Tawuran

Kirana keluar dari bengkel dengan wajah sumringah. Akhirnya motor kesayangannya telah selesai diperbaiki. Masih pukul 6 sore. Kirana mengambil motornya sendiri karena Gara masih sibuk dikampus barunya. Kirana sampai heran apa saja yang dilakukan Gara dikampus sampai lupa jalan pulang. Kirana akui bahwa kakaknya itu sangat mudah bergaul. Buktinya sekarang abangnya sudah mengikuti banyak organisasi, entah apa saja. Kirana memakai helm fullface barunya. Menyalakan motor lalu memandang polos setir dihadapannya.

"Gue inget gak ya cara nyetir motor?" Gumah Kirana. "Halah bodoamat, coba aja dulu."

"Bismilahirohmanirohim." Doa Kirana setelah itu mengegas motornya pelan. Tanpa membuang waktu lama tangan dan kaki Kirana sudah fasai menggendalikan motor seolah-olah sudah ahli. Ajaib.

"Eh gila! Tangan gue gerak sendiri. Wahhh berasa pembalap profesional gue." Bangga Kirana.

Kirana menaikkan kecepatan laju motornya, menikmati udara segar dimalam hari. Melepas kerinduan dengan motor kesayangannya, Jerry. Kirana menamai motornya dengan nama Jerry, Kirana memang aneh jangan heran. Ponsel Kirana juga memiliki nama. Sudah setengah jam Kirana muter-muter tak tentu arah.

Sampai telinganya mendengar kegaduhan, matanya dengan spontan mencari sumber kagaduhan itu. Good, kegaduhan itu berasal dari dalam lapangan. Kirana tidak begitu jelas melihat kegaduhan apa yang terjadi, yang dia lihat hanya motor yang berjajar rapi di pinggir jalan, karena lapangan dilapisi benteng tinggi untuk memisalkan jarak antara lapangan dan jalanan, jika ingin melihat kedalam lapangan harus masuk terlebih dahulu. Karena Kirana termasuk spesies yang kepo terhadap sesuatu, tanpa rasa takut Kirana menghampiri lapangan. Memakirkan motornya disebelah motor hitam, tanpa melepas helmnya Kirana mengintip disela-sela beteng.

"Pantesan rame orang lagi tawuran. Gak ada kerjaan apa ya." Kata Kirana setelah mengetahui didalam lapangan.

Mata Kirana melihat sekitar. Matanya melotot. "Itukan Alex." Kirana menatap motor hitam disamping motornya dengan horor. "Sialan tuh bocah. Kemarin ngetawain gue ditengah lapangan sekarang ada kayak gini malah gak ngehubungi gue." Murka Kirana melihat Alex yang tengah memukul lawannya. Kirana tau siapa itu, Jacky.

"Kasih kejutan apa ya?" Pikir Kirana sejenak sampai sebuah lampu muncul dikepalanya dengan terang. Kirana tersenyum jail. "Anggap aja ini kejutan."

Kirana menghampiri motornya, menutup kaca helmnya. "Jerry mari kita beraksi." Kirana mengengas motornya dengan semangat menimbulkan suara berat nan bising. Dengan senyum Kirana melajukan motornya kedalam lapangan membelah aksi tawuran itu tanpa rasa takut jika ada yang menjadi korban. Kalau pun ada bodoamat pikir Kirana.

BRUMM BRUMMM BRUMMMM.

Hening semua pasang mata melihat kearah motor merah itu. Terkejut. Siapa orang dibalik helm yang melekat dikepalanya itu. Alex meneliti motor merah itu dengan inten lalu matanya melotot begitu juga dengan yang lainnya merasa tidak asing dengan motor merah itu. Apalagi dengan stiker diplat depan motor itu. Tulisan latin dengan kata FATAL.

"Lex, itukan Kirana. Anjir kenapa tuh anak bisa disini. Lo kasih tau ya." Celetuk Luis yang sudah berada disamping Alex.

Alex menggeleng.

Semua diam melihat aksi selanjutnya.

Kirana melepas helmnya membuat rambut merah badainya ikut keluar. Tanpa turun dari motornya tetap duduk dengan tenang. Semua orang dibuat takjub dengan adegan itu seolah-oah sedang melihat sinetron ditv. Kirana merapikan rambutnya agar terlihat rapi.

"Hy." Sapa Kirana dengan senyuman. "Santai aja kali lihatnya. Gue tau kok gue cantik." Kirana menyisir rambutnya kebelakang membuat kesan cantik. Mata Kirana menatap jam putih dipergelangan tangan kirinya. Pukul tujuh malam.

"Gak kurang malem ya kalian berantem. Ini itu masih sore seharusnya buat hal yang bermanfaat kek. Mending kalian yang islam sholat dulu sana biar dosa kalian berkurang trus selesai sholat barantem lagi gapapa."

