inginkan.

Melihat pemandangan itu, Tristan menjadi lebih lega. Rupanya, putrinya itu sudah kenal dengan Salwa.

"Aunty cantik, bolehkah Ira panggil Aunty dengan panggilan Bunda?"

Hati Salwa terenyuh saat mendengar permintaan gadis kecil yang saat ini menjadi anak sambungnya. Ia menoleh ke arah Tristan untuk mendapat persetujuan. Tristan mengangguk, memberikan tanda setuju.

"Boleh, asal Ira senang!"

"Senang sekali, Bunda! Terima kasih sudah mau menjadi bundaku! Ternyata benar, Allah akan mendengarkan do'aku kalau aku mau shalat."

Salwa tertegun mendengar ucapan polos Khumaira. Ia pun merasa lega, karena apa yang ia hadapi tidak akan seburuk yang ia bayangkan. Anak sambungnya sangat baik dan bisa menerimanya.

"Tinggal Bapaknya! Ya Allah, semoga kulkas dua pintu itu segera mencair. Oh iya aku baru ingat sekarang! Jadi benar aku pernah bertemu satu kali dengan Mas Tristan." Batin Salwa.

Flash back on

Dua minggu yang lalu Tristan dan Khumairah datang ke acara aqiqah keponakan Salwa.

Ira nampak senang karena bisa bertemu dengan teman sepantaran. Ia mendekati si kembar Alya dn Ayla.

"Hai... boleh kenalan?" Ira mengulurkan tangannya.

"Boleh, Kak! Namaku Alya, dan ini adikku Ayla! Nama Kaka siapa?"

"Humairah! Panggil saja Ira! Kalian kembar?"

"Iya, kami kembar tiga!" Ujar keduanya.

"Wah... keren! Tapi yang satu mana?"

"Mas Arya pasti main sama anak laki-laki!" Jawab Ayla.

Lalu pandangan Humairah beralih pada wanita bercadar di samping si kembar. Entah kenapa, ia sangat penasaran.

"Ini aunty kami, Kak Ira! Namanya Aunty Salwa."

"Hai aunty!" Ujar Humaira dengan tersenyum. Ia mencium punggung tangan Salwa.

"Hai, cantik!" Salwa memegang dagu Humairah.

Humairah ikut bermain bersama mereka. Salwa menemani mereka menyusun puzzel huruf hijaiyah. Sesekali Humaira mengambil perhatian Salwa.

Beberapa menit kemudian, sebagian keluarga sudah berpamitan pulang.

"Kalian lanjutkan mainnya ya! Aunty mau ke kamar mandi dulu!"

Salwa pergi ke kamar mandi untuk membuang air kecil.

Saat keluar Salwa terkejut, karena ada seorang laki-laki yang menunggu di depan kamar mandi. Seperkian detik mata mereka saling berpandangan. Namun Salwa sadar dan menundukkan pandangannya.

"Astaghfirullah 'adzim." Batin Naila.

Ia langsung pergi meninggalkan kamar mandi. Laki-laki tersebut tersenyum saat melihat Salwa pergi tanpa satu kata pun.

Flash back off

Malam pun tiba

Saat ini Tristan, Salwa, dan Khumairah sedang makan malam di meja makan.

Peran Salwa baru dimulai, ia menuangkan nasi ke piring suaminya.

"Sudah cukup! Tolong ambilkan itu!" Tristan menuju ikan gurami bakar. Salwa pun mengambilkan untuk suaminya.

"Bunda, Ira mau Ayam goreng saja!"

"Ah, baiklah! Makan yang banyak ya! Biar sehat dan pintar!"

Mereka pun menikmati makan malam dengan penuh kehangatan layaknya keluarga yang harmonis.

Tristan melihat cara makan istrinya.

"Kenapa ia tidak merasa kesulitan, makan masih mengenakan cadarnya?" Batin Tristan.

Bersambung....

...----------------...

Next ya kak....

Terpopuler

Comments

Bunda RH

Bunda RH

namanya juga masih gengsi kak🤣

2024-04-04

0

Alejandra

Alejandra

Kok bukan kamar kita sich...

2024-04-04

2

Sri Rahayu

Sri Rahayu

pasti Tristan penasaran dengan wajah istrinya 🤣🤣🤣🤪🤪🤪

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!