Lautan asmara

Mengecup bibir Salwa satu kali serasa ada magnet yang menarik. Tristan ingin mrngecupnya kembali. Namun saat Tristan akan melakukan aksinya, tiba-tiba mata Salwa terbuka. Keduanya saling menatap. Salwa mengedip-ngedipkan matanya, mengumpulkan kesadara. Sudah terlanjur bagi Tristan, ia tidak bisa mundur lagi. Intinya nampak menggemaskan di matanya. Tristan pun mengecup bibir Salwa sekali lagi.

cup

Salwa shock dengan hal tersebut. Sontak ia menggigit bibirnya. Ia tidak sadar bahwa hal tersebut justru semakin membuat iman suaminya tipis.

"Oh tidak! Apa harus sekarang juga? Lama-lama bisa pusing kepalaku!" Batin Tristan.

Salwa merasa tengggorokannya kering, ia bangun dan duduk untuk minum. Setelah minum, ia letakkan kembali gelas di atas nakas.

Tristan keluar ke balkon depan kamarnya. Ia menetralisir perasaannya saat ini.

"Kamu harus mengatakan apa yang kamu rasakan, Tris! Ini nggak salah, dia istrimu! halal bagimu menyentuhnya. Dia juga berhak mendapatkan nafkah batin darimu. Tapi apa dia mau?" Batin Tristan.

"Wa, kamu tahu tugasmu sebagai istri. Kamu harus melayani suamimu! Cinta bisa datang dari terbiasa! Atau mungkin kamu sudah jatuh cinta, Wa? Itu sah-sah saja, kamu istrinya! Buat dia nyaman di sisimu!" Batin Salwa.

Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sore harinya, Tristan pamit kepada Salwa untuk ziaroh ke makam Nabila. Khumairah pun ikut bersama Abinya.

"Sampaikan salamku ke Mbak Nabila, Mas! Kapan-kapan aku juga ingin mengunjungi makamnya."

"Oke, baik-baik di rumah! Kalau perlu sesuatu minta Bi Eni atau Lastri."

Makam Nabila tidak jauh dari rumah Tristan. Mungkin hanya dengan jarak 4km dan dapat ditempuh sekitar 5-10 menit.

Tristan membawa bunga tabur untuk Nabila. Khumairah yang menenteng keranjang bunga untuk Mamanya.

"Assalamu'aikum, Ma! Ira datang sama Abi."

Tristan membaca surah Yasin dan berdo'a. Khumairah mengamini do'a Abinya.

Setelah selesai mengutarakan isi hatinya kepada mendiang istrinya, Tristan mengajak Khumairah pulang.

Malam harinya.

Saat ini Salwa, Tristan, dan Khumairah shalat isya' berjama'ah di dalam kamar. Setelah selesai mereka makan malam bersama.

"Bunda, tadi Ira ke makam Mama."

"Iya, Ira sudah berdo'a untuk Mama?"

"Sudah, Ira sudah do'ain biar Mama masuk surga."

"Good girl!" Salwa mencium pipi Khumairah dengan gemas.

Hal tersebut tidak luput dari perhatian Tristan.

"Kenapa cuma Ira yang dicium? Aku kan, juga pingin!" Batin Tristan.

"Mau lauk apa, Mas?"

"Duduklah! Biar aku ambil sendiri. Kamu kan, masih sakit?"

"Nggak pa-pa, bukan tangan aku yang sakit."

Salwa melayani suami dan anaknya dengan telaten.

Setelah selesai makan malam, Khumairah segera kembali ke kamarnya. Ia merasa sangat mengantuk. Salwa meminta Encus untuk menemaninya.

Di kamar Tristan.

Salwa saat ini sedang memakai baju tidurnya. Baju tidur kimono berbahan satin motif bunga membalut tubuhnya yang langsing. Saat ia keluar dari ruang ganti, Tristan sudah berada di kamar membaca laporan dari Handphone-nya. Melihat Salwa sudah berganti baju tidur, ia pun menaruh Handphone-nya, dan berganti baju tidur. Saat ini keduanya tengah duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur sambil nonton televisi.

Tristan melirik ke arah Salwa. Salwa tidak sadar, baju bagian bawah tersingkap hingga menampakkan kaki dan pahanya yang putih mulus. Tristan menelan salivanya sendiri.

"Belum ngantuk, Wa?"

"Belum, Mas!"

"Oh..."

"Kalau kamu mengantuk, tidur saja duluan, Mas!"

"Belum juga."

Keduanya masih lanjut nonton televisi. Tapi hati dan pikiran mereka berkelana tak tahu ke mana.

"Wa..."

"Hem..."

Tristan melihat telapak tangan kanan Salwa diletakkan di samping tubuhnya. Ia pun mencoba menyentuhnya. Sontak Salwa terkejut dan menoleh ke samping, namun dia tidak menarik tangannya. Tatapan mereka bertemu. Saat ini Tristan melihat bibir Salwa nampak basah, benar saja beberapa waktu lalu ia memasang serum bibir untuk melembabkan bibirnya yang terasa kering akibat musim kemarau.

