Menu Baru

Sebelum waktu Shubuh, Tristan terbangun. Ia menghidupkan lampu dan pergi ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, ia kembali ke atas tempat tidur. Tristan memperhatikan wajah istrinya yang begitu damai dalam tidurnya. Ia menyunggingkan senyum mengingat percintaannya semalam. Tiba-tiba selimut Salwa bagian atas terbuka. Sebelah gunung kembarnya menonjol keluar, karena Salwa memang tidak memakai Branya lagi. Otomatis senjata Tristan menegang.

Bentuk yang bulat dan sintal seperti magnet yang menarik. Tristan pun reflek menyentuh benta tersebut. Memainkan ujungnya yang berwarna pink kemerahan.

"Euh..." Salwa melenguh.

Tristan semakin gencar bermain-main. Bahkan ia memberi tanda merah di sana.

"Au!" Pekik Salwa. Ia pun terbangun.

"Mas..."

Belum melanjutkan ucapannya, bibis Salwa sudah diserbu suaminya. Tristan mncumbu Salwa kembali. Tangannya pun berkelana kemana-mana.

Salwa pasrah kepada suaminya. Hasrat Tristan yang tidak tersalurkan selama 6 tahun kini menggebu-gebu. Ia bahkan lebih ganas dari semalam. Mereka melakukannya sampai hampir adzan Shubuh berkumandang.

"Ayo kita mandi!"

"Aku bisa sendiri, Mas!"

"Jangan membantah!"

Tristan pun menggendong Salwa ke kamar mandi. Ia membaringkan Salwa di bak mandi.Dan menghidupkan air di Bak tersebut.

"Apa masih perih?"

"Hem, sedikit!" Bohong Salwa. Ia tidak ingin suaminya merasa bersalah.

"Coba aku lihat!"

"Ti-tidak usah, Mas!" Salwa menutupi ***********.

"Aku sudah melihatnya bahkan merasakannya, ngapain kamu tutupi?"

"Malu..."

Tristan menyunggingkan senyumnya.

"Bilas dengan air hangat, nanti juga sembuh kalau sering dipakai."

Salwa membelalakkan matanya. Tristan menahan senyumnya melihat ekspresi Salwa.

Setelah selesai mandi dan bersuci, keduanya shalat Shubuh berjama'ah.

Pagi harinya.

Salwa mengantarkan Khumairah ke sekolah. Karena Mang Jaja sakit, Salwa dan Khumairah ke sekolah bersama Tristan. Iyan yang menyupir mobilnya.

Tristan duduk di depan, samping kemudi. Salwa dan Khumsirah duduk di jok tengah. Iyan melirik ke arah Bosnya, kemudian melihat ke belakang dari cermin depan yang berada di atas. Iyan menyunggingkan senyumnya.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Yan?"

"Ah, tidak! Tidak apa-apa, Bos!"

"Fokus nyetir, Kamu membawa empat nyawa!"

"Iya, iya, Bos!"

Tidak lama kemudian mereka sampai di sekolah. Tristan membukakan pintu untuk Khumairah dan Salwa.

"Aku akan mengantar kalian ke dalam."

"Yeay..."

Khumairah menggandeng tangan Abi dan Bundanya. Ia melangkah dan tersenyum bahagia.

Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian Ibu-ibu yang sedang menunggu anak-anaknya.

"Pak Tristan, apa kabar?" Sapa Miss Fera.

"Alhamdulillah baik, Miss! Bagaimana kabar anda?"

"Saya juga baik, Pak!"

Khumairah mencium punggung tangan Abi dan Bundanya, juga Miss Fera dan masuk ke dalam kelas.

"Miss, minggu depan Ira ulang tahun, saya ingin mengundang semua teman Ira. Apa anda bisa bantu saya mengirim data anak-anak?"

"Tentu, Pak Tristan! Nanti saya akan kirim data anak-anak."

"Terima kasih, saya permisi dulu."

Salwa mencium punggung tangan suaminya. Tristan keluar dari gedung sekolah. Di dalam mobil Iyan tak henti-hentinya mengejek Bosnya.

"Wah wah ada yang udah buka puasa nih!"

"Belum bulan puasa, Yan!"

"Ya, tapi Bos kan, udah lama puasa!"

Tristan mengernyitakan dahinya.

"Haha... Bos, ternyata Nyonya Bos ganas juga ya? Lihat tuh leher kamu, Bos!"

Sontak Tristan meraba lehernya kemudian berkaca di spion. Ia menyunggingkan senyumnya mengingat percintaannya dengan Salwa. Lalu iya membenarkan kerahnya untuk menutupi bekas merah tersebut.

"Yaelah, Bos! Malah senyum-senyum sendiri! Gimana rasanya, Bos? Ada yang beda nggak? Kan, menu baru? Hehe..."

"Nggak usah tanya-tanya! Nikah sana! Biar nggak penasaran!"

"Izh, aku pingin cari yang jinak-jinak merpati seperti Nyonya Bos!"

"Sekali lagi kamu ngomongin istriku, aku pecat kamu!"