Kirana melangkah mendekati Jacky yang tengah memandangnya remeh. "Apa kabar Jacky Darmawan?"

Jacky tersenyum sinis. "Lama tak jumpa Kirana. Oh lupa kitakan sudah jumpa satu minggu yang lalu."

"Long time no see Jacky." Kata Kirana. "Gimana lo masih brengsek kayak dulu?"

Jacky diam menunggu ucapan Kirana selanjutnya. "Diem gue anggap iya. Gue cuma mau kasih tau kalau Raya masih hidup." Bisik Kirana disamping telinga Jacky. Semua penasaran apa yang telah dikatakan Kirana samapi Jacky terkejut bukan main.

"Apa maksud lo?" Jacky menatap Kirana tajam.

"Lo gak tau? Yaelah kemana aja lo selama ini. Jelajah mencari kitab suci bantuin sung ho kong? Gue seneng sih seenggaknya Raya dijauhkan dari cowok brengsek kayak lo" Ucap Kirana sinis.

Jacky mengeram kesal. Sudah sering dia mendengar kalimat menyakitkan itu. Tapi, ketika Kirana yang mengucapkan terasa berbeda hatinya sangat tertohok. Matanya menatap Kirana tajam.

"Lo lain kali kalo ada olahraga kayak gini ajak-ajak dong. Gue kan juga mau ikut." Kirana menunjuk Alex kesal. Hanya Kirana yang senang jika diajak tawuran.

Jacky menghantam Kirana tepat disudut bibirnya. Kirana terkejut tidak menyangka akan mendapatkan serangan dadakan. Mata Resor membulat sempurna, amarah mereka kembali berkobar. Tidak terima jika Leadernya terluka. Karena mereka sangat menghormati perempuan.

Lapangan kembali ricuh. Aksi baku hantam itu kembali gaduh. Kirana sangat senang serasa mendapatkan uang satu miliyar. Tadi Alex yang kalap sekarang giliran Kirana. Kirana berhadapan dengan ketua Fire, Jacky Darmawan.

Tunjangan keras dari Kirana mengenai dada Jacky. Sesak. Dengan cepat Jacky berdiri membalas tendangan Kirana sampai tersungkur ketanah. Tangan Kirana mengepal, dadanya naik turun hanya dirinya satu-satunya cewek di aksi malam ini. Emosinya meluap saat bertatapan dengan mata si brengsek Jacky.

"Cuma ini kemampuan lo. Berubah lebih lemah dari yang dulu." Kata Kirana menyindir.

"Lo lebih banyak bacot ya sekarang." Kata Jacky pada Kirana yang tengah merapika jaket hitamnya.

"Iyalah gue hidup didunia ini bukan menjadi orang yang sama." Kata Kirana lalu memukul Jacky dengan ganas. Jacky mengelak kembali membalas pukulan itu. "Gue tau lo bohong. Siapa yang lo lindungi Jacky."

Jacky tampak terkejut. Dia melempar tunjangan tapi melesat Kirana lebih dulu menangkap kepalan tanganya lalu memelintirnya kebelakang. Jacky akui Kirana sangat hebat dalam hal bela diri sebagai seorang cewek. "Gue bakal cari tau sendiri. Kalo lo pengen ketemu Raya lo datang ke rumah sakit jiwa Permata Bunda. Raya ada disana."

...****************...

"Pelan-pelan anjir." Umpat Luis pada Kirana yang tengah mengobati lukanya.

"Lo cowok bukan sih gitu aja sakit."

"Gimana gak sakit lo dari tadi tuh neken-neken nih luka." Bacot Luis menatap Kirana tajam.

"Masih untung gue obati." Mereka sekarang tengah saling mengobati satu sama lain dibasecamp setelah tawuran tadi mereka langsung melesat ke basecamp untuk melihat keadaan Daniel.

Alex memandang datar teman-temannya. Teriakan demi teriakan menggelegar di ruangan ini, tak jarang juga mereka mengumpat kesal. Alex memijit pangkal hidungnya pusing, bagaimana bisa lebih dari 20 orang terkapar di ruangan ini. Apalagi dengan suara Kirana yang selalu mengoceh tidak jelas karena tidak tau menahu tentang semuanya, Kirana tambah heboh ketika melihat Daniel yang tak berdaya diatas kasur dengan luka lebam disekujur tubuhnya. Dari awal masuk basecamp sampai sekarang Kirana belum berhenti untuk bercelote dan Luis yang menjadi korban pelampiasannya.

"Lo punya dendam terselubung ya sama gue." Kata Luis menatap tajam Kirana.

"Apa? Mau gue tambahin tuh luka." Sewot Kirana yang membuat Luis merenguk di sofa.

"Dasar iblis." Ucap Luis yang membuat semuanya tertawa.