Tanpa aba-aba, Tristan mengecup bibir Salwa yang nampak menggoda. Merasa tidak ada penolakan, Tristan justru melanjutkan aksinya. Memagut dan mengeksplor lebih dalam lagi. Salwa memejamkan mata. Ia baru merasakan hal seperti ini. Ia hanya mengikuti alur dan belum bisa membalasnya. Sampai ia pun kehabisan oksigen.

Merasa istrinya gelagapan, Tristan melepas pagutannya.Ia paham, istrinya masih pemula. Salwa menundukkan kepala. Tristan menyentuh dagunya agar Salwa mengangkat kepalanya. Tatapan mereka begitu mendamba. Tristan menyelipkan rambut Salwa yang menutupi pipinya.

"Wa, aku bukan pria yang romantis. Aku tidak bisa merangkai kata yang indah. Aku sudah berjanji di depan penghulu dan Tuhanku, aku akan menjalankan hak dan kewajibanku sebagai kepala rumah tangga. Maukah kamu menemaniku menjalankan hak dan kewajiban kita?"

Salwa menganggukkan kepala. Ia tidak mampu mengeluarkan suara.

"Wa, aku sudah mencintaimu." Tristan mengecup kening, kemudian pelipis, hidung, dan yang terakhir bibir Salwa.

Salwa tidak berkutik, ia masih shock dengan perkataan suaminya. Tristan tidak butuh jawaban. Melihat Salwa diam menahan senyum, itu artinya Salwa menerima setiap perkataannya.

"Maaf, boleh aku meminta hakku malam ini?"

Salwa menatap dalam mata suaminya. Ia meyakinkan diri untuk menyerahkan suatu hal yang besar dalam dirinya.

"Bismillahirrohmanirrohim... Mas aku istrimu, kamu berhak atasku. Dan kamu tidak perlu meminta izinku lagi! Perlakukan aku dengan semestinya!"

"Ayo kita shalat dulu!"

Keduanya shalat sunnah bersama sebelum menunaikan hajat mereka.

"Benar kata Ayah, Mas Tristan pria yang baik. Dia bukan hanya tampan dan mapan, tapi juga bisa menjadi imam yang baik. Pantas saja Ayah ngotot ingin menjodohkan kami. Orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya." Batin Salwa. Ia mengagumi suaminya saat suaminya dengan khusuk memimpin do'a.

Mereka telah selesai shalat bersama.Tristan membukakan mukenah istrinya. Kemudian ia menggendong Salwa ala bridal style. Saat ini Salwa sudah berbaring di atas tempat tidur. Tristan menarik tali kimono yang Salwa pakai.

"Mas, malu!" Salwa masih mempertahankan kimononya.

Tristan membaca do'a dan membuka bajunya sendiri. Roti sobeknya terpampang dengan nyata. Membuat Salwa menelan salivanya sendiri.Tristan menindih istrinya. Kemudian mencumbunya dengan halus.

Hasrat keduanya semakin menggebu. Baju Salwa sudah terbuka, bagian atasnya yang menonjol menarik perhatian Tristan. Tristan sedang dimabuk asmara. Ia pun bermain-main di sana. Memijat benda kenyal itu, kemudian mengem*t ujungnya seperti bayi kecil yang sedang kehausan.Tubuh Salwa menggelinjang seperti cacing kepanasan.

Tristan pun sudah tidak tahan, ia mulai mengarahkan senjata miliknya. Meraba jalan basah yang akan dilewati senjatanya.

"Mas..." Suara Salwa Parau.

"Aku akan pelan, tahanlah sedikit!"

"Sshhh..." Desis Salwa menahan sakit.

Setelah mencoba beberapa kali, barulah senjata Tristan bisa menembus pertahanan Salwa. Salwa mencengkram seprey kasur, ia merasakan sakit yang cukup dahsyat.

"Ah..!" ******* pun keluar dari mulut Salwa.

Ada sesuatu yang robek di bawah sana. Sontak Salwa menggigit leher dan bahu suaminya untuk meredam suara desahannya.

Setelah bisa menyesuaikan, Tristan memainkan dengan pelan. Dan lambat laun rasa sakit pun berubah menjadi nikmat. Keduanya berlayar di lautan asmara mengarungi samudera cinta. Tristan pun sampai di puncaknya. Ia melafadzkan do'a. Setelah itu ia ke kamar mandi.

"Tidurlah! Terima kasih!" Tristan menutup tubuh istrinya dengan selimut dan tidak lupa mengecup keningnya.

Kini keduanya bisa tidur dengan nyenyak.

Bersambung

...----------------...

 Next ya kak...

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

akhirnya belah duren Tristan 🤭🤭🤭😘😘😘

2024-02-27

1

La Genggong

La Genggong

waa ud unbxin jg

2024-02-26

1

ida solihah

ida solihah

selain asyik baca,,,juga banyak memberikan pengetahuan

2024-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!