"Gila! Ini sekolahan kok jadi heboh gini sih." Kata Ibay sambil memakan mie ayamnya.
"Takdir kali." Sahut Reza santai.
"Eh ada neng Ghea mau kemana neng?" Goda Ibay pada Ghea yang tengah lewat.
Tidak ada respon dari Ghea. Dia menghiraukan ucapan Ibay. Tidak dapat dielak lagi jika Ibay sudah lama mengejar-ngejar Ghea tapi tidak pernah mendapat respon.
"Sabar Bay sabar. Jodoh gak akan kemana kok." Kata Daniel prihatin.
"****** lo Niel. Ngomong aja lo mau ngeledek gue." Ibay lebih menekuk wajahnya.
"Tau aja lo." Kata Daniel membuat semuanya tertawa kecuali Alex. Dia diam memikirkan sesuatu. Diamnya Alex membuat yang lain heran tidak biasa Alex akan sediam ini.
"Lo kenapa sih?" Tanya Luis pada Alex.
"Kalo Kirana tanya soal bang Rangga gimana. Kita harus jawab apa." Kata Alex membuat semuanya diam.
"Udah deh gausah dipikirin dulu. Nanti kita rundingan sama yang lain enaknya gimana." Jawab Reza.
"Tumben otak lo jalan, Ja." Kata Ibay.
"Lo belum pernah dicabein ya tuh mulut."
"Suruh semuanya kumpul nanti malem dibasecamp. Kecuali Kirana jangan kasih tau dulu." Pintah Alex. Luis langsung meraih ponselnya lalu mengetikkan sesuatu disana.
RESOR
"Nanti malem kumpul di basecamp jam 7 jangan sampe ada yang gak dateng. Usahain dateng karena pak bos ingin mengatakan sesuatu."
Begitulah mungkin isi pesan yang dikirimkan Luis pada grup chat Resor.
"Wis, jaketnya udah jadikan?" Tanya Alex menatap Luis.
Luis mengangguk. "Udah beres tinggal bagi ke yang lain. Oh ya gue juga udah pesenin buat Kirana."
"Bagus. Karena posisi Kirana saat ini sedang gak aman." Semuanya mengangguk.
...****************...
Mitos atau fakta jika pekerjaan yang ditugaskan berkelompok akan dikerjakan oleh satu orang saja namun semua mendapat nilai yang sama walaupun hanya satu orang yang mengerjakan.
Alex kini tengah melakukan hal itu.
Cowok itu tengah menulis dengan serius sedangkan teman-temannya sedang bercanda ini itu. Kerutan tercetak jelas kala melihat jawabannya tidak sesuai dengan pilihan jawaban yang ada dibuku paket, dengan sabar dia menghitung kembali guna mencari jawaban yang benar.
Dia sedang mengerjakan tugas matematika, yang seharusnya dikerjakan berkelompok tapi hanya dia yang mengerjakan. Karena teman sekelompoknya itu tidak lain dan tidak bukan adalah Daniel, Ibay, Luis dan Reza. Sebenarnya mereka tidak satu kelompok kalo bukan karena Daniel yang ngotot ingin memilih kelompoknya sendiri pada Bu Jesy, kenapa mereka tidak membantu Alex mengerjakan tugas? Karena mereka berempat tidak suka matematika liat angkanya saja sudah bikin perut mual.
Daniel dan Ibay lebih cenderung menguasai Biologi daripada matematika apalagi jika guru sedang membahas alat reporduksi kedua orang itu akan sangat bersemangat.
Sedangkan Luis dan Reza mereka lebih menguasai soal esai daripada menghitung. Kalo Alex, jangan ragukan otak cerdasnya dia hampir bisa menguasai semua mata pelajaran, meski dia nakal tapi dia sangat jenius.
Jangan heran jika cowok itu sekarang sedang menjadi perbincangan hangat dikantor guru. Karena yang awalnya anak baik-baik, taat peraturan dan tidak pernah membuat masalah apa-apa berubah menjadi cowok beringas, dan itu menjadi tanda tanya besar dikepala guru-guru SMA Purnama. Bukan hanya guru tapi semua penghuni SMA Purnama. Alex dan yang lainnya sudah melepas topeng masing-masing, inilah diri mereka yang sebenarnya. Dulu sangat penuh kepalsuan ini sudah direncanakan sejak awal.
"Gue emang ganteng ya. Gak salah cewek-cewek pada ngejar-ngejar gue." Ujar Ibay sambil melihat wajahnya didepan cermin berbentuk bunga dengan warna pink hasil merampas dari Susan.
"Iyalah lo dikejar-kejar kan mereka mau nagih utang sama lo." Sahut Reza.
"Orang sirik mah gitu, fitnah mulu." Jawab Ibay dramatis tetap tidak mengalihkan pandangannya dari depan cermin.
"San, bisa pecah kaca lo dibuat ngaca Ibay." Terial Daniel pada Susan.
"Ibay balikin kaca gue! Make up gue mau luntur nih kalo gak ada kaca." Tidak bisa dipungkiri jika hanya Susan lah yang selalu rempong tentang penampilan dikelas ini, sedangkan murid yang lain biasa aja. You know lah kelas unggulan isinya kutu buku semua, pinter-pinter.
Tapi jika tidak ada yang membuat rusuh pasti kelas ini ada hambar. Oleh karena itu mereka bersyukur masih ada Ibay dan Daniel yang suka membuat keributan dikelas. Mereka akan bertengkar karena hal sepele sedangkan Reza dan Luis tim melerai, jika topik mereka asik mereka tidak tanggung-tanggung untuk taruhan siapa diantara Ibay dan Daniel yang menang. Alex? Jangan ditanya dia pasti akan diam menyaksikan keempat temannya yang ribut. Itu hiburan manarik bagi Alex.