"Widih, sadis bener, Bos! Main pecat saja! Hehe... iya aku diam nih! Tapi bilangin Nyonya Bos ya, kalau ada temannya yang jomblo mau dong!"

"Hem, wani piro?"

"Ish, nggak pingin lihat asistennya bahagia nih si Bos! Tapi aku senang, Bos sudah menemukan pendamping hidup sekaligus Ibu untuk Khumairah!"

Tidak tersa keduanya kini sudah sampai di kantor.

"Pak Tristan, ada yang mencari anda!" Ucap Dini selaku sekretaris Tristan.

"Siapa?"

"Namanya Anita, sekarang sedang menunggu di ruang tamu."

Tristan sengaja membuat ruang khusus untuk tamu di samping ruangannya agar tidak mengganggu privasinya.

Iyan menemani Tristan menemui perempuan yang dimaksud. Benar saja seorang wanita berbadan tinggi semampai, kulit putih, rambut bergelombang dengan pakaian ala model internasional berdiri depan Sofa.

"Ada perlu apa kamu menemuiku?"

"Tidakkah kamu merindukan aku, Tris?"

"Langsung saja, jangan bertele-tele!

"Bisakah kita ngobrol berdua saja?" Anita melirik Iyan.

"Saya keluar dulu, Bos!"

"Jangan jauh-jauh dari pintu!"

"Oke, Bos!"

Setelah kepergian Iyan, Anita mendekati Tristan.

"Jangan dekat-dekat kita bukan mahram!"

"Kamu tidak pernah berubah! Dari sejak kita pacaran dulu kamu tidak pernah bersikap manis kepadaku! Tapi anehnya aku sangat mencintaimu!"

"Bulshit! Itu cerita lalu! Buktinya kamu yang berkhianat!"

Tristan berdiri dan Anita duduk di sofa menyilangkan kakinya, hingga belahan roknya tersingkap. Tristan mengalihkan pandangan ke sembarang arah.

"Aku terpaksa, Tris!"

"Tidak usah dibahas lagi! Ada perlu apa kamu mau menemuiku setelah sekian lama?"

"Aku baru kembali dari LA dua hari yang lalu. Maafkan aku, aku baru mendengar kalau istrimu meninggal, aku ikut berduka cita. Kasihan sekali anakmu, dia pasti Kekurangan kasih sayang seorang Ibu."

"Terima kasih, itu sudah terjadi 6 tahun yang lalu."

"Lalu apa kamu tidak ingin mencari penggantinya?"

Tristan tersenyum sinis mendengar ucapan Anita.

"Maksudmu?"

"Bukankah dulu kamu sangat mencintaiku? Saat ini aku sendiri dan kamu sendiri! Ayolah kita bisa menjalin cinta kita kembali."

Anita mengambil tangan Tristan, namun dihempaskan.

"Ish kasar sekali! Awas saja kalau nantinya kamu jatuh cinta lagi kepadaku!"

"Aku sudah memiliki istri, tidak ada ruang lagi di hatiku untuk wanita lain! Kalau kamu hanya ingin menyampaikan lelucon seperti ini, lebih baik kamu pulang saja! Aku masih banyak kerjaan!"

"Haha... kamu yang lucu, Tris! Aku datang ke Indonesia khusus untuk bertemu denganmu!"

Anita berdiri, dan memegang dasi Tristan. Tristan masih mengamatinya.

"Tidak usah bermain-main! Hubungan kita sudah tinggal kenangan, sejak kamu pergi dengan selingkuhanmu itu! Dan sekarang aku sudah memiliki kehidupan yang baru, dan tentu sku bahagia saat ini!"

Tristan membuka pintu tangan itu. Rupanya Iyan bersender di sana. Sehingga saat pintu dibuka, Iyan hampir saja terjatuh.

"Pintunya sudah kubuka, silahkan keluar!"

"Sombong sekali kamu, Tris! Niatku ini baik, tapi kamu malah menghinaku!"

"Aku tidak menghilang, aku hanya membuka matamu! Sadarlah!"

"Nona Anita, anda sudah dengar apa kata Bosku? Mari saya antar ke depan!"

Saat Iyan memegang lengan Anita, justru Anita menghempaskannya.

"Aku bisa sendiri!"

Anita menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan Tristan dan Iyan.

"Hahaha... dasar ulat keket! Bos, bos, kenapa dulu kamu mencintai wanita seperti dia?"

"Itu kan, dulu! Mungkin mata batinku dulu tertutup! Tolong kamu selidiki dia! Jangan sampai dia jadi benalu dalam rumah tanggaku!"

"Siap, Bos! Jangan lupa bonus masuk rekening ya!"

"Sudah, ayo kita ke ruang meeting!"

"Baik, Bos!"

Mereka berdua menuju ke ruang meeting.

...----------------...

Next ya kak...

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

awas hati2 Tristan....jebakan apa yg akan Anita lakukan....tidak mungkin dia akan diam dan menerima penolakan mu 🙃🙃🙃

2024-02-27

2

Eka

Eka

uler kelet mendekat

2024-01-29

2

Sanjaria Abubakar

Sanjaria Abubakar

cobaan mulai datang

2023-12-27

3

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 Sah
3 Kanebo Kering
4 Tidur bertiga
5 Diantar Bunda
6 Mertua bar bar
7 Hati Salwa
8 Terkesima
9 Manis
10 Hasrat tertahan
11 Lautan asmara
12 Menu Baru
13 Coklat
14 Cemburu
15 Cerita Abi
16 Pacaran
17 Foto masa kecil
18 Penjelasan
19 Kedatangan Kayla
20 Ceper
21 Tamu tak terduga
22 Nenek jahat
23 Perdebatan
24 Kesalahan Roby
25 Ingin adik
26 Baju haram
27 Tanda-tanda
28 Gatal-gatal
29 Titik-titik
30 Kabar bahagia
31 Heboh
32 Resepsi
33 Insiden
34 Kado
35 Do'a Tristan
36 Klarifikasi
37 Tergila-gila
38 I love you
39 Misi
40 Rekaman
41 Fakta baru
42 Sakit Perut
43 Kecewa
44 Kesal
45 Godaan Salwa
46 Keputusan Hakim
47 7 bulanan
48 Melamar
49 Lahiran
50 Menyambut triple F
51 Sifat Khumairah
52 Aqiqah
53 Surprise
54 Sakit
55 Melepas rindu
56 Batin Tristan
57 Menemani Tristan
58 Bertemu Raja
59 Positif
60 Ngidam Bakso
61 Kabar duka
62 USG
63 Ujian
64 Detik-detik
65 Pindahan
66 Pernikahan
67 Khumairah
68 Kunjungan
69 Tuan Ahmed
70 Menyampaikan kebenaran
71 Menerima Kenyataan
72 Libur panjang
73 Kunjungan
74 Ospek
75 Fitnah
76 Hukuman
77 Keluarga impian
78 PPL
79 Pak Arif
80 Jatuh
81 Penasaran
82 Bocor
83 Batin Arif
84 Bukan kebetulan
85 Ulah Miss Gina
86 Pertemuan
87 Mobil Ira
88 Asma
89 Pesan
90 Jamuan
91 Menimbun Rindu
92 Pingsan
93 Lamaran
94 Halal
95 Bukan mimpi
96 Mau lagi
97 Novel baru
98 Fiting
99 Berpisah sementara
100 Resepsi
101 Melepas rindu
102 Kabar bahagia
103 Mantan
104 Bubur Ayam
105 Memberi pertolongan
106 Pertemuan
107 Berdamai
108 Akhir cerita
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Rumah sakit
2
Sah
3
Kanebo Kering
4
Tidur bertiga
5
Diantar Bunda
6
Mertua bar bar
7
Hati Salwa
8
Terkesima
9
Manis
10
Hasrat tertahan
11
Lautan asmara
12
Menu Baru
13
Coklat
14
Cemburu
15
Cerita Abi
16
Pacaran
17
Foto masa kecil
18
Penjelasan
19
Kedatangan Kayla
20
Ceper
21
Tamu tak terduga
22
Nenek jahat
23
Perdebatan
24
Kesalahan Roby
25
Ingin adik
26
Baju haram
27
Tanda-tanda
28
Gatal-gatal
29
Titik-titik
30
Kabar bahagia
31
Heboh
32
Resepsi
33
Insiden
34
Kado
35
Do'a Tristan
36
Klarifikasi
37
Tergila-gila
38
I love you
39
Misi
40
Rekaman
41
Fakta baru
42
Sakit Perut
43
Kecewa
44
Kesal
45
Godaan Salwa
46
Keputusan Hakim
47
7 bulanan
48
Melamar
49
Lahiran
50
Menyambut triple F
51
Sifat Khumairah
52
Aqiqah
53
Surprise
54
Sakit
55
Melepas rindu
56
Batin Tristan
57
Menemani Tristan
58
Bertemu Raja
59
Positif
60
Ngidam Bakso
61
Kabar duka
62
USG
63
Ujian
64
Detik-detik
65
Pindahan
66
Pernikahan
67
Khumairah
68
Kunjungan
69
Tuan Ahmed
70
Menyampaikan kebenaran
71
Menerima Kenyataan
72
Libur panjang
73
Kunjungan
74
Ospek
75
Fitnah
76
Hukuman
77
Keluarga impian
78
PPL
79
Pak Arif
80
Jatuh
81
Penasaran
82
Bocor
83
Batin Arif
84
Bukan kebetulan
85
Ulah Miss Gina
86
Pertemuan
87
Mobil Ira
88
Asma
89
Pesan
90
Jamuan
91
Menimbun Rindu
92
Pingsan
93
Lamaran
94
Halal
95
Bukan mimpi
96
Mau lagi
97
Novel baru
98
Fiting
99
Berpisah sementara
100
Resepsi
101
Melepas rindu
102
Kabar bahagia
103
Mantan
104
Bubur Ayam
105
Memberi pertolongan
106
Pertemuan
107
Berdamai
108
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!