"Oyy, Na ada donat tuh di kulkas." Kata Reza yang daritadi kupingnya sudah panas karena ocehan Kirana.

Mendengar kata donat mata Kirana langsung berbinar hebat. Semua yang ada disana terkikik geli melihat Kirana, tidak berubah. Karena mereka tetap menganggap Kirana gadis kecil mereka, yang patut mereka jaga. Meski Kirana baru mengumumkan comebacknya beberapa hari yang lalu tapi Kirana sudah akrab sama anggota yang lain.

Kirana melangkah riang keluar dari dapur dengan membawa satu kotak donat lalu duduk disamping Alex. Kirana mengambil donat dengan topik coklat diatasnya mengingitnya dengan senyuman.

"Gak ada yang boleh minta, ini punya gue." Kata Kirana. "Termasuk lo Bay." Lanjutnya ketika melihat Ibay ingin mengambil donat dipangkuannya.

"Yaelah Na, pelit banget lo." Kata Ibay masam sementara Kirana menjulurkan lidahnya.

"Bodo amat." Kata Kirana. "Eh Lex gue baru nyadar banyak wajah baru ya."

Alex memutar bolanya malas. "Lo mau tau muka lama? Tuh Ibay tuh sampe enek gue liatnya." Alex menunjuk Ibay dengan dagunya.

"Iya sampe kadarluwarsa." Sambung Reza.

"Muka ganteng kayak gini dikatain kadarluwarsa. Jahat lo pada." Ucap Ibay menyisir ramburnya kebelakang.

"Lex, gue rasa sekarang Jacky ngincar Kirana deh." Kata salah satu anggota dengan rambut gondrongnya.

Alex menatap Kirana yang masik asik dengan donatnya tanpa memperdulikan yang lain. Memang untuk membuat Kirana diam itu hanya donat. Gadis itu maniak donat. Alex sengaja membeli banyak donat untuk berjaga-jaga jika mulut Kirana kerasukan kayak tadi. Omongannya ngalor ngidul.

"Iya Lex gue lihat tadi tatapan Jacky beda banget ketika mandang Kirana." Sahut yang lainnya. Kini ruangan disana menjadi hening dengan menatap Kirana yang masih asik dengan donatnya. Mereka saling pandang lalu tersenyum geli melihat Alex yang tidak lepas menatap Kirana.

"Gue kira gak usah khawatir deh. Lo lihat sendiri nih anak gak merasa banget lagi dikhawatirin."

"Iya gue setuju sama lo."

"Udah kali Lex natapnya gak mungkin kita ambil kok Kirana nya."

"Aduhh pengen gue tabok lo ya. Gak tau situasi banget."

"Iyamah yang sedang menatap pujaan hati."

Semua orang disana terbahak. Alex mengalihkan pandangannya kearah lain. Merasa tawa yang lain belum mereda Alex menatap semua orang tajam dan seketika ruangan menjadi hening.

"Lo gak pulang." Kata Alex pada Kirana.

"Lo ngusir gue?"

"Ini udah malem. Lo gimana caranya bisa ada dilapangan."

Kirana meletakkan kotak donat yang sudah kosong itu diatas meja.

"Gue tadi ngambil motor trus jalan-jalan gak sengaja lewat lapangan." Kata Kirana. "Trus gue liat ada rame-rame gue kira ibu-ibu arisan. Ternyata ada tawuran."

"Jangan lewat situ lagi. Disana sepi kalo lo diculik Jacky gimana." Alex menatap Kirana serius. Yang lainnya ikut tegang mengerti pembahasan kali ini tengah serius.

"Ya bagus dong. Gue masih punya masalah sama tuh kadal mesir." Kata Kirana santai tanpa beban.

Alex menyentil dahi Kirana. "Gue kira lo tambah pinter dikit tapi masih sama ya bego."

"Lo punya masalah apa sih sama Jacky?" Tanya Reza.

Kirana diam. "Dokumen negara. Lo orang gak penting jadi diharamkan untuk tau." Kirana bangkit dari duduknya meronggo sakunya mengeluarkan kunci motor.

"Gue cabut. Nanti pawang gue nyariin." Kirana keluar tapi belum genap 2 meter dia memutar badannya. "Makasih ya donatnya, sering-sering beliin donat karena membuat orang seneng itu termasuk pahala." Kata Kirana dengan senyuman manis.

Alex mengangguk.

"Kebiasaan tuh anak. Gue berani taruhan kalo Kirana cabut buat ngalihin pembicaraan." Kata Luis menatap punggung Kirana yang telah keluar tidak lama terdengar suara motor yang kian menjauh.

"Ren, lo ikutin Kirana pastiin dia sampek dirumah dengan selamat." Kata Alex pada Rendi.

"Siap bos." Jawabnya lalu kaluar.

"Gue mau ngomong, jadi tolong dengerin."

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!