"Yaelah gue heran deh. Lo tuh mau sekolah apa kondangan sih? tebel banget tuh bedak." Sahut Ibay melihat sekilas Susan didepannya.
"Gue tuh harus selalu cantik ya." Sahut Susan mengibaskan rambutnya centil. "Mana kaca gue!" Lanjutnya.
"Cantik enggak kayak ondel-ondel iya." Celetuk Daniel pelan namun masih bisa di dengar oleh Susan.
"Apa lo bilang!?" Susan menghampiri tempat duduk Daniel dengan langkah yang dihentak-hentakkan dengan seketika ia menarik rambut Daniel tanpa perasaan membuat tawa satu kelas pecah kecuali Alex tentunya. Cowok itu masih fokus pada soalnya.
"Eh? Susan lo apa-apaan sih! Sakir monyet!." Teriak Daniel kesakitan berusaha melepaskan tangan Susan dari rambutnya.
"Wahhh San lo dipanggil monyet. Kurang ajar dia San! Tarik lebih kenceng lagi San." Ucap Reza masih tertawa melihat ekspresi Daniel yang kesal.
"Apa! Lo bilang gue monyet." Bukannya melepaskan Susan makin bersemangat menarik rambut Daniel.
"Udah San gak usah kasih ampun. Botakkin sekalian!" Suara Luis menggelegar berusaha mengompor-ngompori Susan.
"Bangsat lo Wis!"
"Minta maaf gak." Lanjut Susan dengan mata melotot.
"Iya iya maaf."
Susan melepaskan tangannya dari rambut Daniel dengan cara tidak manusiawi. Dia melepaskan dengan dorongan sehingga kepala Daniel terbentuk meja didepannya yang mengundang gelak tawa satu kelas. Ibay lah yang paling keras tertawa.
"Gila rambut cetar gue rontok. Bangsat emang tuh cewek." Keluh Daniel melihat rambutnya yang jatuh bebas diatas meja.
"Lo berhenti ketawa. Bego!" Daniel menggampar kepala Ibay karena kesal
Ibay seketika diam. Dia kembali menggampar kepala Daniel dengan wajah datar, seperkian detik kemudian dia tertawa kembali bahkan lebih kencang mengundang tatapan satu kelas.
"Bangsat!" Sudah dijambak ditampar pula.
Alex mengeram kesal konsentrasinya terganggu dengan tawa jahat Ibay. Alex melempar pulpen digenggamannya tepat didahi Ibay menatap Ibay tajam sedangkan yang ditatap hanya nyengir tidak berdosa.
"Ampun Lex."
"Nih lo kumpulin udah selesai."
Ibay berdiri lalu hormat didepan Alex. "Siap komandan laksanakan." Ibay mengambil kertas dimeja Alex lalu melangkah kedepan dengan langkah paskibra.
Terlihat Ibay sangat menghayati setiap langkanya seolah-olah dia sedang melaksanakan upacara di Istana Negara. Kertas itu diletakkan dikedua tangan Ibay seperti membawa sang Merah Putih untuk dikibarkan.
Dengan langkah mantap Ibay kedepan lalu dengan tegas kertas itu diserahkan pada Rena yang sedang menata kertas jawaban dari kelompok lain. Rena menyengit melihat Ibay yang menyerahkan kertas itu persis seperti petugas upacara menyerahkan berndera agar segera dikibarkan. Semua penghuni kelas diam melihat tingkah laku Ibay yang abstrak.
"Lo ngapain Bay?" Tanya Rena heran.
"Kertas siap dikumpulkan." Jawab Ibay tegas dengan pandangan lurus kedepan badannya pun juga tegap. Setelah kertas itu diterima oleh Rena, Ibay balik kanan lalu melangkah dengan tegap memuju meja Alex setelah sampai Ibay jalan ditempat lalu hadap kanan dan berhenti disamping meja Alex.
Ibay hormat. "Tugas selesai." Ibay mengucapkan dengan intonasi tinggi seperti berteriak tapi masih tegas pandangannya masih lurus kedapan. Alex terlonjak kaget begitu juga Daniel, Reza dan Luis yang sendari tadi hanya melihat kelakuan Ibay. Kelas masih hening tidak ada suara. Ibay juga masih hormat dihadapan Alex.
"Bocah edan." Ucap Alex mendongak ke atas melihat Ibay karena posisi Alex duduk dan Ibay berdiri disampingnya
"Niel, lo ada air mineral gak?" Tanya Reza masih melihat Ibay yang masih hormat.
"Ada Ja kenapa?" Jawab Daniel lalu memberikan botol mineral didepannya kepada Reza. Reza berdiri disamping Ibay lalu meminum air masih menjadi tontonan dikelas. Anehnya Reza tidak menelan air itu membuat heran semuanya.
BYUUUURRR.
Semua orang melotot melihat Reza menyemburkan air didalam mulutnya tepat didepan wajah Ibay. Lalu dengan cepat Reza meletakkankan tangannya didahi Ibay sampai alis dan kelopak mata Ibay ikut terangkat secara paksa.
"KELUARLAH KAU KELUAR! HE IBLIS KELUAR LO DARI TUBUH TEMEN GUE."
"KELUARLAH KAU KELUAR!"
"KELUARLAH KAU JIN! KELUARLAH."
“SESAMA JIN TIDAK BOLEH SALING MERASUKI.”
“GUE GAK KESURUPAN ANJENG.”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments